inibaru indonesia logo
Beranda
Hits
Di Sragen, Ada Rumah Dinas untuk Ketua RT
Rabu, 26 Okt 2022 15:00
Penulis:
Siti Khatijah
Siti Khatijah
Bagikan:
Rumah dinas Ketua RT 015 Dukuh Parit memiliki luas bangunan 70 meter persegi di atas tanah seluas 195 meter persegi. (Solopos/Tri Rahayu)

Rumah dinas Ketua RT 015 Dukuh Parit memiliki luas bangunan 70 meter persegi di atas tanah seluas 195 meter persegi. (Solopos/Tri Rahayu)

Rumah dinas bupati pasti sudah lazim kita dengar. Bagaimana dengan rumah dinas ketua RT? RT 015 Dukuh Parit, Sragen menjadi yang pertama dan satu-satunya daerah yang memberikan rumah dinas untuk ketua RT.

Inibaru.id - Menjaga kerukunan dan tatanan hidup bertetangga merupakan tugas seorang Ketua Rukun Tetangga (RT). Untuk menjalankan tugas yang diemban, seorang Ketua RT harusnya berdedikasi dan memiliki rasa ikhlas mengabdi kepada masyarakaat.

Atas dasar itulah warga RT 015 Dukuh Parit, Desa Karangpelem, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen mempersembahkan sebuah rumah dinas (rumdin) untuk Ketua RT-nya. Rumdin itu disediakan sebagai bentuk apresiasi warga kepada sang ketua RT yang bertugas.

Tempat tinggal RT itu memiliki luas bangunan 70 meter persegi di atas tanah seluas 195 meter persegi. Lokasinya ada di perbatasan RT 015 dengan RT lainnya. Lalu, siapakah ketua RT yang beruntung dicintai warganya itu?

Adalah Joko Suyono, lelaki 65 tahun yang kini menjabat sebagai ketua RT 015 dan berhak menempati rumah pemberian warga. Tapi, dia nggak menggunakan rumah dinasnya, Millens.

“Rumah dinas itu memang diberikan warga sebagai fasilitas untuk ketua RT. Kebetulan saya tinggal bersebelahan dengan rumdin tersebut sehingga tidak saya gunakan untuk tempat tinggal,” ujar Joko di kediamannya, dikutip dari Solopos, Selasa (25/10/2022).

Uang dari Retribusi dan Arisan

Uang untuk membeli rumah dihimpun warga dari hasil retribusi air bersih dan arisan. (Solopos/Tri Rahayu)
Uang untuk membeli rumah dihimpun warga dari hasil retribusi air bersih dan arisan. (Solopos/Tri Rahayu)

Kita tahu harga rumah nggak murah. Lalu, dari mana warga bisa mendapatkan uang yang banyak sehingga berhasil membeli sebuah rumah?

Berawal dari niat membeli rumah dinas pada tahun 2020, warga yang mempunyai semangat gotong royong dan guyub rukun tinggi itu mulai menabung dari uang arisan dan retribusi air bersih. Penarikan retribusi itu caranya cukup dengan menyediakan kotak retribusi di pingir jalan yang dilewati truk pengangkut air bersih.

“Hasilnya lumayan. Setiap dua pekan sekali uang retribusi diambil. Dalam 35 hari atau selapan hasilnya rata-rata sampai Rp6 juta. Sementara untuk uang arisan, setiap orang membayar arisan Rp15.000/bulan. Yang masuk kas RT Rp750.000-Rp1 juta. Nah, uang kas yang ditabung per bulan itu rata-rata Rp5 juta,” jelas Joko.

Dana kas milik warga RT 015 sebenarnya cukup untuk membeli tanah dan bangunan senilai Rp150 juta. Tapi, untuk biaya rehabilitasi rumah, warga yang mayoritas bekerja sebagai petani itu bersepakat meminjam uang ke bank sebesar Rp90 juta dengan angsuran Rp4,75 juta per bulan. Utang ke bank tersebut ditargetkan akan lunas dalam dua tahun.

Wah, salut banget kepada 78 keluarga yang tinggal di RT 015 Dukuh Parit ini. Selain berhasil menciptakan kerukunan antarwarga, hal lain yang bisa kita teladani adalah tentang niat baik serta usaha mengumpulkan uang untuk bisa membeli rumah. (Siti Khatijah/E07)

Komentar

inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

A Group Partner of:

medcom.idmetrotvnews.commediaindonesia.comlampost.co
Copyright © 2024 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved