Dia nggak menjelaskan lebih banyak alasan dirinya nggak bisa pulang selain pekerjaannya yang memang masih menumpuk, khususnya saat lebaran tiba. Untuk saat ini, bentuk silaturahmi yang bisa dilakukannya hanyalah via online, biasanya lewat panggilan video.

"Aku nggak tahu cara itu (panggilan video) cukup sudah cukup bagi mereka yang di rumah enggak. Tapi, mau gimana lagi?" keluhnya. "Beruntunglah mereka yang bisa mudik!"

Kekhawatiran Inayati tentu saja beralasan. Bagi masyarakat Indonesia, silaturahmi dan bermaaf-maafan pada Hari Raya Idulfitri adalah sebuah kewajiban yang bahkan harus ditempuh dengan mengeluarkan biaya hingga jutaan rupiah.

Sedikit informasi, silaturahmi berasal dari bahasa Arab "shilah" yang berarti hubungan, dan "rahim" yang berarti kasih sayang. Dalam Islam, silaturahmi berarti menjaga dan mempererat hubungan persaudaraan antarsesama, baik keluarga, teman, maupun masyarakat luas.

Nah, selain menjadi momen kemenangan setelah menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh, Idulfitri juga acap dianggap sebagai waktu yang tepat untuk mempererat silaturahmi dan saling bermaafan. Tradisi ini memiliki makna mendalam dalam ajaran Islam dan budaya masyarakat muslim di Indonesia.

Pada hari raya, orang-orang akan saling berkunjung; menyambangi keluarga, saudara, dan teman-teman yang jarang bertemu. Ini menjadi kesempatan untuk mempererat hubungan dan menyebarkan kebahagiaan. Pertanyaannya, bagaimana adab bermaaf-maafan yang benar?

Bermaaf-maafan adalah salah satu inti dari perayaan Idulfitri. Setelah satu bulan berpuasa dan menahan diri, lebaran menjadi momen untuk membersihkan hati dari kesalahan masa lalu. Dalam Islam, meminta dan memberi maaf memiliki aturan atau adab yang sebaiknya diterapkan. Apa saja?

Saat meminta maaf, niatkan dengan ketulusan dan kesadaran atas kesalahan yang telah diperbuat. Jangan sekadar formalitas, tetapi benar-benar ingin memperbaiki hubungan.

Saat meminta maaf, gunakan bahasa yang sopan dan lembut. Contohnya, "Mohon maaf lahir dan batin, maafkan segala kesalahan saya baik yang disengaja maupun tidak; baik kesalahan dalam ucapan, tindakan, atau perilaku yang mungkin kurang berkenan."

Hindari nada menyalahkan orang lain atau membenarkan diri sendiri saat meminta maaf.

Mau meminta maaf harus siap memaafkan. Jadi, jika ada yang memohon maaf, maafkanlah dengan tulus tanpa menyimpan dendam. Memaafkan bukan hanya meringankan orang lain, tetapi juga memberikan ketenangan bagi diri sendiri.

4. Menghindari pembicaraan yang menyakitkan

Saat bersilaturahmi, hindari topik pembicaraan yang bisa menyinggung perasaan orang lain, seperti menagih utang, membahas kekurangan, mempertanyakan status pekerjaan, atau mengungkit masalah pribadi yang sensitif semacam "sudah menikah atau belum".

Humor dan candaan dalam silaturahmi memang bisa mencairkan suasana, tetapi tetap harus dalam batas wajar agar nggak menyinggung perasaan orang lain.

Bersilaturahmi nggak harus dilakukan secara langsung, jika memang nggak memungkinkan. Jangan memaksakan diri. Kamu bisa tetap bermaaf-maafan dengan memanfaatkan teknologi digital seperti pesan singkat, panggilan suara, atau video call.

Jangan sampai silaturahmi memberatkan diri yang justru menghambat kita untuk saling bermaaf-maafan; karena inti dari Idulfitri bukan sekadar bertemu, tapi berdamai dengan membersihkan hati serta mempererat ikatan dengan sesama. Selamat Idulfitri, Millens! (Siti Khatijah/E07)

Inibaru.id - Sejak merantau ke Dubai pada 2022, sudah dua kali lebaran Inayati nggak pulang ke Indonesia. Bahkan, saat tahun lalu ayahnya meninggal, perempuan yang saat ini bekerja di bagian promosi dan kepuasan pelanggan sebuah waralaba makanan cepat saji global itu belum sempat pulang.

"Tentu saja aku pengin pulang. Tapi, sepertinya tahun ini belum bisa," tulisnya singkat via DM Instagram, pertengahan Maret lalu.

Jarak dan ruang bukanlah penghalang untuk bersilaturahmi dan bermaaf-maafan. Yang penting, ketahui makna silaturahmi dan adab bermaaf-maafan pada Hari Raya.

Makna Silaturahmi dan Adab Bermaaf-maafan pada Hari Raya

“Soal biaya, warga kampung biasanya kompak menyumbang. Banyak
yang antusias karena bikin anak-anak muda jadi disibukkan dengan hal positif
selama bulan puasa. Toh, hasil patungnya nanti dipajang di depan gang saat Hari
Raya Idulfitri sampai berminggu-minggu setelahnya. Jadi kami mencoba untuk
membuatnya sebagus mungkin,” ungkap salah seorang koordinator anak muda di
kampung tersebut, Amar, Selasa (18/3/2025).

Setiap sore, anak-anak muda pun disibukkan dengan kegiatan
membuat patung tersebut. Meski capek karena melakukannya sambil berpuasa,
mereka senang karena justru dengan aktivitas ini, puasa mereka jadi terasa
lebih cepat. Apalagi, dana dari para donator cukup melimpah. Mereka pun bisa
membuat patung dengan bahan-bahan yang bagus.

“Di kampung sini banyak yang jadi kontraktor proyek pembangunan
baik itu di Jawa atau di luar Jawa. Makanya mereka berani menyumbang dana cukup
besar untuk patung ini,” lanjutnya.

Beberapa hari sebelum malam Lebaran, patungnya sudah jadi
dan ditempatkan di bawah garasi terbuka milik salah seorang warga agar nggak
mudah kehujanan. Ukurannya memang nggak cukup besar agar bisa diangkut dengan
mudah di bak belakang kendaraan bak terbuka.

Karena bakal diarak di malam hari, lampu hias pun dipasang pada
patung tersebut agar bisa dilihat warga selama arak-arakan berlangsung. Soal
mobil, nggak perlu menyewa karena ada warga kampung yang sukarela meminjamkannya
untuk keperluan arak-arakan.

Hari yang ditunggu-tunggu tiba. Usai sidang isbat untuk
menentukan kapan hari raya Idulfitri selesai, anak-anak muda
di Dukuh Bilo 5 langsung mempersiapkan patung yang sudah ditempatkan di atas
bak belakang mobil. Selain lampu hias, mereka juga menempatkan speaker aktif
dan pemutar musik. Setelahnya, mobil tersebut ditempatkan nggak jauh dari depan
gang.

Rombongan patung dari kampung-kampung lain berdatangan dari
sisi selatan desa. Bentuknya bermacam-macam dari harimau berukuran besar,
karakter animasi Larva, mobil balap, dan lain-lain. Semuanya diarak dengan
pelan bersama dengan banyak anak muda berjalan kaki yang memainkan rebana, membawa mercon
dalam jumlah banyak, hingga flare yang membuat karnaval seperti pawai suporter
sepak bola.

Patung dari Dukuh Bilo 5 kemudian menambah
arak-arakan tersebut dari belakang. Rombongan arak-arakan ini menjemput patung-patung
dari kampung lain di sisi utara desa. Jika sudah sampai perbatasan, semua
patung akan diputar balik untuk diarak menuju lapangan yang ada di sisi selatan desa.

Semakin banyak warga yang ikut arak-arakan. Ada yang
berjalan kaki, naik sepeda, atau naik sepeda motor. Jalanan semakin meriah
dengan banyaknya kembang api dan mercon yang dinyalakan. Alunan takbir pun
menggema di mana-mana.

Sesampainya di lapangan desa, suasana jauh lebih meriah dari
perayaan tahun baru Masehi. Ratusan orang menyalakan kembang api dan membuat langit
terus diterangi cahaya sampai lebih dari 10 menit.

“Setelah itu pengurus desa mengajak doa bersama. Lalu, arak-arakan
pun resmi dibubarkan. Setiap perwakilan kampung kembali mengarak
patung-patungnya pulang ke asalnya,” pungkas Amar.

Wah, seru banget ya karnaval malam Lebaran di Desa Pundenarum,
Karangawen, Demak. Di tempat tinggalmu, apakah juga seseru ini, Millens?
(Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Bulan puasa baru jalan seminggu, tapi
anak-anak muda di Dukuh Bilo 5 sudah disibukkan dengan rencana mengikuti
karnaval malam Lebaran. Maklum, di desa tempat mereka tinggal, Desa Pundenarum,
Kecamatan Karangawen, Kabupaten Demak, sudah jadi tradisi setiap kampung bikin
semacam patung berukuran besar yang akan diarak bareng-bareng untuk
menyemarakkan karnaval tersebut.

Patungnya nggak harus yang serius-serius banget. Biasanya
hanya berbentuk hewan, tokoh kartun, monster, atau bahkan bentuk masjid. Patungnya
juga dibuat dari bahan-bahan sederhana seperti kerangka bambu dan kertas
pembungkus semen yang nantinya dicat.

Setiap tahun, pada malam sebelum Hari Raya Idulfitri, warga Desa Pundenarum, Kecamatan Karangawen, Kabupaten Demak, menggelar karnaval malam Lebaran. Seperti apa ya keseruan dari karnaval ini?

Serunya Karnaval Malam Lebaran di Pundenarum, Karangawen, Demak

Pengalaman pertamanya berlebaran di luar negeri adalah di Korea Selatan pada 2009 lalu, kala dia mengikuti kegiatan voluntary di sana. Kesempatan berikutnya adalah saat mulai bersekolah di Belanda pada 2024 lalu. Tahun ini pun dia sepertinya akan kembali berlebaran di Belanda.

“Waktu dulu di Korea, saya dan teman saya Intan salat Idulfitri di
KBRI Seoul; jadi masih ada sedikit vibes kemeriahan lebaran ala orang
Indonesia," kenangnya via pesan suara, Rabu (5/3/2025). "Tapi, tahun lalu beda, karena setelah salat langsung balik kampus untuk bimbingan sama profesor."

Tahun lalu Ami sebetulnya punya kesempatan untuk merayakan Idulfitri bersama sesama orang Indonesia di Belanda sebagaimana ketika barada di Korsel. Sayangnya, dia salah membaca pesan di grup Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Belanda yang membuatnya salah masjid untuk salat Id.

Alih-alih datang ke masjid tempat para anggota PPI Belanda berkumpul, dia malah menunaikan salat Id di tempat masyarakat dari negara-negara di Timur Tengah.

“Jadinya nggak ada halal-bihalal. Mungkin kalau di KBRI Den
Haag ada ya. Tapi, Den Haag ke Amsterdam lumayan jauh. Karena setelah salat
juga harus balik ke kampus, aku memilih masjid yang dekat-dekat sini
saja untuk salat id,” lanjutnya.

Biar nggak sedih-sedih banget karena nggak bisa merasakan
kemeriahan lebaran di sana, Ami sampai effort memasak opor ayam sendiri
di asrama. Berbekal bumbu instan, dia berhasil melakukannya dan mengundang
sejumlah teman di asramanya untuk melakukan perayaan kecil-kecilan dan
makan bersama. Yap, setidaknya di hari Lebaran masih bisa berkumpul dan saling
berbagi, ya?

Nggak lupa, setelah itu Ami juga melakukan videocall dengan
keluarganya di rumah; meski ujung-ujungnya panggilan telepon itu justru membuatnya makin
kangen rumah dan suasana lebarannya.

Makanya, pada Lebaran 2025 ini, Ami bertekad untuk salat
id di KBRI Den Haag. Informasi yang dia dapat, di sana dia bisa
berkumpul dan sharing dengan sesama orang Indonesia sekaligus menikmati kemeriahan lebaran lengkap dengan masakan khas Tanah Air yang biasanya tersaji di sana.&nbsp;

“Rencananya begitu. Mau menginap di rumah teman di Den Haag dulu
biar nggak repot dan nggak boros,” pungkas Ami.

Wajar jika Lebaran nggak dirayakan secara meriah di Belanda.
Muslim di sana memang minoritas; yang sebagian adalah imigran serta para diaspora yang sedang ada urusan di Belanda seperti Ami.

Tapi, di balik sepinya Lebaran di sana, saya senang
mengetahui Ami berusaha merayakannya dengan sebaik-baiknya dengan orang-orang
terdekatnya. Yap, selamat Hari Raya Idulfitri untuk Amida, dan kalian semua
yang merayakannya, Millens!&nbsp;(Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Perayaan Idulfitri di Indonesia dirayakan dengan begitu meriah di Indonesia; bahkan menjadi hari libur nasional. Namun, situasi itu berbeda dengan di Belanda. Di sana, lebaran berjalan sebagaimana hari-hari normal pada umumnya. Inilah yang dirasakan Amida Yusriana.

Ami, begitu saya biasa menyapa, saat ini tengah menempuh S3 di University of Amsterdam. Tahun ini untuk kali kedua dia merayakan lebaran di negara yang pernah
menjajah Indonesia tersebut. Secara keseluruhan, berarti sudah ketiga kalinya dia merayakan lebaran di tanah rantau.

Meski Idulfitri nggak dirayakan di Belanda, Amida mampu menghidupkan kemeriahan Lebaran dengan orang-orang terdekatnya. Seperti apa ya keseruan merayakan Hari Raya Idulfitri di sana?

Merayakan Lebaran sebagai Minoritas di Negeri Kincir Angin Belanda

Bagaimana Dibandingkan dengan Kue Lebaran Lainnya?

Jika dibandingkan dengan beberapa kue Lebaran lainnya, berikut perkiraan jumlah kalori per buah:

Dari daftar ini, nastar memang termasuk dalam kategori kue dengan kalori cukup tinggi, terutama karena kandungan lemak dari mentega dan gula dari selai nanasnya. Namun, kastengel yang kaya keju juga memiliki kalori tinggi karena mengandung banyak lemak dari keju dan margarin.

Meski memiliki kalori yang cukup besar, bukan berarti nastar harus dihindari sepenuhnya saat Lebaran. Berikut beberapa tips agar tetap bisa menikmatinya dengan bijak:

1. Batasi Porsi – Cukup konsumsi 2-3 buah dalam satu waktu agar asupan kalori nggak berlebihan.

2. Pilih Nastar yang Lebih Sehat – Gunakan pengganti gula alami atau kurangi jumlah mentega dalam adonan.

3. Kombinasikan dengan Makanan Sehat – Seimbangkan dengan mengonsumsi buah segar dan minum banyak air putih.

4. Tetap Aktif – Lakukan aktivitas fisik ringan, seperti berjalan kaki setelah makan, untuk membantu membakar kalori tambahan.

Nastar memang termasuk dalam jajaran kue Lebaran yang tinggi kalori, tetapi bukan satu-satunya yang berkalori besar. Kastengel dan putri salju juga memiliki kandungan lemak dan gula yang cukup tinggi. 

Kuncinya adalah menikmati dengan porsi yang wajar dan menyeimbangkan dengan pola makan sehat. Dengan begitu, Lebaran tetap bisa dinikmati tanpa khawatir berlebihan dalam asupan kalori. Gimana, kamu cukup bisa menahan diri untuk mengurangi nastar, Millens? (Siti Zumrokhatun/E05)

Inibaru.id -&nbsp;Nggak pernah absen di meja saat Lebaran, nastar menjadi salah satu kue favorit banyak orang. Kombinasi adonan lembut dan isian selai nanas yang manis dan asam membuatnya digemari berbagai kalangan. Namun, di balik kelezatannya, banyak yang bertanya-tanya: benarkah nastar merupakan kue Lebaran dengan kalori paling tinggi?

Nastar terbuat dari tepung terigu, mentega, gula, telur, dan isian selai nanas yang mengandung gula tambahan. Komposisi bahan tersebut menjadikan nastar kaya akan lemak dan karbohidrat. Rata-rata, satu buah nastar ukuran kecil (sekitar 10-15 gram) mengandung sekitar 50-80 kalori. Jika mengonsumsi 5-6 buah sekaligus, jumlah kalori yang masuk bisa mencapai 300-400 kalori, setara dengan sepiring nasi dan lauk sederhana.

Mengonsumsi 5-6 butir nastar setara dengan sepiring nasi dan lauk sederhana.

Nastar, Kue Lebaran dengan Kalori Tertinggi?

Ruangan yang Harus Memiliki Tempat Sampah

Nah, untuk mengetahui berapa banyak jumlah tempat sampah
yang perlu ditempatkan di rumahmu, yuk kita cek dulu ruangan mana saja yang
sebaiknya dilengkapi dengan tempat sampah, Millens.

Ruangan pertama yang harus
diberi tempat sampah adalah dapur. Masuk akal, sebab di sanalah sampah akan lebih banyak diproduksi, khususnya kalau kita&nbsp;suka memasak atau beraktivitas di ruangan tersebut.

Kamu bisa menyiapkan dua jenis tempat sampah di sana, yaitu
khusus residu organik dan non-organik. Kamu juga sebaiknya
menyiapkan tempat sampah dengan ukuran yang besar agar bisa menampung sampah dalam jumlah banyak.

Ruangan berikutnya adalah kamar mandi. Fungsinya untuk menampung bungkus sampo saset, botol bekas sabun, pembalut bekas, atau tisu toilet. Kamu bisa
menambahkan kantung plastik agar sampah-sampah ini bisa diangkut dengan mudah
jika diperlukan.

Menjadi salah satu tempat beraktivitas terbanyak di rumah, ruang tamu atau keluarga tentu memerlukan tempat sampah. Ini penting, biar kamu nggak perlu bolak-balik ke ruangan
lain saat harus membuang sampah.

Untuk ukurannya, tempat sampah kecil atau sedang
sudah cukup. Kamu bisa menempatkannya di sudut yang tertutup atau nggak menarik perhatian, tapi tetap mudah dijangkau siapa saja.

Setiap kamar sebaiknya memiliki tempat sampah, terutama kalau berada di lantai yang berbeda dengan ruangan yang memiliki tempat sampah. Namun, biar tetap bersih, kamu sebaiknya hanya membuang limbah kering di tempat sampah ini.

Karena menjadi tempat pembuangan akhir di rumah, wadah sampah di luar ruangan seharusnya menjadi yang berukuran paling
besar. Selain itu, pastikan bahan tempat sampah ini tertutup rapat agar terhindar dari diobrak-abrik tikus; tahan berbagai cuaca dan cukup kokoh untuk diangkat petugas sampah keliling.

Nah, itulah tempat di mana kamu perlu menempatkan tempat
sampah di rumah. Kira-kira, kamu bakal butuh berapa banyak tempat sampah nih di
tempat tinggalmu, Millens? (Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Coba deh hitung, ada berapa banyak
tempat sampah yang ada di rumahmu? Selain yang berada di luar rumah; yang sering diangkut isinya oleh tukang sampah keliling, setidaknya pasti ada tempat sampah lain di dalam rumah, bukan?

