Inibaru.id – Rasa haru menyelimuti diri Yohanna Febrianti Hera yang baru saja resmi menjadi sarjana dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya Malang pekan lalu. Kendati dalam keterbatasan pengelihatan, gadis 28 tahun yang sempat dikenal dalam ajang pencarian bakat menyanyi tersebut dilantik dalam wisuda periode VIII yang dilangsungkan di Gedung Samanta Krida, Sabtu (10/2/2018).
Seperti ditulis Liputan6.com, Rabu (13/2/2018), mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris angkatan 2012 itu sebelumnya kehilangan kemampuan melihat karena glukoma. Namun, talenta menyanyinya yang luar biasa mampu membawa gadis kelahiran Surabaya, 7 Februari 1990, itu membuatnya terkenal melalui ajang pencarian bakat "X Factor Indonesia" pada 2013 silam.
Yohanna masuk Universitas Brawijaya melalui jalur khusus penyandang disabilitas. Dia mengaku bersyukur karena tempatnya mengenyam bangku kuliah memiliki Pusat Studi dan Layanan Disabilitas. Menurutnya, fasilitas tersebut sangat membantunya dan memberi peluang bagi penyandang disabilitas untuk bisa kuliah.
Baca juga:
Menanti Sekuel “Eiffel I’m In Love” yang Konon Lebih Dewasa
Mengintip Sajian Tok Panjang pada Pasar Imlek Semawis 2018
“Terima kasih, Universitas Brawijaya,” ucap Yohanna yang mengaku sempat depresi berat lantaran dijauhi teman-temannya setelah mengalami kebutaan pada Juli 2008 lalu.
Rektor Universitas Brawijaya Prof M Bisri mengaku mengapresiasi pencapaian yang berhasil diraih Yohanna, baik dalam hal akademik maupun non-akademik. Dalam kondisi kesehatan yang seperti itu, lanjutnya, Yohanna masih bisa menyelesaikan kuliahnya.
"Dia terus berupaya menyembuhkan matanya sekaligus semangat menyelesaikan pendidikannya. Ini bagus,” ungkap Bisri.
Dia berharap para penyandang disabilitas dapat diterima bekerja sesuai dengan bidangnya. Menurutnya, saat ini sudah mulai ada pegawai disabilitas di kementerian.
"Ini menunjukkan kalau masyarakat sudah cukup mengerti tentang hak-hak warga negara," jelasnya.
Baca juga:
Whatsapp Kini Sediakan Fitur Kirim Uang
Yang Dilakukan Go-Jek dengan Investasi dari ASII dan GDN
Sebagai informasi, Universitas Brawijaya merupakan pioner kampus ramah disabilitas di Indonesia. Pada 2013, universitas yang berdiri di Kota Malang sejak 1963 itu telah bekerja sama dengan Macquaire University untuk membuka Pusat Studi dan Layanan Disabilitas. Lembaga ini dibuat untuk memfasilitasi kebutuhan mahasiswa disabilitas, seperti seleksi, wawancara, simulasi kuliah hingga menyediakan relawan pendamping selama perkuliahan.
Selamat ya, Yohanna! Semoga kisahmu bisa menjadi inspirasi bagi Sobat Millens yang lagi malas merampungkan kuliah atau merasa minder lantaran menyandang disabilitas. Pasti ada jalan kok kalau berusaha. Semangat buat kita semua! (LIF/GIL)