Suasana Warung yang Sederhana dan Bikin Betah

Begitu masuk ke area warung, suasananya langsung terasa Jogja banget: sederhana, hangat, dan jauh dari bising jalan raya. Tempatnya memang kecil, tapi justru itu yang menambah kesan rumahan. Pembeli duduk dengan sabar menunggu pesanan sambil menghirup aroma bumbu yang ditumis di atas tungku arang yang bikin kamu bernostalgia.

Penilaian para pengunjung yang datang pun rata-rata positif. Banyak yang memuji keramahan Pak Uun dan pelayanannya yang gesit, meski harus memasak hingga empat wajan sekaligus ketika sedang ramai-ramainya.

Salah satu keunikan Bakmi Pak Uun ada pada proses memasaknya yang tetap mempertahankan cara tradisional. Wajan panas diletakkan di atas tungku arang, lalu minyak dituang untuk menumis bumbu yang harum. Setelah itu baru ditambahkan daging ayam, air, sayuran, dan mie. Untuk nasi goreng, tahapannya hampir sama. Bedanya, setelah bumbu matang, nasi langsung digoreng hingga warnanya merata.

Teknik memasak ini menghasilkan aroma smokey yang lembut, khas masakan Jawa tempo dulu. Kuah bakmi godok-nya cenderung creamy, gurih, dan penuh rasa. Banyak pelanggan menyebut bakmi di sini terasa semakin nikmat karena menggunakan telur bebek. Pantas saja rasanya begitu kaya dan bikin susah lupa.

"Kuahnya creamy, kematangan mi pas, porsinya juga bikin kenyang," ungkap salah seorang pembuat konten kuliner terkemuka di Instagram @dyodoran.

Menu yang paling populer di sini tentu saja bakmi godok. Versi gorengnya juga tidak kalah sedap, cocok buat kamu yang kurang suka makanan berkuah. Ada juga nasi goreng dengan cita rasa klasik ala kampung. Harga per porsinya mulai sekitar Rp17.000 saja, murah untuk ukuran cita rasa yang bikin pelanggan balik lagi berkali-kali.

Beberapa pengunjung punya rekomendasi personal. Ada yang selalu pesan bakmi godok telur bebek, ada pula yang menyarankan minuman jahe serai sebagai pendamping biar tubuh hangat di malam hari. Kalau mau lebih nendang, teh hangat atau kopi juga cocok menemani makanmu.

Bakmi Palbapang Pak Uun bukan sekadar tempat kuliner karena menawarkan pengalaman dari suasana kampung yang tenang sampai aroma arang yang menguar dari dapur kecilnya. Jadi kalau kamu sedang di Bantul atau lagi kangen cita rasa bakmi Jawa yang otentik, warung ini wajib banget kamu sambangi. 

Ingat, datang lebih awal, ya, Gez, biar nggak kehabisan! (Arie Widodo/E07)

Inibaru.id - Kalau kamu penyuka bakmi Jawa, nama Bakmi Palbapang Pak Uun rasanya wajib masuk daftar kunjungan. Warung kecil yang tersembunyi di tengah permukiman Bantul ini sudah jadi legenda sejak tahun 2000. Meski lokasinya nyempil di Karasan, Palbapang, banyak orang rela “blusukan” demi seporsi bakmi godok gurih yang konon bikin ketagihan.

Warung Bakmi Pak Uun buka setiap hari mulai pukul 17.00 sampai 22.00 WIB. Tapi jangan tertipu jam tutupnya ya karena sering kali dalam tiga jam saja setelah buka, seluruh menu sudah ludes. Banyak food hunter yang sudah mengingatkan: kalau mau dapat jatah, datanglah sebelum malam benar-benar larut.

Meski buka sejak pukul 17.00 sampai 22.00 WIB, terkadang Bakmi Palbapang Pak Uun sudah kehabisan makanan saking banyaknya pembeli yang datang.

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

Salah satu penyebab utama risiko ini datang dari kualitas charger itu sendiri. Banyak charger murah atau palsu yang beredar, dan sayangnya, masih sering kita temui di rumah-rumah.

Charger semacam ini biasanya tidak punya sistem perlindungan arus, panas, atau pemutus otomatis. Jadi saat tetap terhubung ke listrik, ia akan terus bekerja dan menghasilkan panas. Kalau komponennya kurang bagus, panas yang menumpuk bisa memicu kerusakan, bahkan kebakaran.

Selain kualitas, faktor lingkungan juga berpengaruh. Charger yang dibiarkan menancap dan berada di area tertutup, misalnya dekat tumpukan barang atau di belakang furnitur, lebih mudah terperangkap panas. Apalagi kalau ruangan cenderung panas atau lembap, risiko kerusakan pada charger pun semakin tinggi.

Walau jarang terjadi, fluktuasi listrik dan sambaran petir bisa mempengaruhi perangkat yang sedang terhubung ke soket. Charger yang tidak punya pelindung arus bisa rusak seketika saat ada lonjakan tegangan. Dalam kasus ekstrem, korsleting bisa terjadi dan menimbulkan percikan api. Memang bukan sesuatu yang terjadi setiap hari, tapi cukup banyak orang yang baru sadar setelah perangkat mereka gosong duluan.

Peluang Muncul Ledakan Kecil, Tapi Tetap Ada

Tenang, bukan berarti setiap charger yang kamu biarkan menancap bakal “meledak”. Kalau kamu memakai charger asli dari jenama terpercaya, risiko masalah ini jauh lebih kecil. Produk resmi biasanya sudah melewati uji keselamatan dan punya fitur pencegahan panas berlebih. Tapi tetap saja, risiko kecil bukan berarti nol, apalagi kalau chargermu sudah menua, sering jatuh, atau pernah terasa panas berlebihan.

Untuk charger palsu, ceritanya beda. Risiko korsleting atau kebakaran naik berkali-kali lipat karena komponennya nggak dirancang tahan lama. Jadi lebih baik hindari, ya.

Biar nggak waswas, kamu bisa melakukan beberapa langkah sederhana:

Jadi, meski kelihatannya sepele, kebiasaan membiarkan charger tetap menancap tetap punya risiko. Baiknya segera lepas dari stopkontak deh kalau memang sudah nggak dipakai. Setuju, Gez? (Arie Widodo/E07)

Inibaru.id - Kita semua pasti pernah melakukan ini: selesai ngecas, ponsel dicabut, tapi kepala chargernya tetap anteng nempel di stopkontak. Kelihatannya sih nggak masalah. Toh nggak lagi dipakai, kan? Tapi ternyata kebiasaan kecil ini bisa menimbulkan risiko yang jarang kita sadari.

