Inibaru.id – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memutuskan untuk menutup sementara Pulau Komodo mulai Januari 2020. Berdasarkan rencana, taman nasional yang berada di Kabupaten Manggarai Barat, NTT ini akan ditutup selama setahun. Keputusan ini dibuat untuk memperbaiki situasi Komodo yang habitatnya terancam.
Penutupan Pulau Komodo ini mengundang reaksi dari berbagai pihak. Sejumlah media luar negeri seperti media online di negara berbahasa Jerman, yakni Jerman , Austria, dan Swiss juga ramai memberitakan tentang rencana penutupan ini.
Salah satunya adalah media online terkemuka Jerman der Spiegel. Lewat artikel “Indonesiens Dracheninsel bleibt 2020 geschlossen” (Pulau Komodo Indonesia tutup di tahun 2020), mereka menyampaikan kepada pembacanya tentang penutupan Pulau Komodo untuk turis dengan alasan perlindungan terhadap satwa di sana.
Dilansir Detik.com, Jumat (5/4/2019), situs sterreichischer Rundfunk (ORF), sebuah Lembaga Penyiaran Austria, juga membahas singkat rencana ditutupnya Pulau Komodo dengan headline berita “Indonesien sperrt ,,Dracheninsel” Komodo fr ein Jahr” (Indonesia menutup Pulau Komodo untuk satu tahun).
Sementara situs online dari Swiss Neue Zrcher Zeitung melalui artikelnya yang berjudul “Indonesien schliesst seine Dracheninsel ein Jahr lang fr Touristen – zum Schutz der seltenen Komodowarane” (Indonesia menutup Pulau Komodo dari turis – untuk melindungi spesies komodo yang langka) memberikan informasi lengkap mengenai hewan komodo dan wilayan tempat tinggal komodo di Kepulauan Nusa Tenggara. Dalam artikelnya, mereka memberikan kritik mengenai keputusan penutupan Pulau Komodo.
"Sejauh mana penutupan pulau untuk wisatawan akan memperbaiki situasi komodo, masih harus dipertanyakan. Ancaman utama terhadap komodo adalah meningkatnya fragmentasi habitat mereka dan penurunan populasi rusa jawa, babi hutan dan kerbau - mangsa utama komodo. Tidak hanya pariwisata yang telah menyebabkan ini, melainkan juga perburuan liar. Kebakaran yang disebabkan manusia dan pembukaan lahan untuk lahan pertanian juga sangat membatasi habitat komodo dan mangsanya," tulis Gian Andrea Marti selaku penulis artikel tersebut.
Berbeda dengan Swiss, media berbahasa Inggris, yakni The Insider dan The Washington Post, menuliskan artikel yang membahas kemungkinan adanya tindak penyeludupan komodo yang menjadi alasan ditutupnya objek wisata tersebut.
Judul pada laman situs Thisisinsider.com berbunyi "Komodo island is reportedly closing until 2020 because people keep stealing the dragons" (Pulau Komodo dilaporkan ditutup sampai 2020 karena orang-orang terus mencuri komodo) dan Washingtonpost.com "Komodo Island is shutting down because people keep smuggling the dang dragons" (Pulau Komodo ditutup karena orang-orang terus menyelundupkan hewan itu).
Sementara itu, alasan penutupan Pulau Komodo sebenarnya diakibatkan adanya aksi pencurian dan penyeludupan yang sudah dilakukan selama 2016-2019. Ada lima tersangka yang berhasil ditangkap dan mengaku menjual komodo seharga Rp 500 juta per ekor. Nggak hanya komodo, tetapi hewan-hewan yang berasal dari Indonesia Timur juga dicuri seperti kucing liar, burung kasuari, dan kakatua.
“Hewan-hewan ini dijual untuk obat tradisional. Komodo dapat digunakan untuk membuat antibiotik,” kata Rofiq Ripto Himawan, Komisioner Polisi Jawa Timur melalui telepon seperti dilansir Channelnewsasia.com, (27/3).
Sobat Millens setuju nggak sih kalau Pulau Komodo ditutup selama setahun? (IB07/E04)