Inibaru.id - Seberapa penting kamu peduli dengan kesehatan telinga? Kebanyakan orang mungkin nggak akan datang ke dokter untuk memeriksa telinga jika nggak ada masalah pendengaran. Tapi sebenarnya, seperti organ lainnya, telinga juga butuh dicek secara berkala.
Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan Bedah Kepala Leher Indonesia (PP PERHATI KL) Jenny Bashiruddin menjelaskan bahwa di telinga itu terdapat kelenjar sebasea dan kelenjar serumen yang akan menghasilkan kotoran di sepertiga lubang. Seharusnya kotoran itu bisa keluar sendiri. Tapi jika mau kamu bersihkan, nggak boleh menggunakan cutton bud, ya!
"Kami nggak merekomendasikan untuk dibersihkan sendiri, jadi caranya kalau memang kotorannya cepat banget ada harus enam bulan sekali dibersihkan ke dokter," ucap Jenny.
Selain itu, datang ke dokter THT untuk memeriksakan telinga bertujuan untuk mengetahui tingkat pendengaran. Bagi pegawai dengan tempat kerja yang bising melebihi 85 desibel, maka pemeriksaan pendengaran dianjurkan 1 tahun sekali. Tapi, jika tempat kerja nggak bising, pemeriksaan pendengaran cukup 2 atau 3 tahun sekali.
Penggunaan Headsest
Nggak cuma tempat kerja yang bising, sering bekerja dengan menggunakan headset juga menyebabkan telinga kita berpotensi terganggu lo, Millens.
Ya, headset memang sering digunakan untuk rapat secara daring. Namun, jangan lupa penggunaan headset juga ada batasan-batasannya. Penggunaan headset yang berlebihan akan mengakibatkan gangguan pendengaran.
"Untuk penggunaan headset volumenya tentu nggak boleh besar-besar, setidaknya 60 persen dari volume yang ada," kata Jenny dalam konferensi pers secara virtual.
Menurutnya, setelah 1 jam, penggunaan headset harus dihentikan dan istirahat selama 1 jam. Dengan demikian kesehatan pendengaran akan tetap terjaga.
Gangguan Pendengaran Dapat Dicegah
Keseharian kita memang nggak bisa lepas dari headset. Selain untuk rapat daring, terkadang kita menggunakan alat itu untuk mendengarkan musik atau menonton film.
Asal tahu batasan, kita akan terhindar dari gangguan pendengaran. Sebaliknya, jika bebal dan menganggap sepele, maka gangguan pendengaran bisa menyerang meski usia kita masih muda.
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr Maxi Rein Rondonuwu mengatakan kesehatan pendengaran merupakan hal penting untuk diwujudkan di seluruh siklus hidup manusia.
Gangguan pendengaran mampu diatasi apabila dapat diidentifikasi tepat waktu. Jadi deteksinya secara dini dan segera mendapatkan perawatan yang tepat.
"Gangguan pendengaran dapat dicegah melalui tindakan preventif seperti menghindari suara bising dalam kegiatan sehari-hari. Orang dengan risiko gangguan pendengaran agar melakukan pemeriksaan secara berkala," saran Dirjen Maxi.
Nah, sudah tahu pentingnya memeriksa organ telinga agar kita nggak mengalami gangguan pendengaran kan? Mulai sekarang kamu bisa lebih waspada dengan cara nggak terlalu sering menggunakan headset, ya! (Siti Khatijah/E05)
Artikel ini telah terbit di Medcom dengan judul Sering Meeting Online Pakai Headset, Waspada Gangguan Pendengaran.