Meski jarang terjadi, ada kemungkinan kepala charger yang dibiarkan terus menancap bisa bermasalah. Tapi, jangan keburu membayangkan munculnya ledakan dramatis seperti di film, ya. Masalahnya biasanya jauh lebih sederhana, tapi tetap berbahaya kalau dibiarkan.

Banyak dari kita yang membiarkan kepala charger terus menancap di stop kontak meski sudah nggak lagi dipakai. Apakah hal ini berbahaya jika dibiarkan?

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

Peresmian dilakukan oleh Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Drs Agus Andrianto SH MH bersama jajaran pejabat kementerian, pimpinan Undip, dan perwakilan pemerintah daerah.


Dalam sambutannya, Menteri Agus menegaskan komitmen pemerintah untuk memperluas akses layanan keimigrasian. Dia mengatakan, keberadaan titik layanan di kampus menjadikan pelayanan semakin cepat, responsif, dan dekat dengan masyarakat.

"Saya berharap layanan ini bisa menjadi model bagi daerah lain," sebutnya.

Layanan yang dibuka meliputi penerbitan dan penggantian paspor WNI, BAP paspor hilang atau rusak, pelayanan izin tinggal WNA, serta konsultasi dan informasi keimigrasian.


Usai peresmian yang dilakukan dengan memukul gong, Menteri Agus meninjau ruang pelayanan yang telah dilengkapi ruang tunggu kondusif, sistem antrean terintegrasi, serta petugas yang telah dipersiapkan secara khusus.

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Imigrasi Jateng Haryono Agus Setiawan menyampaikan, layanan ini merupakan langkah strategis untuk mendekatkan pelayanan keimigrasian kepada masyarakat.


"Kehadiran layanan ini juga mempermudah mahasiswa asing Undip untuk mengurus izin tinggal, jadi akan mendukung kenyamanan mereka menjalani aktivitas akademik," jelasnya.

Setali tiga uang, Rektor Undip Prof Dr Suharmono SE MSi juga menyambut baik kerja sama tersebut dan menyatakan bahwa Undip siap menyediakan segala fasilitas yang diperlukan agar pelayanan imigrasi dapat berjalan optimal dan mudah diakses.

Campus Immigration Point di Undip diharapkan menjadi percontohan nasional dan mendorong kampus lain menghadirkan layanan publik serupa, terutama di lingkungan perguruan tinggi dengan aktivitas internasional yang tinggi.

Keberadaan layanan ini di kampus menegaskan bahwa Undip memiliki "aktivitas internasional" yang cukup baik. Kampus lain gimana, nih? (Murjangkung/E10)&nbsp;

Inibaru.id - Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Semarang meresmikan Campus Immigration Point di Universitas Diponegoro (Undip) pada Senin (1/12/2025) kemarin. Layanan ini menjadi yang pertama di Indonesia, yang memungkinkan pengurusan dokumen keimigrasian langsung di lingkungan kampus.

Dengan hadirnya fasilitas tersebut, mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan, di lingkungan Undip bisa mengurus paspor hingga izin tinggal tanpa harus datang ke kantor imigrasi. Hal tersebut juga berlaku untuk masyarakat umum yang bukan merupakan bagian dari Undip.

Layanan Campus Immigration Undip ini menjadi yang pertama di Indonesia dan memungkinkan pengurusan dokumen keimigrasian langsung di lingkungan kampus, sekaligus menegaskan 'aktivitas internasional' yang cukup baik di salah satu kampus terbaik di Kota Semarang ini.

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

Tas rajut buatan tangan dari perempuan kreatif asal Kota Semarang yang sehari-hari berprofesi sebagai ibu rumah tangga tersebut telah menempuh perjalanan jauh: menembus pasar dunia, menguatkan pejuang kanker, dan membuka ruang pemberdayaan bagi warga binaan Lapas Perempuan Semarang.

"Merajut itu awalnya hanya hobi. Karena anak-anak sudah besar, saya mengisi waktu luang dengan merajut. Saya ibu rumah tangga, ikut suami dinas di daerah terpencil, sehingga memilih fokus mengurus anak-anak," ujar Indah saat ditemui Inibaru.id akhir November lalu.

Indah mengaku belajar merajut secara autodidak sejak 2011. Gurunya adalah internet dan Youtube. Awal-awal berkreasi, dia hanya membuat taplak meja dan dompet kecil. Namun, seiring waktu, keterampilannya meningkat hingga bisa membuat tas rajut sendiri.

Sedikit demi sedikit, dunia rajut yang awalnya hanya pengisi waktu luang justru menjadi peluang. Indah merasa bangkit dan berdaya. Sembari melakoni keseharian sebagai ibu rumah tangga, dia mulai bisa melihat betapa besar peluang bisnis yang tersimpan dalam setiap karyanya.

Pada 2017, ketika sebagian besar pelaku UMKM masih berkutat di pasar lokal, Indah justru sudah merasakan aroma pasar global. Melalui PT Mas di Solo, dia dipercaya mengerjakan produk home decor untuk dikirim ke negara-negara di Eropa.

Sistemnya maklun; perusahaan menyediakan bahan, lalu Indah menangani produksi dan merekrut tenaga kerja yang dia latih sendiri.

Tas rajut buatan Indah merambah hingga Dubai setelah karya-karyanya dua kali lolos kurasi mengikuti pameran BRI UMKM EXPO(RT). Dalam sesi business matching, dia bertemu buyer luar negeri yang kemudian memesan 1.000 tas makram untuk pasar Dubai.

"Semula diminta selesai satu bulan, saya nggak sanggup. Akhirnya dinego jadi lima bulan, per bulan 200 pieces. Saya ngajari orang-orang, mereka ikut mengerjakan," ungkap Indah.&nbsp;

Di antara banyak teknik, tapestri menjadi yang paling dia kuasai karena memungkinkan eksplorasi pola dan gambar. Dari sinilah lahir tas rajut bermotif batik berbahan dasar kulit yang harganya menyentuh angka Rp900 ribu per item.

Namun, di antara deretan pencapaian tersebut, ada satu bab yang paling mengesankan di pikiran Indah, yakni perjalanannya keliling Indonesia mengedukasi cara mengolah plastik menjadi tas rajut, kemudian mendonasikan hasil kegiatannya untuk menguatkan anak-anak penyandang kanker.

"Tahun 2019 itu kan lagi ramainya kampanye pengurangan plastik. Buat saya, plastik itu memang sulit dihilangkan total. Jadi, bagaimana cara mengurangi, bagi saya salah satunya ya diubah jadi tas rajut, karena bisa dipakai selama bertahun-tahun," kata Indah.

Plastik-plastik itu dipotong selebar kurang lebih dua sentimeter, lalu dirajut seperti biasa. Prosesnya memang lebih sulit dibanding merajut benang biasa, tetapi hasilnya kuat dan tahan lama. Namun, karya ini bukanlah produk komersial utama. Dia lebih sering membawanya untuk kampanye reduksi sampah sekali pakai.

Profit memang nggak selalu menjadi tujuan utamanya berkarya. Bahkan, pada pameran ini pun, dia dan temannya sudah sepakat untuk menyumbangkan dana yang terkumpul ke Yayasan Kanker Anak Indonesia sebagai dukungan moral bagi anak-anak yang tengah berjuang melawan penyakit ganas itu.

"Tidak semua hal harus berupa profit. Saya senang kalau apa yang saya kerjakan bisa bermanfaat buat orang lain," lontarnya.

Memberdayakan Warga Binaan Lapas Perempuan

Jiwa sosial Indah terus tumbuh, termasuk dalam berbagi ilmu. Ibu tiga anak itu mengaku akan dengan senang hati membagikannya, termasuk saat mengajari warga binaan di Lapas Perempuan Semarang merajut tanpa meminta bayaran sepeser pun.

"Di Lapas Perempuan itu saya nggak dibayar sama sekali. Murni untuk berbagi ilmu. Kalau ada yang benar-benar tertarik, saya kasih alatnya, saya kasih benangnya. Biar nanti kalau mereka keluar (bebas), bisa melanjutkan yang dia bisa," paparnya.

Warga binaan yang telah diajari Indah juga diberdayakan untuk membantu produksi. Bahan dan desain berasal darinya, lalu mereka mengerjakan sesuai kemampuan dan waktu. Setiap pekerjaan mereka tetap dibayar sebagai tambahan penghasilan dari dalam penjara.&nbsp;

Bagi Indah, menguatkan penyandang kanker dan berbagi ilmu dengan warga binaan adalah dua wajah dari misi yang sama, yakni untuk memanusiakan manusia lewat keterampilan. Merajut baginya bukan lagi sekadar aktivitas tangan, melainkan cara menyalurkan empati.

Saat ini Indah hanya dibantu satu karyawan tetap yang menjaga tokonya di kawasan Sambiroto. Proses produksi sehari-harinya masih dikerjakan sendiri, tetapi jika pesanan membludak, barulah dia melibatkan orang lain.

"Saya nggak menyangka bisa sejauh ini. Saat pandemi Covid-19, saya sempat kena saraf terjepit. Suami menyarankan untuk berhenti dan menjual seluruh benang. Namun, meski sudah didiskon, benang-benang itu nggak laku. Artinya, saya disuruh untuk terus merajut," tukas Indah, lalu tertawa ringan.&nbsp;

Nggak hanya menghasilkan profit, keterampilan merajut Indah juga telah menjalin asa untuk para penyandang kanker dan warga binaan di lapas. Panjang umur ya, Bu Indah! (Sundara/E10)

Inibaru.id - Di bawah tenda pameran UMKM di halaman Balai Kota Semarang, Indah Prihatiningsih, pemilik Ekkyta Collection duduk dengan tenang, tapi jemarinya lincah menari di atas gulungan benang, menuntaskan seutas tali tas yang belum selesai.

Sesekali, perempuan 60 tahun itu juga terlihat mengangkat wajah, menyapa pengunjung yang mampir, sebelum kembali pada ritme rajutannya.

Belajar merajut secara autodidak pada 2011, pemilik Ekkyta Collection, Indah Prihatiningsih, konsisten menyisihkan sebagian keuntungannya untuk anak-anak penyandang kanker; sekaligus mengajari warga lapas perempuan Semarang untuk belajar membuat tas rajut berkelas yang membuat Indah menjelajah pasar global.

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

Sebaliknya, kebun sawit adalah kawasan monokultur. Satu jenis tanaman mendominasi, lantai tanah sering terbuka, dan lapisan ekosistemnya sangat sederhana. Studi yang dikutip The Jakarta Post menegaskan, perkebunan sawit hanya mampu mendukung sebagian kecil spesies hutan. Riset lain yang dipublikasikan ScienceDaily menunjukkan hal serupa. Kebun sawit bukan habitat setara hutan tropis dan sebagian besar spesies nggak mampu beradaptasi di dalamnya.

Hasilnya sudah terlihat di banyak desa sekitar hutan. Semakin sedikit pepohonan asli, semakin sering satwa liar turun ke permukiman mencari makan. Mereka nggak “menyerang”, mereka hanya kehilangan ruang hidup.

Stok Karbon: Hutan Menyimpan, Sawit Membuang

Banyak klaim menyebut sawit “lebih efisien menyerap karbon,” namun para ilmuwan mengingatkan bahwa klaim itu menyesatkan. Menurut Profesor William Laurance yang dikutip Eco-Business, meski sawit tumbuh cepat, total karbon yang disimpan selama daur hidupnya jauh lebih rendah dibanding hutan primer.

Ketika hutan ditebang, karbon yang terkunci selama ratusan tahun terlepas ke atmosfer. Mongabay mencatat, konversi hutan ke sawit terutama di lahan gambut melepaskan emisi dalam jumlah masif. Sawit nggak mampu mengimbangi kehilangan itu, bahkan bisa menjadi sumber emisi baru ketika tanaman tua ditebang dan tanah kehilangan karbon.

Hutan tropis adalah bank karbon raksasa. Sawit hanyalah buku tabungan kecil.

