Inibaru.id - Pesta Lomban sudah menjadi tradisi yang rutin diselenggarakan secara besar-besaran oleh warga Jepara. Momen setahun sekali ini dilaksanakan selama 2 hari berturut-turut, Millens. Mulai dari arak-arakan, ziarah hingga pada puncaknya yaitu pelarungan kepala kerbau.
Sehari sebelum dilaksanakan pelarungan, kerbau lebih dulu diarak dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Ujung Batu hingga lokasi penyembelihan. Dengan diiringi tarian keprajuritan dan tarian-tarian lokal kerbau ini menjadi tontonan banyak orang. Nggak hanya warga setempat, acara ini juga dihadiri masyarakat dari daerah lain hingga warga negara asing.
Pengunjung menunggu aba-aba panitia untuk naik ke kapal yang telah dihias. (Inibaru.id/ Isyah Maharas)
Tapi kabarnya, dari tahun ke tahun acara ini mulai sepi sejak tenggelamnya kapal saat pesta lomban 2 tahun lalu. Sehingga orang-orang yang datang ikut serta naik kapal untuk mengiring pelarungan pun berkurang, mereka lebih memilih menunggu acara selanjutnya yaitu Festival Kupat Lepet di Pantai Kartini.
"Ini sedikit. Biasanya lebih dari ini. Karena biasanya parkir sampai lapangan itu penuh," kata Aries, juru parkir di Pantai Kartini, Rabu (12/6).
Meskipun pengunjung nggak seramai beberapa tahun yang lalu, tapi pelaksanaannya tetap meriah kok, Millens. Untuk menambah minat pengunjung, acara hiburan lain juga digelar seperti lomba panjat pinang di pantai.
Tentunya, tahun ini pelarungan kepala kerbau kembali digelar. Jadi, dari rumor yang beredar hal ini untuk mencegah malapetaka. Masyarakat percaya kalau peristiwa kecelakaan kapal saat pesta lomban dua tahun yang lalu terjadi lantaran ritual ini nggak dilakukan. Tentunya tradisi ini bukan bermaksud syirik ya, Millens. Melainkan sebagai ungkapan syukur warga Jepara atas hasil tangkapan ikan di laut.
Jadi, tahun depan kamu mau ikutan melarung kepala kerbau juga nggak nih? (Isyah M/E05)