1.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Mulia di Puncak Jaya, Provinsi Papua Tengah

Ternyata, status kota terdingin di Indonesia diraih oleh
sebuah kota yang jadi pusat pemerintahan Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua
Tengah, bernama Mulia. Kota dengan jumlah penduduk lebih dari 35 ribu jiwa per
sensus 2021 ini berada di ketinggian 2.448 meter di atas permukaan air laut
(mdpl). Artinya, lokasi ini setara dengan titik sejumlah puncak gunung di Tanah
Air.

Saat siang hari, suhu udaranya biasanya hanya sekitar 15
derajat Celsius. Sementara itu, saat malam hari, suhu rata-ratanya mencapai 9
derajat Celsius. Bahkan, jika sedang momennya pas, terkadang suhu udaranya
mencapai titik beku alias 0 derajat Celsius, lo.

2.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Waghete di Deiyai, Provinsi Papua Tengah

Kota yang jadi ‘juara kedua’ terdingin di Indonesia adalah
Distrik Waghete di Kabupaten Deiyai, masih di Papua Tengah. Lokasinya ada di
ketinggian 1.500 meter di atas permukaan air laut, tepatnya di lereng Gunung
Deiyai. Karena di ketinggian, wajar jika pada malam hari, suhunya di bawah 10
derajat Celsius, Millens.

3.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Ciwidey di Bandung, Jawa Barat

Kecamatan Ciwidey di Kabupaten Bandung ada di peringkat
ketiga dalam daftar kota terdingin di Indonesia. Berada di ketinggian 1.200
mdpl, suhu udara di Ciwidey stabil di kisaran 15-20 derajat Celsius. Pada
musim-musim tertentu, juga bisa lebih rendah lo.

4.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Batu di Kabupaten Malang, Jawa Timur

Kota Batu yang masuk wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur
berada di lereng pegunungan dengan ketinggian 700-1.700 mdpl. Makanya, bukan
hal aneh melihat suhu udara di sana ada di kisaran 13-20 derajat, Millens.

5.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Dieng di Wonosobo, Jawa Timur

Barangkali, Dieng adalah salah satu wilayah tertinggi di
Indonesia yang paling terkenal di Tanah Air karena sering banget dijadikan
lokasi pembuatan konten di media sosial. Nggak hanya dingin, pemandangan di
Dieng juga cukup menakjubkan. Makanya, tempat ini selalu dibanjiri wisatawan
sepanjang tahun.

Dari lima daftar kota terdingin di Indonesia ini, mana nih
yang pengin banget kamu kunjungi, Millens? (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Mengingat Indonesia ada di dekat garis
khatulistiwa dan beriklim tropis, wajar jika kita merasakan suhu yang nggak
jauh-jauh dari 30 derajat Celsius sepanjang tahun. Tapi, di beberapa wilayah,
khususnya yang ada di kawasan pegunungan, biasanya suhu udaranya lebih dingin.

Kira-kira, mana saja ya wilayah yang masuk kota terdingin di
Indonesia? Yuk simak daftarnya berikut ini, Millens.

Nggak di Jawa, ternyata kota terdingin di Indonesia ada di Indonesia Timur, lo. Di mana saja ya?

Daftar Kota Terdingin di Indonesia, Ada Kotamu?

Lantas, sebenarnya mulai kapan sih waktu normal anak
perempuan mulai menstruasi?

Terkait dengan hal ini, pakar kesehatan spesialis anak dari
Rumah Sakit Pondok Indah bernama Putu Indah Pratiwi punya jawabannya, Millens.
Dalam dunia kesehatan, hal ini bisa terjadi di usia yang cukup dini, lo.

“Jadi pubertas anak perempuan itu bakal dimulai dengan
tumbuhnya payudara. Biasanya bakal dimulai dengan munculnya rasa nyeri pada
payudara dan terasanya benjolan pada sekitar puting. Paling cepat, pertumbuhan
payudara bisa terjadi saat anak perempuan berusia 8 tahun. Paling lambat, baru
dimulai di usia kurang lebih 13 tahun,” ucap Putu sebagaimana dinukil dari Kompas,
(6/11/2022).

Jika payudara pada anak perempuan mulai tumbuh, sekitar 2
atau tiga tahun kemudian, siklus menstruasi akan dimulai. Jika menilik rentang
usia yang disebutkan sebelumnya, paling cepat, anak perempuan mengalaminya
setelah usianya beranjak 10 tahun.

“Kalau anak perempuan di usia 9 tahun sudah mulai
menstruasi, sebaiknya periksakan sang anak ke dokter spesialis anak,” saran
Putu.

Maka dari itu, kalau kamu punya anak perempuan, mulailah
bersiap diri akan mendapatkan pertanyaan darinya saat terjadi perubahan pada
bentuk tubuhnya yang bisa saja mulai terjadi di usia 8 tahun. Kamu juga bisa
memberikan penjelasan terkait dengan perubahan tersebut kepadanya, termasuk
tentang adanya siklus mentruasi dan berbagai efek samping yang akan dialaminya,
sehingga membuatnya lebih siap dan nggak ketakutan.

Siapa sangka ya, Millens, ternyata anak perempuan
mulai mengalami menstruasi di usia yang sangat muda. Mereka pun harus
benar-benar dibantu ya untuk menghadapinya. (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Salah satu hal yang bikin bingung anak
perempuan yang sudah mulai beranjak biasa adalah saat mereka mulai mengalami
menstruasi. Maklum, terjadi sesuatu pada tubuhnya yang terkadang bisa bikin
mereka ketakutan. Nah, buat kamu yang kebetulan adalah orang tua yang punya
anak perempuan yang belum mengalaminya, harus mulai mempersiapkan diri untuk
membantu sang anak saat waktunya tiba.

Masalahnya, kebanyakan orang tua nggak tahu kapan pastinya
anak perempuannya akan mulai mengalami menstruasi. Saat waktunya tiba, sang
anak kebingungan, namun orang tuanya belum siap. Kalau sang anak nggak
mendapatkan penanganan yang tepat, bisa-bisa dia malah ketakutan dengan
perubahan pada tubuhnya.

Kamu orang tua yang punya anak perempuan yang masih kecil? Kalau iya, sebaiknya pelajari dulu kapan mereka bakal mulai menstruasi agar bisa membantu mereka saat kali pertama mengalaminya.

Kapan Usia Normal Anak Perempuan Mulai Menstruasi?

Hal ini wajar karena Rembang adalah kawasan pesisir Pantai
Utara (Pantura), di mana sebagian warganya masih berprofesi sebagai nelayan.
Bisa dikatakan, pendapatan utama para nelayan tersebut adalah hasil laut.
Makanya, mereka pun pengin rezeki yang didapat dari lautan bisa terus melimpah
di kemudian hari.

Sebelum melarung replika perahu ini di tengah laut, warga
Rembang mengarak replika perahu tersebut di Pantai Tasikagung. Dalam
arak-arakan ini, kamu juga bisa melihat pertunjukan seni tradisional yang
meriah, lo. Makanya, jangan heran jika acaranya biasanya dihadiri ribuan warga.

Setelah ritual arak-arakan di Pantai Tasikagung selesai,
replika perahu yang sudah diisi dengan kepala kambing serta sejumlah sesajen
itu diangkut ke perahu nelayan sebenarnya. Perahu tersebut kemudian dikawal
belasan perahu nelayan lainnya hingga ke tengah Laut Jawa.

Di tengah panas teriknya Laut Jawa, masyarakat dan tokoh
masyarakat yang ikut melarung replika perahu tersebut kemudian menggelar doa
bersama. Setelah itu, replika perahu kemudian dilarung ke laut. Ritual menarik
ini kemudian ditutup dengan gelaran makan bersama di atas perahu.

“Tradisi melarung replika perahu ini sudah dilakukan warga
Rembang sejak lama, secara turun-temurun. Tujuannya sebagai wujud syukur para
nelayan atas rezeki yang selama ini didapat, yaitu hasil tangkapan ikan yang
melimpah. Selain itu. Digelar pula doa bersama agar nelayan selalu diberi
keselamatan dan kelancaran dalam mencari ikan,” ungkap salah seorang panitia
dari tradisi Syawalan di Rembang ini, Kurdi, sebagaimana dinukil dari Beritasatu,
Kamis (18/4/2024).

Menarik banget ya, tradisi syawalan di Rembang ini. Apalagi,
lokasi digelarnya tradisi juga sangat nggak biasa, yaitu di tengah laut. Semoga
saja kita bisa punya kesempatan untuk memeriahkan tradisi ini lagi di kemudian
hari, ya, Millens? (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Hari Raya Idulfitri mungkin hanya
sehari. Tapi, bagi orang Indonesia, perayaannya bisa sampai belasan hari, lo.
Hal ini dibuktikan dengan tradisi Lebaran mudik dan balik yang sudah dimulai
beberapa hari sebelum Lebaran. Lebih dari itu, ada juga tradisi Syawalan yang
biasanya digelar seminggu setelah Idulfitri.

Nah, tiap daerah punya tradisi Syawalan yang berbeda-beda.
Khusus untuk Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, tradisinya sangatlah unik, karena
melibatkan ritual melarung replika perahu ke tengah laut, lo!

Tradisi melarung replika perahu pada tujuh hari setelah Idulfitri rutin digelar di Rembang, Jawa Tengah. Apa ya tujuan dari ritual yang unik ini?

Unik, Melarung Replika Perahu dalam Tradisi Syawalan di Rembang

Biar meriah, terkadang sapi-sapi ini sampai dicat lo oleh
pemiliknya. Tapi, tentu saja catnya bisa dengan mudah dibersihkan setelah
acaranya selesai.

Sebelum diarak dan sapi-sapi itu masih berada di kandangnya,
warga menggelar doa bersama dulu di jalan desa. Setelah ritual doa selesai
dilakukan, warga yang sudah membawa nasi dan lauk-pauk dari rumah kemudian
makan besama.

O ya, selain mengarak sapi, ada juga hewan ternak lain yang
ikut diarak seperti kambing, Millens. Di arak-arakan tersebut,
seringkali juga ada gunungan yang berisi ketupat dan sayur mayur, serta
rombongan kesenian tradisional yang bikin acaranya jadi semakin meriah.

O ya, sebagaimana disebutkan sebelumnya, tradisi ini sudah
eksis sejak 1950-an lalu. Nah, Ketua RW 4 Dusun Mlambong bernama Jaman tahu
betul seperti apa asal-usul tradisi Lebaran Sapi. Ternyata, yang memulainya
adalah seorang kiai setempat bernama Kiai Anwar Siraj.

“Sejak 1951, Kiai Anwar Siraj selalu mengeluarkan
sapi-sapinya pada H+8 untuk digembala. Karena jumlah sapinya banyak, jadi
seperti arak-arakan sapi. Warga pun jadi penasaran mengapa sang kiai
mengeluarkan sapi-sapinya selalu pada tanggal tersebut,” ucap Jaman sebagaimana
dinukil dari Espos, Sabtu (29/4/2023).

Kiai Anwar Siraj kemudian menjelaskan ke masyarakat sekitar
kalau dia hanya mencontoh tindakan Nabi Sulaiman dalam menggembala hewan
ternaknya dan membuat sapi-sapi tersebut bahagia karena diberi kesempatan
merumput dengan puas di luar kandang. Dia juga melakukannya sebagai wujud
syukur kepada Allah SWT atas berkah berupa sapi-sapi yang sehat tersebut.

Masyarakat setempat kemudian mengikuti tindakan Kiai Anwar
Siraj mengeluarkan sapi-sapinya dan membiarkan mereka bebas makan rumput
sepuasnya pada Lebaran Ketupat. Dari situlah, warga kemudian mengenal aktivitas
ini sebagai Lebaran Sapi.

Meski begitu, acara ini baru jadi tradisi yang terorganisir
pada 2006 lalu. Sejak saat itulah, ratusan sapi selalu dilibatkan dalam Lebaran
Sapi.

Seru banget ya ternyata Lebaran Sapi di Boyolali, tertarik
melihatnya secara langsung, Millens? (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Nggak cuma manusia yang berlebaran, sapi
juga! Yap, kamu nggak salah baca. Di Indonesia, ada tradisi unik bernama
Lebaran Sapi. Perayaan yang melibatkan hewan ternak ini digelar di Kabupaten
Boyolali, Jawa Tengah dan kabarnya sudah eksis sejak 1950-an, lo!

Memangnya, apa sih yang dilakukan pada Lebaran sapi ini?
Jadi begini, pada H+7 Lebaran atau yang dalam budaya dikenal sebagai Lebaran
Ketupat, warga Dusun Mlambong, Desa Sruni, Kecamatan Musuk, mengeluarkan
sapi-sapi peliharaannya dari kandang. Sapi-sapi ini kemudian dipertemukan
dengan sapi-sapi dari seantero desa dan kemudian diarak bersama-sama.

Di Kabupaten Boyolali, tepatnya sekitar sepekan setelah Idulfitri, digelar Lebaran Sapi. Dalam tradisi Lebaran ini, ratusan sapi diarak keliling kampung, lo!

Sapi-Sapi di Boyolali Ikut Berlebaran sejak 1950-an

Padahal, kalau menurut pakar kesehatan Indika Edirisinghe
dari Illinois Institute of Technology, Amerika Serikat, anggapan itu nggak
tepat. Meski rasa mangga manis, penelitian yang dilakukan Edirisinghe justru
mengungkap fakta bahwa buah ini memang bisa membantu menurunkan berat badan.

“Kalau menurut penelitian yang kami lakukan, menambahkan
mangga segar dalam menu makanan sehari-hari bisa jadi cara yang sederhana namun
enak bagi mereka yang pengin menurunkan berat badan, membuat fungsi insulin
dalam tubuh jadi lebih baik, sekaligus menurunkan risiko diabetes tipe 2,” ucap
Edirisinghe pada Minggu (16/3/2025).

Fakta ini terkuak dari penelitian yang melibatkan 48 orang
dewasa dengan rentang usia 20 sampai 60 tahun. Dalam penelitian tersebut,
terdapat satu kelompok yang rutin mengonsumsi dua cangkir mangga segar setiap
hari, serta kelompok lain yang rutin mengonsumsi makanan yang dikontrol asupan
kalorinya, termasuk es ala italia, dan makanan penutup seperti sorbet.

Semua partisipan kemudian dicek resistensi insulinnya,
fungsi sel beta, hingga fungsi pankreasnya dalam memproduksi sekaligus melepas
insulin selama 4 pekan.

Hasilnya adalah, kelompok pengonsumsi mangga justru
mengalami penurunan resistensi insulin. Di sisi lain, kelompok lainnya nggak
mengalami hal yang serupa. Kelompok pemakan mangga juga cenderung punya tubuh
yang lebih baik dalam mengendalikan kadar gula darah.

Dampak dari hal ini, berat tubuh kelompok pengonsumsi mangga
cenderung stabil, sementara berat tubuh pengonsumsi makanan terkontrol
mengalami sedikit kenaikan berat badan.

Tapi, berdasarkan data dari penelitian ini pula, Edirisinghe
menyarankan kita untuk rutin mengonsumsi manga dengan porsi dua cangkir atau
100 kalori saja. Alasannya demi menjaga berat badan, kadar insulin, hingga
kadar gula darah dalam tubuh.

Siapa sangka mangga bisa bermanfaat dalam menurunkan berat
badan. Kamu rajin mengonsumsinya kan, Millens? (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Mangga adalah salah satu buah tropis
yang paling digemari masyarakat Indonesia. Alasannya tentu saja karena rasanya
yang manis dan harganya yang cenderung terjangkau. Nah, di balik kelezatan buah
ini, baru-baru ini ada kabar yang menyebut rutin makan mangga bisa membantu
menurunkan berat badan. Apakah kabar ini memang sesuai dengan fakta kesehatan?

Meski termasuk dalam buah sehat yang kaya serat, sejumlah
orang mengira mangga sebagai buah yang kaya akan kandungan gula. Alasannya
tentu karena rasanya yang manis. Makanya, jangan heran jika jarang ada orang
yang memberikan saran program diet dengan menyertakan buah ini.

Rasanya manis dan kaya serat. Bisa nggak sih rutin makan mangga bikin berat badan turun?

Kaya Serat, Benarkah Makan Mangga Bisa Turunkan Berat Badan?

Inibaru.id - Dibangun dengan desain yang indah, Waduk Jatibarang kini memiliki banyak sudut ciamik yang bisa kamu gunakan untuk berfoto. Pemandangan yang indah dan lingkungan yang bersih terawat bakal bikin kamu lupa waktu.
<img src="/nuploads/91/untitled folder1/Spot%20Foto%20Waduk%20Jatibarang_Ian2%203.jpg" alt="" width="1200" height="800" />
<pre>Seputar pagar plaza bisa juga kamu jadikan spot foto. (Inibaru.id/ Audrian F)</pre>
Selain berfoto dengan latar belakang Waduk Jatibarang, kamu juga bisa mencoba spot di pagar plaza, di dekat perahu atau naik ke gardu pandang. Tapi kalau kamu pengin naik ke sini kamu kudu ekstra hati-hati. Tangga menuju gardu cukup tinggi, lo.
Tribun plaza di Waduk Jatijajar juga nggak bisa kamu lewatkan. Tinggal pilih tribun polos atau tribun yang dihias mural. Satu lagi momen yang nggak boleh kamu abaikan yaitu ketika menaiki perahu. Kamu bisa kok meminta bantuan pengemudi perahu untuk memfoto kamu saat perahu di tengah-tengah waduk. Ongkos naik perahu Rp 100.000 perperahu. Lebih enteng kalau kamu menyewa perahu bersama 3 orang lagi. Pasalnya, perahu ini khusus memuat empat orang. 
<img src="/nuploads/91/untitled folder1/Spot%20Foto%20Waduk%20Jatibarang_Ian3%202.jpg" alt="" width="1200" height="800" />
<pre>Tribun plaza yang berlatar belakang lukisan ikan bisa banget kamu jadikan tempat berfoto. (Inibaru.id/ Audrian F)</pre>
Wah, makin banyak saja kan yang bisa kamu manfaatkan dari Waduk Jatibarang. Kamu nggak perlu pakai kamera mahal untuk mengabadikan momenmu di sini. Apa pun kamera yang kamu bawa bakal menghasilkan gambar yang oke. Asal bukan kamera rusak ya. Ha ha
Menarik ya. Terus kapan kamu ajak calon ke sini? (Audrian F/E05)
&nbsp;

Ada banyak spot di Waduk Jatibarang yang bisa kamu manfaatkan untuk berfoto. Tanpa harus pakai kamera mahal, hasil jepretanmu bakal tetap keren. Nggak bakal kecewa deh pokoknya.

Berkunjung ke Waduk Jatibarang Semarang, Jangan Lewatkan Berfoto di Tempat Terbaiknya

Inibaru.id - Selain tempatnya yang sudah dipugar dengan sedemikian indah. Wisata perahu di Waduk Jatibarang juga menjadi salah satu daya tarik wisatawan untuk datang ke tempat tersebut. Seenggaknya itu pendapat saya. Mengelilingi waduk seluas 189 hektar dengan pemandangan ciamik ini membuat saya nggak menyesal datang ke sini.
Terlebih lagi perahu yang digunakan bukan sembarang perahu ya, Millens. Perahu yang saya naiki itu merupakan perahu motor yang bisa melaju dengan sangat cepat. Tentu hal ini membuat pengalaman saya makin istimewa. Maklum, ini kali pertama saya naik perahu mengelilingi waduk.
Waktu menunjukkan pukul 14.00 saat saya sampai di sana. Nggak begitu banyak pengunjung kala itu. Barangkali hari itu merupakan anti-klimaks dari libur lebaran.
Benar saja. Kata Natio, seorang petugas penjual tiket, dirinya akhirnya bisa sedikit bersantai. &ldquo;Seminggu kemarin cukup membludak pengunjungnya. Ramai sekali sampai ratusanlah kira-kira, saya sampai kualahan,&rdquo; tuturnya sambil menyobek tiket kapal untuk saya, Jumat (14/6).
Jika dilihat dari tempat dan fasilitas, memang nggak salah kalau tempat ini menjadi rujukan wisata. Pemandangan alamnya nggak bisa diabaikan. Recommended banget deh!
<img src="/nuploads/91/untitled folder1/Kapal%20Jatibarang_Ian2%203.jpg" alt="" width="1200" height="800" />
<pre>Keluarga Wiryawan akan menaiki perahu berkeliling Waduk Jatibarang. (Inibaru.id/ Audrian F)</pre>
Sebelum menaiki kapal, saya diminta menggunakan jaket pelampung. Meskipun cuma mengelilingi waduk, tapi keselamatan tetap diutamakan kok, Millens.
O ya, jumlah jok perahu hanya ada empat. Jadi kalau kamu cuma datang sendiri atau bersama gebetan kamu tetap harus membayar Rp 100 ribu. Jadi, saran paling tepat adalah bawa keluarga atau teman-temanmu ke sini.
Bukan cuma saya yang menikmati wisata ini. Ada juga rombongan keluarga asal Jakarta. &ldquo;Sebelum melanjutkan perjalanan kami penasaran ingin mencoba perahu ini. Asyik kalau kata orang-orang,&rdquo; ujar Wiryawan.
<img src="/nuploads/91/untitled folder1/Kapal%20Jatibarang_Ian3%202.jpg" alt="" width="1200" height="800" />
<pre>Teguh membawa saya berkeliling waduk. (Inibaru.id/ Audrian F)</pre>
Ditemani Teguh, pemandu sekaligus supir perahu motor yang akan membawa saya mengelilingi waduk tersebut. Mesin menyala dan perahu mulai melaju menyusuri waduk. Angin sepoi terasa mesra menyentuh kepala. Sembari menikmati pemandangan, Teguh bercerita kalau dia sudah lama menjadi pembawa perahu tepatnya sejak 3 bulan setelah Waduk Jatibarang ini diresmikan.
&ldquo;Meskipun sebagian besar pengelola di sini adalah warga asli Dusun Talun Kacang, namun saya adalah pendatang. Dan memilih bermata pencaharian sebagai supir kapal ini,&rdquo; kata Teguh.
Mata saya nggak berhenti berkelana selama saya berkeliling. Dari kejauhan beberapa penduduk sekitar menjulurkan pancingnya untuk menangkap ikan. Kakap dan nilalah yang banyak menghuni waduk. Pantas saja, banyak penduduk yang tertarik memburunya. Pancing merupakan satu-satunya alat tangkap ikan yang diperbolehkan di sini.
Ketika sudah mencapai ujung waduk, perahu berbelok. Tampak tebing-tebing tinggi yang ditumbuhi belukar dan pepohonan.
Salah satu tebing tersebut merupakan destinasi wisata yang sudah terkenal yakni Goa Kreo. Saat melintas kamu akan melihat wisatawan yang melewati jembatan penghubung menuju Goa Kreo. Jika diperhatikan Goa Kreo seakan seperti pulau di tengah Waduk Jatibarang.
Perjalanan saya mengelilingi waduk ternyata nggak langsung berhenti ketika kembali ke dermaga,&nbsp;Millens. Ternyata masih ada satu putaran lagi untuk mengelilingi waduk. Wah, sungguh memuaskan!
Buat kamu yang belum pernah mencoba wisata perahu motor ini, yuk, tunggu apa lagi! (Audrian F/E05)

Menaiki wisata perahu di Waduk Jatibarang tentu memberikan sensasi tersendiri. Kalau kamu juga tertarik mencobanya, yuk kunjungi Waduk Jatibarang.

Merasakan Sensasi Berkeliling Waduk Jatibarang Semarang Naik Perahu Motor

Inibaru.id &ndash; Semarang menjadi sebuah kota yang nggak pernah kehabisan cerita. Ada saja hal yang dapat dikulik dari tiap tempat yang ada di Kota ATLAS. Nah, Goa Kreo merupakan satu dari sekian tempat wisata di Semarang yang punya cerita menarik. Konon, sejarah Goa Kreo ada hubungannya dengan asal usul nama&nbsp;Jatingaleh, satu&nbsp;desa di Kecamatan&nbsp;Candisari.
Cerita bermula ketika&nbsp;Sunan Kalijaga tengah mencari pohon jati untuk dijadikan saka (tiang) Masjid Demak. Tokoh Walisanga itu kemudian&nbsp;menemukan pohon jati yang diingininya di lereng Bukit Gombel. Namun, ketika mau menebangnya, tetiba pohon tersebut berpindah tempat. Dari situ muncul nama Jatingaleh&nbsp;a.k.a "jati yang berpindah".
Sunan Kalijaga lalu&nbsp;mencari pohon jati yang berpindah itu dan menemukannya di suatu daerah yang sekarang bernama Kreo. Namun, kendala kembali menghadang. Pohon jati yang telah ditebang dan dihanyutkan ke sungai rupanya terjepit di antara bebatuan dan sangat sulit untuk diambil.
Ulama yang juga dikenal sebagai Syekh Malaya itu pun bertafakur di dalam sebuah goa dan berdoa. Nggak lama kemudian, datanglah empat ekor kera yang masing-masing berwarna merah, hitam, putih, dan kuning, untuk membantu Sunan Kalijaga.
Berkat bantuan keempat kera itu Sunan Kalijaga mampu menghanyutkan pohon jati ke Demak. Ketika Sunan Kalijaga&nbsp;pamit, para kera&nbsp;mau ikut. Namun, dia menolak permintaan itu.&nbsp;Sebagai gantinya, Sunan Kalijaga menyerahkan kawasan itu untuk dijaga kera-kera tersebut.
Nama Kreo berasal dari kata &ldquo;Mangreho&rdquo; yang berarti "jagalah" atau "periharalah". Keempat kera itu akhirnya berkembang biak dan menghuni kawasan Kreo hingga sekarang.
Mbah Sumar, seorang pemandu lokal sekaligus juru kunci Goa Kreo menyebutkan, kawasan yang termasuk wilayah Kreo ini ada hutan, sungai, Goa Kreo, dan Goa Landak. Sedangkan Waduk Jatibarang baru dibangun pada 2010-2015 karena pada 1991 Semarang pernah tertimpa musibah banjir bandang yang juga berimbas buruk di wilayah ini.
<img src="/nuploads/61/22.jpg" alt="" width="889" height="600" />
Mbah Sumar (kanan) ketika menceritakan kisah Goa Kreo kepada inibaru.id (inibaru.id/Verawati Meidiana)
&ldquo;Dulu itu belum seperti sekarang. Objek wisata ini baru dibangun pada 1985 oleh camat sama lurah waktu itu. Jalan-jalan ini dulu masih sempit, belum ada pelebaran dan pagar-pagar. Kalau sekarang ya sudah bagus, aman, tertib, bersih,&rdquo; ungkap Mbah Sumar kepada inibaru.id.
Waduk Jatibarang dibangun dengan "membanjiri" sebagian kawasan Goa Kreo beberapa tahun silam.&nbsp;Air menggenangi sekitar goa, menjadikan goa tersebut berada di tengah waduk. Kemudian, untuk menjangkau Goa Kreo, sebuah jembatan dibangun, sekaligus memoles kawasan itu agar lebih diminati wisatawan.
Selain untuk menanggulangi banjir, Waduk Jatibarang berfungsi sebagai PLTA dan keperluan air PDAM. Kawasan tersebut juga menjadi tempat favorit untuk memancing ikan. Bahkan, Waduk Jatibarang dan Goa Kreo kini menjadi salah satu lanskap Kota Semarang yang selalu ramai dikunjungi wisatawan.
<img src="/nuploads/61/26.jpg" alt="" width="990" height="600" />
Pengunjung yang sedang berfoto di jembatan penghubung (inibaru.id/Faidah Umu)
Sakral
Kendati sudah mengalami beberapa perkembangan, Goa Kreo masih dianggap sebagai tempat sakral oleh sebagian besar penduduk setempat. Mbah Sumar mengungkapkan, masih banyak orang yang melakukan meditasi dan berdoa di dalam goa yang memiliki kedalaman 15 meter tersebut. Nggak hanya dari Semarang, mereka juga datang dari luar Jawa.
&ldquo;Banyak yang meditasi di sini. Ada yang dari Sumatra, Jawa Barat, dan juga Jawa Tengah. Yang dari sekitar sini juga banyak. Mereka yang berani bisa semalaman di dalam goa, kalau yang nggak ya paling setengah jam berdoa di dalam,&rdquo; jelas lelaki 80 tahun tersebut.
Nggak hanya bermeditasi, para pengunjung juga terkadang ada yang sengaja membawa makanan dalam jumlah banyak seperti kacang, timun, dan pisang, untuk dibagikan kepada kera-kera di situ. Menurut Mbah Sumar, ada beberapa orang yang beranggapan bahwa siapapun memberi makan kera di Goa Kreo akan mendapatkan rezeki yang berlimpah.
Hm, percaya nggak percaya sih! (Faidah Umu/E03)

Menjadi salah satu destinasi wisata unggulan Kota Semarang, Goa Kreo menyimpan cerita yang cukup panjang. Gimana ya ceritanya?