Inibaru.id - Di Kota Semarang ada seorang konten kreator Youtube yang namanya cukup tenar. Namanya adalah Joe Kal. Konsepnya terbilang cukup berani lantaran menjelajahi tempat-tempat angker sendirian.
Saat ditemui di Tepian Kopi, Jalan Dr Soetomo, Kota Semarang, pada Sabtu (15/2/2020) pagi, Joe Kal menceritakan berbagai pengalaman di balik proses produksinya. Tentu saja semua nggak semudah apa yang sudah tersaji ya. Semua dibuat dengan penuh perjuangan, lo.
Hal yang nggak saya sangka adalah pengakuannya soal berhadapan dengan preman. Dia sempat bersitegang dengan beberapa preman saat menjelajah ke Wonderia.
“Dulu Wonderia belum banyak yang mendatangi. Jadi masih banyak preman-preman yang nongkrong. Baru mau masuk langsung berhadapan dengan mereka. Habis itu, jangan tanya apa yang selanjutnya terjadi,” ujar Joe Kal.
Selain itu hal yang paling sering didapati adalah bertemu dengan tuna wisma yang menempati suatu bangunan. Dia mendapatinya di sebuah rumah kosong di Semarang Barat dan di gedung arsip terbengkalai di Cibinong.
Menurut Joe Kal daripada berhadapan dengan manusia dia lebih memilih berhadapan dengan hantu. Gila!
Joe Kal sebetulnya belum pernah bertemu mahluk halus atau melihat penampakan. Namun dia pernah merasa dikintili.
“Saya pernah itu sampai dua hari tidur terus. Badan berat, serba capek, dan malas bawaannya. Kemudian setelah lihat vlog indigo saya jadi tahu kalau ciri-ciri seperti itu berarti ada yang ikut. Tapi kalau diikutin itu waktunya sekitar 2 Minggu. Habis itu sudah normal kembali,” jelasnya.
Selain itu, Joe Kal lebih sering mendapati suara-suara. Yakni saat dia membuat prolog, muncul suara-suara asing.
“Mungkin mereka tahu ya, kalau mereka menunjukkan diri, viewers-ku bakal naik dan viral,” tambahnya disertai kekehan ringan.
Nggak Suka Terkenal
Ternyata di balik ketenarannya yang sekarang, Joe Kal mengaku nggak terlalu suka. Menurutnya kalau terkenal itu nggak bisa leluasa di depan publik.
“Soalnya memang penontonku kan nggak cuma orang-orang berusia matang tapi bisa juga anak-anak. Jadi kalau bertindak yang di luar batas kan bisa berpengaruh buruk juga,” kata Joe Kal.
Ketenarannya juga berimbas pada ekspektasi penonton. Sebisa mungkin dia meladeninya. Namun, Joe Kal mengaku lebih tertekan dengan sistem algortima Youtube ketimbang tuntutan viewer.
“Youtube itu sekarang minta videonya yang durasinya panjang dan lebih sering upload. Kalau enggak begitu nggak bakal dipromosikan oleh Youtube,” tukasnya.
Selain cerita menakutkan, ada juga yang menyebalkan semenjak dia menjadi Youtuber horor. Bukan perkara banyak orang meniru konsep konten miliknya, melainkan etika yang sering diabaikan mereka.
“Kalau terinspirasi boleh. Bersaing yang fine-fine aja. Tapi kalau sampe nyenggol dan menjelek-jelekkan aku itu yang nggak suka. Sudah niru terus jelek-jelekin kan sebel banget jadinya,” tandasnya.
Hm, nggak boleh gitu ya. Sesama kreator harus saling menghargai. Kamu tertarik jadi youtuber horor juga nggak nih, Millens? (Audrian F/E05)