Kalau rumahmu berukuran kecil, satu atau dua tempat sampah
mungkin bakal cukup untuk menampung sampah harian. Tapi, bagaimana jika rumahmu
berukuran cukup besar atau rumah tingkat? Kalau cuma satu, tentu kurang ideal,
bukan?

Terkadang, satu tempat sampah nggak cukup untuk menampung semua sampah di dalam rumah. Lantas, sebaiknya ada berapa tempat sampah di dalam rumah, ya?

Tergantung Ruangan, Berapa Jumlah Ideal Tempat Sampah di Rumah?

Untungnya, masih ada beberapa tempat makan yang setia
memakai daun jati sebagai alas makanan. Salah satunya adalah Warung Sego Godong
Jati yang dikelola oleh Suyatmi, warga Desa Rendeng, Kecamatan Kota Kudus, Jawa
tengah.

Lokasinya ada di Jalan Mayor Kusmanto, hanya sekitar 2
kilometer ke arah timur laut dari Alun-Alun Simpang 7 Kudus. Di warung ini,
penjual sudah berdatangan sejak pagi untuk mendapatkan sego godong jati sebagai menu sarapan.

“Awalnya saya jualan ayam goreng pada 2018 lalu. Tapi karena ada PPKM pas pandemi Covid-19, sulit untuk jualan makanan yang bisa disantap langsung pengunjung. Akhirnya saya banting setir menjual sego godong jati yang memang banyak diminati untuk sarapan. Ternyata
malah laris,” ujar perempuan berusia 51 tahun tersebut sebagaimana dilansir
dari Betanews, Minggu (12/5/2024).

Memangnya, apa sih yang bisa kamu dapatkan dalam sebungkus
sego godong jati? Kalau menurut Suyatmi, isiannya adalah nasi yang disiram
tahu, sayur tewel, dan terkadang telur jika pembelinya pengin. Hm, ternyata
cukup lengkap dan menarik, ya?

“Sego godong jati beda dengan sego jangkrik yang isinya nasi
putih, potongan daging kerbau, tahu, dan kuah santan,” lanjut Suyatmi.

Selain di warung milik Suyatmi, ada juga penjual nasi godong
jati lain yang nggak kalah menarik, yaitu yang dikelola oleh Supriyono di Jalan
Gang 2, Demaan, Kecamatan Kudus Kota. Bedanya dengan nasi godong jati yang
dimiliki Suyatmi adalah sayur dan lauk yang ditambahkan pada nasi.

“Di sini nasinya disiram sayur nangka, kering tempe, ikan
pedo cacah, dan sambal. Pembeli juga bisa nambah telur atau gorengan,” ungkap
Supriyono pada (7/1/2022).

Persamaan dari kedua penjual nasi godong jati tersebut
adalah jam bukanya yang nggak pernah melebih pukul 12.00 WIB. Selain itu, soal
harga, setiap porsi sego godong jati nggak lebih dari Rp10 ribu. Murah meriah!

Jadi, kalau kamu bingung pengin sarapan apa di Kudus yang
menarik, cobain aja nasi godong jati, Millens.
(Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Sebelum
mengenal piring sebagai alas tempat makanan, orang Jawa menggunakan dedaunan.
Oleh karena itulah, hingga sekarang bukan hal aneh melihat tempat makan yang
menggunakan daun pisang sebagai alas makanan.

Sayangnya, satu jenis daun lagi yang dulu juga sering
dipakai sebagai alas, yaitu daun jati, sudah semakin jarang dipakai. Padahal,
aroma makanan yang ditempatkan di atas daun jati biasanya cukup menarik, lo.

Cukup banyak penjual sego godong jati yang cukup populer dijadikan menu sarapan di Kudus, Jawa Tengah. Memangnya, seistimewa apa sih penganan yang satu ini sampai peminatnya begitu banyak?

Mencicipi Sego Godong Jati, Sarapan Unik Khas Kudus

"Di rumah, kami buka sekitar pukul 06.00 sampai pukul 10.00 WIB. Terkadang, kalau sedang ramai, belum sampai jam sepuluh pagi jualan kami sudah ludes terjual," terang Jumiati di rumahnya, menjelaskan betapa terkenalnya tumpeng koyor bagi masyarakat Salatiga dan sekitarnya.

Apa yang dikatakan Jumiati sepenuhnya benar. Tumpang koyor menjadi sarapan yang memang harus kamu coba saat berkunjung ke Salatiga. Dipadukan dengan nasi hangat atau terkadang bubur, hidangan bercita rasa gurih dan pedas ini dijamin bakal bikin kamu ketagihan.

Untuk kamu yang belum tahu, tumpang koyor telah lama menjadi salah satu hidangan khas Salatiga yang banyak dijajakan di pelbagai sudut di wilayah berjuluk Kota Garnisun tersebut. Makanan ini terdiri atas tiga kondimen utama, yakni daun pepaya, tempe semangit, serta koyor.

Koyor merupakan urat sapi pada bagian mulut, dengkul, dan pipi. Sementara, tempe semangit adalah tempe yang difermentasi lebih lama sehingga bertekstur lebih lembut dan menghasilkan aroma nan tajam. Bersama santan, kedua bahan ini menjadi dua hal mutlak yang dibutuhkan untuk membuat kuah koyor.

Kemudian, kondimen lain yang nggak kalah penting dalam penyajian tumpang koyor adalah sambal tumpang. Perlu kamu tahu, sambal yang juga terbuat dari tempe semangit itu diyakini sudah dikenal sejak abad ke-16, lo. Buktinya, sambal ini tertera dalam Serat Centhini,&nbsp;sebuah karya sastra&nbsp;legendaris yang memuat berbagai aspek kehidupan masyarakat Jawa abad ke-16 hingga ke-17.

Nggak hanya di Salatiga, sambal tumpang juga dikenal di berbagai wilayah lain di Jawa, di antaranya Kediri, Klaten, dan Solo. Sambal ini juga cukup fleksibel untuk dipadukan dengan pelbagai masakan lain, mulai dari pecel, bubur, hingga sajian berkuah seperti tumpang koyor.&nbsp;

Lantaran tercipta agar tempe yang hampir busuk tetap bisa dinikmati, tentu nggak mengada-ada untuk menyimpulkan bahwa sambal tumpang menu kuliner kaum jelata. Ia juga biasa dipadukan dengan masakan masyarakat kebanyakan seperti pecel, gudeg, gendar, kerupuk karak, ataupun koyor.&nbsp;

Perlu kamu tahu, koyor termasuk bagian paling murah dari sapi, yang harganya hanya sekitar Rp 30-an ribu per kilogram. Bandingkan dengan daging sapi yang bisa mencapai Rp 100 ribuan per kilogram! Hm, jauh banget, bukan?