Fungsi ekologis hutan juga nggak berhenti pada keanekaragaman hayati dan karbon. Hutan menjaga kesuburan tanah melalui siklus organik mulai daun gugur membentuk humus, mikroorganisme mengolah nutrisi, dan akar pohon menahan air. Tanah yang sehat membuat debit air stabil, sungai terjaga, dan wilayah terlindungi dari erosi.

Begitu hutan digantikan sawit, siklus itu terputus. Lahan menjadi lebih kering, tanah cepat padat, dan kebutuhan pupuk serta pestisida meningkat. Debit air menurun, longsor dan banjir menjadi lebih sering terjadi, dan suhu kawasan meningkat karena hilangnya kanopi yang meneduhkan.

Di banyak tempat, mata air mati bukan karena kemarau panjang, tetapi karena hilangnya pepohonan hutan.

Beberapa penelitian, seperti yang dirilis University of York, menemukan bahwa menyisakan sekitar 10 persen hutan asli dalam lanskap perkebunan dapat membantu menjaga sebagian kecil karbon dan biodiversitas. Namun angka itu tetap terlalu kecil untuk menggantikan kehilangan ekosistem hutan yang jauh lebih luas. Fragmentasi tetap terjadi, dan fungsi ekologis hutan tetap menurun drastis.

Hutan adalah satu kesatuan. Memisahkannya menjadi potongan-potongan kecil nggak akan membuat ekosistem bekerja seperti sediakala.

Hutan memberikan manfaat yang nggak bisa dihitung hanya dengan angka ekonomi. Ia menjaga air, menopang tanah, menstabilkan iklim, menyediakan habitat satwa, hingga menjadi benteng terakhir keanekaragaman hayati. Sementara perkebunan baik sawit, kopi, maupun karet memberi manfaat ekonomi jangka pendek yang penting bagi masyarakat, tetapi nggak dapat menggantikan kehidupan yang diberikan hutan.

Ketika hutan hilang, yang hilang bukan hanya pepohonan. Kita kehilangan penyangga kehidupan.

Karena itulah, setiap wacana mengganti hutan dengan kebun monokultur harus dilihat sebagai lebih dari sekadar keputusan tata guna lahan. Itu keputusan tentang masa depan, apakah kita ingin lingkungan yang stabil, atau ladang luas yang perlahan mengering. (Siti Zumrokhatun/E05)

Inibaru.id - Di sejumlah daerah, barisan sawit yang rapi dan menghijau sering dianggap sebagai “pengganti” hutan. Dari kejauhan, pemandangannya tampak meyakinkan bahwa pohon-pohon tumbuh tinggi, daun lebat di kanan–kiri jalan, dan hamparan hijau sejauh mata memandang. Namun, poster edukasi lingkungan yang banyak beredar akhir-akhir ini sebenarnya memberi petunjuk penting hutan bukan sekadar deretan pohon. Ia adalah sistem kehidupan yang jauh lebih kompleks, sesuatu yang nggak dapat ditiru oleh kebun monokultur apa pun, termasuk sawit.

Hutan alami menyimpan biodiversitas yang luar biasa. Di dalamnya ada pepohonan raksasa, semak belukar, lumut, jamur, hingga organisme mikro yang hidup berdampingan dalam jaringan ekologis berlapis yaitu kanopi, bawah tajuk, hingga lantai hutan. Satwa liar seperti burung, primata, mamalia kecil, reptil, serangga penyerbuk menjadikannya rumah.

Hutan nggak bisa digantikan oleh kebun sawit atau tanaman monokultur lainnya. Di balik hamparan hijau yang tampak serupa, hutan menyimpan fungsi ekologis yang jauh lebih kompleks mulai dari biodiversitas, penyimpanan karbon, hingga penjaga tanah dan air yang nggak mampu ditiru perkebunan.

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

Inibaru.id &ndash; Setelah lokawisata dengan konsep taman bunga menjadi hit di kalangan pelancong sejak tahun lalu, satu lagi lokawisata berkonsep serupa hadir di Kabupaten Boyolali. Namanya Sitinggil Garden.
Lokasinya ada di lereng Merbabu, tepatnya di Desa Kembangkuning, Kecamatan Cepogo, Boyolali. Destinasi wisata instagenik ini mulai dibuka untuk umum sejak April 2019 lalu. Tujuan utamanya tentu untuk meningkatkan potensi wisata di Desa Kembangkuning.
Seperti laiknya lokawisata taman bunga lainnya, berbagai jenis bunga tertata apik di sana. Hawa sejuk khas daerah pegunungan semakin mendukung bunga-bunga itu tumbuh subur di Sitinggil Garden.
<img src="/nuploads/59/sitinggilgarden4.jpg" alt="" width="900" height="675" />
<code>Payung warna-warni, salah satu spot foto di Sitinggil Garden. (Instagram/nani.amalia_)</code>
Selain taman bunga, Sitinggil Garden juga punya embung yang biasanya dipadati oleh pengunjung yang pengin menikmati pemandangan dari ketinggian.&nbsp; Yap, berada di ketinggian sekitar 900 mdpl, wajar saja kalau pemandangan dari atas Sitinggil Garden terlihat indah.
Nggak ketinggalan, berbagai spot foto instagenik juga sudah disiapkan di sana. Mulai dari instalasi payung warna-warni, tangga yang juga warna-warni, hingga pot-pot bunga yang tersusun rapi, bisa kamu nikmati. Semakin lengkap deh!
<h2>Waktu Kunjung Terbaik</h2>
Berkunjung ke Sitinggil Garden nggak membutuhkan biaya yang menguras kantung kok. Tiket masuknya dihargai Rp 5.000 saja. Terjangkau kan?
Untuk mendapatkan pengalaman wisata yang lebih menyenangkan, kamu bisa datang ke Sitinggil Garden kala sore menjelang. Saat itu matahari nggak terlalu terik sehingga kamu bisa berkeliling dengan lebih santai dan nggak takut kepanasan.
Sinar matahari sore juga lebih mendukung aktivitas berfotomu agar menghasilkan potret yang lebih estetis. Yap, pengaruh glass hour gitu deh. Ha-ha!
<img src="/nuploads/59/sitinggilgarden5.jpg" alt="" width="900" height="900" />
<code>Tangga warna-warni, salah satu spot foto andalan di Sitinggil Garden. (Instagram/dolancepogo)</code>
Oya, menanti matahari terbenam di Sitinggil Garden juga menarik untuk kamu lakukan. Eits, jangan salah, pemandangan matahari terbenam di sana benar-benar indah!
Spot melihat matahari terbenam terbaik di Sitinggil Garden adalah di area embung. Terang saja, area tersebut memang yang paling tinggi di sana.
Nah, sudah terbayang kan bakalan ngapain saja di Sitinggil Garden? Selanjutnya tinggal cari teman pergi dan waktu yang tepat nih! (IB10/E03)

Belakangan ini taman bunga sedang menjadi salah satu lokawisata pilihan pencinta wisata. Nggak heran kalau lambat laun lokawisata berkonsep taman bunga kian bertambah jumlahnya.

Santai Sore di Taman Bunga? Ke Sitinggil Garden Saja!

Inibaru.id - Kamu penyuka piknik yang nggak sekadar datang dan melihat tapi juga ikut terlibat dalam aktivitas warganya? Jika iya, coba datanglah ke agrowisata sapi perah Desa Cepogo, Kecamatan Cepogo, Boyolali. Di tempat itu, berliter-liter susu dihasilkan setiap harinya untuk diproses lebih lanjut.
Cepogo adalah desa yang berada 13 kilometer ke arah barat dari Kabupaten Boyolali. Ketinggiannya sekitar 800 mdpl, berupa dataran tinggi&nbsp;dengan curah hujan 9.000 mm per tahun. Kondisi tersebut pas banget untuk tempat beternak sapi perah.
Jika kepengin melihat langsung proses perawatan dan pemerahan sapi, datanglah ke Dusun Kupo dan Banaran. Di kedua dusun itu sebagian besar warga memelihara sapi perah. FYI, pemerahan biasanya dilakukan pada pagi dan sore hari. Jadi, kalau kamu pengin turut merasakan memerah susu, catat baik-baik waktunya, Millens.
Oya, meski agrowisata sapi perah Desa Cepogo cocok banget dijadikan sebagai sarana edukasi, rumah-rumah penduduk di sana masih belum siap untuk dijadikan tempat singgah para tamu. Jadi, jika harus menginap, carilah penginapan terdekat di pusat kota&nbsp;Boyolali atau Solo.
Meski sudah terkenal sebagai desa penghasil susu, penyediaan fasilitas wisata di Desa Cepogo tergolong masih minim. Dalam beberapa tahun terakhir,&nbsp;penduduk di sana memang belum fokus pada sektor pariwista, tapi lebih berorientasi pada peningkatan produksi susu dan penjualan.
Namun, tenang, soal keramahan dan sambutan warga, jangan ditanya, deh. Mereka murah senyum dan bakal dengan senang hati menjawab kalau kamu tanyai.
Tertarik ke sana? Pastikan kendaraan dalam kondisi prima, ya! Jalan menuju ke sana menanjak, berkelok, dan nggak terlalu lebar. Namun, ini nggak bakal membosankan, karena sepanjang jalan kamu bakal disuguhi pemandangan Gunung Merapi yang menawan. (IB20/E03)

Susu, minuman menyehatkan yang makin lezat jika dimodifikasi dengan bahan-bahan lain. Tapi, sebelum menjadi olahan susu yang enak, terlebih dahulu susu diperah dari sapi yang sehat dan nggak stres. Desa Cepogo, Boyolali, adalah salah satu rumah sapi penghasil susu berkualitas. 

Memerah Susu Bersama Warga di Agrowisata Sapi Perah Desa Cepogo

Inibaru.id &ndash; Jawa Tengah merupakan gudangnya candi, salah satu "penghasilnya" berada di Kabupaten Boyolali. Di kabupaten ini, terdapat dua candi yang sebaiknya nggak kamu lewatkan untuk dikunjungi. Kedua candi itu adalah Candi Sari dan Candi Lawang.
Candi Sari berada di Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo. Kendati berukuran sekitar empat meter dengan tinggi satu meter saja, candi bercorak Hindu ini cukup dikenal warga, bahkan dikeramatkan masyarakat setempat.
Candi ini mudah dikenali dengan empat patung stupa pada setiap ujungnya. Durga, Ganesha, dan Agastya menjadi arca-arca yang menghiasi candi ini. Selain tiga arca tersebut, terdapat pula arca Nandi yang merupakan sapi kendaraan Dewa Shiwa.
O ya, untuk menikmati keindahan candi ini, kamu nggak perlu membayar tiket masuk, lo.
<img class="shrinkToFit" src="http://4.bp.blogspot.com/-Jg1011wbeKw/TsG20yMVnyI/AAAAAAAACIc/DiTg9lOtsQ4/s1600/PICT1743.JPG" alt="http://4.bp.blogspot.com/-Jg1011wbeKw/TsG20yMVnyI/AAAAAAAACIc/DiTg9lOtsQ4/s1600/PICT1743.JPG" width="885" height="664" />
<code>Candi Lawang. (nyariwatu.blogspot) </code>
Puas mengamati Candi Sari, mampirlah ke Candi Lawang yang jaraknya nggak lebih dari lima kilometer. Berlokasi di Dusun Dangean, Candi Lawang terdiri atas satu candi induk dan empat candi pewara. Dilihat dari bentuk kakinya, candi ini diperkirakan berasal dari tahun 700-800 Masehi.
Bunga, hiasan geometris, dan motif kotak-kotak menjadi corak yang bisa kamu temukan pada Candi Lawang. Seperti Candi Sari, arca Durga dan Agastya ditemukan di candi ini.
Pengin mengamatinya? Mampirlah ke Museum Radya Pustaka ya. Candi ini disimpan di sana, kok.
Selama mengamati candi-candi ini, jangan tinggalkan sampah apapun ya. Yuk, rawat dan lestarikan bersama warisan sejarah bangsa ini. (IB15/E03)

Boyolali menyimpan dua candi yang bisa kamu kunjungi jika ingin menemukan jejak Hindu di kabupaten ini. Candi-candi itu adalah Candi Sari dan Candi Lawang. Sudah pernah ke sanakah kamu?

Candi Sari dan Candi Lawang, Candi Hindu di Kabupaten Penghasil Susu

Inibaru.id &ndash; Kabupaten Boyolali bakal punya tempat wisata baru nih, Millens. Tempat wisata itu adalah Kebun Raya Indrokilo yang berada di Kemiri, Mojosongo, Boyolali. Nggak jauh kok dari pusat kota Boyolali, hanya berjarak sekitar lima menit perjalanan.
Berdasarkan rencana, tempat wisata ini baru akan diresmikan pada 2019 mendatang. Kendati masih tahap pembangunan, sudah banyak pelancong yang berkunjung ke sana.
Dengan luas lahan sekitar 8,9 hektare, Kebun Raya Indrokilo bakal disulap menjadi tempat penyelamatan tumbuh-tumbuhan. Tumbuhan yang ditanam di sana yakni tumbuhan-tumbuhan yang mulai tercancam keberadaannya akibat degradasi habitat. Mengangkat tema koleksi &ldquo;Tumbuhan Hutan Hujan Dataran Rendah Jawa Bagian Timur&rdquo;, Kebun Raya Indrokilo diharapkan dapat menjadi tempat konservasi tumbuhan, serta wahana edukasi dan rekreasi bagi masyarakat khususnya warga Kabupaten Boyolali.
<img src="/nuploads/41/93_big%20%281%29.jpg" alt="" width="673" height="358" />
<code>Kebun Raya Indrokilo. (Wikimapia)</code>
Ada sejumlah spot yang bisa kamu temukan di sana seperti taman tematik tumbuhan paku-pakuan, taman labirin, rumah kaca, taman pojok energi terbarukan, dan tempat pembibitan. Ada juga gerbang pasingsingan yang terinspirasi dari Chiang Kai Shek Memorial Hall di Taiwan, lo. Kalau pengin dapat foto instagenik, kamu juga bisa berpose di jembatan yang disediakan.
<img src="/nuploads/41/o1AJ9qDyyJNSpZWhUgGYc3MngFqoAMyvXxKWsw6xVwtVVqpdc.jpg" alt="" width="679" height="492" />
<code>Gerbang pasingsingan. (Steemit/tiaphonna)</code>
Tahun depan, Kebun Raya Indrokilo rencananya juga akan dilengkapi dengan bangunan artistik seperti patung Mahesa Jenar dan patung pahlawan dalam cerita pewayangan setinggi 30 meter. Wah, bakal banyak hasil foto yang ciamik nih kalau berfoto di spot itu.
<img src="/nuploads/41/IMG-202.jpg" alt="" width="682" height="510" />
<code>Jalan lintas. (www.boyolali.go.id)</code>
Oh iya,kamu nggakperlu tersesat karena sudah ada pusat informasi turis di sana, Millens. Kamu juga nggak perlu khawatir haus. Di sana, pengunjung bisa menikmati air kran siap minum yang berasal dari olahan air hujan. Dengan semua fasilitas itu, kamu bisa masuk gratis. Wah!
<img src="/nuploads/41/BY23AIR.1.jpg" alt="" width="675" height="379" />
<code>Pengunjung mencoba air kran siap minum. (Galih Prasojo)</code>
"Kebun Raya Indrokilo ini masuknya gratis, tetapi dengan syarat wisatawan hanya boleh jalan kaki atau naik sepeda. Sudah disiapkan tempat parkir. Nanti juga ada Wifi 10 megabyte," jelas Bupati Boyolali Seno Samodro seperti ditulis Kompas.com, Senin (5/3/2018).
Seno juga mengungkapkan, Kebun Raya Indrokilo akan rutin menggelar acara musik dan budaya seperti musik jazz atau pentas wayang seperti di Candi Prambanan atau Dieng. Asyik banget nih! Hayo, siapa mau ke sini? (IB07/E04)

Kebun Raya Indrokilo di Boyolali disulap menjadi tempat wisata baru yang ciamik. Kebun ini bakal dijadikan lokasi konservasi tumbuhan, edukasi lingkungan, dan rekreasi masyarakat, lo.

Tambah Wawasan tentang Tumbuhan di Kebun Raya Indrokilo Boyolali

Inibaru.id &ndash; Saat ini, banyak pelancong yang memburu wisata alam yang masih asri. Kalau kamu salah satunya, nggak ada salahnya datang ke Air Terjun Kedung Goro, Boyolali. Wisata alam ini sudah ada sejak lama, tapi baru terkenal belakangan ini, Millens.
Air Terjun Kedung Goro terbilang masih "perawan". Susunan tebing bebatuan raksasa akan membuatmu terkesima begitu sampai di lokasi. Aliran sungai berair jernih yang memantulkan warna khas kehijauan juga menambah cantik air terjun yang berada di Desa Bolo, Kecamatan Wonosegoro, Boyolali ini.
Di Kedung Goro terdapat tiga kolam yang saling terhubung. Dua kolam kecil dan satu kolam besar di bagian paling bawah. Menurut warga, kolam yang paling besar dalamnya hingga 5 meter dan saat musim hujan debit airnya bisa bertambah. Jadi, kalau kamu nggak pandai berenang, lebih baik pakai pelampung ya!
<img src="/nuploads/41/kedung-goro-boyolali%20%281%29.jpg" alt="" width="665" height="499" />
<code>Pakai pelampung saat berenang di kolam yang paling besar. (Solopos)</code>
Nggak cuma menyuguhkan pemandangan yang cantik, kamu juga bisa memacu adrenalinmu di sini. Di kolam paling atas, ada sebuah jalur air yang mirip perosotan. Kamu bisa memanfaatkannya sebagai seluncuran. Ketika meluncur, kamu akan melintasi jalur air dengan kemiringan yang cukup ekstrem. Di ujung, kamu akan bertemu dengan lubang batu yang akan membawamu terjun menyelam ke dalam air.
Selain itu, kamu juga bisa mencoba serunya lompat dari atas tebing batu dengan ketinggian sekitar 7 meter. Eits, tapi kamu harus berhati-hati ya. Utamakan keamanan dan keselamatanmu, Millens.
<img src="/nuploads/41/15535579_425673877823263_2648851067546107904_n.jpg" alt="" width="662" height="441" />
<code>Berenang di kolam Air Terjun Kedung Goro. (Instagram/@dolanboyolali)</code>
Lantaran masih alami dan belum banyak yang tahu, akses menuju ke air terjun ini pun masih biasa. Untuk menuju ke tempat ini, kamu hanya bisa mengendarai kendaraan roda dua. Itu pun belum sampai lokasi, lo. Kamu perlu berjalan kaki sedikit agar sampai di lokasi air terjunnya. Dari Boyolali, kamu butuh waktu sekitar satu jam untuk sampai di Air Terjun Kedung Goro.
Kendati fasilitas Air Terjun Kedung Goro masih belum memadai, kamu bisa menemukan beberapa warung makanan dan minuman di lokasi, kok. Tiket masuknya pun masih gratis. Kamu hanya perlu membayar parkir sebesar Rp 2 ribu per motor. Masih asri dan masuknya gratis pula. Cocok! (IB07/E04) &nbsp;

Memacu adrenalin sambil refreshing bisa kok! Datang saja ke Air Terjun Kedung Goro, Boyolali. Di sana, kamu bisa berenang di air terjun yang masih asri.

Pacu Adrenalin di Air Terjun Kedung Goro Boyolali

Inibaru.id &ndash; Menghabiskan akhir pekan bersama keluarga dengan mengunjungi suatu tempat pasti menyenangkan ya, Millens. Namun, terkadang sulit juga menemukan suatu tempat wisata yang cocok untuk liburan keluarga. Eits, tapi hal itu nggak berlaku di Objek Wisata Umbul Tlatar, Boyolali, karena tempat itu cocok untuk dijadikan tempat liburan keluarga.
Dilansir Direktori-wisata.com, Umbul Tlatar merupakan ekowisata berbasis pendidikan, pelestarian alam, dan rekreasi. Objek wisata ini memanfaatkan sumber mata air murni yang berlimpah.
Umbul Tlatar berada di kaki Gunung Merbabu, Jawa Tengah. Dengan ketinggian lokasi sekitar 350 meter di atas permukaan laut, udara di sana dijamin sejuk dan segar, apalagi banyak pepohonan di sekeliling lokasi.
Selain udara yang sejuk karena banyak pepohonan, taman-taman di Umbul Tlatar sangat indah karena dilengkapi aneka kolam air dengan bebatuan alam. Serasa back to nature, ya!
<img src="/nuploads/41/KOLAM-IKAN-UMBUL-TLATAR-BOYOLALI.jpg" alt="" width="600" height="450" />
<code>Kolam ikan di Umbul Tlatar. (Fahmianhar)</code>
Salah satu objek wisata kebanggaan Pemerintah Kabupaten Boyolali ini pun dilengkapi dengan fasilitas yang super lengkap. Di sana, kamu bisa berenang sambil bermain di arena permainan yang tersedia. Wahana-wahana yang tersedia juga cukup beragam, seperti kolam renang, kolam becak air, dan lokasi pemandian untuk orang dewasa.
<img src="/nuploads/41/20150301_105842.jpg" alt="" width="600" height="450" />
<code>Kolam renang. (Nunukambarwati)</code>
Pemandian yang ada di sini juga terbagi menjadi beberapa spot. Ada yang dalam sekali, ada yang sangat dangkal yakni selutut orang dewasa.
Kalau kamu hobi memancing, pengelola juga menyediakan lokasi pemancingan, lo. Kolam pemancinganya juga terasa sejuk dengan adanya pohon-pohon cemara di sekelilingnya.
Oh iya, Wisata Umbul Tlatar juga menyediakan wahana Flying Fox yang seru untuk kamu coba. Selain Flying Fox, terdapat pula Woodball Estasia, suatu olahraga seperti golf tapi menggunakan pemukul dan bola dari kayu. Ada pula arena ATV yang bisa dimanfaatkan anak-anak.
Kalau kamu capek, kamu juga bisa terapi pijat ikan, Millens. Hm, lengkap, kan?
<img src="/nuploads/41/4297885_20130313071001.jpg" alt="" width="623" height="467" />
<code>Terapi ikan. (Kaskus)</code>
Kamu juga nggak perlu khawatir lapar, nih. Di Umbul Tlatar ada sejumlah restoran terapung yang bisa menghilangkan dahagamu. Masalah harga, cukup terjangkau kok yakni sekitar Rp 30 ribu sampai Rp 50 ribu seporsi.
<img src="/nuploads/41/boyolali.go.id.jpg" alt="" width="627" height="470" />
<code>Restoran terapung Umbul Tlatar. (boyolali.go.id)</code>
Oh iya, bagi sobat Millens yang pengin membuat acara pertemuan seperti reuni, kumpul keluarga besar, seminar, atau meeting, terdapat ruangan besar dengan kapasitas 200 orang di sana. Kamu juga boleh memilih ruangan antara di Apron Depan, Apron Pasegaran, Gedung VIP, atau Joglo. Di sini juga tersedia kelas alam yang dikelola langsung Kak Seto untuk mengembangkan kemampuan live skill siswa.
Objek wisata Umbul Tlatar ini terletak di Jl Tentara Pelajar No. 2 Kebonbimo, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali, sekitar 5 kilometer dari pusat kota. Jika kamu berangkat dari Semarang, langsung saja mengambil rute menuju Solo. Dari Semarang, jarak tempuhnya sekitar 80 kilometer dan membutuhkan waktu 1 jam 30 menit.
Hanya dengan Rp 7 ribu per orang, kamu bisa masuk ke objek wisata ini, Millens. Wisata Umbul Tlatar buka setiap hari dari pukul 08.00-17.00 WIB. Gimana, cocok kan? (IB07/E04)

Pengin liburan bersama keluarga besar? Ke Umbul Tlatar Boyolali saja. Di sana, kamu bisa bermain di kolam-kolam air yang dikelilingi bebatuan alami.

