inibaru indonesia logo
Beranda
Inspirasi Indonesia
Cerita Sang Ibu tentang Pilunya Perundungan yang Dialami Dokter Risma
Jumat, 20 Sep 2024 07:08
Bagikan:
Nuzmatun Malina, ibu almarhumah Aulia Risma, mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anastesi Undip angkat bicara soal kematian anaknya akibat perundungan. (Inibaru.id/ Danny Adriadhi Utama).

Nuzmatun Malina, ibu almarhumah Aulia Risma, mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anastesi Undip angkat bicara soal kematian anaknya akibat perundungan. (Inibaru.id/ Danny Adriadhi Utama).

Nuzmatun Malina, ibu almarhumah Aulia Risma, mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anastesi Undip Semarang di RSUP dr Kariadi Semarang mengungkap anaknya sering mengeluh kelelahan mengikuti jadwal PPDS.

Inibaru.id - Nuzmatun Malina, ibu almarhumah Aulia Risma, mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anastesi Undip Semarang di RSUP dr Kariadi Semarang mengungkap bahwa anaknya sering mengeluh kelelahan mengikuti jadwal PPDS. Saking lelahnya, dr Aulia sempat kecelakaan dari sepeda motor usai pulang dari RSUP dr Kariadi Semarang pada Agustus 2022. Kondisi dr Aulia Risma yang sangat mengantuk, membuatnya terjatuh ke selokan hingga harus menjalani operasi.

"Pada awal Oktober mulai mengeluh kakinya sakit, sudah terasa punggung dan kakinya sakit,” kata Nuzmatun Malina, Kamis (19/9).

Dengan kondisi fisik Aulia Risma yang sakit pascaoperasi, putrinya masih mendapat perilaku kurang menyenangkan dari seniornya saat bertugas.

"Saat sakit kedua-duanya punggung dan kaki masih dibentak-bentak, karena tugasnya lelet. Disuruh bawa makanan dan minuman naik dari lantai satu ke lantai dua. Tidak boleh pakai troli, harus bawa sendiri. Kejam sekali,” ungkapnya.

Bahkan senior Aulia Risma pun pernah menghukumnya berdiri selama satu jam. Namun, saat dia melayangkan protes kepada kepala prodi atas perlakuan tersebut, mendapat jawaban yang tak mengenakan.

"Justru jawaban Kaprodi 'saya dulu berdiri lima jam’. Bayangkan kaki anak saya bengkak dan disuruh berdiri satu jam. Kemanusiaannya di mana? Allah,” ujarnya.

Sebelum menjalani program PPDS Anestesi di Undip, kondisi fisik dr Aulia Risma Lestari sehat. Bahkan saat bertugas di RSUD dr Kardinah Tegal, putrinya tak pernah sakit sama sekali.

“Anak saya sebelum mengikuti PPDS Anestesi Undip sehat. Selama kuliah dokter umum, anak saya sehat, sehat betul, tidak pernah sakit. Kerja di RS Kardinah Tegal juga tidak pernah sakit,” ujarnya.

Beberapa kali Nuzmatun menghadap ke Kaprodi untuk melaporkan perlakuan senior PPDS Anestesi Undip terhadap anaknya. Namun, perilaku tidak enak atau semena-mena kepada dr Aulia Risma Lestari masih saja berlangsung. Terlebih, korban masih menerima perundungan dalam kondisi sakit pascaoperasi.

Bahkan, Nuzmatun mengungkap dr Aulia Risma Lestari ketakutan saat menjalani pendidikan PPDS Anestesi Undip lantaran kerap menerima bentakan dan kata kasar.

“Saya biasa mendidik anak saya dengan cara halus, lemah lembut. Begitu masuk PPDS, pendidikan dengan kata kasar, anak saya jadi ketakutan. Anak saya ketakutan sekali kalau dengar bentakan, beberapa kali saya menyampaikan ke Kaprodi tetapi tetap seperti itu,” jelasnya.

Hubungan Baik dengan Ayah

Nuzmatun Malina mengatakan bahwa dokter Risma Aulia tetap mendapatkan perundungan pascaoperasi. (Detik/Angling Adhitya Purbaya)
Nuzmatun Malina mengatakan bahwa dokter Risma Aulia tetap mendapatkan perundungan pascaoperasi. (Detik/Angling Adhitya Purbaya)

Aulia Risma juga memiliki hubungan yang dekat dengan sang ayah. Bahkan, anak dan suaminya rutin berkomunikasi via telepon atau pesan singkat setiap hari.

“Papanya sering komunikasi nanya aktivitas anaknya pulang jam berapa, berangkat jam berapa, dalam satu hari itu apa saja kegiatannya, mengerjakan tugas apa,” terangnya.

Menurut pengakuan Nuzmatun, sang ayah selalu menunggu kepulangan Aulia Risma dari RSUP dr Kariadi setiap harinya. Saat berangkat pun, ayahnya selalu memantau atau sekadar menanyakan kabar. Bahkan kalau anaknya kecapaian, ayahnya sering diminta membangunkan lewat telepon.

“Kalau minta dibangunkan jam 3 pagi, jam setengah 3 pagi papanya sudah bangun dan langsung menelepon,” ujarnya.

Terkait permintaan uang selama PPDS, pihaknya sudah memberikan bukti ke Polda Jateng. Meski tidak menyebut nominal, namun nominal paling besar ada saat semester pertama.

"Uang untuk kebutuhan angkatan dan lainnya. Kalau yang besar itu semester satu. Di semester berikutnya masih ada," ujarnya.

Dalam kesempatan kemarin, Nuzamtun juga menampik kabar bahwa dr Aulia Risma Lestari terlilit pinjaman online (pinjol). Pihaknya membantah keras bahwa anaknya terlibat pinjol. Justru kalau membayar iuran masih bisa untuk biayai.

"Pinjol, bohong besar itu. Saya masih punya banyak harta, tidak itu. Tidak pinjol, pinjol bohong,” jelasnya.

Ibunya sempat mengunjungi anaknya di Kota Semarang pada 12 Agustus 2024 lalu sebelum anaknya menjalani operasi saraf kejepit ke dua di RS Sultan Agung Semarang.

“Tanggal 14 Juli itu saya sudah ketemu dengan anak saya, ngobrol di Semarang. Kemudian tanggal 18 Juli saya ke kosnya juga. Tanggal 20 anak saya operasi yang kedua di RS Sultan Agung,” ujarnya.

Menjelang Aulia Risma meninggal, Nuzmatun pun mengaku tak ada obrolan yang berbeda, baik dengannya maupun suaminya. Nuzmatun juga menegaskan bahwa Aulia Risma tidak memiliki seorang kekasih.

“Kalau selama ini, belum pernah cerita tentang teman dekat laki-laki,” pungkasnya. (Danny Adriadhi Utama?/E10)

Komentar

OSC MEDCOM
inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

Copyright © 2024 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved