Suasana Warung yang Sederhana dan Bikin Betah

Begitu masuk ke area warung, suasananya langsung terasa Jogja banget: sederhana, hangat, dan jauh dari bising jalan raya. Tempatnya memang kecil, tapi justru itu yang menambah kesan rumahan. Pembeli duduk dengan sabar menunggu pesanan sambil menghirup aroma bumbu yang ditumis di atas tungku arang yang bikin kamu bernostalgia.

Penilaian para pengunjung yang datang pun rata-rata positif. Banyak yang memuji keramahan Pak Uun dan pelayanannya yang gesit, meski harus memasak hingga empat wajan sekaligus ketika sedang ramai-ramainya.

Salah satu keunikan Bakmi Pak Uun ada pada proses memasaknya yang tetap mempertahankan cara tradisional. Wajan panas diletakkan di atas tungku arang, lalu minyak dituang untuk menumis bumbu yang harum. Setelah itu baru ditambahkan daging ayam, air, sayuran, dan mie. Untuk nasi goreng, tahapannya hampir sama. Bedanya, setelah bumbu matang, nasi langsung digoreng hingga warnanya merata.

Teknik memasak ini menghasilkan aroma smokey yang lembut, khas masakan Jawa tempo dulu. Kuah bakmi godok-nya cenderung creamy, gurih, dan penuh rasa. Banyak pelanggan menyebut bakmi di sini terasa semakin nikmat karena menggunakan telur bebek. Pantas saja rasanya begitu kaya dan bikin susah lupa.

"Kuahnya creamy, kematangan mi pas, porsinya juga bikin kenyang," ungkap salah seorang pembuat konten kuliner terkemuka di Instagram @dyodoran.

Menu yang paling populer di sini tentu saja bakmi godok. Versi gorengnya juga tidak kalah sedap, cocok buat kamu yang kurang suka makanan berkuah. Ada juga nasi goreng dengan cita rasa klasik ala kampung. Harga per porsinya mulai sekitar Rp17.000 saja, murah untuk ukuran cita rasa yang bikin pelanggan balik lagi berkali-kali.

Beberapa pengunjung punya rekomendasi personal. Ada yang selalu pesan bakmi godok telur bebek, ada pula yang menyarankan minuman jahe serai sebagai pendamping biar tubuh hangat di malam hari. Kalau mau lebih nendang, teh hangat atau kopi juga cocok menemani makanmu.

Bakmi Palbapang Pak Uun bukan sekadar tempat kuliner karena menawarkan pengalaman dari suasana kampung yang tenang sampai aroma arang yang menguar dari dapur kecilnya. Jadi kalau kamu sedang di Bantul atau lagi kangen cita rasa bakmi Jawa yang otentik, warung ini wajib banget kamu sambangi. 

Ingat, datang lebih awal, ya, Gez, biar nggak kehabisan! (Arie Widodo/E07)

Inibaru.id - Kalau kamu penyuka bakmi Jawa, nama Bakmi Palbapang Pak Uun rasanya wajib masuk daftar kunjungan. Warung kecil yang tersembunyi di tengah permukiman Bantul ini sudah jadi legenda sejak tahun 2000. Meski lokasinya nyempil di Karasan, Palbapang, banyak orang rela “blusukan” demi seporsi bakmi godok gurih yang konon bikin ketagihan.

Warung Bakmi Pak Uun buka setiap hari mulai pukul 17.00 sampai 22.00 WIB. Tapi jangan tertipu jam tutupnya ya karena sering kali dalam tiga jam saja setelah buka, seluruh menu sudah ludes. Banyak food hunter yang sudah mengingatkan: kalau mau dapat jatah, datanglah sebelum malam benar-benar larut.

Meski buka sejak pukul 17.00 sampai 22.00 WIB, terkadang Bakmi Palbapang Pak Uun sudah kehabisan makanan saking banyaknya pembeli yang datang.

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

Salah satu penyebab utama risiko ini datang dari kualitas charger itu sendiri. Banyak charger murah atau palsu yang beredar, dan sayangnya, masih sering kita temui di rumah-rumah.

Charger semacam ini biasanya tidak punya sistem perlindungan arus, panas, atau pemutus otomatis. Jadi saat tetap terhubung ke listrik, ia akan terus bekerja dan menghasilkan panas. Kalau komponennya kurang bagus, panas yang menumpuk bisa memicu kerusakan, bahkan kebakaran.

Selain kualitas, faktor lingkungan juga berpengaruh. Charger yang dibiarkan menancap dan berada di area tertutup, misalnya dekat tumpukan barang atau di belakang furnitur, lebih mudah terperangkap panas. Apalagi kalau ruangan cenderung panas atau lembap, risiko kerusakan pada charger pun semakin tinggi.

Walau jarang terjadi, fluktuasi listrik dan sambaran petir bisa mempengaruhi perangkat yang sedang terhubung ke soket. Charger yang tidak punya pelindung arus bisa rusak seketika saat ada lonjakan tegangan. Dalam kasus ekstrem, korsleting bisa terjadi dan menimbulkan percikan api. Memang bukan sesuatu yang terjadi setiap hari, tapi cukup banyak orang yang baru sadar setelah perangkat mereka gosong duluan.

Peluang Muncul Ledakan Kecil, Tapi Tetap Ada

Tenang, bukan berarti setiap charger yang kamu biarkan menancap bakal “meledak”. Kalau kamu memakai charger asli dari jenama terpercaya, risiko masalah ini jauh lebih kecil. Produk resmi biasanya sudah melewati uji keselamatan dan punya fitur pencegahan panas berlebih. Tapi tetap saja, risiko kecil bukan berarti nol, apalagi kalau chargermu sudah menua, sering jatuh, atau pernah terasa panas berlebihan.

Untuk charger palsu, ceritanya beda. Risiko korsleting atau kebakaran naik berkali-kali lipat karena komponennya nggak dirancang tahan lama. Jadi lebih baik hindari, ya.

Biar nggak waswas, kamu bisa melakukan beberapa langkah sederhana:

Jadi, meski kelihatannya sepele, kebiasaan membiarkan charger tetap menancap tetap punya risiko. Baiknya segera lepas dari stopkontak deh kalau memang sudah nggak dipakai. Setuju, Gez? (Arie Widodo/E07)

Inibaru.id - Kita semua pasti pernah melakukan ini: selesai ngecas, ponsel dicabut, tapi kepala chargernya tetap anteng nempel di stopkontak. Kelihatannya sih nggak masalah. Toh nggak lagi dipakai, kan? Tapi ternyata kebiasaan kecil ini bisa menimbulkan risiko yang jarang kita sadari.

Meski jarang terjadi, ada kemungkinan kepala charger yang dibiarkan terus menancap bisa bermasalah. Tapi, jangan keburu membayangkan munculnya ledakan dramatis seperti di film, ya. Masalahnya biasanya jauh lebih sederhana, tapi tetap berbahaya kalau dibiarkan.

Banyak dari kita yang membiarkan kepala charger terus menancap di stop kontak meski sudah nggak lagi dipakai. Apakah hal ini berbahaya jika dibiarkan?

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

Peresmian dilakukan oleh Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Drs Agus Andrianto SH MH bersama jajaran pejabat kementerian, pimpinan Undip, dan perwakilan pemerintah daerah.


Dalam sambutannya, Menteri Agus menegaskan komitmen pemerintah untuk memperluas akses layanan keimigrasian. Dia mengatakan, keberadaan titik layanan di kampus menjadikan pelayanan semakin cepat, responsif, dan dekat dengan masyarakat.

"Saya berharap layanan ini bisa menjadi model bagi daerah lain," sebutnya.

Layanan yang dibuka meliputi penerbitan dan penggantian paspor WNI, BAP paspor hilang atau rusak, pelayanan izin tinggal WNA, serta konsultasi dan informasi keimigrasian.


Usai peresmian yang dilakukan dengan memukul gong, Menteri Agus meninjau ruang pelayanan yang telah dilengkapi ruang tunggu kondusif, sistem antrean terintegrasi, serta petugas yang telah dipersiapkan secara khusus.

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Imigrasi Jateng Haryono Agus Setiawan menyampaikan, layanan ini merupakan langkah strategis untuk mendekatkan pelayanan keimigrasian kepada masyarakat.


"Kehadiran layanan ini juga mempermudah mahasiswa asing Undip untuk mengurus izin tinggal, jadi akan mendukung kenyamanan mereka menjalani aktivitas akademik," jelasnya.

Setali tiga uang, Rektor Undip Prof Dr Suharmono SE MSi juga menyambut baik kerja sama tersebut dan menyatakan bahwa Undip siap menyediakan segala fasilitas yang diperlukan agar pelayanan imigrasi dapat berjalan optimal dan mudah diakses.

Campus Immigration Point di Undip diharapkan menjadi percontohan nasional dan mendorong kampus lain menghadirkan layanan publik serupa, terutama di lingkungan perguruan tinggi dengan aktivitas internasional yang tinggi.

Keberadaan layanan ini di kampus menegaskan bahwa Undip memiliki "aktivitas internasional" yang cukup baik. Kampus lain gimana, nih? (Murjangkung/E10)&nbsp;

Inibaru.id - Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Semarang meresmikan Campus Immigration Point di Universitas Diponegoro (Undip) pada Senin (1/12/2025) kemarin. Layanan ini menjadi yang pertama di Indonesia, yang memungkinkan pengurusan dokumen keimigrasian langsung di lingkungan kampus.

Dengan hadirnya fasilitas tersebut, mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan, di lingkungan Undip bisa mengurus paspor hingga izin tinggal tanpa harus datang ke kantor imigrasi. Hal tersebut juga berlaku untuk masyarakat umum yang bukan merupakan bagian dari Undip.

Layanan Campus Immigration Undip ini menjadi yang pertama di Indonesia dan memungkinkan pengurusan dokumen keimigrasian langsung di lingkungan kampus, sekaligus menegaskan 'aktivitas internasional' yang cukup baik di salah satu kampus terbaik di Kota Semarang ini.

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

Tas rajut buatan tangan dari perempuan kreatif asal Kota Semarang yang sehari-hari berprofesi sebagai ibu rumah tangga tersebut telah menempuh perjalanan jauh: menembus pasar dunia, menguatkan pejuang kanker, dan membuka ruang pemberdayaan bagi warga binaan Lapas Perempuan Semarang.

"Merajut itu awalnya hanya hobi. Karena anak-anak sudah besar, saya mengisi waktu luang dengan merajut. Saya ibu rumah tangga, ikut suami dinas di daerah terpencil, sehingga memilih fokus mengurus anak-anak," ujar Indah saat ditemui Inibaru.id akhir November lalu.

Indah mengaku belajar merajut secara autodidak sejak 2011. Gurunya adalah internet dan Youtube. Awal-awal berkreasi, dia hanya membuat taplak meja dan dompet kecil. Namun, seiring waktu, keterampilannya meningkat hingga bisa membuat tas rajut sendiri.

Sedikit demi sedikit, dunia rajut yang awalnya hanya pengisi waktu luang justru menjadi peluang. Indah merasa bangkit dan berdaya. Sembari melakoni keseharian sebagai ibu rumah tangga, dia mulai bisa melihat betapa besar peluang bisnis yang tersimpan dalam setiap karyanya.

Pada 2017, ketika sebagian besar pelaku UMKM masih berkutat di pasar lokal, Indah justru sudah merasakan aroma pasar global. Melalui PT Mas di Solo, dia dipercaya mengerjakan produk home decor untuk dikirim ke negara-negara di Eropa.

Sistemnya maklun; perusahaan menyediakan bahan, lalu Indah menangani produksi dan merekrut tenaga kerja yang dia latih sendiri.

Tas rajut buatan Indah merambah hingga Dubai setelah karya-karyanya dua kali lolos kurasi mengikuti pameran BRI UMKM EXPO(RT). Dalam sesi business matching, dia bertemu buyer luar negeri yang kemudian memesan 1.000 tas makram untuk pasar Dubai.

"Semula diminta selesai satu bulan, saya nggak sanggup. Akhirnya dinego jadi lima bulan, per bulan 200 pieces. Saya ngajari orang-orang, mereka ikut mengerjakan," ungkap Indah.&nbsp;

Di antara banyak teknik, tapestri menjadi yang paling dia kuasai karena memungkinkan eksplorasi pola dan gambar. Dari sinilah lahir tas rajut bermotif batik berbahan dasar kulit yang harganya menyentuh angka Rp900 ribu per item.

Namun, di antara deretan pencapaian tersebut, ada satu bab yang paling mengesankan di pikiran Indah, yakni perjalanannya keliling Indonesia mengedukasi cara mengolah plastik menjadi tas rajut, kemudian mendonasikan hasil kegiatannya untuk menguatkan anak-anak penyandang kanker.

"Tahun 2019 itu kan lagi ramainya kampanye pengurangan plastik. Buat saya, plastik itu memang sulit dihilangkan total. Jadi, bagaimana cara mengurangi, bagi saya salah satunya ya diubah jadi tas rajut, karena bisa dipakai selama bertahun-tahun," kata Indah.

Plastik-plastik itu dipotong selebar kurang lebih dua sentimeter, lalu dirajut seperti biasa. Prosesnya memang lebih sulit dibanding merajut benang biasa, tetapi hasilnya kuat dan tahan lama. Namun, karya ini bukanlah produk komersial utama. Dia lebih sering membawanya untuk kampanye reduksi sampah sekali pakai.

Profit memang nggak selalu menjadi tujuan utamanya berkarya. Bahkan, pada pameran ini pun, dia dan temannya sudah sepakat untuk menyumbangkan dana yang terkumpul ke Yayasan Kanker Anak Indonesia sebagai dukungan moral bagi anak-anak yang tengah berjuang melawan penyakit ganas itu.

"Tidak semua hal harus berupa profit. Saya senang kalau apa yang saya kerjakan bisa bermanfaat buat orang lain," lontarnya.

Memberdayakan Warga Binaan Lapas Perempuan

Jiwa sosial Indah terus tumbuh, termasuk dalam berbagi ilmu. Ibu tiga anak itu mengaku akan dengan senang hati membagikannya, termasuk saat mengajari warga binaan di Lapas Perempuan Semarang merajut tanpa meminta bayaran sepeser pun.

"Di Lapas Perempuan itu saya nggak dibayar sama sekali. Murni untuk berbagi ilmu. Kalau ada yang benar-benar tertarik, saya kasih alatnya, saya kasih benangnya. Biar nanti kalau mereka keluar (bebas), bisa melanjutkan yang dia bisa," paparnya.

Warga binaan yang telah diajari Indah juga diberdayakan untuk membantu produksi. Bahan dan desain berasal darinya, lalu mereka mengerjakan sesuai kemampuan dan waktu. Setiap pekerjaan mereka tetap dibayar sebagai tambahan penghasilan dari dalam penjara.&nbsp;

Bagi Indah, menguatkan penyandang kanker dan berbagi ilmu dengan warga binaan adalah dua wajah dari misi yang sama, yakni untuk memanusiakan manusia lewat keterampilan. Merajut baginya bukan lagi sekadar aktivitas tangan, melainkan cara menyalurkan empati.

Saat ini Indah hanya dibantu satu karyawan tetap yang menjaga tokonya di kawasan Sambiroto. Proses produksi sehari-harinya masih dikerjakan sendiri, tetapi jika pesanan membludak, barulah dia melibatkan orang lain.

"Saya nggak menyangka bisa sejauh ini. Saat pandemi Covid-19, saya sempat kena saraf terjepit. Suami menyarankan untuk berhenti dan menjual seluruh benang. Namun, meski sudah didiskon, benang-benang itu nggak laku. Artinya, saya disuruh untuk terus merajut," tukas Indah, lalu tertawa ringan.&nbsp;

Nggak hanya menghasilkan profit, keterampilan merajut Indah juga telah menjalin asa untuk para penyandang kanker dan warga binaan di lapas. Panjang umur ya, Bu Indah! (Sundara/E10)

Inibaru.id - Di bawah tenda pameran UMKM di halaman Balai Kota Semarang, Indah Prihatiningsih, pemilik Ekkyta Collection duduk dengan tenang, tapi jemarinya lincah menari di atas gulungan benang, menuntaskan seutas tali tas yang belum selesai.

Sesekali, perempuan 60 tahun itu juga terlihat mengangkat wajah, menyapa pengunjung yang mampir, sebelum kembali pada ritme rajutannya.

Belajar merajut secara autodidak pada 2011, pemilik Ekkyta Collection, Indah Prihatiningsih, konsisten menyisihkan sebagian keuntungannya untuk anak-anak penyandang kanker; sekaligus mengajari warga lapas perempuan Semarang untuk belajar membuat tas rajut berkelas yang membuat Indah menjelajah pasar global.

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

Sebaliknya, kebun sawit adalah kawasan monokultur. Satu jenis tanaman mendominasi, lantai tanah sering terbuka, dan lapisan ekosistemnya sangat sederhana. Studi yang dikutip The Jakarta Post menegaskan, perkebunan sawit hanya mampu mendukung sebagian kecil spesies hutan. Riset lain yang dipublikasikan ScienceDaily menunjukkan hal serupa. Kebun sawit bukan habitat setara hutan tropis dan sebagian besar spesies nggak mampu beradaptasi di dalamnya.

Hasilnya sudah terlihat di banyak desa sekitar hutan. Semakin sedikit pepohonan asli, semakin sering satwa liar turun ke permukiman mencari makan. Mereka nggak “menyerang”, mereka hanya kehilangan ruang hidup.

Stok Karbon: Hutan Menyimpan, Sawit Membuang

Banyak klaim menyebut sawit “lebih efisien menyerap karbon,” namun para ilmuwan mengingatkan bahwa klaim itu menyesatkan. Menurut Profesor William Laurance yang dikutip Eco-Business, meski sawit tumbuh cepat, total karbon yang disimpan selama daur hidupnya jauh lebih rendah dibanding hutan primer.

Ketika hutan ditebang, karbon yang terkunci selama ratusan tahun terlepas ke atmosfer. Mongabay mencatat, konversi hutan ke sawit terutama di lahan gambut melepaskan emisi dalam jumlah masif. Sawit nggak mampu mengimbangi kehilangan itu, bahkan bisa menjadi sumber emisi baru ketika tanaman tua ditebang dan tanah kehilangan karbon.

Hutan tropis adalah bank karbon raksasa. Sawit hanyalah buku tabungan kecil.

Fungsi ekologis hutan juga nggak berhenti pada keanekaragaman hayati dan karbon. Hutan menjaga kesuburan tanah melalui siklus organik mulai daun gugur membentuk humus, mikroorganisme mengolah nutrisi, dan akar pohon menahan air. Tanah yang sehat membuat debit air stabil, sungai terjaga, dan wilayah terlindungi dari erosi.

Begitu hutan digantikan sawit, siklus itu terputus. Lahan menjadi lebih kering, tanah cepat padat, dan kebutuhan pupuk serta pestisida meningkat. Debit air menurun, longsor dan banjir menjadi lebih sering terjadi, dan suhu kawasan meningkat karena hilangnya kanopi yang meneduhkan.

Di banyak tempat, mata air mati bukan karena kemarau panjang, tetapi karena hilangnya pepohonan hutan.

Beberapa penelitian, seperti yang dirilis University of York, menemukan bahwa menyisakan sekitar 10 persen hutan asli dalam lanskap perkebunan dapat membantu menjaga sebagian kecil karbon dan biodiversitas. Namun angka itu tetap terlalu kecil untuk menggantikan kehilangan ekosistem hutan yang jauh lebih luas. Fragmentasi tetap terjadi, dan fungsi ekologis hutan tetap menurun drastis.

Hutan adalah satu kesatuan. Memisahkannya menjadi potongan-potongan kecil nggak akan membuat ekosistem bekerja seperti sediakala.

Hutan memberikan manfaat yang nggak bisa dihitung hanya dengan angka ekonomi. Ia menjaga air, menopang tanah, menstabilkan iklim, menyediakan habitat satwa, hingga menjadi benteng terakhir keanekaragaman hayati. Sementara perkebunan baik sawit, kopi, maupun karet memberi manfaat ekonomi jangka pendek yang penting bagi masyarakat, tetapi nggak dapat menggantikan kehidupan yang diberikan hutan.

Ketika hutan hilang, yang hilang bukan hanya pepohonan. Kita kehilangan penyangga kehidupan.

Karena itulah, setiap wacana mengganti hutan dengan kebun monokultur harus dilihat sebagai lebih dari sekadar keputusan tata guna lahan. Itu keputusan tentang masa depan, apakah kita ingin lingkungan yang stabil, atau ladang luas yang perlahan mengering. (Siti Zumrokhatun/E05)

Inibaru.id - Di sejumlah daerah, barisan sawit yang rapi dan menghijau sering dianggap sebagai “pengganti” hutan. Dari kejauhan, pemandangannya tampak meyakinkan bahwa pohon-pohon tumbuh tinggi, daun lebat di kanan–kiri jalan, dan hamparan hijau sejauh mata memandang. Namun, poster edukasi lingkungan yang banyak beredar akhir-akhir ini sebenarnya memberi petunjuk penting hutan bukan sekadar deretan pohon. Ia adalah sistem kehidupan yang jauh lebih kompleks, sesuatu yang nggak dapat ditiru oleh kebun monokultur apa pun, termasuk sawit.

Hutan alami menyimpan biodiversitas yang luar biasa. Di dalamnya ada pepohonan raksasa, semak belukar, lumut, jamur, hingga organisme mikro yang hidup berdampingan dalam jaringan ekologis berlapis yaitu kanopi, bawah tajuk, hingga lantai hutan. Satwa liar seperti burung, primata, mamalia kecil, reptil, serangga penyerbuk menjadikannya rumah.

Hutan nggak bisa digantikan oleh kebun sawit atau tanaman monokultur lainnya. Di balik hamparan hijau yang tampak serupa, hutan menyimpan fungsi ekologis yang jauh lebih kompleks mulai dari biodiversitas, penyimpanan karbon, hingga penjaga tanah dan air yang nggak mampu ditiru perkebunan.

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

Inibaru.id &ndash; Yogyakarta memiliki banyak pantai yang bisa bikin kangen wisatawan. Kalau kamu sedang merencanakan liburan ke objek wisata ini, kamu juga perlu mengetahui beberapa aturan nggak tertulis.
Supaya nggak mengganggu kenyamanan wisatawan lain, cek dulu apa saja yang sebaiknya nggak kamu lakukan di sana!
Hindari Bermain di Keramaian
Bermain voli nggak jarang dilakukan sebagian orang ketika di pantai. Nah, kalau kamu pengin main, sebaiknya pilihlah lokasi yang sepi supaya bolamu nggak mengenai pengunjung lain.
Jika pantai memang sedang padat pengunjung, sebaiknya tunda permainanmu dengan melakukan hal lain.
Jangan Merokok
Pantai memang ruangan terbuka, tapi bukan berarti kamu bisa sembarangan merokok. Jika ada banyak pengunjung, asap yang tertiup angin tentu bakal mengganggu orang lain.
Eh, meski sepi, bukan berarti kamu juga boleh merokok, lo. Puntung rokok merupakan salah satu limbah yang mencemari ekosistem laut jika dibuang sembarangan. Jadi, kalau pengin merokok, sebaiknya di parkiran saja ya, Millens.
Jangan Berlari
Wisatawan, baik lokal maupun internasional, biasanya menggunakan waktu liburan mereka untuk bersenda-gurau atau berjemur di pantai. Kalau kamu pengin bergabung, berjalanlah dengan tenang dan jangan berlari.
Berlari bakal bikin pasir di sekitarmu berpencaran dan mengenai orang-orang yang kamu lewati. Jadi, tetap jaga sikap saat di pantai ya!
Hormati Budaya Setempat
Meski pakaian renang biasanya digunakan di pantai, bukan berarti masyarakat di semua pantai bisa menerimanya, lo. Sebelum pergi liburan, kamu harus mencari informasi sebanyak-banyaknya terkait pantai yang menjadi tujuanmu, termasuk norma yang berlaku di sana.
Jangan Abaikan Peringatan
Jika ada papan peringatan yang melarangmu berenang atau mendekati suatu tempat, jangan coba-coba melanggarnya. Bisa jadi, batu karang yang akan kamu panjat memiliki kelicinan yang membahayakan.
Jangan abaikan juga peringatan penjaga pantai jika cuaca memburuk. Dibuatnya peringatan tentu juga demi keamanan dan kenyamanan bersama.
Rambu-rambu itu sebaiknya kamu terapkan ketika sudah sampai di pantai tujuanmu. Selama berlibur, jangan lupa beli cenderamata lokal ya. Biasanya ada banyak penjual produk lokal yang unik di sekitar pantai. Tawarlah dengan harga yang manusiawi karena mereka nggak mengemis.
Selain berkontribusi meningkatkan penghasilan negara lewat pariwisata, kamu juga berkontribusi memberi penghidupan pada mereka. Yuk, sering-sering wisata ke pelbagai wilayah di negeri sendiri! (IB15/E03)

Tiap orang punya kedaulatan atas dirinya untuk melakukan apapun. Namun, bukan berarti kita bisa seenaknya, karena orang lain juga punya kedaulatan atas diri mereka. Ada aturan nggak tertulis alias etika yang perlu kamu perhatikan ketika berada di tempat umum, saat berlibur ke pantai misalnya, biar nggak terkesan mengganggu orang lain. Apa saja?

Aturan-Aturan Nggak Tertulis di Pantai yang Perlu Kamu Perhatikan!

Inibaru.id - Terserang penyakit menjadi hal yang paling nggak menyenangkan saat traveling. Dengan berbagai cara kita berusaha mengantisipasinya. Salah satunya dengan memerhatikan asupan yang kita konsumsi selama berada di tempat "asing", misalnya air minum.
Yap, penting bagimu untuk menyadari bahwa tempat yang kamu kunjungi nggak selalu menyediakan kualitas air yang memadai. Nah, biar acara liburanmu nggak berantakan dan aktivitasmu nggak terganggu, coba terapkan tiga tips ini!
Kenali Daerah yang Dikunjungi
<img src="/nuploads/1/faucet-1684902_1920.jpg" alt="" width="1200" height="800" />
<code>Sumber air yang tampak jernih belum tahu kualitasnya baik. Jadi, cari tahu dulu ya. (Pixabay)</code>
Mengenali daerah tujuan wisata wajib kamu lakukan, biar kamu tahu hal apa saja yang harus dipersiapkan. Ini termasuk mengenali kondisi kebersihan dan ketersediaan air di sana.
Mungkin hal tersebut tampak sepele, tapi penting. Ya, karena air bakal memengaruhi nggak cuma tubuh bagian dalam, tapi juga luar seperti kulit.
Sebab, air adalah salah satu faktor penting untuk menopang tubuh manusia. Baik dari segi luar yang meliputi kesehatan kulit, maupun dari segi organ dalam.
Pilih Merek Air Kemasan yang Dikenal
<img src="/nuploads/1/water-19659_1920.jpg" alt="" width="1200" height="800" />
<code>Menentukan air mineral atau air dalam kemasan untuk dikonsumsi juga kudu hati-hati. (Pixabay)</code>
Ketimbang bingung mikirin kualitas air, untuk urusan minum mending beli air kemasan. Namun, kamu juga kudu waspada. Ada baiknya kamu memilih merek air kemasan yang kamu kenal. Kamu bisa mengeceknya di internet. Pastikan air kemasan itu memiliki legalitas dan hasil uji lab yang baik.
Merebus Air Sendiri
<img src="/nuploads/1/fireplace-1681147_1280.jpg" alt="" width="1203" height="800" />
<code>Merebus air sendiri, kenapa tidak? (Pixabay)</code>
Jika membeli air kemasan nggak memungkinkan, satu-satunya cara yang bisa kamu pakai adalah dengan merebus ulang air. Memang terkesan ribet dan kurang efisien, tapi demi kesehatan dan kesuksesan travelingmu, kenapa nggak?
Berjaga-jaga dengan kondisi air tempat tujuan wisatamu bukan bertujuan mendiskreditkan warga lokal. Hanya, terkadang bakteri yang bisa ditoleransi mereka belum tentu bisa diterima tubuh kita. Jadi, jangan berdebat dengan masyarakat setempat terkait kualitas air ini ya, Millens! (IB23/E03)

Bagi traveler, berkunjung ke tempat baru selalu menyenangkan. Namun, ancaman kesehatan bisa saja menyerang lantaran kita nggak tahu kualitas air yang kita konsumsi di tempat tersebut. Hm, gimana menyikapinya?

Biar Traveling Aman, Jangan Sembarangan Konsumsi Air di Tempat Asing!

Inibaru.id &ndash; Petualang tak pernah menyiapkan itinerari. Namun, well-planned traveler membutuhkannya untuk perjalanan yang lebih terkonsep.
Nah, kalau kamu termasuk pelancong terkonsep, itinerari perjalanan penting agar liburanmu lebih rapi, nggak ada tujuan wisata yang terlewat, dan yang terpenting, nggak kehabisan bujet di perjalanan! 
Untuk menyusun itinerari, beberapa hal ini penting kamu coba. Apa saja ya?
Tentukan Tujuanmu
Baik di dalam ataupun luar negeri, tujuan utama dari perjalananmu harus dipastikan terlebih dulu. Soalnya, tujuan akan mempengaruhi perencanaan bujet serta alokasi waktu liburanmu. So, pastikan dulu ya, Millens!
Oya, upayakan untuk tidak mendadak ya. Idealnya, liburan itu dipersiapkan selama tiga bulan agar lebih longgar waktunya.
Pastikan Bujetmu
Jangan gegabah memilih tujuan tanpa pertimbangan dana, lo! Nah, biar nggak boros, coba dulu pastikan bujet utama yang akan kamu gunakan.
Lalu, rinci kebutuhanmu, mulai dari transportasi, akomodasi dan kelengkapan lainnya, termasuk juga dana cadangan.
Yap, kamu harus tetap menyiapkan dana cadangan untuk jaga-jaga jika ada keperluan mendadak.
Rinci Agendamu
Setelah tujuan utamamu pasti, langsung list objek yang akan kamu kunjungi. Setelah itu, buat estimasi waktu yang kamu butuhkan selama berlibur.
Bikin sedetailnya, berapa jam untuk setiap objeknya dan perkiraan waktu di perjalanan yang akan kamu habiskan, ya. Meski tidak selalu tepat, ini cukup membantumu untuk lebih disiplin.
Bikin Daftar Referensi
Referensi dalam hal ini berkaitan dengan informasi fasilitas umum, rekomendasi makanan, pusat oleh-oleh dan sejenisnya yang ada di kota tujuanmu.
Meskipun sekarang udah ada sistem informasi digital yang bisa membantumu kapan saja, dengan menyiapkan list ini jauh-jauh hari mungkin akan membuatmu lebih tenang.
(Baca Juga: <a href="/adventurial/4-aplikasi-ini-akan-membantumu-membuat-itnerary-yang-menjadikan-travellingmu-lebih-praktis" target="_blank">Mudahkan Bikin Itinerari Perjalanan Pribadi dengan 4 Aplikasi Ini!</a>)
Sederhana kan, Millens? Selamat mencoba, ya! (IB23/E03)

Buat kamu yang hendak traveling, sepertinya gambaran ini cocok buat dijadikan panduan untuk menyusun agendamu. Perhatikan baik-baik ya, Millens!

Biar Liburan Lebih Terkonsep, Bikin Itinerari Perjalananmu, yuk!

Inibaru.id &ndash; Teknologi yang semakin maju memberikan dampak positif di berbagai lini kehidupan, termasuk dalam "mengatur" kebutuhan travelingmu.
Agar lebih terjadwal rapi, buatlah itinerari atau semacam buku panduan selama melakukan perjalanan. Kamu bisa membuatnya sendiri secara manual. Namun, karena ada teknologi, kenapa nggak kamu manfaatkan?
Untuk memudahkan pembuatan itinerari, kamu bisa memanfaatkan sejumlah aplikasi berikut ini. Apa saja ya?
Google Trips
<img src="/nuploads/64/gugel.jpeg" alt="" width="684" height="454" />
<code>Berbagai fitur yang tersedia di Google Trips (Macstories)</code>
Google emang nggak ada matinya ya, Millens! Mungkin, tanpa Google kita bakal seperti manusia tanpa teknologi terkini yang hampa dan buta! Ha-ha. Nah, Google Trips sebagai bagian dari produk teknologi berbasis android ini punya fitur yang dapat membantumu dalam mempersiapkan perjalanan.
Kamu bisa memanfaatkan fitur Day Plans untuk menyusun agenda, kemudian Things to Do untuk memperoleh rekomendasi seputar objek wisata, Food &amp; Drink untuk rekomendasi tempat makan, dan Saved Places untuk merinci tempat prioritas yang hendak kamu kunjungi. Wow, lengkap juga!
Sygic Travel Maps Online &amp; Trip Planner
<img src="/nuploads/64/Sygic.jpg" alt="" width="711" height="358" />
<code>Sigyc yang kini juga hadir dalam versi </code><code>offline. </code><code>(Bestappsguru)</code>
Mirip dengan Google Trips, aplikasi yang satu ini juga akan membantumu dalam menyusun agenda serta menunjukkan ulasan dari objek di sekitar lokasi liburanmu.
Bukan hanya objek wisata, ulasan soal tempat makan, pusat berbelanja, hingga rute terbaik pun akan diberikan. Bahkan, kamu juga akan dipandu melalui map untuk menuju ke lokasi yang kamu targetkan.
3. Tripadvisor
<img src="/nuploads/64/TripAdvisor.jpg" alt="" width="692" height="442" />
<code>TripAdvisor menjadi situs wisata terbesar yang dapat diakses dalam website maupun aplikasi android. (Bestappsguru)</code>
Sebagai aplikasi wisata terbesar di dunia, situs ini tidak hanya menampilkan rekomendasi untuk transportasi, akomodasi, dan ulasan objek di daerah tujuanmu, tapi juga fitur yang mendukung untuk dijadikan itinerari digital bernama &ldquo;Trip Saya&rdquo; untuk mengoptimalkan perjalanan para user-nya.
4. TripIt
<img src="/nuploads/64/Tripit.jpg" alt="" width="685" height="355" />
<code>TripIt memiliki 3 jenis interface yang userfriendly. (Bestappsguru)</code>
Tidak jauh berbeda dengan tiga aplikasi sebelumnya, TripIt memiliki keunggulan lain yang cukup menarik, yakni dapat digunakan dalam kondisi luring (luar jaringan/ offline). Ini tentu memudahkan kita yang bakal berwisata ke alam liar. 
Kelebihan lain, TripIt juga memberikan kemudahan akses untuk berbagi itinerari buatanmu ke teman atau keluargamu. Yap, we never know, right?
Dengan aplikasi-aplikasi ini, nggak ada alasan ribet lagi, kan? Tinggal pilih aplikasinya, unduh, dan, yap, perjalananmu akan lebih menyenangkan dan tentunya juga lebih terjadwal rapi! Happy weekend! (IB23/E03)

Mau liburan tapi males ribet? Yuk langsung pilih salah satu aplikasi di bawah ini. Unduh dan persiapkan travelingmu dengan praktis!

Mudahkan Bikin Itinerari Perjalanan Pribadi dengan 4 Aplikasi Ini!

Inibaru.id &ndash; Pernahkah kamu mendengar istilah slow travel? Seperti artinya, traveling dalam istilah ini memang dilakukan dengan pelan alias santai. Pernahkah kamu melakukan traveling dengan gaya ini?
Santai yang dimaksud adalah benar-benar menikmati setiap momen di tujuan wisatamu, Millens. Misal nih, kamu dengan sengaja menginap di cottage selama seminggu untuk mengamati lingkungan sekitarmu. Apa yang kamu dapat?
Yap, mulai dari budaya, arsitektur, hingga masyarakatnya nggak luput dari pengamatanmu selama di sana. Supaya lebih detail, sebagian orang bahkan memilih berjalan kaki atau naik sepeda. Hm, kedengarannya menyenangkan, kan?
<img class="shrinkToFit" src="https://images.trvl-media.com/hotels/20000000/19750000/19745300/19745258/910b6eaf_z.jpg" alt="https://images.trvl-media.com/hotels/20000000/19750000/19745300/19745258/910b6eaf_z.jpg" width="995" height="664" />
<code>Fasilitas di cottage memudahkanmu dalam banyak hal, lo. (expedia.com)</code>
Menilik lebih jauh, slow travel rupanya memiliki beberapa manfaat, lo. Selain bisa menumbuhkan koneksi dengan daerah wisata, piknik woles ini juga bikin kamu lebih hemat. Pengeluaran untuk transportasi hingga makan bisa diatur ulang.
Pertama, ke mana-mana jalan kaki. Kedua, dengan menyewa cottage, kamu pun bisa memanfaatkan dapur untuk memasak sendiri.
Tertarik ber-slow traveling? Nah, kalau iya, tentu ada banyak hal yang perlu kamu siapkan. Sudahkah ada anggaran untuk liburan? Kalau belum, nabung dulu, yuk! (IB15/E03)

Saat traveling, sebagian orang lebih suka berlama-lama di suatu tempat. Nggak sekadar mengamati keindahan tempat itu, mereka juga tertarik mempelajari kebudayaan lokal. Nah, traveling dengan gaya ini rupanya memiliki istilah, lo. Namanya slow travel. Apa saja manfaat ber-slow travel? Cari tahu, yuk!

Berpuas Diri di Tempat Wisata dengan Slow Travel

Inibaru.id &ndash; Media sosial berpengaruh besar dalam mengubah traveling menjadi sebuah kebutuhan bagi anak muda. Nggak hanya sebagai wadah eksistensi diri, medsos juga jadi tempat yang efektif untuk mempromosikan pariwisata suatu daerah.
Sayang, selain efek positif, media sosial juga menimbulkan efek negatif. Salah satu efek negatif ini adalah lahirnya mitos-mitos tentang para traveler muda. Apa saja mitos-mitos tersebut?
Sekadar Bentuk Eksistensi Diri
<img src="https://crowcanyonhome.com/wp-content/uploads/2018/03/three-female-traveler-taking-selfie-at-the-beach-back-view-1500x1000.jpg" alt="" />
<code>Traveling nggak sekadar eksistensi diri bagi generasi millenial. (Crowcanyonhome)</code>
Nggak lepas dari gawai bikin generasi millenial sering dituduh melakukan traveling sekadar sebagai bentuk eksistensi diri.
Padahal, menurut laporan The Future of U.S Millenial, bukan media sosial yang mereka perhatikan selama liburan. Traveler generasi ini menekankan pentingnya fasilitas internet di tempat mereka menginap bukan untuk posting foto di media sosial, tapi mengecek surat daring dan berkomunikasi.
Nggak Bertanggung Jawab
<img src="https://rover.stridetravel.com/media/wysiwyg/solo-female-traveler-safari-2610260_1920_1_.jpg" alt="https://rover.stridetravel.com/media/wysiwyg/solo-female-traveler-safari-2610260_1920_1_.jpg" width="707" height="471" />
<code>Traveler millenials menghargai keaslian tempat yang mereka kunjungi. (Rover.stridetravel)</code>
Generasi millenials kerap dianggap nggak bertanggung jawab dan egois, padahal ini juga hanya mitos. Dibandingkan generasi-generasi sebelumnya, kaum millenials justru lebih peduli dengan segala hal yang disampaikan pemandu, lo.
Mereka cenderung menciptakan komunikasi dua arah dan aktif bertanya. Mereka juga cenderung memperhatikan setiap informasi dengan saksama, serta menyukai keaslian dari tempat yang mereka kunjungi.
Hm, ini berarti generasi millenials justru menjadi orang-orang yang peduli pada kelestarian lingkungan dan budaya juga pastinya!
Menghabiskan Sedikit Uang
<img src="https://smallbiztrends.com/wp-content/uploads/2015/01/spending-money-on-social-media-850x476.jpg" alt="https://smallbiztrends.com/wp-content/uploads/2015/01/spending-money-on-social-media-850x476.jpg" />
<code>Generasi millenial lebih memprioritaskan keselamatan ketimbang harga murah. (Smallbiztrends)</code>
Mitos lain yang berkembang tentang traveler millenials adalah mereka nggak menghabiskan banyak uang. Ini melahirkan mitos lain bahwa mereka nggak memberi pendapatan besar bagi daerah wisata tujuan mereka.
Hm, ini lagi-lagi sekadar mitos. Masih menurut laporan The Future of U.S Millenial, sebanyak 57 persen anak muda lebih mengutamakan keselamatan ketimbang harga murah, lo. So, they spend money for no worry, too!
Nggak Ramah Pada Orang Asing
<img src="https://i.kinja-img.com/gawker-media/image/upload/s--U8DvGD9m--/c_scale,f_auto,fl_progressive,q_80,w_800/1321820848233458609.jpg" alt="https://i.kinja-img.com/gawker-media/image/upload/s--U8DvGD9m--/c_scale,f_auto,fl_progressive,q_80,w_800/1321820848233458609.jpg" />
<code>Mereka ramah pada orang asing, lo. (Flygirl.jezebel)</code>
Generasi millenial juga dianggap susah bergaul dengan orang asing, terutama terhadap orang dari generasi yang berbeda dengan mereka. Nggak sepenuhnya benar!
Kenyataannya, jika sedang mengikuti tur secara berkelompok, mereka justru umumnya memanfaatkan kesempatan itu untuk memperluas relasi. Kesamaan tujuan wisata kerap menjadi &ldquo;alat&rdquo; untuk mendekatkan diri dengan peserta lain.
Sebagai traveler millenials, setujukah kamu dengan mitos-mitos itu? Atau, kamu justru punya perspektif lain tentang generasimu? (IB15/E03)

Generasi millenial menjadi kaum yang cukup sering melakukan traveling. Namun, dengan meningkatnya jumlah traveler muda, mitos-mitos baru kemudian berkembang. Mitos-mitos itu nggak jarang pula membuat traveler millenial tampak buruk. Apa saja ya?

Dicap Abai dan Mitos-Mitos Lain yang Kerap Mampir ke Telinga Traveler Millenials!

Inibaru.id &ndash; Luc de Clapiers bilang, seorang pemalas memang selalu cemas untuk melakukan sesuatu. Hm, menyakitkan sekali omongan moralis cum penulis Prancis itu! Namun, ada kalanya rasa malas mendera, khususnya saat liburan tiba.
Namanya libur, traveling pun kadang terasa berat dilakukan. Mengepak baju, memberesi peralatan mandi, hingga antre masuk pesawat menjadi hal yang menjemukan.
Nah, kalau kamu termasuk tipe orang yang ogah-ogahan, rasa malas ini kadang-kadang bisa kamu manfaatkan, lo. Berikut contoh kebiasaan yang bagi orang lain tampak buruk, tapi ternyata justru menguntungkanmu saat traveling!
Antre Paling Akhir
<img src="https://assets3.thrillist.com/v1/image/2795146/size/gn-gift_guide_variable_c_2x.jpg" alt="" />
<code>Antre paling akhir juga bisa menjadi cara traveler malas "berdamai" dengan dirinya. (Thrillist)</code>
Naik transportasi umum sering membuat orang malas. Selain karena kerap berdesak-desakan, antrean panjang pun jadi momok yang tidak disukai.
Nah, kalau kamu malas mengalami hal-hal tersebut, naik dan turunlah paling akhir! Ketimbang pegal berdiri menunggu, gunakan saja waktumu untuk duduk sambil nge-charge gawaimu. Yap, kita nggak selalu harus menjadi yang pertama, bukan?
Membiarkan Koper Tetap Terbuka
<img src="http://lostintentions.com/wp-content/uploads/2018/07/suitcase-with-open-lid.jpg" alt="" />
<code>Membiarkan koper tetap terbuka? Nggak masalah! (Lostintentions)</code>
Kalau sedang berada di hotel, nggak ada salahnya kok nggak menutup koper lagi setelah mengobrak-abriknya. Benda-benda di koper memang akan sering dipakai, jadi rasanya juga percuma kembali mengemasinya dengan rapi.
Namun, perlu kamu ingat, rasa malas ini sebaiknya nggak bikin kamu terlena, ya! Kalau kamu memutuskan keluar kamar hotel, tutup dan simpan kopermu dengan baik. Jangan sampai kamu meninggalkan barang-barang berharga di dalamnya.
Gunakan Perlengkapan Mandi Hotel
<img src="https://bathidea.us/wp-content/uploads/2018/08/bathtub-accessories-spa-unique-hotel-bathroom-toiletries-mariboelligentsolutions-of-bathtub-accessories-spa.jpg" alt="" />
<code>Gunakan saja perlengkapan mandi dari hotel kalau malas pakai punya sendiri. (Bathidea)</code>
Terkadang, untuk sekadar mengeluarkan isi koper, sebagian orang merasa malas. Nah, kalau kamu mau mandi dan kebetulan perlengkapan mandimu sulit dikeluarkan karena berada di dasar tas, pakai saja perlengkapan mandi hotel. Selain praktis, ini juga bikin ngirit kan? Ha-ha.
Beli City Pass untuk Liburanmu
<img src="https://s3-eu-west-1.amazonaws.com/asthebirdfliesblog.com/content/images/posts/i-amsterdam-city-card-is-it-worth-it_x960.jpg?v=1" alt="" />
<code>City pass atau city card bakal memudahkanmu saat berwisata di suatu tempat. (Asthebirdfliesblog)</code>
Kalau pengin berkunjung ke beberapa tempat populer di tujuan wisatamu, nggak ada salahnya kamu membeli city pass yang mencakup tempat tersebut.
Yap, dengan membeli city pass, kamu nggak perlu dipusingkan lagi dengan urusan beli tiket masuk. Dalam beberapa hal, "tiket masuk kota" itu juga bakal lebih menghemat anggaran, lo.
How about that, Lazy Travelers? Merasa dibela, ya? Ha-ha. Meski malas memang menguntungkan dalam kondisi-kondisi tertentu, bukan berarti kamu bisa terperangkap perasaan ini terus-menerus, lo.
Untuk membuang rasa malas, cari tahu sebanyak mungkin apa saja yang menarik dari tempat yang kamu kunjungi. Jadi, yuk, bereksplorasi! (IB15/E03)

Rasa malas sering dianggap menjadi alasan nggak tercapainya suatu tujuan. Padahal, saat traveling, ternyata rasa malas ini bisa dimanfaatkan untuk melakukan hal-hal lain, lo. Hm, bagaimana cara memanfaatkannya?

Nggak Selalu Merugikan, Sifat Pemalas Juga (Kadang) Bermanfaat Saat Traveling

Inibaru.id &ndash; Ketimbang bersama seorang teman atau berkelompok sekaligus, sebagian orang merasa traveling sendirian jauh lebih menyenangkan. Selain lebih fleksibel dan bebas, solo travel bikin seseorang berkesempatan mengeksplor pelbagai hal sebanyak mungkin di perjalanan.
Sayang, traveling sendirian juga berarti menghadapi setiap kemungkinan berbahaya tanpa kawan. Supaya aman dan nyaman, nggak ada salahnya kamu menerapkan tips-tips di bawah ini.
Hindari Bertingkah dan Berpakaian Seperti Turis
<img src="https://herpackinglist.com/wp-content/uploads/2015/04/solo-female-traveler.jpeg" alt="https://herpackinglist.com/wp-content/uploads/2015/04/solo-female-traveler.jpeg" />
<code>Berdandan casual dan nggak bawa tas besar bikin kamu nggak terlihat mencolok. (Herpackinglist)</code>
Dengan bertingkah dan berpakaian seperti turis, kamu membuka peluang bagi orang lain yang pengin memanfaatkanmu. Jadi, untuk sejenak, singkirkan dulu deh keinginanmu memakai kaos yang dijual di toko cenderamata.
Kalau bingung, jangan pula buru-buru membuka map di tempat umum. Lebih baik pergilah ke toilet umum untuk membukanya, atau bertanya ke kantor polisi terdekat.
Jika sedang berada di keramaian, ingatlah untuk selalu tampil percaya diri biar kamu nggak terlihat seperti &ldquo;mangsa yang empuk&rdquo;.
Hindari Memakai Perhiasan
<img src="https://cdn.cliqueinc.com/cache/posts/80272/jewelry-brands-80272-1521489366719-main.700x0c.jpg" alt="https://cdn.cliqueinc.com/cache/posts/80272/jewelry-brands-80272-1521489366719-main.700x0c.jpg" />
<code>Jangan gunakan perhiasan mencolok. (Cliqueinc)</code>
Perhiasan memancing orang untuk nekat berbuat jahat. Kalau kamu memutuskan bepergian sendirian, sebaiknya tinggalkan saja benda ini di rumah. Akan lebih aman bagi dirimu kalau kamu nggak mengenakannya.
Waspada 
<img class="shrinkToFit" src="https://www.wanderingearl.com/wp-content/uploads/2018/11/Tourist-Crowds-Barcelona-1024x761.jpg" alt="https://www.wanderingearl.com/wp-content/uploads/2018/11/Tourist-Crowds-Barcelona-1024x761.jpg" width="893" height="664" />
<code>Waspadalah di keramaian. (Wanderingearl)</code>
Terkadang, saat traveling, solo traveler membutuhkan bantuan orang lain. Nah, sikap waspada harus selalu kamu lakukan terhadap setiap orang di sekelilingmu.
Jangan mudah percaya pada orang-orang yang berbaik hati. Namun, jangan pula menunjukkan sikap defensif di depan mereka. Kalau sudah merasa cukup mengenal, siapa tahu mereka malah bisa jadi teman barumu?
Selama bersolo traveling, sebelum keluar, pastikan juga alat komunikasimu berfungsi dengan baik ya, Millens. Ini penting! Yeah, jaga-jaga kalau terjadi apa-apa biar bisa menghubungi nomor-nomor pusat bantuan.
Oya, sebelum pergi, pengisi daya dan power bank jangan lupa dibawa, ya! Have a nice trip! (IB15/E03)

Traveler kerap menjadi sasaran empuk bagi para pelaku kriminal kalau nggak bisa menjaga dirinya. Nah, tanpa sadar, ada beberapa hal yang menjadi alasan mengapa para traveler ini "terlihat". Daripada menjadi korban, kamu yang hendak bepergian sebaiknya perhatikan dulu hal-hal berikut ini supaya tetap aman.

Boleh Saja Traveling Sendirian, Asal Terapkan Dulu Tips-Tips Ini Demi Keamanan

Inibaru.id &ndash; Piknik adalah kebutuhan semua orang. Namun, terkadang perempuan takut bepergian, terlebih untuk solo-travelling, lantaran berbagai pertimbangan. Duh, jangan, ya! You need to have fun, too, Gals!
Eits, tapi, menjadi traveler juga punya aturan, Millens. Saat berkunjung ke suatu daerah, ada banyak hal yang perlu diperhatikan. Kamu dilarang abai dengan kebiasaan hingga adat-istiadat masyarakat setempat. Yap, karena ini bakal menjadikan solo-travel-mu lebih aman dan nyaman.
Selain memahami adat dan kebiasaan setempat, kira-kira apa lagi, ya, yang perlu traveler perempuan perhatikan saat memutuskan pergi berwisata ke suatu tempat? Mari menyimak!
Hormati Budaya Lokal
<img class="shrinkToFit" src="https://assets.gojourny.com/uploads/cover_photos/large_74c5dd74-03f7-42c3-8afb-4c8a05fddbb5.jpg" alt="https://assets.gojourny.com/uploads/cover_photos/large_74c5dd74-03f7-42c3-8afb-4c8a05fddbb5.jpg" width="1180" height="664" />
<code>Ikut merayakan tradisi lokal seru, lo. (Gojourny)</code>
Setiap daerah memiliki keunikannya masing-masing. Di beberapa daerah, kamu mungkin akan menjumpai larangan masuk ke tempat-tempat tertentu bagi perempuan.
Hm, meski terkesan diskriminatif, sebaiknya kamu nggak memaksakan diri, ya. Hormati budaya setempat supaya masyarakat di sana juga menghargai kamu sebagai pendatang.
Pergi Bersama Pemandu
<img src="http://www.travel-buddies.com/images/travel-partner.jpg" alt="http://www.travel-buddies.com/images/travel-partner.jpg" />
<code>Memanfaatkan jasa pemandu juga nggak apa-apa, lo. (travel-buddies.com)</code>
Kalau kamu merasa nggak cukup aman bepergian sendirian, nggak ada salahnya menyewa pemandu. Dengan melakukan hal ini, kamu nggak hanya maksimal dalam mengeksplorasi, tapi juga paham apa saja yang boleh dan sebaiknya nggak kamu lakukan selama di sana.
Eits, tapi pilih-pilih juga ya pemandunya. Pastikan pemandu itu "aman" bagimu!
Cari Teman Sesama Traveler
<img class="shrinkToFit" src="https://thomasentertaiment.com/wp-content/uploads/2017/04/nature.jpg" alt="https://thomasentertaiment.com/wp-content/uploads/2017/04/nature.jpg" width="996" height="664" />
<code>Teman traveling. (thomasentertaiment.com)</code>
Kalau kamu menemukan sesama solo traveler, ini mungkin bakal bisa bikin perjalananmu jauh lebih menyenangkan. Who knows? Kalian bisa berbagi informasi sekaligus pergi bareng kalau tujuan kalian sama.
Cari Tahu Hal-Hal Menarik yang Bisa Perempuan Lakukan
<img class="shrinkToFit" src="https://www.wanita.me/wp-content/uploads/2018/09/Cover-Female_Traveler-Source-Trip_Jaunt.jpg" alt="https://www.wanita.me/wp-content/uploads/2018/09/Cover-Female_Traveler-Source-Trip_Jaunt.jpg" width="995" height="664" />
<code>Cari spot-spot seru di kota untuk perempuan (Wanita)</code>
Kalau ada beberapa hal yang hanya bisa dilakukan laki-laki, mungkin ada pula hal-hal menarik yang hanya bisa dilakukan perempuan di suatu tempat.
Nah, informasi ini bisa kamu dapatkan dari internet atau bertanya pada pemandumu. Jangan ragu, coba saja! Siapa tahu, itu bikin travelingmu makin seru.
Akhir pekan telah tiba, ayo siapkan dulu perlengkapan travelingmu! Nggak perlu takut, tapi jangan pula gegabah dan tetap pertimbangkan keselamatan, kenyamanan, dan keamanan! Happy weekend, Gals! (IB15/E03)

Saat ini, ada banyak perempuan yang senang melakukan traveling. Nggak jarang pula mereka memilih melakukan kegiatan ini sendirian. Nah, kalau kamu perempuan dan pengin melakukan kegiatan tersebut, hal-hal ini penting untuk kamu perhatikan, lo.

Sebelum Traveling, Perempuan Sebaiknya Memahami Hal-Hal Ini

Inibaru.id &ndash; Saat masa liburan tiba, transportasi jadi hal yang dipertimbangkan orang-orang yang hendak traveling. Sebagian orang merasa memanfaatkan transportasi umum lebih menguntungkan karena bisa menghemat biaya.
Padahal, kalau jarak yang ditempuh cukup jauh dan tempat yang dituju cukup banyak, pilihan ini justru bikin tambah boros. Nah, dengan menyewa mobil, ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan, lo!
Nggak Capai Menyetir
Saat menyewa mobil, kamu nggak perlu capai-capai menyetir. Ada sopir yang bakal membantumu mencapai setiap tujuan wisata yang pengin kamu datangi.
Namun, perlu kamu ingat, sopir juga manusia, ya! Kalau sopirmu tampak lelah, jangan sungkan menawari minuman dan makanan yang kamu bawa.
Bebas Menentukan Tujuan Wisata
Dengan menyewa mobil, kamu juga lebih fleksibel menentukan mau ke mana saja kamu pergi. Sekalipun jaraknya lumayan jauh, sopir juga nggak akan menolak.
O ya, kalau sepanjang jalan menuju tujuanmu nggak ada pom bensin, sebaiknya penuhi dulu tangki mobil, ya!
Fleksibel Menentukan Waktu Pulang
Naik transportasi umum mungkin bikin kamu menghemat anggaran, tapi pelayanan publik tentu dibatasi pula oleh jam kerja.
Ketimbang ngerasa nggak tenang lantaran pulang kemalaman, sewa mobil jadi pilihan yang bijak. Kalau lewat durasi yang ditentukan pun, kamu bisa bikin kesepakatan dengan pengelola jasa ini, kok.
Setiap pilihan tentu punya kekurangan dan kelebihannya masing-masing jika mempertimbangkan kebutuhan.
Nah, kalau kamu merasa menyewa mobil sendirian terlalu mahal, ajaklah beberapa teman untuk patungan. Dengan begitu, mungkin saja perjalananmu juga bakal jadi lebih menyenangkan! Menari dicoba? (IB15/E03)

Supaya nggak repot, menyewa mobil menjadi pilihan yang dilakukan sebagian orang saat pergi berlibur. Ketimbang naik transportasi umum, sewa mobil memang lebih menguntungkan dalam beberapa hal, lo. Apa saja keuntungannya?