Inibaru.id – Euforia masyakat Indonesia belum reda hingga saat ini pascapenampilan meyakinkan kontingen negeri ini pada ajang Asian Games 2018. Menjadi tuan rumah, atlet-atlet Tanah Air torehkan pelbagai prestasi, nggak terkecuali Jonatan Christie. Pemuda yang akrab disapa Jojo itu pun kebanjiran penggemar.
Semula, akun Instagram atlet 20 tahun tersebut hanya memiliki sekitar 200 ribu pengikut. Namun, angka itu meningkat hingga 1,2 juta akun setelah meraih medali emas pertamanya. Awwalia Izza, adalah seorang di antaranya. Padahal, sebelum Asian Games 2018, perempuan 25 tahun itu nggak tahu siapa Jojo.
“Pertama lihat dia, ‘Kok ganteng ya,' terus saya kepoin Instagramnya. Apalagi dia masih muda, masih 20 tahun. Sekarang kagum juga karena prestasinya,” tutur Awwalia, sapaan akrabnya.
Kendati kagum, Awwalia nggak pernah berkomentar di akun Instagram sang idola. Dia mengaku hanya sesekali menyukai postingan Jojo. Sesekali, dia memang meng-update Instastory tentang Jojo. tapi nggak pernah komentar di Instagramnya.
"Komentar-komentar netizen ngeri, sih. Maksud saya, ternyata banyak juga, ya, cewek yang bisa komentar nakal gitu,” kata dia.
Yap, Jojo memang banyak dikagumi warganet, terutama para cewek. Banyak pujian menghampirinya. Sayang, terkadang bentuk kekaguman itu kebablasan. Alih-alih memuji, sebagian dari mereka justru tampak melecehkan, kendati hanya berwujud kata-kata.
Selain Jojo, sosok atlet yang cukup menarik perhatian adalah Nigora Tursunkulova. Berparas mirip aktris Indonesia, Chelsea Islan, taekwondoin asal Uzbekistan itu sempat viral di medsos Tanah Air. Nggak sedikit yang kemudian kepo dengan keseharian perempuan 19 tahun tersebut, salah satunya Fajar Rizky Alamsyah.
Fajar mengikuti akun Instagram Tursunkulova lantaran mirip Chelsea yang merupakan bintang film favoritnya.
“Lumayan sering, sih, nge-like postingannya, terus kadang-kadang saya juga komentar muji kecantikan dia gitu," ujarnya.
Sementara, untuk atlet perempuan dalam negeri, pilihannya jatuh pada pewushu Lindswell Kwok.
"Cantik, senang saja lihatnya,” kata Fajar.
Hm, kagum, sih, boleh saja. Bagus malahan! Nggak masalah kekaguman itu karena prestasi, fisik, atau keduanya. Namun, ingat, bicara juga punya etika, nggak terkecuali saat berkomentar di medsos. Tak mengenal bukan lantas kamu bebas berkomentar yang mengarah pada pelecehan.
Mereka sudah berjuang mengharumkan nama negara masing-masing, masak mau kamu lecehkan juga? (Artika Sari/E03)