Inibaru.id - Ada laporan yang menyatakaan anggur shine muscat atau anggur muscat mengandung residu kimia berbahaya. Padahal, seperti yang kita tahu, jenis anggur ini banyak diminati masyarakat Indonesia.
Dilansir dari The Nation, sebanyak 24 sampel anggur Shine Muscat dari 15 lokasi penjualan di Thailand diuji pada awal Oktober. Dari sampel tersebut, sembilan di antaranya berasal dari Tiongkok dan menunjukkan adanya 14 bahan kimia berbahaya yang kadarnya melebihi ambang batas keamanan 0,01 mg/kg.
Secara keseluruhan, ditemukan 50 jenis residu kimia, termasuk 22 yang tidak diatur dalam undang-undang pangan Thailand seperti triasulfuron, cyflumetofen, tetraconazole, dan fludioxonil. Lantas, bagaimana dengan anggur muscat di Indonesia?
Badan Karantina Indonesia (Barantin) merespons terkait hasil pemeriksaan otoritas Thailand terhadap anggur Shine Muscat asal Tiongkok. Pihaknya menegaskan seluruh komoditas yang masuk ke Indonesia baik itu hewan, ikan, dan tumbuhan juga buah telah melalui proses pengawasan dan pemeriksaan badan karantina.
"Setiap importasi buah anggur telah dilakukan pengujian residu pestisida, termasuk Klopirifos (Chlorpyirifos) di negara asal oleh laboratorium terakreditasi yang telah diregistrasi oleh Barantin dan dibuktikan dengan sertifikat hasil uji atau certificate of analysis (COA)," tulis Barantin dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Rabu (30/10/2024).
Lebih lanjut, Barantin juga melakukan monitoring terhadap komoditas yang dimasukkan ke Indonesia dengan pengambilan sampel dan pengujian keamanan pangan, termasuk residu pestisida, logam berat, mikotoksin, dan cemaran biologi. Monitoring ini bertujuan untuk menjaga dan memastikan kepatuhan negara pengekspor dalam pemenuhan persyaratan karantina untuk keamanan pangan.
Sejauh ini ada 3.561 jenis Pangan Segar Asal Tumbuhan/PAST seperti anggur, apel, beras, kiwi, kedelai, bawang, jamur, seledri, brokoli, strawberi, kacang almond, jeruk, dan cabai kering telah dilakukan monitoring pengujian, termasuk di antaranya 772 pengujian terhadap anggur dengan parameter pestisida. Hasilnya, monitoring terhadap produk impor buah anggur oleh Barantin hingga saat ini menunjukkan hasil di bawah ambang batas residu.
Meski dinyatakan aman oleh Barantin, sebaiknya kita sebagai masyarakat tetap waspada dalam mengonsumsi anggur muscat yang kita beli di pasar ya, Millens. Caranya adalah dengan mencuci secara benar anggur yang akan kita makan.
Kita bisa rendam anggur dengan air bersih selama 15 menit. Cara lain, rendam anggur dalam campuran 1 sendok teh baking soda dengan 4 liter air. Cara yang ketiga, rendam anggur dalam campuran 1 sendok makan garam dengan 2 liter air.
Kalau kita mencuci anggur muscat dengan benar, maka nggak perlu khawatir dengan bahaya zat berbaya. (Siti Khatijah/E07)