Inibaru.id – Politikus yang hobi banget bikin heboh hal-hal yang sebenarnya wajar, Mustofa Nahrawardaya dari Partai Ummat, tiba-tiba geger saat melihat patung naga di Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) Kulonprogo, DIY. Padahal, kalau menilik mitologi Jawa, naga memang sudah dikenal masyarakat Tanah Air sejak dulu.
Isu yang digiring Mustofa pada cuitan pada Kamis (30/12/2021) lalu adalah mengapa patung naga yang dipasang di bandara tersebut, bukannya patung pahlawan atau patung garuda. Lalu, akun-akun pengikutnya kemudian mengaitkan dengan budaya Tiongkok yang juga mengenal naga. Ada juga akun yang berkomentar di cuitan tersebut yang menyebut bandara sudah dijual ke Tiongkok. Jauh banget ya giringannya?
Patung naga dengan warna hijau dan abu-abu ini bisa kamu lihat di pintu keluar bandara. Karena bikin heboh, Stakeholder Relation Manager bandara tersebut Ike Yutiane sampai ikut angkat bicara. Dia meluruskan kalau patung naga itu murni karya seni yang seharusnya nggak dikaitkan dengan isu politik apalagi SARA.
Patung itu bernama Patung Naga Jalur Sutra dan dibuat seniman asli Indonesia Tri Suharyanto. Ingat ya, naga ini sudah dikenal dalam budaya Nusantara sejak dulu. Kalau menurut penjelasan Ike, naga yang dibuat Tri ini adalah gambaran kekuatan maritim bangsa timur yang dulu dikenal mampu menjelajahi dunia.
Meski dunia maritim dan penerbangan berbeda, patung ini dijadikan simbol kebangkitan bagi dunia penerbangan yang selama dua tahun belakangan kacau balau akibat Covid-19.
Menariknya, Ike menyebut patung ini hanyalah tematik dan bisa berganti-ganti karena bandara YIA memang memberikan ruang bagi karya seni. Sebelum patung naga, ada juga karya seni gerobak sapi serta lukisan pada puluhan mobil yang dibuat oleh seniman Nasirun.
“YIA ini terbuka untuk para seniman yang ada di Jogja tentunya. Jadi tidak ada unsur politis. Karena kita kalau mau jual bandra, juga stakeholder pemerintah gitu to,” tegas Ike.
Naga di Mitologi Jawa
Coba deh main-main ke Keraton Yogyakarta atau tempat budaya lain di Jawa, pasti bakal mudah menemukan naga sebagai ornamen di gerbang, pintu masuk, tangga, atau bahkan di penyangga alat musik gong di gamelan. Kata naga berasal dari Bahasa Sansekerta “naga” yang artinya adalah perwujudan ular kobra berukuran raksasa, Millens.
Kalau dibandingkan dengan naga yang ada di mitologi Tiongkok, beda. Bandingin saja deh gambar keduanya, beda banget. Di Tiongkok ada kakinya, di sini nggak ada. Naga di mitologi Jawa juga memakai mahkota seperti raja atau sultan. Kepala naganya jelas beda dengan naga Tiongkok.
Satu hal yang pasti, naga dalam Mitologi Jawa adalah simbol pengayom atau pelindung. Makanya ditempatkan di gerbang, pintu masuk, atau tangga. Fungsinya, ya biar jadi simbol pelindung bangunan itu, deh.
Jadi, sudah tahu kan ribut-ribut soal patung naga di Bandara YIA itu sebenarnya ya, ribut-ribut yang diada-adain aja, Millens? (Wik,Det,Kum/IB09/E05)