Inibaru.id – Plat nomor kendaraan di Indonesia menunjukkan dari mana kendaraan tersebut berasal. Sebagai contoh, plat B menunjukkan kendaraan dari Ibu Kota Jakarta. Tapi, pernahkah kamu menyadari kalau di Indonesia nggak ada plat kendaraan huruf C?
Kalau menurut aturan kepolisian, plat kendaran dikenal dengan sebutan Nomor Tanda Kendaraan Bermotor atau TNKB. Plat nomor ini berlaku lima tahun saja, Millens. Plat ini terdiri atas kombinasi nomor dan huruf. Huruf depan biasanya menandakan suatu wilayah dalam lingkup besar, sementara yang di belakang bisa terdiri atas dua atau tiga huruf.
Nah, kita membahas tentang huruf di bagian depan. Huruf ini dari A sampai Z dan terkadang merupakan kombinasi dua huruf. Sebagai contoh, plat A untuk wilayah Banten, B untuk Jabodetabek, dan AB untuk wilayah Yogyakarta. Hanya, usai A dan B, nggak ada C, yang ada justru plat D untuk wilayah Bandung. Lantas, mengapa nggak ada huruf C, ya?
Ternyata, hal ini berawal dari masa penjajahan Belanda. Oya, asal kamu tahu, penggunaan kode wilayah plat nomor ini sudah ada sejak masa kolonial lo. Nah, di masa itu, Indonesia masih memakai ejaan lama alias ejaan Soewandi. Saat itu, huruf C ditulis dengan TJ. Contohnya, nama Cahyo ditulis Tjahjo gitu, Millens.
Kalau sekarang, plat C dengan kombinasi huruf lainnya dipakai untuk kendaraan khusus. Sebagai contoh, kalau kamu menemukan kendaraan dengan huruf depan plat nomor CC, bisa dipastikan dipakai oleh staf konsulat dari negara lain yang ada di sini. Nah, kalau plat nomor CD, pemakainya adalah anggota diplomatic dari negara lain yang tinggal di sini.
Sebenarnya, ada juga lo huruf lain yang nggak dipakai sebagai huruf depan plat nomor di Indonesia, yakni J, X, I, serta O. Kalau yang ini sih belum jelas alasannnya, Millens.
Penentuan Huruf dan Daerah pada Plat Nomor
Kalau kamu masih bertanya-tanya mengapa plat nomor di Jabodetabek adalah B dan lainnya, ada sejarah uniknya, lo. Jadi gini, Millens. pada 1810, Inggris menduduki Batavia dengan membawa sekitar 15.600 pasukan. Pasukan ini adalah Batalion B. Sejak saat itulah, kendaraan di sana diberi huruf B agar lebih mudah dikenali.
Pasukan Inggris di Surabaya adalah Batalion L sehingga sekarang plat nomornya adalah L. Sementara itu, pasukan Inggris yang menduduki Pekalongan adalah Batalion G, dan lain-lain. Kalau untuk Yogyakarta dan Surakarta, diberi plat nomor khusus AB dan AD karena adanya Kesultanan Mataram di sana.
Meski Belanda kembali menguasai Indonesia pada 1816, sistem plat nomor ini ternyata tetap diteruskan. Hal ini juga berlanjut saat Indonesia merdeka pada 1945.
Jadi, sudah tahu kan mengapa nggak ada plat nomor kendaraan C di sini, Millens? (Buz/IB09/E05)