Inibaru.id - Aris Wahyudi sempat dianggap sebagai angin segar dalam Pilkada Banyumas yang didominasi para politikus kawakan pada 2008. Muda, karismatik, dan selalu tampil perlente selama berkampanye, membuat pria kelahiran Cilacap ini mudah dikenali.
Gaya berkampanye insinyur mesin lulusan luar negeri ini juga inovatif. Pernah suatu kali Aris berkampanye mengendarai helikopter yang terbang rendah mengitari Banyumas sembari membentangkan spanduk bertuliskan namanya.
Diusung partai berpendukung terbanyak di Banyumas, PDI Perjuangan, Aris pun kian percaya diri untuk menjadi bupati. Nahas, pada akhirnya ia gagal menjadi bupati lantaran kalah bersaing dengan tiga kandidat lainnya. Lebih menyakitkan, pasangan nomor 4 itu menduduki posisi buncit.
Segera setelah itu kisah fenomenal Aris meredup dan hilang dari pemberitaan. Tiada lagi yang peduli sosok dan kiprah pria kelahiran 12 Mei 1968 tersebut.
Baca juga: Ternyata Pemilik Nikahsirri.com Itu CEO Uberjek
Namun, kini pria yang juga biasa disapa Arwah itu kembali menjadi buah bibir media setelah Polda Metro Jaya resmi menetapkan Aris sebagai tersangka pada Minggu (24/9/2017). Ia disangka melakukan praktik pornografi dan perdagangan orang dalam laman daring nikahsirri.com.
Dilansir dari Beritagar, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menilai, lelang keperawanan dan pembelian pasangan yang difasilitasi nikahsirri.com mengandung unsur perdagangan manusia.
"Mahar berupa koin yang digunakan untuk membeli pasangan sudah termasuk unsur trafficking,” ungkap Ketua KPAI, Susanto, dikutip dari Kompas.
Situs nikahsirri.com sejatinya sudah ada sejak akhir Agustus 2017. Namun, pengoperasian laman tersebut baru resmi diluncurkan pada 19 September. Situs ini menawarkan “pelelangan perawan” (mitra) oleh para klien.
Dari penuturan Aris kepada polisi, setidaknya ada data 2.700 klien dan 300 mitra yang mendaftar lewat e-mail. Setidaknya sudah ada transaksi senilai Rp 5 juta antara para klien dengan Aris.
Istri Aris, Rani, mengatakan, suaminya sedikit mengalami depresi sejak kalah dalam Pilkada Banyumas.
"Kadang gila seperti itu, kadang normal," ungkapnya kepada Liputan6, Senin (25/9).
Baca juga: Seperti Apa Pengakuan Pendiri NIkahsirri.com tentang Lelang Perawan?
Menurut Rani, gangguan jiwa yang dialami Aris mulai terlihat saat ia terobsesi untuk bergabung sebagai warga negara Amerika Serikat lewat pembuatan buku yang berisi tentang keinginannya itu.
"Saat berkomunikasi dengan keluarga terkadang omongannya tidak bisa dicerna akal sehat," jelas Rani.
Namun, polisi belum mendapati kegilaan pada diri Aris selama pemeriksaan. Hal itu diungkapkan Kasubdit Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, AKBP Roberto Pasaribu, Senin (25/9).
"(Dia) Menjawab dengan baik, belum ada indikasi (gangguan jiwa)," ujarnya seperti dikutip Kompas. (GIL/SA)