Inibaru.id – Siapa yang nggak tahu Hello Kitty? Hampir semua orang di dunia mengenalnya. Karakter yang identik dengan warna pink dan putih ini mencirikan suatu kasih sayang. Seperti sejarah Hello Kitty yang diciptakan oleh seorang ibu dengan cinta kasih pengin menyelamatkan nyawa anaknya yang menderita kanker mulut.
“Si ibu bikin Hello Kitty untuk kesembuhan anaknya. Awalnya mistis, padahal Hello Kitty tanpa mulut itu untuk jimat kesembuhan. Nggak kebayang-bayang sama misterinya ya, siapa yang nggak suka Hello Kitty?” tanya Lia Widya selaku owner.
Interior Miss Pink Kitty Cafe & Shop. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)
Lia mengaku kafe ini awalnya memang dirancang nggak spesifik untuk perempuan, ibu-ibu, atau anak-anak perempuan saja. Meski dia membenarkan pengunjung laki-laki memang sedikit. Jika ada, biasanya datang dengan istri atau anak perempuan.
Golongan laki-laki lain yang datang biasanya berasal dari kantor agen travel yang berdiri di samping Miss Pink Kitty Cafe & Shop. Biasanya para penumpang travel laki-laki sambil menunggu keberangkatan mampir di kafe ini.
“Target pengunjung banyak. Dari keluarga, anak-anak muda. Penginnya bisa ke semua kalangan dan usia nyaman di sini. Nggak cuma cewek aja, cowok juga bisa,” kata perempuan kelahiran Semarang tersebut.
Desain menarik dan menu yang menggoda menjadi perpaduan sempurna. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)
Salah satu pengunjung perempuan bernama Susan berkomentar, Miss Pink Kitty Cafe & Shop merupakan kafe yang nyaman bagi perempuan. Tempat yang cozy dan adem ini sekaligus menjadi tempat bagi Susan dan teman-temannya untuk berkumpul sambil menunggu jam jemput anak sekolah.
“Suka Hello Kitty, bagus dan lucu. Isinya sesuai sama konsep kafenya dan enak dilihat,” kata Susan. Enak dilihat nggak sekadar dekorasinya saja lo, Millens. Di setiap sudut semuanya serba feminin. Menurut Susan, selain pelayanan dan kebersihan kafe, detail-detail seperti ini sangat diperhatikan.
Meski kesan girly pada kafe begitu kuat, laki-laki juga disambut di sini. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)
Berbeda dengan Susan, nyatanya pengunjung laki-laki sedikit merasa terintimidasi dengan konsep kafe ini. Handono S. Putro misalnya. Dia mengaku canggung ketika masuk ke Miss Pink Kitty Cafe & Shop seorang diri.
“Ini apa? Kayak butik, kayak tempat pastry. Pengin ngopi ragu-ragu. Cewek banget, canggung, dan takut salah,” kata Handono yang juga direktur Dafam Group tersebut.
Dia berpendapat kafe ini sangat tematik dengan marketing yang juga spesifik. Meski warna pink identik dengan cheer dan kemayu, tapi menurutnya semua orang punya hak untuk menyukainya.
Jadi siapa pun kamu nggak perlu ragu lagi untuk mampir ke Miss Pink Kitty Cafe & Shop di Jalan Admodirono Raya nomor 5 Wonodri Semarang ini ya. (Isma Swastiningrum/E05)