Sejarawan Salatiga Eddy Supangkat menduga, tumpang koyor sejak semula memang dibikin untuk kalangan masyarakat kelas bawah. Disambangi Inibaru.id&nbsp;di rumahnya belum lama ini, Eddy bercerita bahwa dulu Salatiga merupakan pusat militer Belanda. Mereka juga mendirikan permukiman, termasuk fasilitas semisal peternakan sapi.

"Seperti Boyolali, Salatiga juga penghasil sapi. Namun, Belanda hanya ambil daging dan susu, sedangkan jeroan diberikan cuma-cuma atau dijual murah kepada pribumi," kisahnya.&nbsp; &nbsp;

Kendati belum bisa memberikan alasan pasti, Eddy berasumsi dari situlah tumpang koyor tercipta. Menurutnya, besar kemungkinan Mbah Rakinem berjualan nasi sambal tumpang yang sudah dikenal masyarakat Jawa dengan tambahan koyor sebagai lauk.

"Koyor bisa dipastikan menjadi bahan baku yang murah dan berlimpah kala itu," ungkap Eddy.

Dalam menyajikan tumpang koyor, rebusan daun pepaya, yang terkadang juga buah pepaya muda yang sudah diserut, diletakkan di atas nasi panas laiknya menyajikan pecel, lalu diguyur dengan kuah koyor dan sambal tumpang. Rasanya? Nampol!

Perpaduan rasa gurih dari koyor yang dimasak memakai santan dan pedas dari sambal tumpang membuat seporsi menu sarapan ini terasa nggak bakal cukup. Teksturnya yang lembut dan aromanya yang khas juga dijamin bakal membuatmu pengin kembali lagi.

Seporsi tumpang koyor di tempat Mbah Rakinem dibanderol Rp 15 ribu saja. Harga ini terbilang murah, mengingat cara memasaknya yang lumayan ribet dan kondimennya yang kompleks. Oya, untuk yang nggak suka koyor, kamu juga bisa memilih nasi tumpang dengan daging sapi, kok.

Eits, kalau ke sini jangan kesiangan ya, Millens!&nbsp;Kamu juga kudu mempersiapkan stok kesabaran yang banyak, karena bisa jadi kamu bakal terjebak antrean di warung Tumpang Koyor Mbah Rakinem ini.(Kharisma
Ghana Tawakal/E03)

Inibaru.id – Pagi buta Mbah Rakinem biasanya sudah keluar rumah, memikul bakul berisi nasi, kuah koyor, dan sambal tumpang, mengelilingi desa menuju pasar. Rutinitas ini dilakoninya sejak 1950 dan baru berakhir pada 2009 setelah pada akhirnya bisa membuka warung tumpang koyor sendiri di rumah.

Jumiati, putri bungsu Rakinem yang kini meneruskan usaha tumpang koyor tersebut mengatakan, pada 2009 mereka mulai buka warung sederhana bersanding dengan rumahnya yang berlokasi di&nbsp;Desa Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga. Karena sudah dikenal orang, para pelanggan pun dengan sendirinya berdatangan.

Dikenal sejak 1950, hingga kini Tumpang Koyor Mbah Rakinem masih menjadi salah satu menu sarapan yang selalu diburu masyarakat Salatiga saban pagi.

Menu Sarapan yang Melintasi Zaman, Tumpang Koyor Mbah Rakinem

Inibaru.id &ndash; Generasi millenials itu memang sangat peka dan detail. Saking detailnya, hal serupa makan bubur diaduk atau tidak saja bisa jadi perdebatan. Ha-ha.
Yap, dalam kacamata anak millenials, ada dua aliran orang saat memakan bubur. Pertama, mereka yang makan bubur diaduk terlebih dahulu sehingga semua topping dan kuah bercampur jadi satu. Ada juga mereka yang makan bubur langsung tanpa diaduk.
Seperti Siti Zumrotun, dia lebih senang makan bubur tanpa diaduk.
&ldquo;Kalau diaduk itu aneh,&rdquo; tegasnya.
Namun, ada juga yang nggak bisa makan bubur kalau kuah dan semua isiannya nggak diaduk. Salah seorang yang memiliki kebiasaan ini adalah Andhika Ariamaharani.
"Kalau sendiri-sendiri kayak hambar gitu. Kan bumbu, sambel, kecap nggak nyatu kalau nggak diaduk. Kalau diaduk itu ada rasa khas yang emang dicari," tutur perempuan yang kerap dipanggil Rani ini.
Inibaru.id mencoba mencari jawaban atas perdebatan ini dengan bertanya kepada pemilik kedai bubur Mangkuk Emas Ester Teguh Gunawan.
&ldquo;Wajarnya nggak diaduk sih ya biar kita bisa merasakan tiap gigitan yang berbeda. Kalau diaduk itu semuanya nyampur, nanti bumbu ayamnya ketutupan bubur malah,&rdquo; jelas Ester.
Kendati demikian, setiap bubur juga memiliki cara makan masing-masing. Seperti contoh bubur yang disajikan di Mangkuk Emas. Ada dua jenis bubur yakni bubur gurih dan manis. Kuah bubur di Mangkuk Emas berbeda dengan kuah bubur yang dijajakan di gerobak. Di kedai yang buka dari pukul 06.00 hingga 19.00 WIB itu kuahnya sedikit tapi rasanya kuat.
&ldquo;Kalau bubur saya tipe yang nggak diaduk supaya rasa setiap komponennya benar-benar terasa,&rdquo; lanjut Ester.
Bubur ala Mangkuk Emas memang berbeda. Resep yang digunakan adalah resep warisan keluarga sehingga dijamin Ester nggak sama dengan pasaran. Bubur putihnya memiliki rasa gurih ditambah dengan topping sesuai rasanya. Untuk bubur manis, topping-nya dimasak dengan bumbu serupa bacem baik daging ayam ataupun telurnya, nggak lupa ditambah pangsit.
Begitu pula dengan bubur gurih. Bubur putih yang gurih berpadu dengan suwiran daging ayam dan kuah yang asin serta setengah telur ayam. Semangkuk bubur itu semakin lengkap dengan tambahan potongan cakue di atasnya. Harga yang dipatok untuk setiap mangkuk pun lumayan murah yakni Rp 13 ribu.
Nah, kalau kamu, tim yang mana nih sobat Millens? Makan bubur diaduk atau tanpa diaduk? (Ida Fitriyah/E05)

Menurut anak millenials, penikmat bubur terbagi menjadi dua yakni tim diaduk dan yang nggak diaduk. Namun, sebenarnya bubur perlu diaduk nggak sih saat makan?