Lengkap, Umbul Tlatar Cocok untuk Liburan Keluarga

Inibaru.id &ndash; Nggak cuma Taman Sari, Yogyakarta yang dulu dipakai permaisuri dan putri raja untuk berendam. Salah satu tempat wisata di Boyolali, Jawa Tengah ini juga kerap dipakai para raja zaman dulu untuk berendam dan mandi, lo. Kalau ke sini, kamu bisa merasakan sensasi mandi ala kerajaan zaman dulu, Millens.
Yap, itulah Umbul Tirtomulyo yang berada di Desa Kemasan, Kecamatan Sawit, Boyolali. Kamu bisa mudah menemukannya karena lokasi wisata ini berada tepat di depan Kantor Kecamatan Sawit.
Nama Umbul Tirtomulyo berasal dari tiga kata yakni umbul yang artinya &ldquo;sumber&rdquo;, tirto berarti &ldquo;air&rdquo;, dan mulyo bermakna &ldquo;mulia&rdquo;.
Jejakbocahilang.wordpress.com, Selasa (26/12/2017), menulis Umbul Tirtomulyo sudah diperkenalkan sejak masa Sri Susuhunan Paku Buwono X (PB X) saat memerintah Kasunanan Surakarta Hadiningrat (bertahta tahun 1866-1939). Raja dan kerabatnya sering berkunjung ke Umbul Tirtomulyo untuk menggelar padusan menjelang Ramadan atau sekadar tirakatan.
Selain itu, kolam pemandian ini juga dianggap sakral warga setempat karena sering digunakan untuk bertirakat. Mereka kerap kungkum (berendam) di sini untuk mencari pengasih dan wangsit (petunjuk). Bahkan, ada yang percaya bagi siapa saja yang mandi di umbul ini bakal awet muda. Wow!
Nah, karena dianggap sakral, kamu perlu berhati-hati saat berkunjung ke sana. Jagalah kesopanan di tempat ini ya Millens.
<img src="/nuploads/1/gerbang%20umbul%20tirtomulyo.JPG" alt="" width="1066" height="800" />
<code>Gerbang masuk ke Umbul tirtomulyo, Boyolali. (Dewaeemas)</code>
Saat memasuki lokasi, kamu akan melihat sepasang arca dwarapala dengan mata mengarah ke depan yang mana kesannya seolah-olah sedang menjaga tempat tersebut. Masuk lebih lanjut, pemandangan baru berupa kolam pemandian berair jernih hingga dasar kolam bakal menyambutmu.
Air kolam yang jernih itu bersumber dari mata air asli yang sekaligus berfungsi untuk pengairan sawah. Kolam yang berbentuk persegi panjang itu memiliki kedalaman sekitar 1,5 meter hingga 2 meter. Oh iya, kolam itu juga berisi beraneka macam ikan, lo. Barangkali kamu harus berpikir ulang kalau hendak berenang di sini.
Kolam tersebut dikelilingi tembok batu bata merah khas Kerajaan Mataram Kuno. Pepohonan yang tumbuh di sekitar kolam juga membuat tempat ini sejuk dan tenang.
Kendati demikian, tempat wisata ini masih terkesan sederhana. Nggak ada loker penyimpanan atau penitipan barang Kondisi ruang ganti juga tampak apa adanya. Ini membuktikan Umbul Tirtomulyo masih alami. Kini, pemerintah setempat sedang melakukan perbaikan di tempat wisata.
Umbul Tirtomulyo dibuka setiap hari mulai pukul 08.00-16.00 WIB. Harga tiket masuknya masih terjangkau yakni Rp 2 ribu per orang. Bila mengendarai motor, kamu juga akan dikenai biaya parkir sebesar Rp 2 ribu per motor.
Mumpung sebentar lagi libur panjang, bisa nih Umbul Tirtomulyo masuk dalam daftar kunjungamu. Gimana, mantap betul, kan? (IB07/E04)

Nggak cuma Taman Sari, Yogyakarta yang merupakan tempat pemandian keluarga kerajaan. Umbul Tirtomulyo yang berada di Boyolali, Jawa Tengah ini juga dipakai raja-raja zaman dulu untuk berenang. Warga setempat percaya, mandi di kolam tersebut bisa membuat seseorang awet muda.

Sensasi Mandi Ala Kerajaan Ada di Umbul Tirtomulyo Boyolali

Inibaru.id &ndash; Boyolali selama ini dikenal luas sebagai Kota Susu. Yap, kabupaten penghasil susu itu memang punya beragam kuliner olahan susu. Namun, nggak hanya kuliner susu saja yang menarik dari Boyolali, objek-objek wisata yang ada di sana juga menarik untuk dikunjungi salah satunya Waduk Cengklik, Millens.
Detik.com, Kamis (19/5/2016), menulis, Waduk Cengklik merupakan salah satu waduk peninggalan masa kolonial Belanda, lo. Waduk ini juga dikelilingi pemandangan alam yang indah sehingga kamu bisa cuci mata di sini. Jadi, kamu bisa melepas penat sekaligus merunut sejarah di waduk ini, Millens.
Lokasi Waduk Cengklik nggak jauh dari Bandara Internasional Adi Soemarmo yang ada di Kota Surakarta, tepatnya di Desa Ngargorejo. Selain dijadikan tempat wisata, Waduk Cengklik sebenarnya juga berfungsi sebagai sumber air untuk kebutuhan irigasi sawah di sekitarnya dan kebutuhan sehari-hari masyarakat.
<img src="/nuploads/5/cengklik%201.jpg" alt="" width="622" height="379" />
<code>Waduk Cengklik, Boyolali. (Instagram/@tommy_rock_indrawan)</code>
Di kalangan pencinta fotografi area Boyolali dan sekitarnya, Waduk Cengklik sering dijadikan tempat untuk berburu foto, khususnya saat matahari terbit atau matahari tenggelam. Di saat-saat itulah, keindahan Waduk Cengklik terlihat paripurna.
Selain dua waktu itu, pengunjung juga sering mendatangi Waduk Cengklik pada siang hari. Kendati panas, waduk ini tetap cocok dijadikan tempat bersantai karena suasananya yang hening dan menenangkan pikiran.
<img src="/nuploads/5/cengklik%202.jpeg" alt="" width="627" height="418" />
<code>Waduk Cengklik di siang hari. (Uniqueandepic)</code>
Waduk Cengklik termasuk dalam objek wisata yang murah meriah. Kamu hanya dikenakan biaya tiket masuk Rp 3 ribu. Kalau kamu menggunakan sepeda motor, kamu dikenai biaya parkir yakni Rp 2 ribu. Terjangkau, kan?
Siapa bilang pergi berwisata harus mengeluarkan biaya mahal. Di Waduk Cengklik, kamu bisa menikmati keindahan alam dengan harga yang murah, kok. Hayo, kapan nih mau berkunjung ke sana dan berburu foto? (IB09/E04)

Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah punya objek wisata yang sangat beragam, salah satunya Waduk Cengklik. Waduk ini sering dijadikan tempat berburu foto, khususnya saat matahari terbit atau tenggelam.