Inibaru.id – Setelah hanya bisa bercita-cita selama masa kuliah, Setyo Bagus akhirnya bisa mendaki Gunung Rinjani setelah bekerja di salah satu kementerian yang ada di Ibu Kota Jakarta. Dengan cermat, dia mengatur cuti pada saat libur panjang demi bisa menaklukkan gunung yang ada di Pulau Lombok tersebut.
Beruntung, selain sudah punya uang yang cukup untuk keperluan pendakian, Bagus juga dihadapkan dengan cuaca bagus selama pendakian. Makanya, dia bisa sampai turun ke Segara Anak. Nah, begitu sampai di sana, rasa takjub atas pemandangan alam yang luar biasa ini justru menimbulkan sebuah pertanyaan yang bikin dia kebingungan.
“Rinjani kan tingginya 3.726 meter di atas permukaan laut, kalau Segara Anak di 2.000-an mdpl. Untuk turun ke sana lebih dari 3 jam-an. Artinya, lokasinya terisolasi kan dari lautan, danau, atau sungai. Tapi, kok di sini kita bisa mancing ikan? Itu ikannya dari mana?” ungkapnya dengan penasaran saat bercerita kepada saya pada Jumat (1/5/2025).
Rasa penasaran Bagus bisa dimengerti. Danau Segara Anak realitanya memang terbentuk dari letusan Gunung Rinjani pada zaman purba dulu. Kawah besar ini kemudian terisi air seiring dengan waktu hingga mencapai kedalaman 230 meter. Logikanya, nggak mungkin tiba-tiba ada ikan yang muncul di sana, bukan?
Nah, usut punya usut, ternyata hingga masa pemerintahan Orde Lama, sama sekali nggak ada ikan di Danau Segara Anak Gunung Rinjani. Keberadaan ikan di sana dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah pada masa Presiden Soeharto.

Kala itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PBMBG) mengirim tim peneliti bersama dengan peneliti lainnya dari University Libre de Bruxelles. Dari penelitian tersebut, mereka menemukan bahwa tingkat keasaman air di Danau Segara anak cenderung netral meski aktivitas vulkanik Gunung Rinjani masih aktif.
Penelitian berikutnya dilakukan oleh Kama Kusumadinata, seorang vulkanolog dari Direktorat Geologi Bandung pada 1969. Dari penelitian tersebut, dia memberikan saran ke pemerintah untuk menjadikan Danau Segara Anak sebagai tempat budidaya ikan. Alasannya demi memberikan mata pencaharian bagi masyarakat Gunung Rinjani, sekaligus jadi daya tarik tambahan bagi wisatawan.
Logikanya, nggak hanya mendaki sampai puncak Rinjani, wisatawan bisa merasakan serunya mancing ikan di kawahnya juga. Pengalaman ini pasti sangat menyenangkan, bukan?
Ide ini diterima Presiden Soeharto yang memerintahkan pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk menebar benih ikan nila, ikan mas, dan ikan mujaer pada 1985. Sejak saat itulah, ikan-ikan ini berkembang biak hingga kini diperkirakan jumlahnya sudah mencapai ratusan ribu ekor, Millens.
Hm, jadi ketahuan ya alasan mengapa kita bisa mancing di Danau Segara Anak Gunung Rinjani. Apakah kamu juga pengin merasakan pengalaman seru ini suatu hari nanti? (Arie Widodo/E05)