Inibaru.id - Warganet kini tengah ramai membincang pramugari dari maskapai plat merah yang disebut-sebut punya hubungan gelap dengan salah seorang pimpinannya. Warganet pun nggak segan menyebutnya sebagai gundik. Isu ini bikin tren pencariannya di google meningkat akhir-akhir ini.
Jika kamu merupakan generasi milenial, kamu pasti lebih familiar dengan sugar baby. Yap, keduanya serupa.
Kota Semarang yang pernah dipijak oleh tentara Jepang punya sejarah kelam tentang gundik. Salah satunya adalah kisah gadis simpanan perwira Jepang, Sumirah yang berasal dari Salatiga. Sebelum jadi gundik, Sumirah adalah jugun ianfu tentara Jepang.
Jugun ianfu merupakan perempuan yang dipekerjakan untuk melayani tentara Jepang. Dalam bahasa Jepang, jugun ianfu berarti perempuan penghibur.
Storyteller Bersukaria Walk, Pratiwi mengungkapkan bahwa remaja perempuan yang berasal dari desa-desa sekitar Semarang diiming-imingi dengan tawaran kerja di kota. Namun bukannya diberi pekerjaan, para perempuan ini dipaksa untuk melayani tentara Jepang.
Hotel Oewa Asia yang terletak di Jl. Kol. Sugiyono No. 12 Semarang ini menjadi saksi pilunya para perempuan yang ditipu dengan janji pekerjaan yang layak.
Bangunan Oewa Asia di masa lalu dan sekarang. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)
Nggak cuma menipu para gadis kampung nan polos, tentara Jepang juga nggak segan menculik perempuan yang bepergian sendirian. Nggak heran, orang Jawa berpandangan bahwa perempuan nggak boleh keluar malam sendirian.
“Hal ini yang bikin kita-kita ini nggak boleh keluar malem,” kata Tiwi pada peserta tur yang semuanya merupakan perempuan.
Selain Oewa Asia, ada pula Hotel Singapur yang letaknya saling berdekatan. Kedua hotel ini diduga jadi lokasi disimpan dan dijualnya para perempuan malang ini pada tentara kolonial.
Menurut beberapa sumber, praktik pemaksaan perempuan Jawa menjadi gundik atau jugun ianfu tersebut terjadi pada 1942. Hingga pada 1945 yang bertepatan dengan ditariknya pasukan Jepang ke negaranya, praktik ini dikatakan berakhir.
Adanya praktik keji ini juga ternyata bikin citra hotel di Kota Semarang menjadi buruk karena dicap sebagai tempat berkumpulnya pasangan nggak sah atau bahkan perbudakan seksual. Pelangi Indah bekas perusahaan minyak zaman Belanda yang terletak nggak jauh dari Oewa Asia pun mencoba menepis hal tersebut dengan hanya menerima pasangan sah saja.
Kini fasad bangunan Oewa Asia nggak banyak berubah dari masa kelamnya. Hingga kini baik hotel Singapur dan Hotel Oewa Asia masih melayani tamu yang ingin menginap walaupun bentuk bangunannya nggak karuan dan kalah dengan hotel yang baru. Alih-alih menginap, ketika saya melihat dari luar pun hati saya teriris pilu mengingat sejarah kelam di baliknya.
Nah kalau kamu tertarik menginap di hotel ini nggak, Millens? (Zulfa Anisah/E05)