Inibaru.id – Kopi joss yang khas Yogyakarta sudah kondang puluhan tahun. Kemoncerannya bahkan sudah mendunia dan disebut orang asing sebagai charcoal coffee atau kopi arang.
Lo kok kopi arang? Arang inilah salah satu keunikannya. Jangan keliru menganggap bahwa arang ditumbuk dijadikan bubuk kopi. Kopinya tetap dari biji kopi yang berasal dari tanaman kopi lokal seperti dari wilayah DIY dan Klaten.
GNFI (23/1/2018) menulis beberapa ciri khas kopi joss. Selain memanfaatkan kopi lokal, penjualnya menyangrai dan menumbuk sendiri, cara yang dikenal dengan sebutan kopi kothok. Air untuk menyeduhnya dimasak di sebuah ketel besar di atas bara arang.
Perlu Sobat Millens tahu, orang Jawa yakin memasak dengan bara arang akan menghasilkan cita rasa masakan yang khas. Nah, air penyeduh kopi yang dimasak di atas bara arang pun dipercaya menambah rasa kopinya.
Tapi, sebutan kopi arang bukan lantaran bara arang untuk memasak airnya. Sebutan itu muncul dari cara penyajian kopi. Jadi, kopi yang sudah diseduh di dalam gelas dicelupi arang membara.
Kopi Jos. (Pinterest.com)
Sebelum dicelupkan, penjual kopi dengan penjepit mengetuk-ngetuk arang membara itu agar debunya hilang. Arang membara itu lalu dicelupkan dalam seduhan kopi hingga baranya mati.
Di Yogyakarta, kamu bisa menemukan para penjual kopi joss di jajaran warung angkringan di sebelah utara Stasiun Tugu, Yogyakarta. Harganya? Cukup Rp 5.000 satu gelas.
Ketidaksengajaan
Nah, sebenarnya cara penyajian kopi joss yang kondang itu berasal dari ketidaksengajaan seorang penjual kopi. Dikutip dari laman sadakoffie.com, pada sekitar 1980-an, pemilik kedai kopi di Stasiun Tugu yang dikenal sebagai Lek Man mendapat pesanan kopi kothok dari pelanggannya. Ketika itu lelaki tersebut nggak tahu cara menyeduh kopi kothok.
Nah, dia lalu menyeduh kopi dan mencelupkan arang membara ke dalam gelas dan memunculkan bunyi “joss” hingga baranya mati. Itulah awal sebutan “joss” untuk kopi ini. “Ketidaksengajaan” itu berbuah baik: kopi joss disukai banyak orang.
Selain disukai, arang membara yang dicelupkan ke dalam kopi juga dipertanyakan keamanannya. Tapi seperti ditulis GNFI (23/1/2018), arang membara itu bermanfaat bagi kesehatan peminum kopinya. Perlu kamu tahu, arang yang dibakar hingga suhu mencapai 250 derajat celcius akan berubah menjadi karbon aktif yang bermanfaat sebagai pengikat racun di dalam tubuh peminumnya. Ini bukan penemuan baru karena berpuluh-puluh tahun lalu, orang Amerika Serikat menggunakan arang sebagai bahan obat antiracun seperti Diarrest, Donnagel, dan lain-lain.
Selain itu, arang membara juga mengandung zat sorbitol yang berfungsi sebagai zat penyerap racun yang dibuangnya melalui saluran pencernaan. Arang juga dapat mengobati penyakit asam lambung, kembung, masuk angin, dan panas dalam. Arang yang paling bagus saat dicelupkan ke dalam kopi adalah arang kayu sambi yang banyak tumbuh di Kalimantan.
Jadi, bila minum kopi joss, selain dapat sensasi bunyi “joss” dari arang membara yang dicelup ke kopi, kamu dapat bonus kesehatan. (IB02/E03)