Makan Bubur Perlu Diaduk atau Nggak sih?

Inibaru.id &ndash; Sebagian orang memilih bubur untuk menu sarapannya. Selain bernutrisi, makanan ini juga banyak dijajakan di pagi hari, jadi mudah ditemukan. Bubur juga dianggap praktis.
Selama ini mungkin kamu hanya mengenal bubur khas Jakarta dan bubur khas Bandung sebagai pilihan untuk memulai hari. Namun, di Mangkuk Emas, kamu nggak bakal menemukan dua jenis bubur tersebut. Kedai yang buka sejak jam 6 pagi hingga jam 7 malam itu menyediakan bubur dengan resep khusus.
&ldquo;Bubur kami beda karena memakai resep warisan keluarga karena lebih enak. Jadi benar-benar nggak sama dengan bubur yang banyak dijual di gerobakan,&rdquo; tutur pemilik kedai Mangkuk Emas Ester.
<img src="/nuploads/1/19%284%29.jpg" alt="" width="1202" height="800" />
<code>Bubur Sompok dan Bubur Palapan di Mangkuk Emas. (Inibaru.id/ Ida Fitriyah)</code>
Sebelum mendirikan kedai, perempuan asal Kalimantan ini mengaku sulit untuk menemukan bubur yang sesuai dengan seleranya. Setelah mempertimbangkan beberapa hal, dia lantas bertekad untuk membuka kedai bubur.
&ldquo;Kalau pas sakit terus pengin bubur itu pilihannya sedikit. Paling yang banyak bubur gerobakan. Ada restoran yang jual bubur tapi harganya melejit. Ya sudah, saya akhirnya ambil tengahnya saja, bubur saya higienis tapi terjangkau bagi semua kalangan,&rdquo; terang pemilik nama lengkap Ester Teguh Gunawan ini.
Di Mangkuk Emas, ada dua jenis bubur yang disediakan yakni bubur manis dengan nama Bubur Palapan dan bubur gurih atau Bubur Sompok. Kedua varian bubur itu disajikan demi menuruti selera pelanggan yang memiliki selera yang berbeda. Nama Sompok diambil dari nama jalan kedai Mangkuk Emas, sedangkan Palapan adalah nama jalan rumah si empunya kedai di Kalimantan
Perbedaan kedua bubur itu selain terletak di rasanya, topping bubur juga berbeda. Bubur Sompok diberi topping ayam suwir dengan kuah asin, potongan cakue, dan separuh telur ayam rebus.
<img src="/nuploads/1/5%20%283%29.jpg" alt="" width="1202" height="800" />
<code>Bubur Sompok ala Mangkuk Emas. (Inibaru.id/ Ida Fitriyah)</code>
Sementara itu, Bubur Palapan memiliki isian potongan ayam dengan bumbu bacem, separuh telur ayam dibacem, dan pangsit. Di atasnya, ditaburi potongan daun bawang dan bawang merah goreng biar lebih sedap.
Saya pribadi, lebih suka dengan Bubur Palapan karena sesuai dengan selera saya yang menyukai masakan manis. Rasa buburnya yang gurih dipadukan kuah bacem dari potongan ayam yang manis pas bercampur di mulut. Apalagi ada pangsit yang renyah sehingga ada sensasi &ldquo;kriuk&rdquo;.
<img src="/nuploads/1/7%20%284%29.jpg" alt="" width="1202" height="800" />
<code>Bubur Palapan ala Mangkuk Emas bercita rasa manis. (Inibaru.id/ Ida Fitriyah)</code>
Kendati demikian, Bubur Sompok juga nggak kalah enak, kok. Suwiran ayamnya yang lumayan banyak, cukup sebagai lauk bubur semangkuk. Sayang, nggak ada krupuk yang menemani sehingga bagi saya yang suka kerupuk merasa kurang greget.
Sejauh ini, saya belum pernah merasakan bubur dengan isian itu. Bagi saya, rasa bubur di kedai yang buka sejak April tahun lalu itu mantap. Dengan harga Rp 13 ribu per mangkuk, bubur ala Mangkuk Emas ini nggak bakal buatmu menyesal, deh! Apalagi kalau bubur itu ditemani dengan segelas es kopi susu khas Mangkuk Emas yang enaknya nagih, dijamin bakal lebih semangat mengawali harimu, Millens.
Selain bubur, Mangkuk Emas juga menyediakan paket ayam goreng, pempek, dan otak-otak ikan tengiri. Cukuplah sebagai pilihan sarapan hingga makan malammu.
<img src="/nuploads/1/16%20%282%29.jpg" alt="" width="1202" height="800" />
<code>Menu yang ada di Mangkuk Emas. (Inibaru.id/ Ida Fitriyah)</code>
Oh iya, Mangkuk Emas berlokasi di Jalan Sompok Lama No 2, Peterongan, Semarang. Kamu bisa mengakses tempat ini dari Jalan MT Haryono, Jalan Kompol Maksum, maupun Jalan Sompok Lama karena Mangkuk Emas terletak di pojokan pertigaan tiga jalan itu. Namun, kamu perlu memperhatikan lagi ya karena Jalan MT Haryono dan Jalan Kompol Maksum hanya dibuka satu arah.
Kalau kamu nggak sempat mampir ke kedainya langsung, kamu juga bisa memanfaatkan jasa layanan antar makanan seperti Go-jek dan Grab, kok. Praktis, kan? (Ida Fitriyah/E05)
&nbsp;
Mangkuk Emas
Jalan Sompok Lama No 2, Peterongan, Semarang
Jam Buka 06.00-19.00 WIB (Senin-Sabtu)
Harga makanan Rp 13 ribu-Rp 21,5 ribu

Berbeda dengan bubur Jakarta atau Bandung, bubur yang disediakan Mangkuk Emas ini dibuat dengan resep warisan, lo. Penasaran? Yuk simak!

