Inibaru.id – Batuk pilek, atau yang sering kita sebut "bapil", memang sudah jadi langganan anak-anak, apalagi yang usianya di bawah lima tahun. Bahkan, menurut dr. Kanya Ayu Paramastri, Sp.A, seorang dokter spesialis anak, anak bisa mengalami bapil sampai 6-10 kali dalam setahun!
"Common cold itu adalah infeksi yang paling sering terjadi di anak-anak, khususnya di bawah lima tahun. Bisa terjadi sepanjang tahun, bisa berulang, dan satu periode itu bisa berlangsung sampai 14 hari," jelas dr. Kanya dalam acara peluncuran OB Combi Anak Batuk Pilek di Hotel Mulia, Jakarta, pada Selasa (29/7/2025).
Kanya menjelaskan bahwa salah satu metode yang lagi banyak dibicarakan untuk meredakan gejala bapil adalah cuci hidung.
"Sudah ada penelitiannya dan terbukti efektif. Kita menggunakan cairan infus, yaitu NaCl, untuk mencuci lendir-lendir, virus yang nempel. Anak jadi lebih lega, virus kebuang, dan proses penyembuhan bisa lebih cepat," ungkapnya.
Tapi, penting diingat ya, dr. Kanya menegaskan bahwa teknik cuci hidung ini harus dilakukan dengan benar dan sebaiknya dikonsultasikan dulu dengan dokter sebelum diterapkan. Jangan sampai salah langkah.
Perawatan Rumahan dan Pencegahan Holistik
Kalau gejala bapil si kecil belum terlalu mengganggu, orang tua bisa coba melakukan perawatan di rumah seperti cuci hidung, menjaga kecukupan cairan, dan menaikkan nutrisi. Namun, kalau sudah ada tanda-tanda seperti hidung mampet, tidur gelisah, atau anak tampak nggak nyaman, pemberian obat yang melegakan gejala boleh dilakukan.
"Begitu keluhannya mengganggu, boleh dibantu untuk memberikan obat-obatan yang sesuai gejala untuk meringankan," tambahnya.
Untuk mencegah anak mudah tertular bapil, peran orang tua juga sangat penting. Dr. Kanya menggambarkan bahwa membangun daya tahan tubuh anak itu seperti membangun rumah. "Fondasinya dari nutrisi, dinding-dindingnya dari jam tidur dan aktivitas, atapnya dari imunisasi. Semuanya harus holistik," tegasnya.
Selain itu, penting juga untuk mengajarkan gaya hidup bersih sejak dini. "Sering cuci tangan, kalau habis batuk atau bersin, ajarkan anak menutup mulutnya. Itu harus dibiasakan dari rumah," katanya.
Jadi, meskipun bapil sering dianggap penyakit ringan, kita sebagai orang tua tetap harus waspada. Dengan mengenali tanda-tanda kapan anak perlu ke dokter, memahami metode perawatan yang tepat seperti cuci hidung, dan memastikan anak mendapatkan nutrisi serta gaya hidup bersih, si kecil bisa lekas sembuh dan tetap sehat!
Meski umumnya disebabkan virus dan nggak selalu butuh antibiotik, orang tua tetap nggak boleh menyepelekan bapil, lo. Ada beberapa tanda yang perlu banget diwaspadai, kapan si kecil harus segera dibawa ke dokter.
Kapan Harus ke Dokter?
Menurut dr. Kanya, orang tua wajib waspada kalau bapil anak sudah mulai mengganggu aktivitas sehari-hari. "Kapan harus ke dokter adalah bila sudah ada tanda kegawatan atau paling utama adalah bila sudah mengganggu aktivitasnya anak. Jadi mengganggu tidur, makan, menimbulkan anaknya jadi tidak nyaman saat tidur, atau dehidrasi karena tidak mau makan minum," jelasnya.
Jika keluhan ini nggak membaik meskipun sudah diberikan obat yang sesuai, itu tandanya sudah saatnya konsultasi ke tenaga medis. Tanda kegawatan lain yang juga harus diperhatikan adalah sesak napas, anak tampak lemas, atau demam tinggi yang nggak kunjung turun.
"Begitu ada kegawatan, seperti sesak misalnya, anak jadi lemes, dehidrasi karena kekurangan asupan makan dan minuman, segera dibawa ke dokter," tegasnya.
Kalau kamu punya pengalaman mengatasi bapil secara efektif nggak, Gez? (Siti Zumrokhatun/E05)
