Inibaru.id – Tanpa mengenakan peralatan profesional, María Lorena Ramírez mencuri perhatian publik setelah mengalahkan 500 pelari perempuan dari 12 negara dalam ajang lari Ultra Trail Cerro Rojo di Puebla, Meksiko Tengah pada 29 April 2017. Yang menarik, dalam berlari dia hanya mengenakan sepasang sandal karet daur ulang.
Tahun sebelumnya, Maria menjadi runner-up pada kompetisi Ultra-maraton Caballo Blanco untuk kategori 100K di Chihuahua, Meksiko. Setelah itu, perempuan kelahiran 1 Januari 1995 tersebut rajin mengikuti lomba lari jarak jauh, masih dengan tampilan yang bersahaja: rok, kaus, dan terompah karet.
Pada 2018, nama Maria kian dikenal dunia setelah turut serta dalam ultra-maraton Tenerife Bluetrail di Spanyol. Bersama ayahnya, Santiago Ramírez, serta dua saudaranya, María Juana dan José Mario, mereka berlari bersama 2.400 peserta lain yang berasal dari 38 negara.
Di mata dunia, pencapaian Maria dan keluarganya tentu saja begitu istimewa. Mereka bukanlah pelari profesional. Namun, berlari dan berjalan jarak jauh memang menjadi keseharian perempuan asal Guachochi, Meksiko, tersebut, karena mereka adalah Rarámuri.
Suku Para Pelari Cepat
Rarámuri adalah sebutan untuk Suku Tarahumara, penduduk asli Amerika yang tinggal di Chihuahua. Sejak lama mereka dikenal dengan ketahanan tubuh dan kemampuan lari jarak jauhnya yang mengakjubkan. Konon, mereka bisa berlari 300 kilometer hanya dalam waktu dua hari.
Suku dengan populasi sekitar 70 ribu orang ini tinggal di Sierra Tarahumara, yang juga dikenal dengan nama Copper Canyon. Mereka hidup jauh dari jangkauan teknologi. Namun, ini justru membuat mereka punya ketahanan tubuh tinggi dan kamampuan berlari di atas rata-rata.
Tarahumara disematkan oleh Spanyol yang tiba di Meksiko pada abad ke-16. Mereka menyebut diri Rarámuri, yang secara harfiah berarti "mereka yang berlari cepat". Secara endonim, rarámuri merujuk laki-laki, sedangkan perempuannya mukí. Sementara, untuk jamaknya disebut omugí atau igómale.
Konon, kemampuan berlari Raramuri telah mereka miliki sejak zaman penjajahan Spanyol di Meksiko. Mereka memilih tinggal di kawasan pegunungan dan berpencar agar sulit ditangkap. Mereka juga melakukan migrasi.
Nggak Berhenti Berlari
Karena tinggal di kawasan terpencil tanpa adanya sarana transportasi yang memadai, satu-satunya yang bisa mereka lakukan untuk mencapai daerah lainnya atau saling berkunjung adalah dengan berlari. Nah, tradisi berlari ini kemudian diturunkan hingga ke anak-anak.
Secara alami mereka pun berevolusi menjadi para pelari terkuat di dunia. Mereka bisa berlari hingga ratusan kilometer dalam sehari tanpa beristirahat. Jika lelah, mereka tetap menggerakkan badan dan berjalan pelan. Setelah napas kembali lancar, mereka pun akan segera berlari kembali.
Berdasarkan buku Born to Run: A Hidden Tribe, Superathletes, and the Greatest Race in the World Has Never Seen karangan pelari Chris McDougall, orang-orang Tarahumara rajin mengonsumsi jagung, kentang, kacang-kacangan, apel, dan daging ikan.
Yang menarik, meski memelihara kambing dan sapi, mereka nggak memakan daging binatang ternak itu karena mereka hanya mengambil susu serta bulunya. Sebuah penelitian bahkan menyebutkan, orang-orang Tarahumara terbebas dari penyakit kronis layaknya kanker, serangan jantung, serta diabetes. Konon, ini karena mereka rajin berlari.
Berkaca dari para pelari Suku Tarahumara, harusnya kamu nggak mager untuk berolahraga, termasuk olahraga lari. Apa kamu perlu dijajah dulu untuk selalu berlari seperti para Raramuri ini, Millens? (Det/IB09/E03)