inibaru indonesia logo
Beranda
Hits
Antrean Panjang Fenomena 'War' Emas; Fomo atau Memang Melek Investasi?
Senin, 14 Apr 2025 09:09
Bagikan:
Ilustrasi: Logam mulia saat ini dianggap sebagai investasi yang menjanjikan, memunculkan orang-orang fomo dan fenomena war emas di banyak tempat. (Antara/Galih Pradipta via Kompas)  

Ilustrasi: Logam mulia saat ini dianggap sebagai investasi yang menjanjikan, memunculkan orang-orang fomo dan fenomena war emas di banyak tempat. (Antara/Galih Pradipta via Kompas)

Nilai rupiah dan IHSG yang sulit menguat membuat orang beralih ke logam mulia, memunculkan fenomena 'war' emas yang mengakibatkan antrean panjang. Biar nggak dibilang fomo, simak tips berikut ini ya!

Inibaru.id - Vebriani Suryaningrum mengaku terkejut mengetahui adanya fenomena "war" emas belakangan ini. Sejak Subuh, antrean sudah mengular di sejumlah gerai pembelian logam mulia seperti Butik Emas Antam. Menurutnya, ini fenomena yang unik.

Sebagai orang yang rajin berinvestasi emas, dia merasakan banyaknya orang yang belakangan membeli emas hingga mengantre panjang adalah fenomena yang anomali. Namun, anomali itu, lanjutnya, bukanlah sesuatu yang buruk, tapi justru positif.

Ani, demikian Vebriani biasa disapa, telah lebih dari 10 tahun menjadikan logam mulia seperti emas batangan sebagai produk investasi karena nilainya stabil. Meski pertumbuhannya nggak setinggi produk lain, menurutnya berinvestasi di emas membuatnya nggak waswas.

"Saya pernah investasi saham, tapi pas pandemi (Covid-19) sudah dijual semua; sebagian buat biaya hidup setelah kena lay-off, sisanya beli emas," tutur perempuan 40 tahun tersebut, Senin (14/4/2025).

Dampak Situasi Ekonomi Global

Setali tiga uang, membeli emas juga rutin dilakukan Nia Karunia. Dia enggan menyebutnya sebagai investasi, karena selain nggak memahami konsep tersebut, membeli emas merupakan kebiasaan yang dilakukan orang tuanya sejak duu.

"Ibu dulu suka jual perhiasan sebelum Ramadan, duitnya buat jualan takjil. Nanti keuntungannya buat beli emas lagi," kenang Nia, Senin (14/4). "Saya ikuti cara itu. Namun, karena perhiasan mengalami reduksi, sekarang saya beli emas batangan."

Banyaknya orang yang belakangan berbondong-bondong membeli emas untuk investasi nggak dianggapnya sebagai bentuk fomo (fear of missing out). Seperti dirinya yang melihat gimana orang tuanya membeli emas, menurutnya orang-orang itu juga sedang belajar sembari menjalaninya.

"Kebetulan momennya sekarang, pas situasi ekonomi global sedang karut-marut. Mereka dapat banyak informasi, mempelajari situasi, lalu memutuskan untuk membeli atau mengalihkan investasi ke emas. Kebetulan saja momen itu terjadi terhadap banyak orang secara bersamaan.

Investasi yang Lebih Menjanjikan

Antrean panjang 'war' emas belum lama ini. (Tangselpos/Trisan)
Antrean panjang 'war' emas belum lama ini. (Tangselpos/Trisan)

Pembelian emas secara masif karena situasi ekonomi global sedang karut-marut sebagaimana dikatakan Nia juga sempat disinggung perencana keuangan Andy Nugroho, Dikutip dari Kompas, Minggu (13/4), gejolak perdagangan membuat nilai Rupiah anjlok, sedangkan harga emas naik.

"Kalau dibilang fomo, mungkin benar; tapi fomo yang positif," ucapnya. "Nilai Rupiah rendah, harga emas tinggi. IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) juga terus terus April ini, membuat logam jadi instrumen investasi yang lebih menjanjikan. Ini adalah respons masyarakat."

Sementara itu, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara mengungkapkan, pembelian emas yang brutal seperti sekarang ini berpotensi membuat permintaan naik dan harga melonjak kian tinggi.

"Tren ini bisa membuat harga logam emas mencatatkan rekor baru pada akhir 2025. Perkiraan, harga emas batangan Antam bisa tembus Rp2,3-2,5 juta per gram (saat ini Rp1,9 juta)," terangnya Minggu (13/4). "Kalau ada resesi global, harganya bakal semakin tinggi dan sulit turun lagi."

Tips Investasi Emas

Meski diyakini bisa menjadi instrumen investasi yang menjanjikan, Bhima menyarankan agar masyarakat nggak ceroboh saat berinvestasi pada logam mulia, apalagi sekadar fomo. Alasannya, karena emas adalah investasi jangka panjang sekitar 10-15 tahun.

Berikut adalah tips berinvestasi dengan logam emas berdasarkan pengalaman orang-orang yang telah lama berkecimpung di dunia tersebut:

1. Untuk investasi jangka panjang

Menurut Bhima, sebagai instrumen investasi yang cocok untuk jangka panjang, kamu bisa membeli emas untuk persiapan dana pendidikan atau DP rumah. Artinya, uang yang dipakai sebaiknya bukanlah yang akan dipakai untuk kebutuhan mendesak.

"Jadi, pakai uang lebihan atau sisa uang setelah dikurangi biaya-biaya rutin; bukan ambil dari uang belanja," tegasnya.

2. Emas batangan alih-alih perhiasan

Untuk investasi, lebih baik kita membeli emas batangan karena harganya akan tetap menarik dalam jangka waktu panjang. Sementara, perhiasan akan mengalami reduksi dalam jangka waktu tertentu. Ini pulalah yang sempat dipikirkan Nia Karunia.

"Saya nggak punya perhiasan dan nggak pakai, karena semuanya sudah dikonversi ke emas batangan. Waktu nikah juga (mas kawin) pakai emas batangan," kelakarnya.

3. Volume dan tempat penyimpanan

Berbeda dengan perhiasan yang biasa dipakai, emas batangan hanya akan teronggok di tempat penyimpanan. Maka, pikirkanlah gimana kamu akan menyimpan produk investasimu itu. Menyimpan di rumah sangat berisiko; kalau kecil rentan terselip dan hilang, jika besar bisa dicuri orang.

"Kalau pakai safety deposit box (jasa penyimpanan barang berharga dan surat penting), pikirkan volume pembelian emas karena akan berkaitan dengan biaya jasa sewanya," tutur Bhima.

4. Bertahap, dalam bentuk pecahan kecil

Terakhir, tips berinvestasi emas dari Vebriani Suryaningrum adalah membeli secara bertahap dalam bentuk pecahan kecil; karena itulah dia lebih suka menyebutnya sebagai "tabungan emas". Dengan gramasi kecil, menurutnya berinvestasi jadi terasa lebih ringan dan lebih mudah untuk dicairkan.

"Saya beli emas sebagai dana darurat. Saya beli secukupnya dari uang lebihan, rutin dalam bentuk pecahan kecil antara 1-5 gram agar bisa jadi simpanan yang menjanjikan dan cukup likuid," tandasnya.

Nah, buat kamu yang sedang fomo ikut war emas, coba review kembali tujuan investasimu ya. Jangan biaya hidup kamu pakai untuk beli emas, ya! (Siti Khatijah/E07)

Tags:

Komentar

inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

Copyright © 2025 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved