Inibaru.id - Semenjak Covid-19 , jumlah wisatawan yang berkunjung ke sabang berkurang hingga 90%. Hal ini menggerakkan content creator Ilham Nabila membuat tur virtual untuk memberikan informasi terkait berbagai potensi wisata di kota yang berada di ujung barat Indonesia ini. Virtual tur juga dibuat untuk menunjukkan bahwa Sabang kini sudah aman untuk dikunjungi.
Dengan teknologi dan internet, wisatawan dapat merasakan pengalaman berwisata dan melihat panorama alam di Sabang melalui tur daring ini. Salah satunya adalah lokawisata Goa Sarang yang disebut-sebut sebagai Raja Ampat-nya Aceh. Ada pula Benteng Ano Hitam yang dibangun pada 1942. Benteng itu berbentuk tapal kuda yang menghadap ke laut.
Oya, kalau punya waktu dan memungkinkan, mainlah ke Sabang. Kamu bisa staycation sehari karena sejumlah lokawisata di sana bisa kamu kunjungi sekaligus dalam sehari.
Kamu bisa mulai dengan berkunjung ke Gunung Berapi Jaboi. Jika beruntung, kamu akan disambut dengan tarian penyambutan tamu khas Aceh, Tari Ranuk Lampuan. Gerakan dalam tarian bermakna sebagai proses pembuatan sirih yang diberikan kepada tamu.
Internet Mendukung Pariwisata
Menurut Ilham, apa yang dilakukannya adalah usahanya memanfaatkan keahliannya dalam mengolah video sekaligus mempromosikan wisata setempat. Dengan internet, Ilham dapat melihat berbagai referensi yang kemudian diolah menjadi video yang apik.
“Industri dan pabrik tidak ada, jadi yang berpotensi adalah wisatanya. Dengan background saya membuat video, saya mempromosikan tempat-tempat wisata di daerah saya mulai saat ini,” ungkap Ilham.
Ilham juga bekerja sama dengan pemandu wisata lokal Sabah, Zulkifli Saputra. Dirinya mengungkapkan, Sabah punya berbagai potensi wisata yang dapat dijelajahi. Mulai dari gunung berapi, air terjun, snorkeling, dolphin trip, dan wisata sejarah.
Untuk mendukung promosi wisata di daerahnya, Zulkifli mengaku memanfaatkan media sosial seperti Instagram dan Facebook. Nggak lupa, dirinya juga turut menyesuaikan penggunaan keduanya tergantung target yang ingin dicapai.
“Untuk promosi utama media sosial, kita mengikuti perkembangan. Target pemasaran juga, anak muda banyak main Instagram dan pemasaran tamu-tamu umur 30 ke atas biasanya Facebook,” tutur Zulkifli.
Internet untuk Pendidikan dan Kesehatan
Selain Ilham, ada pula Nadya Tirta, seorang mahasiswi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto yang kini mengabdikan dirinya untuk membantu siswa yang kesulitan belajar. Dia dan teman-temannya membantu murid kelas 1-6 SD yang sudah lama belajar dari rumah.
“Yang saya lakukan selama pandemi adalah mengajar di tempat les di Sabang. Awalnya mendengar keluh kesah murid, banyak yang ngeluh, nggak ngerti, nggak punya gadget, dan nggak paham,” ungkap Nadya.
Maeski para siswa mampu mengakses pelajaran melalui internet dengan mudah, dirinya nggak ingin mereka menggunakan jalan pintas tersebut.
“Kami nggak mau seperti itu, jadi kami juga mengajari mereka secara detail. Mulai dari pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, semuanya,”ujar Nadya.
Selain untuk pariwisata dan pendidikan, teknologi dan informasi di Kota Sabang juga dimanfaatkan dalam sektor kesehatan. Di Puskesmas Desa Iboh, Sabang, mereka telah menggunakan aplikasi yang dapat digunakan oleh pemilik kartu BPJS untuk memudahkan pelayanan. Tinggal daftar secara daring, pasien nggak perlu mengantre terlalu lama untuk mendapatkan pelayananan.
Kemudahan akses internet ini nggak terlepas dari jangkauan internet yang hampir mencakup seluruh wilayah Sabang. Menurut Kabid Penyelenggara e-Government Diskominfo Kota Sabang, Muharram, focusing Kominfo adalah penempatan jaringan internet gratis.
Kini, jangkauan internet Aceh ke Sabang menggunakan backbone radio microwide. Selain itu, fiber optic bawah laut membuat akses internet di Kota Sabang stabil dan minim gangguan.
Wah nggak nyangka ya, daerah terluar di Indonesia bisa berdaya berkat keberadaan internet! (IB27/E03)