Bubur Sompok dan Palapan Mangkuk Emas, Resep Warisan yang Jadi Andalan 

Inibaru.id &ndash; Menurut para ahli kesehatan, sarapan di pagi hari itu sangat penting sebagai bekal energi bagi tubuh untuk menjalankan aktivitas. Namun, sebagian orang sering melewatkan momen ini karena sibuknya aktivitas di pagi hari.
Nah, bagi kamu yang nggak sempat menyiapkan makanan, ada baiknya mampir dulu di warung makan untuk membeli bekal. Kalau Sobat Millens tinggal di Semarang, Mangkuk Emas bisa jadi salah satu alternatif untuk membeli sarapan.
Kedai yang berlokasi di Jalan Sompok Lama No 2, Peterongan, Semarang ini buka dari pukul 06.00 hingga 19.00 WIB. Pas di jam-jam sarapan bagi pekerja ataupun pelajar yang jam masuknya pukul 07.00.
<img src="/nuploads/1/3%20%283%29.jpg" alt="" width="1202" height="800" />
<code>Suasana Kedai Mangkuk Emas di pagi hari. (Inibaru.id/ Ida Fitriyah)</code>
Tempat Mangkuk Emas memang terbuka. Namun, masalah kebersiihan dan higenitas, nggak perlu diragukan lagi, deh. Kedai ini juga dilengkapi dengan tempat cuci tangan, kok.
Mangkuk Emas memiliki menu andalan yakni bubur. Eits, meski banyak juga yang menyediakan menu ini, Mangkuk Emas punya varian bubur yang berbeda, lo. Mereka menyebutnya dengan bubur Mangkuk Emas karena resepnya berbeda dengan yang dijual di pasaran.
<img src="/nuploads/1/16%20%282%29.jpg" alt="" width="1202" height="800" />
<code>Menu yang ada di Mangkuk Emas. (Inibaru.id/ Ida Fitriyah)</code>
Pemilik kedai Ester Teguh Gunawan membeberkan hal itu.
&ldquo;Resep kami beda di pasaran. Rasa kuahnya nggak bisa kaya opor atau apa gitu. Memang resepnya resep warisan, nggak bubur Jakarta atau bubur Bandung gitu,&rdquo; terang Ester.
Ada dua varian bubur yang bisa kamu pilih di kedai yang sudah berdiri sejak April tahun lalu ini. varian itu adalah bubur manis yang disebut Bubur Palapan dan bubur gurih yang dinamai Bubur Sompok. Ya, rasa keduanya memang sangat berbeda. Menurut Ester, dua varian ini disediakan agar pelanggan bisa memilih sesuai dengan selera mereka.
<img src="/nuploads/1/19%284%29.jpg" alt="" width="1202" height="800" />
<code>Dua varian bubur di Mangkuk Emas. (Inibaru.id/ Ida Fitriyah)</code>
Kedua bubur itu diberi topping yang berbeda tapi dengan bahan yang sama yakni ayam dan setengah telur rebus. Yang membedakan adalah kuah dan macam masakannya, untuk bubur manis, daging ayam dipotong-potong dan dibumbui dengan bumbu serupa bacem, begitu juga dengan telur rebusnya plus diberi pangsit. Sementara itu, bubur gurih diberi topping suwiran ayam dengan bumbu asin serta setengah telur rebus dan potongan cakue.
Selain bubur, kedai yang ada di pojokan pertigaan antara Jalan MT Haryono, Jalan Kompol Maksum, dan Jalan Sompok Lama ini juga menyediakan ayam goreng dan pempek ikan tengiri. Kamu juga bisa memesan otak-otak ikan tengiri dan es kopi susu di sini.
<img src="/nuploads/1/8%20%284%29.jpg" alt="" width="1202" height="800" />
<code>Paket ayam goreng di Mangkuk Emas. (Inibaru.id/ Ida Fitriyah)</code>
Sama dengan bubur, resep ayam goreng dan pempeknya juga berasal dari resep warisan. Untuk ayam goreng, paket itu disajikan dengan nasi, tahu, tempe, telur, dan sambal terasi. Nah, yang membedakan adalah sambal terasi yang rasanya lebih segar karena diberi tambahan perasan jeruk nipis.
<img src="/nuploads/1/13%20%283%29.jpg" alt="" width="1202" height="800" />
<code>Pempek ikan tengiri di Mangkuk Emas. (Inibaru.id/ Ida Fitriyah)</code>
Pempek Mangkuk Emas juga enak. Ada pelbagai macam pempek seperti kapal selam, lenjer, adaan, dan kulit. Yang paling beda adalah cuko atau kuah pempeknya. Cuko di Mangkuk Emas terbilang encer tapi warnanya sangat pekat dan tentu rasanya sangat kuat. Sekali mencoba cukonya, kamu bakal mendapati rasa asam bercampur manis yang memenuhi mulut.
&ldquo;Pempek ini lumayan saya modif sesuai dengan selera saya, nggak sama persis sama Palembang. Kalau (pempek) Palembang itu pekat, kuat rasanya dan kental hampir bisa dicocol. Kalau punya saya encer tapi rasanya tetap kuat,&rdquo; jelas perempuan asal Kalimantan itu.
<img src="/nuploads/1/14%20%284%29.jpg" alt="" />
<code>Otak-otak ikan tengiri di Mangkuk Emas. (Inibaru.id/ Ida Fitriyah)</code>
Kamu juga bisa memesan camilan seperti otak-otak ikan tengiri di sini, kok. Satu bungkus otak-otak hanya dihargai Rp 4 ribu tapi dengan minimal pembelian tiga biji karena pertimbangan biaya membakar otak-otak.
Oh iya, satu lagi yang saya suka dari Mangkuk Emas adalah es kopi susunya. Rasa kopi dalam kopi susu itu masih kentara meski ada juga rasa manis susu yang terasa di mulut. Ester mengatakan, dia memasok kopi langsung dari suatu daerah penghasil kopi. Dia yang juga penikmat kopi itu bahkan berburu mencari rasa kopi terbaik untuk dibuat kopi susu. Nggak salah lagi kalau rasa kopi susunya nendang!
Ah, pokoknya paslah kalau pengin sarapan di Mangkuk Emas. Pengin coba? (Ida Fitriyah/E05)
&nbsp;
Mangkuk Emas
Jalan Sompok Lama No 2, Peterongan, Semarang
Jam Buka 06.00-19.00 WIB (Senin-Sabtu)
Harga makanan Rp 13 ribu-Rp 21,5 ribu

Kalau kamu nggak sempat siapkan sarapan, beli saja bubur di kedai ini. Selain praktis, rasa buburnya juga berbeda dengan bubur lainnya.

