Inibaru.id - Tuntutan untuk selalu produktif dalam waktu singkat seringkali membuat kita terengah-engah menjalaninya. Pikiran jadi terpecah dan fokus terbagi. Pada akhirnya, alih-alih produktif, kebiasaan multitasking ini justru membuat energi kita terbuang sia-sia.
Agar nggak terengah-engah, kamu harus terbiasa melakukannya dalam waktu singkat agar nggak kehilangan fokus. Salah satu caranya adalah dengan memecah tugas besar menjadi pekerjaan-pekerjaan kecil agar lebih mudah diselesaikan.
Berdasarkan hasil penelitian Dr Mary Czerwinski dkk di Microsoft Research pada 2019, memecah tugas besar menjadi microtasks meningkatkan fokus, mengurangi prokrastinasi, dan membuat otak lebih mudah memulai pekerjaan.
Teori yang dikenal sebagai “Micro-Productivity” ini relevan dalam dunia psikologi. Sebuah riset yang dipublikasikan di European Journal of Social Psychology pada 2009 menyebutkan, lebih baik menyelesaikan persoalan besar secara bertahap dengan memecahnya menjadi sekecil mungkin.
Hal ini penting untuk menghindari "efek zeigarnik", yakni ketika otak cenderung terus memikirkan tugas yang belum selesai. Efek ini merujuk teori yang dikemukakan psikolog Rusia, Bluma Zeigarnik, yang mengamati bahwa pelayan restoran memiliki ingatan yang lebih baik terhadap pesanan yang belum dibayar.
Produktif dalam 5 Menit
Efek zeigarnik menunjukkan bahwa otak menciptakan ketegangan kognitif yang membuat tugas yang terhenti tetap aktif dalam pikiran dan mendorong keinginan untuk menyelesaikannya.
Kembali lagi ke hasil penelitian Dr Mary Czerwinski. Berdasarkan hasil penelitiannya, dia mengatakan bahwa kebiasaan produktif nggak selalu butuh satu jam penuh. Terkadang, 5 menit yang dipakai dengan benar bisa mengubah ritme seharian.
Maka, mari kita asumsikan bahwa pekerjaan akan efektif jika bisa terselesaikan dalam waktu singkat. Katakanlah selama lima menit. Sekarang, mari kita balik; hal produktif apa saja yang bisa kita lakukan dalam lima menit? Lalu, apa dampaknya?
Studi dari American Psychological Association (APA) pada 2020 lalu menemukan bahwa aktivitas singkat seperti pernapasan mindful atau peregangan ringan selama 5 menit bisa menurunkan stres, menstabilkan emosi, dan meningkatkan energi untuk bekerja.
Micro-habits Produktif dalam 5 Menit
Marik kita fokus pada kebiasaan 5 menit yang bisa dicoba dalam keseharian. Berikut adalah daftar kebiasaan kebiasaan 5 menit yang akan membuat kita lebih produktif setiap hari:
5 Menit Menulis To-Do List
Menurut riset dari Dominican University of California, menuliskan tujuan akan meningkatkan peluang bagi kita untuk mencapainya hingga sekitar 42 persen. Maka, cobalah tulis 3 hal terpenting untuk mencapai tujuan tersebut setiap pagi.
5 Menit Stretching atau Jalan Ringan
Studi dari Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity (2021) membuktikan bahwa jeda peregangan singkat mampu meningkatkan aliran darah ke otak dan memperbaiki konsentrasi.
5 Menit Decluttering Digital
Menghapus email nggak penting atau merapikan folder bisa mengurangi “decision fatigue”. Psikolog Roy Baumeister menyebutkan bahwa mengurangi "spam" dalam kehidupan sehari-hari akan membantu otak lebih fokus kepada hal penting.
5 Menit Deep Breathing atau Meditasi
Teknik pernapasan 4-7-8 selama 5 menit terbukti menurunkan detak jantung dan membuat tubuh lebih rileks. Maka, nggak ada salahnya meluangkan waktu sesingkat itu untuk mendapatkan dampak positifnya.
5 Menit Microlearning
Micrplearmomg seperti membaca satu artikel pendek, menonton video edukatif singkat, atau belajar satu kosa kata baru acapkali lebih efektif untuk menambah informasi dan pengetahuan dibanding sesi panjang, berdasarkan sebuah penelitian terbaru.
Agar kebiasaan-kebiasaan itu konsisten, kamu mungkin bisa memulainya dengan menggunakan timer, lalu mengeset alarm tepat waktu agar terasa ringan dan nggak melelahkan. Kemudian, mulailah dengan 1-2 kebiasaan dulu saat "waktu jeda" seperti saat menunggu meeting, perjalanan, atau sebelum tidur.
Adakah micro-habits produktif selama 5 menit lain yang bisa dilakukan atau pernah kamu coba, Gez? (Siti Khatijah/E10)
