Inibaru.id – Terus meluasnya wabah virus corona di Indonesia memaksa pemerintah daerah berupaya mencegahnya dengan berbagai cara, salah satunya penyemprotan desinfektan. Proses penyemprotan ini dilakukan di pelbagai tempat, bahkan pada manusia.
Nggak sedikit yang kemudian bertanya, berbahayakah cairan disinfektan yang mengenai kulit manusia?Gimana pengaruhnya kalau cairan tersebut meresap hingga ke dalam pori-pori kulit? Adakah efek sampingnya bagi kesehatan kita?
Menanggapi hal ini, pakar kesehatan dari DNI Skin Centre dr I Gusti Nyoman Darma Putra SpKK menampik kemungkinan tersebut.
"Cairan disinfektan yang mengenai kulit nggak bakal masuk ke pori-pori kulit atau pun ke pembuluh darah," terangnya.
Dr Darma Putra juga memastikan bahwa cairan disinfektan ini nggak akan berdampak buruk bagi orang yang sehat. Namun, bagi yang memiliki alergi atau kulitnya sedang terluka, memang bisa bermasalah.
"Pada kondisi tertentu, bisa jadi akan ada efek samping," kata dia.
Bagi beberapa orang yang sensitif, cairan ini juga bisa menyebabkan efek seperti kemerahan atau rasa perih. Namun, biasanya hal ini akan mereda setelah beberapa saat dan nggak akan menyebabkan efek buruk bagi fungsi organ dalam tubuh.
Meski begitu, jika seseorang mengalami efek samping seperti kulit gatal-gatal atau bahkan perih pada mata, dr Darma menyarankan untuk segera mencari air yang mengalir lalu membilas kulit atau wajah yang terkena cairan.
"Jika perlu, mintalah obat pada dokter untuk mengatasinya," imbuhnya.
Selain dengan menggencarkan penyemprotan desinfektan, pemerintah juga mengimbau masyarakat untuk menjalankan physical distancing dengan tidak melakukan kegiatan seperti bekerja, belajar, dan beribadah di luar alias di rumah saja.
Kendati demikian, jika kita memang harus pergi ke luar rumah, sebaiknya melindungi diri dengan memakai masker, berjarak sekitar 1-2 meter dengan orang lain, menghindari orang berkerumun, dan sering mencuci tangan.
Di tempatmu, adakah program penyemprotan desinfektan? Perlu nggak sih program tersebut? (Det/IB09/E03)