Inibaru.id – Kamu mungkin sudah sering mendengar pasar yang menjual berbagai komoditas hasil bumi. Tapi, pernah dengar nggak ada pasar yang isinya nyaris cuma pisang? Nah, kalau kamu main ke Boyolali, tepatnya di Dusun Kalongan, Desa Juwangi, Kecamatan Juwangi, ada pasar unik yang dikenal sebagai Pasar Pisang Juwangi. Konon, ini adalah pasar pisang terbesar di Jawa Tengah!
Setiap pasaran Wage dan Legi, pasar ini mendadak jadi lautan pisang dengan warna hijau dan kuning yang khas. Ratusan tundun pisang dipajang berjejer di atas tanah, lengkap dari jenis pipit, raja, ambon, kawisto, hingga kepok dan rajanangka. Bau manis khas pisang langsung menyeruak begitu kamu masuk ke area pasar.
Lokasi Pasarnya nggak jauh dari Pasar Juwangi, hanya sekitar 100 meter, dan dekat juga dengan Stasiun Kereta Api Juwangi. Strategis banget buat para pembeli luar kota yang datang khusus buat memborong pisang.
Menariknya, sebagian besar pedagang di pasar ini adalah warga Kecamatan Juwangi. Salah satunya, Purwati, yang sudah belasan tahun berjualan di sini. "Saya nerusin usaha ibu saya. Dari kecil sudah lihat ibu jualan pisang, sekarang saya yang melanjutkan," ungkapnya sebagaimana dinukil dari Espos, Senin (28/2/2022) sembari mengaku puluhan tundun pisang pipit, raja, ambon, dan kawisto yang dia bawa kala itu langsung ludes hanya dalam waktu 1,5 jam.
Karena lokasinya strategis di antara Boyolali, Grobogan, Salatiga, dan juga nggak jauh dari Semarang, pembeli pasar ini nggak hanya dari Boyolali, melainkan juga dari Salatiga, Kudus, Pati, Solo, Klaten, bahkan sampai Demak.
Pedagang lain, Sulastri, mengaku terbiasa datang sejak pukul 04.30 WIB. “Terkadang jam tiga pagi sudah ramai. Bahkan H-1 pasaran, sudah banyak yang drop pisang dari sore,” jelasnya perempuan yang mengaku sebagai tengkulak dan membeli pisang langsung dari para petani di Juwangi, lalu menjualnya kembali ke para pengepul dari luar daerah.
Meski jadi sentra pasar, bukan berarti harga pisang di sana selalu murah, ya, Gez? Harga pisang di pasar ini juga fluktuatif, lo. Menurut Sulastri, saat musim kemarau, harga pisang bisa melambung tinggi karena hasil panen lebih sedikit dibanding musim hujan. Meski begitu, pisang pada musim kemarau biasanya punya rasa lebih manis sehingga cepat laku.
Pasar ini bukan sekadar tempat jual beli. Ini adalah bukti nyata bagaimana potensi lokal bisa menciptakan perputaran ekonomi yang besar. Para petani, tengkulak, hingga pembeli sama-sama diuntungkan. Belum lagi, suasana pasar yang khas dan ramah bikin siapa pun betah berlama-lama.
Kalau kamu lagi mencari tempat wisata agro atau ingin merasakan langsung denyut nadi ekonomi tradisional yang masih hidup, Pasar Pisang Juwangi patut masuk daftar kunjunganmu. Tapi jangan lupa, pasarnya cuma buka dua kali dalam lima hari, yaitu pasaran Wage dan Legi. Jadi, kapan nih kita main ke sana, Gez? (Arie Widodo/E07)
