Inibaru.id – Setiap candi di Indonesia punya keunikannya tersendiri. Tapi, bisa jadi Candi Belahan punya sesuatu yang sulit untuk ditemui di candi-candi lainnya. Soalnya, candi ini memiliki air yang mengucur keluar dari payudara salah satu arcanya. Berkat keunikan inilah, candi ini juga dikenal dengan nama Candi Sumber Tetek.
Dalam Bahasa Jawa, “sumber” bisa diartikan sebagai sumber air. Sementara itu, “tetek” berarti payudara. O ya, keberadaan pancuran dan arca ini sudah ratusan tahun alias sama dengan usia Candi Belahan.
Betewe, Candi Belahan bisa kamu temui di Dusun Belahanjowo, Desa Wonounyo, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, atau di lereng sebelah timur Gunng Penanggungan. Sebenarnya, alih-allih disebut sebagai candi, situs bersejarah ini lebih cocok disebut sebagai petirtaan atau pemandian kuno.
Soalnya, di sana ada kolam dengan bentuk segi empat yang mendapatkan air dari sungai kecil di sebelah selatan. Nah, pada bagian barat kompleks petirtaan ini, ada relung yang berisi arca Dewi Sri dan Dewi Lakshmi. Dari payudara arca Dewi Lakshmi itulah, ada air yang memancar keluar.
Para peneliti menyebut Candi Belahan dibangun pada 931 Saka atau 1009 Masehi. Diperkirakan, kompleks petirtaan ini dibangun pada saat Kerajaan Medang dipimpin oleh Raja Dharmawangsa Teguh atau pendahulunya, yaitu Mpu Sindok.
O ya, nggak jauh dari Petirtaan Belahan ada juga petirtaan lainnya, yaitu Petirtaan Jalatunda. Posisi keduanya mengapit Gunung Pawitra. Kalau dalam mitologi Jawa, gunung ini adalah puncak dari Mahameru. Keunikan lokasi dari kedua petirtaan ini pun membuat para peneliti yakin jika keduanya dulu dipakai sebagai lokasi ritual peribadatan.
Menariknya, sampai sekarang, di Petirtaan Belahan, masih banyak orang yang menjalani sejumlah ritual. Hal ini diungkap oleh Juru Kunci Candi Belahan Mistari.
“Dulu Raja Airlangga dan permaisurinya mandi di sini. Kalau sekarang, yang mandi adalah orang-orang yang menjalankan ritual untuk mendapatkan kesembuhan. Dipercaya kalau melakukannya pas malam bisa menyembuhkan penyakit,” ungkapnya sebagaimana dilansir dari Kompas, Selasa (18/4/2023).
Biasanya ritual untuk mendapatkan kesembuhan ini hanya bisa dilakukan pada malam-malam tertentu. Nah, pada malam-malam itulah, Candi Belahan biasanya lebih ramai pengunjung dari hari-hari biasanya.
“Ada yang minum, ada yang mandi, ada juga yang menaruh sesajen. Ya semua tergantung keyakinannya masing-masing. Tapi, banyak juga yang cuma pengin datang untuk main air. Biasanya paling ramai pada Jumat Legi atau saat malam bulan purnama. Itu ramainya bisa sampai pagi,” lanjut Mistari
Tertarik untuk melihat Candi Belahan, Millens? Kalau cuma pengin main air di sana, mungkin hindari malam-malam yang ramai, ya? O ya, tempat ini nggak ada tiket masuknya. Jadi, kamu bisa masuk secara gratis. Tapi, pastikan untuk menjaga kebersihan tempatnya, ya? (Arie Widodo/E05)