Inibaru.id – Menyambangi Candi Gana, jangan berharap kamu menjumpai tumpukan batu yang menyatu membentuk bangunan megah laiknya Borobudur atau Prambanan. Dulu, pernah berdiri sebentuk candi di sana, tapi kini yang tersisa hanyalah bongkahan batu yang berserakan.
Kendati hanya serupa batu yang bahkan tak menyerupai bangunan sedikitpun, candi di Dusun Bener, Kelurahan Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, ini tetap menjadi magnet berwisata yang cukup menarik.
Bayangkan kamu berkunjung bersama gebetan ke sini, lalu sembari berjalan di antara bongkahan batu-batu itu, kamu menjelaskan kisah candi tersebut kepadanya sembari membayangkan gimana kalau candi itu disatukan lagi suatu saat nanti! Bakal berkesan pastinya!
Bebatuan Candi Gana yang terserak di tengah pemukiman warga. (Instagram/r_djangkaru)
Perlu kamu tahu, Candi Gana masuk dalam daftar situs warisan dunia. Namun, lantaran letaknya berada di tengah perkampungan, nggak banyak yang tahu keberadaan candi ini.
Selain berwisata sejarah, kamu juga bisa berswafoto di candi yang buka pukul 07.00 hingga 17.00 WIB ini. Mari berandai-andai Candi Gana suatu saat bisa disatukan dan kamu bisa datang lagi saat itu. Hm, bisa berfoto before-after, kan?
Candi Gana dibangun sekitar abad ke-9 pada masa pemerintahan Dinasti Syailendra. Meski telah jadi reruntuhan, beberapa patung di candi ini tampak hanya tercongkel sedikit di beberapa bagian.
Reruntuhan Candi Gana. (Nasirullahsitam)
Oya, menilik dari bagian kakinya yang berbingkai belah rotan dengan sisi genta, candi ini masuk kategori candi Buddha, Millens. Reruntuhannya mungkin bakal mengingatkanmu pada reruntuhan Candi Klodangan di Sleman dan Situs Payak di Bantul yang juga konon dibangun pada abad ke-9.
(Baca Juga: Candi Plaosan dan Penyatuan Cinta Beda Keyakinan Pramodawardhani-Rakai Pikatan)
Memasuki candi ini, kamu cuma bakal dikenai tarif tak lebih dari Rp 5.000. Murah meriah, bukan? Yap, keindahan candi nggak cuma menarik saat berbentuk candi, kok. Bongkahannya pun bisa kamu sambangi! (IB15/E03)