Inibaru.id - Sewaktu
menonton grup musik eksperimental “Tridhatu” saya mendapati ada personelnya
yang memainkan alat musik yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Namanya adalah Layur. Lantaran masih langka, menguliknya tentu sangat menarik.
Saya menyambangi rumah sang pencipta alat musik ini yaitu, Andy Sueb, Kamis (19/12). Sebetulnya dia melakoni hidupnya bukan sebagai musikus. Namun lebih sebagai perupa dan desainer visual. Bahkan setengah dari rumahnya digunakan sebagai studio lukis. Banyak karya visualnya yang digunakan oleh berbagai macam produk. Lalu mengapa dia sampai membuat alat musik ini?
“Kalau di dunia seni rupa, tanpa karya kamu akan dikatakan bullshit. Maka dari itulah saya membuat
layur,” ujar pria lulusan Seni Rupa Universitas Negeri Semarang (Unnes) ini.
“Tapi bukan berarti saya nggak menganggap penting alat musik lain ya,”
tegasnya.
Andy Sueb menjelaskan kalau Layur ini sebetulnya merupakan “instalasi” dengan kata lain yaitu sebagai penerapan dari ilmu seni rupa. Dia merujuk pada mata kuliah Nirmala saat membuat Layur ini.
“Di seni rupa itu ada prinsip titik, garis, dan warna. Nah, di Layur ini menerjemahkan “titik” melalui bunyi. Kalau di musik konvensional 'DoReMiFaSoLaSiDo', kalau di Layur nggak seperti itu. Ini menerjemahkan seni rupa dengan bunyi,” kata Andy.
Saya pernah mendengar kata orang kalau bunyi layur bisa memunculkan hal magis tapi Andy nggak sependapat. Dia nggak pernah bermaksud menimbulkan citra itu. Namun, dia pasrah saja kalau penerimaan masyarakat demikian.
Bagian-bagian Layur terdiri dari besi karimba, kecapi, bass, singing bowl dan kayu jati. Semua perpaduan perkakas itu dimainkan Andy Sueb dengan piawai. Besi karimba inilah yang berfungsi meresonansi bunyi.
“Saya memang nggak terlalu pandai bermain musik, tapi setidaknya kuping saya peka dalam menangkap. Itulah yang mendasari terbentuknya berbagai macam chord versi Layur ini,” ujarnya.
Oh, iya, karena menganggap berbagai benda itu juga memiliki nyawa, Andy Sueb selalu memberi bunga kamboja atau dupa dengan alasan agar lebih wangi. Ya, sama seperti orang hidup yang butuh mandi. He
Soal bunyi layur yang berbeda dengan alat musik lain, Andy Sueb kembali menjabarkan kalau bunyi tersebut bisa menyentuh berbagai dimensi. Jadi yang mendengar nggak hanya manusia.
“Bagi saya, bunyi Layur ini memiliki kadar nilai spiritual. Spiritual berbeda dengan mistis lo ya. Spritual itu suci. Gamelan itu bagi orang-orang zaman dahulu keren. Sebab orang-orang dulu ukuran kontemplasinya masih tinggi. Berbeda dengan sekarang yang dipenuhi ingar-bingar. Makanya nggak banyak yang menikmati. Nah, begitulah bunyi Layur jika digambarkan,” jelasnya.
Nah, jadi itulah penjelasan dari alat musik Layur. Kamu sudah pernah mendengar alat musik ini dimainkan belum, Millens? (Audrian F/E05)