Inibaru.id – Dalam beberapa hari belakangan, pengelola akun Twitter Nasi Darurat Jogja Evan viral di media sosial karena menjadi korban dari ancaman revenge porn. Untungnya, dia mendapatkan dukungan dari banyak orang. Dukungan ini datang karena selama ini aksi sukarelawan yang dia koordinir sudah membantu banyak orang.
Memangnya, apa saja sih yang sudah dilakukan Nasi Darurat Jogja? Terkesan simpel sebenarnya. Dia membagi-bagikan makanan bagi siapa saja, yang memang sudah kehabisan uang dan nggak lagi punya solusi membeli makanan. Mereka yang meminta bantuannya bisa berupa anak rantau yang sudah bekerja, mahasiswa, atau memang orang yang sudah lama menganggur.
Asal kamu tahu, nggak mudah untuk mengoordinir permintaan bantuan yang bisa datang dari berbagai tempat. Memasak, membeli makanan, atau bahkan mengantar makanan ke pihak yang membutuhkan tentu memakan waktu, biaya, dan tenaga yang nggak sedikit. Belum lagi mengatur uang yang diberikan para donatur. Intinya, aksinya nggak sesederhana yang dipikirkan banyak orang.
Lantas, kok mau-maunya repot melakukan semua itu? Evan mengaku hal ini terinspirasi dari pengalaman pribadinya sendiri yang kehabisan uang dan nggak bisa membeli makanan. Laki-laki berusia 26 tahun itu kemudian memetik buah sukun di depan kosnya. Hanya sukun itulah yang dia makan selama tiga hari.
“Desember 2022 lalu aku kehabisan uang gara-gara perlu mengganti baterai dan LCD ponsel. Kalau nggak ada HP aku nggak bisa kerja. Rasanya sedih banget,” ceritanya sebagaimana dikutip dari Liputan6, Jumat (7/4/2023).
Setelah tiga hari makan sukun, Evan sempat terpikir menjual beberapa barang. Tapi, pada akhirnya temannya datang memberikan bantuan. Selama tiga hari kemudian, dia bisa makan dengan bantuan temannya sampai kemudian akhirnya mendapatkan pemasukan lagi. Sejak saat itulah, Evan bertekad memberikan bantuan yang sama kepada orang yang membutuhkan.
Awalnya Masak Sendiri, Lalu Akhirnya Membeli
Saat kali pertama menjalankan program Nasi Darurat Jogja pada 14 Januari 2023, Evan memasak sendiri makanan yang akan dia bagikan. Dia juga mengantarkannya sendiri dengan sepeda meski jarak pengirimannya terkadang sangat jauh. Tapi, karena hal ini membuatnya kehabisan banyak waktu dan tenaga, pada akhirnya dia memutuskan untuk membeli makanan saja untuk dibagi-bagikan.
Lambat laun, program yang menyasar orang-orang yang memang sudah nggak lagi punya solusi untuk mendapatkan makanan ini menarik perhatian banyak orang. Nggak hanya permintaan makanan yang meningkat, jumlah orang yang membantunya juga semakin banyak. Per April 2023 lalu, sudah ada 25 sukarelawan yang mau mengantarkan makanan ke orang-orang yang membutuhkan. Tapi, yang benar-benar aktif kini tinggal 6 sampai 7 orang saja.
“Saya data chat dari orang-orang yang meminta bantuan pada pukul 16.00-17.00 WIB. Setelah saya data, tinggal dipetakan per aera. Para sukarelawan pengantar biasanya paling lambat bergerak sebelum pukul 19.00 WIB. Nasinya beli di lokasi dekat dengan orang-orang yang mau didatangi sehingga masih baru. Per bungkus nasi dibatasi harganya Rp10 ribu,” jelas Evan tentang cara kerja Nasi Darurat Jogja selama ini.
Kini, rata-rata per hari Evan dan rekan-rekannya membagikan 70 bungkus nasi di 25 sampai 35 lokasi seantero Yogyakarta.
“Kami merasa bantuan tepat sasaran kalau ada yang minta satu atau dua kali lalu nggak minta lagi. Jadi dia memang saat itu butuh banget. Kalau minta lebih dari tiga kali, justru merasa dimanfaatkan. Tapi kalau memang masih ada sisa nasi akan tetap kita kasih,” pungkasnya.
Keren banget ya program Nasi Darurat Jogja ini, Millens. Semoga saja semakin banyak orang yang terbantu sekaligus terinspirasi dengan program luar biasa ini. (Arie Widodo/E05)