Inibaru.id - Saat melewati Jl. Pemuda Semarang, kamu
pasti nggak asing dengan bangunan dengan dominasi putih dengan aksen oranye yang
satu ini. Yap, kantor pos! Sebenarnya, sudah lama saya pengin mengulik tempat ini, tapi baru sekarang kesampaian.
Nah biar informasi makin cihuy, saya berdiskusi juga dengan storyteller Bersukaria Walk Pratiwi.
Menurut informasi Pratiwi, Kantor Pos Besar Semarang ini sudah ada sejak 1904. Kamu juga bisa tahu fakta ini dari dua bus surat bertuliskan brievenbus berangka 1904 di bagian bawahnya. Sepertinya sih terbuat dari material berkualitas tinggi karena masih awet hingga kini. Meski begitu, saya nggak yakin bus surat ini masih digunakan oleh pelanggannya.
Kedua bus surat tersebut istimewa dibanding dua bus surat lainnya. Iseng-iseng saya ketok permukaannya. Dari suara yang dihasilkan saya bisa memastikan keduanya terbuat dari material berbeda. Jelas yang paling tua punya kualitas yang lebih premiun karena dapat bertahan hingga kini.
Kantor Pos di Nol Kilometer Setiap Kota
Yap, nggak bisa dimungkiri kalau Kantor Pos Semarang
merupakan peninggalan Belanda pada waktu itu. Pada zaman dahulu, komunikasi intens dilakukan via surat. Dekatnya jarak kantor pos dengan Titik Nol Kilometer bukannya tanpa sebab, Millens.
Kata Pratiwi, Jalan Anyer-Panarukan yang dibangun pada
1808-1811 yang dibangun era Daendels selalu melewati titik ini.
“Jalan pos Daendels itu pasti melewati 0 km di tiap kota untuk memudahkan pak pos untuk mengirimkan surat. Jadi nggak heran, di setiap dekat 0 km ada kantor pos,” tuturnya.
Hal ini juga bisa kamu temukan ketika berkunjung ke Malioboro, Yogyakarta. Kantor Pos lawas yang ada di sana juga dibangun nggak jauh dari Titik Nol Kilometer kota tersebut.
Oranye Kebanggaan Belanda
Selain punya kaitan erat dengan Jalan Anyer-Panarukan dan Titik Nol Kilometer, warna oranye kantor pos juga punya makna yang nggak saya sangka-sangka. Menurut Pratiwi, warna oranye merupakan warna kebanggaan dari warga Belanda. Nggak heran kantor pos lekat dengan warna ngejreng yang satu ini.
“Warna oranye adalah warna tradisi belanda. Oranye merupakan pride (prestise) bagi warga Belanda dan dibikin warna kantor pos,” tuturnya.
Dia bahkan menyebutkan, menjadi pegawai kantor pos punya prestise
layaknya ASN di masa kini yang punya sistem rekrutmen yang ketat. Wah!
“Masuk (menjadi pegawai) ke kantor pos itu seperti PNS. Tahap seleksinya susah. Saat itu yang punya nilai prestise tinggi adalah pos dan PJKA,” tambahnya.
Selain bikin saya manggut-manggut, fakta-fakta yang disodorkan Pratiwi soal Kantor Pos semarang ini sekaligus bikin saya tertawa dalam hati. Ternyata beberapa hal yang lekat dengan kehidupan di masa kini merupakan warisan kolonial. Makanya saya suka heran kenapa orang suka teriak-teriak anti-asing, padahal yang dia nikmati merupakan peninggalan asing, ups! (Zulfa Anisah/E05)