Inibaru.id – Nggak hanya masyarakat umum yang resah dengan harga beras mahal belakangan ini. Pengelola warung juga. Apalagi, setiap hari mereka harus mengolah nasi dalam jumlah banyak demi memenuhi pesanan dari para pelanggan.
Di Kota Semarang, harga beras premium sudah menembus Rp18 ribu per kilogram. Sementara itu, harga beras medium sudah menyentuh harga Rp16 ribu per kilogram. Kenaikan harga beras dengan signifikan ini tentu bikin pengelola warung jadi pusing. Kalau menaikkan harga makanan, tentu nggak tega dan bisa jadi bikin pembeli pergi. Sebaliknya, kalau harga per porsi makanan tetap dipertahankan, bisa bikin rugi.
Oleh karena itulah, banyak pemilik warung yang akhirnya mengambil jalan lain berupa mengurangi porsi nasi yang disediakan ke pembeli. Setidaknya, dengan car aini, harga makanan nggak ikut naik. Pelanggan juga bakal tetap memaklumi karena kondisi harga beras dan bahan-bahan makanan lainnya memang sedang melambung tinggi setelah hari pemungutan suara Pemilu 2024.
Hal inilah yang diterapkan Viona, pengelola Warung Makan Mbak Sri yang bisa kamu temui nggak jauh dari Hotel Trizz, Jalan Gajah Raya, Kota Semarang. Dia nggak tega menaikkan harga makanan karena kebanyakan pelanggannya adalah kaum mahasiswa.
“Harga beras naik bikin pusing. Saat ini saja sudah di angka Rp17 ribu sampai Rp18 ribu. Saya nggak tega naikin harga makanan, jadi mending mengurangi posinya saja,” ujarnya sebagaimana dilansir dari Indoraya, Senin (4/3/2024).
Mendapatkan Perhatian DPRD Kota Semarang
Keluhan Viona, banyak pemilik warung lainnya, hingga masyarakat umum terkait dengan harga beras dan berbagai bahan makanan lainnya yang masih tinggi untungnya didengar wakil rakyat. Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang Muhammad Afif menyadari jika permintaan bahan makanan bakal meningkat jelang Ramadan sehingga berisiko membuat harga jadi semakin mahal.
Afif pun menyarankan pemerintah kota (Pemkot) semarang menggelar operasi pasar.
“DPRD mengajak Pemkot Semarang melakukan operasi pasar. Ini penting agar harga bahan makanan jadi lebih stabil. Pedagang juga bakal diimbau nggak menaikan harga seenaknya sendiri sehingga bisa mengurangi beban masyarakat,” ungkap Afif sebagaimana dilansir dari Halosemarang, Senin (4/3).
Dia juga meminta Pemkot untuk mengundang semua pedagang besar dan distributor agar ikut berperan dalam menurunkan harga bahan makanan.
“Minta mereka agar nggak seenaknya menaikkan harga di pasaran dan nggak menimbun stok. Ini telur saja sudah naik sampai Rp25 ribu – Rp 30 ribu per kilogram. Selain itu, dengan menggelar pasar murah, tentu bisa mengurangi beban masyarakat dengan menyediakan bahan-bahan makanan yang mudah dijangkau.
Yap, semoga saja pemerintah benar-benar menyeriusi masalah harga beras naik dan juga harga-harga bahan makanan lain yang ikutan mahal. Maklum, kondisi ekonomi masyarakat juga masih banyak yang berat di era sekarang. Setuju, Millens? (Arie Widodo/E05)