Bekraf dan ERK Berujung Kata Sepakat

Inibaru.id – Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) telah melakukan dialog dengan grup band indie Tanah Air, Efek Rumah Kaca (ERK), pada Minggu (11/3/2018) malam. Pembicaraan antara Bekraf dengan ERK tersebut membahas keberangkatan ke Festival South by South West (SXSW) 2018.

Wakil Kepala Bekraf Ricky Pesik mengungkapkan, pihaknya dan ERK berkomunikasi melalui teleconference. Sebagaimana ditulis Kompas.com, Selasa (13/3), telah ada kesepakatan di antara kedua belah pihak.

“Sudah terjadi dialog antara Bekraf dengan ERK. Sudah panjang lebar lah, empat jam. Jadi telekonferensi selama empat jam,” ujar Ricky di kantor Bekraf, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (12/3).

Pembicaraan tersebut melibatkan Kepala Bekraf Triawan Munaf bersama dengan beberapa pejabat di Jakarta, Ricky di Yogyakarta, dan vokalis ERK Cholil Mahmud yang berada di New York, AS.

Ricky mengatakan pihaknya dan ERK akan memberi pernyataan bersama mengenai hal itu dan sepakat untuk tidak lagi saling membela diri. Oleh karena itu, hingga saat ini Ricky belum bisa mengumumkan hasil pembicaraan mereka.

“ERK dan kami sudah sepakat bersama. Klarifikasi dan penjelasan akan keluar bersama antara ERK dan Bekraf. Jadi tidak sepihak-sepihak lagi. Itu buat kami lebih baik,” kata Ricky.

Saat ini Bekraf hanya bisa mengabarkan terkait komunikasi antara pihaknya dan ERK yang sudah terjalin dengan baik dan terbuka. Triawan juga menyampaikan kalau Bekraf menerima banyak masukan dari band indie asal Jakarta tersebut.

Pun sebaliknya, Bekraf juga telah menjelaskan secara lengkap mengenai alur mekanisme dukungan Bekraf kepada para pelaku ekonomi kreatif ketika akan melakukan kegiatan di luar negeri.

“Tadi malam senang sekali kami bicara. Itu dulu sementara. Sebelum kami ada statement bersama dengan Efek Rumah Kaca,” kata Triawan.

Sebelumnya, tawaran delegasi Bekraf untuk manggung di Festival SXSW 2018 ditolak ERK. Mereka menilai ada keganjilan dari dana pembiayaan perjalanan tersebut. ERK juga menyatakan akan tetap datang ke pergelaran musik akbar tersebut dengan menggunakan uang sendiri.

Sementara, Bekraf menyampaikan, meskipun harga tiket jadi lebih mahal, pemesanan tiket fleksibel dilakukan untuk keleluasaan penumpang mengubah jadwal penerbangan tanpa denda dan biaya tambahan.

Terkait jatah lima personal ERK yang tidak bisa dialokasikan untuk 9 personel, Bekraf beralasan karena menggunakan uang negara sehingga harus ada surat izin atas nama masing-masing personel ke Sekretariat Negara untuk nantinya dilampirkan dalam lembar pertanggungjawaban. Jika hal itu dilanggar maka Bekraf telah melanggar aturan keuangan pemerintah. (MEI/GIL)