inibaru indonesia logo
Beranda
Foto Esai
Minggu, 20 Des 2020 10:37
Potret Terbaru Pasar Pagi Salatiga, Masihkah Jaga Jarak?
Penulis:
Bagikan:
Nyaris tidak ada physical distancing di sini.<br>
Matahari belum muncul, mereka sudah sibuk berdagang.<br>
Para pedagang yang ada di sini berasal dari berbagai daerah seperti Purwodadi dan Boyolali.<br>
Ketika subuh datang, para pedagang mulai bersiap untuk membubarkan diri.<br>
Udara di pasar ini sangat dingin, karena lokasinya yang dekat dengan Gunung Merbabu.<br>
Memang sulit menerapkan physical distancing di pasar tradisional.<br>
Kondisi becek khas pasar tradisional melengkapi estetika pasar ini.<br>
Foto udara aktivitas jual beli di Pasar Pagi Salatiga.<br>

Pasar Pagi Salatiga sempat dipuji banyak pihak karena diatur sedemikian rupa sehiingga menerapkan physical distancing. Beberapa bulan berlalu, masihkah para pedagang dan pembeli menerapkan aturan jaga jarak itu sekarang?<br>

Inibaru.id - Aktivitas para pedagang di Pasar Pagi Salatiga, Jawa Tengah, telah dimulai jauh sebelum waktunya ayam jantan berkokok. Ya, sekitar pukul 02.00 WIB, sekitar 900 pedagang telah menggelar dagangannya.

Sekitar Mei 2020 lalu, Presiden RI Joko Widodo sempat memuji penerapan physical distancing yang dilakukan di pasar yang menempati badan jalan tersebut. Namun, bagaimana dengan sekarang?

Perlu kamu tahu, pembatasan jarak dan pengaturan antar-lapak di pasar tersebut semula memang sangat menarik. Tiap lapak diberi jarak sekitar satu meter dan ditandai garis berbentuk kotak. Sayang, ide cemerlang ini nggak bertahan lama. Bahkan, sempat ada pedagang yang positif Covid-19.

Kini, pedagang sudah kembali ke formasi semula, ke posisi normal, tanpa ada physical distancing. Sebagian pedagang berasumsi, lapak yang berjarak membuat pelanggan setia mereka kebingungan. Dilematis, bukan?

Nggak Hanya dari Salatiga

Nggak cuma berasal dari Salatiga, sebagian pedagang di pasar pagi tersebut juga berasal Boyolali dan Purwodadi. Mereka berangkat dari daerah masing-masing menggunakan mobil pikap yang penuh dengan sayur-sayuran segar.

Sejatinya, semua aktivitas di pasar ini akan tampak lumrah andai nggak ada wabah virus corona. Namun, keindahan pasar yang berada di lereng Gunung Merbabu itu menjadi kabur lantaran orang-orang juga waswas saat berkunjung ke pasar tersebut.

Kendati aktivitas pasar pagi tampak normal, tentu saja nggak semua orang merasa leluasa berbelanja di pasar tersebut. Semuanya memang serba dilematis. Mau menutup pasar, dapur para pedagang nggak mengepul. Mau tetap buka, klaster pasar pagi bisa mengintai. Adakah solusi lain? (Triawanda Tirta Aditya/E03)

inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

Copyright © 2024 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved