Inibaru.id - Ketepatan diagnosis oleh dokter menjadi kunci ketepatan treatment untuk kesembuhan pasien. Karena itu, dalam memperingati Hari Keselamatan Pasien Sedunia (World Patient Safety Day) 2024, dengan tema "Meningkatkan Diagnosis untuk Keselamatan Pasien", Wakil Menteri Kesehatan, Prof Dante Saksono Harbuwono menegaskan bahwa keselamatan pasien adalah tanggung jawab bersama.
“Tema tahun ini, Improving Diagnosis for Patient Safety menekankan bahwa keselamatan pasien bukanlah tanggung jawab sepihak, melainkan tanggung jawab bersama antara manajemen fasyankes, tenaga kesehatan, dan yang terpenting, pasien itu sendiri,” ujar Wamenkes Dante dalam sambutan daring kepada peserta di acara Puncak WPSD 2024 yang berlangsung di RSUP dr. Kariadi, Semarang (17/9).
Dante juga menyebutkan bahwa keselamatan pasien adalah hak asasi setiap orang yang memerlukan perawatan medis. Semua pasien, tanpa memandang status sosial, berhak atas pelayanan yang aman dan berkualitas di setiap fasilitas kesehatan.
“Setiap orang yang memasuki fasilitas kesehatan, baik besar maupun kecil, berhak mendapatkan pelayanan yang aman dan bermutu.” katanya.
Meski demikian, dia menyadari berbagai tantangan yang masih dihadapi terkait keselamatan pasien, termasuk kesalahan penanganan medis dan infeksi nosokomial. Oleh karena itu, dia menekankan pentingnya membangun budaya keselamatan pasien yang tidak hanya berfokus pada prosedur teknis, tetapi juga melibatkan partisipasi aktif pasien dalam proses perawatan.
“Setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus memastikan bahwa para tenaga kesehatannya memiliki dukungan, pelatihan, dan sumber daya yang mereka butuhkan untuk memberikan perawatan yang aman dan nyaman bagi pasien,” tambah Dante.
Senada dengan tema WPSD 2024, Dirjen Pelayanan Kesehatan, Azhar Jaya, menekankan pentingnya ketepatan diagnosis dalam memastikan keselamatan pasien.
“Slogan ini berarti mengupayakan pentingnya diagnosis yang benar dan tepat waktu dalam memastikan keselamatan pasien,” ujar Direktur Azhar melalui sambutan yang disampaikan secara daring.
Dia menyoroti bahwa misdiagnosis, baik itu diagnosis yang tertunda, salah, atau terlewat, dapat berdampak serius pada keselamatan pasien, bahkan menyebabkan kecacatan atau tuduhan malapraktik yang nggak diinginkan.
“Tuduhan malpraktik itu tentu saja tidak kita inginkan bersama,” kata Dirjen Azhar menegaskan.
Untuk mencapai ketepatan diagnosis, Direktur Mutu Pelayanan Kesehatan, Yanti Herman menggarisbawahi pentingnya riwayat kesehatan yang lengkap, pemeriksaan klinis menyeluruh, dan akses lebih baik terhadap tes diagnostik. Di samping itu, penerapan teknologi juga diharapkan dapat membantu memperbaiki kesalahan diagnosis yang pernah terjadi.
Semoga para dokter bisa semakin profesional dan teliti sehingga nggak ada kasus salah diagnosis ya, Millens! Yang nggak kalah penting, kita juga harus jujur kepada dokter saat diperiksa. (Siti Zumrokhatun/E10)