Inibaru.id – Meski sudah ada aturan resmi dari pemerintah bahwa cuti tahunan karyawan sekurang-kurangnya 12 hari, nyatanya kita masih kurang piknik. Data terbaru menyatakan bahwa rata-rata orang Indonesia hanya piknik 2,6 kali setahun.
Angka tersebut diambil dari data milik Organisasi Turisme Dunia (UN-WTO) dan diungkap oleh Direktur SDM dan Digital InJourney Herdy Rosadi Harman. Memang, data tersebut dirilis pada 2019 lalu. Tapi, hal itu sudah membuktikan bahwa masyarakat kita memang kurang piknik meski tinggal di negara dengan destinasi wisata yang berjibun.
“Orang Indonesia kurang piknik, per tahun cuma 2,6 kali (perjalanan),” ujar Herdy sebagaimana dilansir dari Liputan6, Senin (12/12/2022).
Frekuensi Piknik yang Ideal
Lantas, apakah ada keuntungan yang bisa didapatkan orang yang sering piknik? Kalau menurut dr Seruni Mentari Putri, orang yang melakukannya bisa mendapatkan kesehatan mental yang lebih baik. Penyegaran pikiran bisa meredakan burnout dan stres. Dia pun menyarankan semua orang untuk memaksimalkan jatah cuti 12 hari setahun.
“Gunakan satu hari jatah cuti setiap bulan. Dengan cara ini, kamu nggak akan terlihat mencolok dalam memakai jatah cuti,” ungkapnya sebagaimana dilansir dari Klikdokter, (29/12/2019).
Meski begitu, jika kamu punya kesempatan melakukan libur panjang karena ada cuti bersama seperti saat Idulfitri atau Natal dan Tahun Baru, nggak ada salahnya untuk mengambil libur lebih panjang. Soalnya, menurut penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of Happines, 8 hari dianggap sebagai durasi liburan yang ideal.
Kalau liburan lebih dari durasi tersebut, justru nggak ideal karena membuatmu kesulitan untuk kembali ke ritme kesibukan seperti biasanya setelah liburan.
Saat Piknik, Jangan Terganggu Pekerjaan
Biar piknik atau liburan kamu benar-benar maksimal, pastikan untuk nggak terganggu dengan pekerjaan apapun, ya! Jangan mengecek e-mail atau pesan-pesan yang berisi pekerjaan. Kalau kamu tetap melayani hal tersebut, maka liburan bakal jadi percuma karena nggak berkualitas.
“Itu sangat penting. Karena liburan itu yang utama adalah kualitasnya. Mau selama apapun liburan, kalau tetap dirusuhi pekerjaan, jadi nggak ada gunanya,” jelas psikolog Ikhsan Bella Persada sebagaimana dilansir dari Klikdokter.
Piknik memang penting. Tapi, yang lebih penting adalah punya uang untuk membayar semua biaya yang diperlukan untuk bisa piknik. Kenyataannya masih banyak orang dengan gaji nggak sampai bahkan mepet dengan upah minimum (UMK atau UMR). Tentu kondisi seperti itu sulit bisa melakukan piknik dengan pikiran yang tenang, ya?
Semoga saja semua orang bisa mendapatkan rezeki yang cukup agar nggak lagi kurang piknik ya, Millens! (Arie Widodo/E10)