Inibaru.id - Di Kota Semarang, rumah kuno berarsitektur Belanda memang nggak asing lagi. Tapi rumah bergaya Belanda yang satu ini bisa dibilang istimewa. Konon di rumah ini tersimpan harta karun peninggalan tentara Prancis lo. Seru juga ya untuk ditelusuri.
Akhirnya, Kamis (26/12) sore saya sambangi juga rumah di Jalan Teuku Umar, Jatingaleh ini. Mungkin kamu nggak akan langsung melihat bangunan tua ini. Sebab lokasinya di belakang sebuah cafe bernama “Basilia Candi”. Jadi sedikit tertutup.
Kolonel Purn. Nursahit (83) dan istrinyalah yang menghuni rumah ini sejak 1978. Saat
memperkenalkan diri dan berjabat tangan, dia seakan langsung mengetahui maksud
kedatangan saya. Padahal saya belum mengutarakannya. “Mau nanya-nanya soal
harta karun ya?” Ucapnya. Ini pasti karena sudah banyak orang sebelum saya yang datang dan mencoba mengorek informasi soal harta karun.
Dengan senyum ramah, lelaki paruh baya berkursi roda ini mempersilakan saya duduk di ruang tamu. Tanpa bermaksud macam-macam, pandangan mata saya mengamati seisi rumah. Sejenak saya menerka-nerka kebenaran mengenai harta karun tersebut. Kalau pun benar kira-kira di mana ya letaknya?
Adanya harta karun tersebut menurut keterangan Nursahit berawal dari kedatangan seorang purnawirawan Prancis bernama, Jean Kneal. Dia mengaku sebagai utusan Prancis yang bertugas mengurus tanah bekas jajahan. Nah, di Indonesia tepatnya di Semarang dan di rumah Nursahit inilah Prancis meninggalkan jejaknya.
Sesuai testimoni dari Kaisar Napoleon Bonaparte, Jean Kneal berkata kalau harta karun Prancis ditinggal di sebuah tanjakan. Jadi kala itu Prancis pada 1811 sempat menguasai Hindia Belanda. Di bawah pimpinan Gubernur Jenderal Janssens mewakili sekutunya yakni Belanda, mereka membangun pertahanan di Semarang.
Inggris yang berada di bawah pimpinan Sir Thomas Stamford Raffles adalah musuh utama. Kedatangan mereka ke Semarang membuat tentara Prancis tunggang langgang.
“Inggris memang kuat. Gaya perang mereka menggunakan tabuhan
drum yang membuat siapa saja sudah bergetar,” kata Nursahit.
Saat Inggris datang Prancis menggunakan delman memborong
semua logistik, persenjataan termasuk harta karunnya. Nah, di tanjakan Jatingaleh
itulah delman nggak kuat mendaki. Para tentara berinisiatif untuk menitipkan harta tersebut.
“Kata Napoleon harta karun tersebut dititipkan oleh kusir delman. Dan yang pasti kusir delman tersebut adalah orang China. Dia nggak percaya orang Jawa,” jelas Nursahit.
Oleh sang kusir, harta itu dititipkan di rumah seorang Tionghoa bernama Gwi Tian Ji. Beredar kabar,
Gwi Tian Ji kaya berkat harta karun tersebut. Di sini saya sempat bingung, apakah Gwi Tian Ji adalah kusir tadi atau orang yang berbeda. Tapi sudahlah ya. Terkadang misteri itu lebih seksi. He
Selain media yang memburu kabar harta karun tersebut Nursahit juga dipusingkan oleh beberapa orang yang bersikeras memburu harta karun yang konon masih ada di rumah tersebut.
“Banyak orang yang berupaya keras menemukan harta karun di rumah ini. Dari yang rela bersemadi di lantai dua sampai salah satu perusahaan ternama di Indonesia. Mencarinya pun pakai detektor logam. Namun tidak ada yang pernah berhasil dan saya sendiri pun tak pernah percaya kalau harta karun itu ada,” ujarnya.
Kalau kamu percaya nggak dengan adanya harta karun ini, Millens? (Audrian F/E05)