Inibaru.id - Mimpi memiliki kereta tanpa rel atau Autonomous Rail Transit (ART) yang bakal beroperasi di Ibu Kota Nusantara (IKN) tampaknya harus tertunda. Pasalnya, kereta yang didatangkan dari CRRC Qingdao Sifang, Tiongkok itu dinyatakan belum mampu beroperasi secara otonom sesuai rencana.
Alhasil, ART harus diretur ke produsen untuk perbaikan teknologi. Masalah utama terletak pada sistem otonom yang belum siap beroperasi di lingkungan mixed traffic IKN, di mana jalur uji coba masih digunakan bersama kendaraan lain dan kondisi infrastrukturnya belum sepenuhnya matang.
Sensor dan kecerdasan buatan (AI) yang menjadi otak kendaraan ini belum mampu menyesuaikan diri dengan situasi jalan yang nggak rata serta gangguan dari kendaraan konstruksi.
Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN, Mohammed Ali Berawi menyatakan bahwa pengembalian kereta adalah hasil dari evaluasi Proof-of-Concept (PoC).
“Hasil dari penilaian PoC ditemukan bahwa sistem autonomous dari trem otonom (Autonomous Rail Transit IKN) belum dapat berfungsi dengan baik," ujar Ali, Sabtu (3/5).
Kelemahan lain yang ditemukan adalah ketidakmampuan sistem pengereman otonom mendeteksi dan merespons rintangan atau objek yang melintas di depannya.
ART nggak dapat memperlambat atau berhenti secara otomatis, meningkatkan risiko kecelakaan dan bertentangan dengan standar keselamatan tinggi yang diterapkan di IKN.
Berbeda dengan kondisi di Tiongkok, di mana ART beroperasi di jalur khusus dengan infrastruktur yang telah siap sepenuhnya, IKN menghadirkan tantangan yang lebih kompleks.
Teknologi yang diimpor perlu menjalani proses adaptasi lokal yang ketat, mulai dari pengujian di iklim tropis, medan yang belum stabil, hingga integrasi dengan lalu lintas campuran.
ART awalnya diharapkan menjadi simbol kemajuan transportasi ramah lingkungan di IKN, dengan sistem berbasis baterai dan pengoperasian tanpa masinis. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kesiapan teknologi belum sebanding dengan kebutuhan dan karakteristik wilayah IKN.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan bahwa pengembalian ini nggak menimbulkan kerugian pada negara.
“Terkait uji coba ini yang melakukan MoU adalah otoritas IKN dengan vendor yaitu Norinco dengan partisipasi dari CRRC Qindao Sifang. Oleh karena itu, pihak yang melakukan evaluasi apakah ART ini layak dan cocok dengan kebutuhan IKN adalah Otoritas IKN,” ujar Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub Budi Rahardjo melansir Kompas, Sabtu (3/5).
Sudah Diuji Coba sejak Agustus 2024

Sebagai informasi, ART di IKN ini mulai menjalani uji coba sejak 10 Agustus 2024. Menurut Direktur Jenderal Perkeretaapian, Risal Wasal, uji coba awal dilakukan pada jalur pendek yang mengelilingi Gedung Kemenko 3 menuju Gedung Kemenko 2, lalu kembali lagi ke Gedung Kemenko 3, yang terletak di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN.
Pada fase uji coba ini berlangsung sekitar dua bulan dan mencakup uji coba dinamis untuk menguji kemampuan operasional ART. Setelah itu, trem otonom ini diperkenalkan kepada publik dalam masa pameran mulai 10 Oktober hingga 31 Desember 2024. Selama periode tersebut, masyarakat dapat mencoba layanan ART secara gratis.
Nggak hanya diuji coba dan dipamerkan, Kumparan (30/4) mencacat ART juga sempat digunakan sebagai kendaraan pengumpan (feeder) untuk mendukung pergerakan peserta dalam upacara Hari Kemerdekaan ke-79 Republik Indonesia yang digelar di IKN. Presiden ke-7 RI Joko Widodo juga sudah menjajalnya saat itu, lo.
Meski demikian, belum ada keputusan apakah pemerintah akan kembali mendatangkan ART dari Tiongkok atau mencari alternatif lain. Semua opsi masih dalam tahap evaluasi sambil menanti solusi teknologi yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan kondisi IKN.
Hm, menurutmu bagaimana, Millens? Lanjut kerjasama bareng Tiongkok atau cari yang lain? (Siti Zumrokhatun/E10)