Nggak Perlu Bingung Siapkan Sarapan, Datang ke Mangkuk Emas Saja

Inibaru.id &ndash;&nbsp;Karl Otto Lagerfeld, sutradara kenamaan asal Jerman, pernah mengatakan, hal pertama yang dilakukannya begitu bangun tidur adalah sarapan. Baginya, sarapan penting untuk menunjang kesehariannya, terutama sarapan yang enak dan jenak.
Yap, sarapan memang penting untuk menunjang aktivitas kita seharian, Millens. Nah, berbicara tentang makan pagi, Ohana Cafe mungkin bisa menjadi alternatif sarapanmu, nih, Millens. Nggak hanya tempatnya yang unik, makanan&nbsp;di sana juga bisa cukup memanjakan lidahmu, lo.
Bertempat di Jalan Sisimangaraja No 36 Semarang, kafe yang buka sejak&nbsp;20 Mei 2018 lalu itu memang menawarkan kenyamanan untuk menarik pengunjung. Kafe ini buka dari pukul 08.00-22.00 WIB. Jadi, ini cocok buat kamu yang pengin menikmati sarapan sebelum memulai hari.
Belum lama ini saya menyempatkan sarapan di sana. Tempatnya memang nyaman dengan bangunan berarsitektur modern nan minimalis. Dinding-dinding kaca dan meja-kursi yang tertata rapi membuat suasana Ohana Cafe terasa hangat dan bersih.
<img src="/nuploads/60/1/32.jpg" alt="" width="2268" height="1482" />
<code>Menikmati sarapan dengan suasana kafe yang tenang. (Inibaru.id/Hayyina Hilal)</code>
Oya, kafe ini menyajikan pelbagai menu asian food hingga western food. Sementara, menu sarapan andalan mereka adalah Chicken Waffle, Hot Classic Milk Chocolate Korte, dan Chicken Pie. Tanpa pikir panjang, saya pun memilih menu-menu tersebut.
Nggak lama, ketiga menu itu tersaji di hadapan saya. Nggak perlu waktu lama juga hingga makanan tersebut tandas nggak tersisa. Ha-ha. Rasanya? Mm, enak! Saya gambarkan satu per satu.
Hot Classic Milk Chocolate Korte
<img src="/nuploads/60/1/18.jpg" alt="" width="2605" height="1707" />
<code>Secangkir Hot Classic Milk Chocolate Korte di Ohana Cafe. (Inibaru.id/Hayyina Hilal)</code>
&nbsp;
Pagi yang agak dingin memang pas kalau minum yang hangat-hangat, misalnya cokelat. Rasa Hot Classic Milk Chocolate Korte cukup unik lantaran mereka memadukan cokelat dengan brown sugar. Minuman cokelat hangat itu cukup ringan dan halus di tenggorokan. Rasa manisnya juga&nbsp;berbeda.
Fonda Satria, barista Ohana Cafe menuturkan, cokelat di Ohana nggak&nbsp;memakai bubuk cokelat, melainkan sirup cokelat asli&nbsp;Inilah yang membuat&nbsp;minuman panas ini cukup digemari pengunjung.
Chicken Waffle
<img src="/nuploads/60/1/15.jpg" alt="" width="2267" height="1482" />
<code>Seloyang Chicken Waffle yang gurih dan lezat. (Inibaru.id/Hayyina Hilal)</code>
Belum selesai menikmati Hot Classic Milk Chocolate Korte, perhatian saya beralih ke seloyang Chicken Waffle yang memang menggoda banget. Perpaduan ayanm yang diselimuti dengan adonan tepung, telur, dan susu, membuat makanan ini gurih dan renyah sejak gigitan pertama.
Sementara, dua potong&nbsp;wafel&nbsp;&nbsp;yang cukup manis memberikan rasa manis dan gurih secara bersamaan. Ini menarik banget di lidah. Ditambah saus spesial dari tulang ayam rebus, sarapan saya terasa jauh lebih gurih.
Chicken Pie
<img src="/nuploads/60/1/16.jpg" alt="" width="2267" height="1482" />
<code>Sajian penutup kue tradisional, Chicken Pie ala Ohana Cafe. (Inibaru.id/Hayyina Hilal)</code>
Sebagai penutup&nbsp;petualangan kuliner saya di Ohana, saya&nbsp;memesan&nbsp;Chicken Pie. Salah satu pemilik kafe, Hira Flanagan menjelaskan, Chicken Pie adalah resep andalan keluarga yang disajikan di Ohana Cafe.
&ldquo;Di dalam Chicken Pie ada jamur, kacang polong, dan ayam yang diracik seperti cream sup,&rdquo; jelas perempuan asal Semarang itu.
Yap, Chicken Pie ini memang lembut dan lumer di mulut. Rasa yang tiada duanya! Hm, sarapan yang sempurna, Millens!
Hm, memang nggak ada yang lebih menyenangkan dari sarapan enak dan jenak di tempat yang istimewa. Kamu pengin juga?&nbsp;(Hayyina Hilal/E03)

Jika sarapan adalah cara terbaik untuk memperbaiki mood, sarapan enak di tempat yang nyaman bisa jadi akan membuatmu nyaman sepanjang hari. Nah, untuk mendapatkan itu semua, sarapan Ohana Cafe mungkin bisa menjadi pilihan tepat.

Awali Pagimu dengan Sarapan Lezat di Ohana Cafe

Inibaru.id &ndash; Sebagian orang mungkin menjadikan bubur ayam sebagai menu sarapan. Padahal, ada banyak jenis bubur lain yang sebetulnya nggak kalah enak untuk disantap pada pagi hari. Nah, biar menu sarapanmu makin variatif, beberapa jenis bubur ini bisa banget jadi pilihanmu, lo. Apa saja?
<ol>
<li>Bubur Merah Putih</li>
</ol>
<img src="/nuploads/1/bubur%20merah%20putih.jpg" alt="" width="1145" height="858" />
<code>Bubur merah putih (4.bp.blogspot.com)</code>
Sebenarnya, warna bubur ini nggak benar-benar merah, tapi lebih kecokelatan karena dibuat dari gula merah. Dalam tradisi masyarakat Jawa, bubur gurih dari santan itu biasanya dibuat untuk menyambut kelahiran bayi yang menjadi pengharapan keluarga. Warna merah adalah simbol sel telur,&nbsp;sedangkan&nbsp;putih adalah simbol sperma.
<ol start="2">
<li>Bubur Sumsum</li>
</ol>
<img src="/nuploads/1/bubur%20sumsum.jpg" alt="" width="819" height="478" />
<code>Bubur sumsum (agrowindo.com)</code>
Banyak orang suka menyantap bubur sumsum karena memiliki tekstur yang lembut. Perpaduan rasanya juga legit dan gurih. Jika kamu tertarik membuatnya, pakailah tepung beras yang berwarna putih mengilap supaya nggak menggumpal. Sebaiknya gunakan pula santan segar ketimbang santan kemasan supaya rasa gurih yang kamu dapatkan bisa maksimal.
<ol start="3">
<li>Bubur Candil</li>
</ol>
<img src="/nuploads/1/bubur%20candil.jpg" alt="" width="1080" height="952" />
<code>Bubur candil (resepkoki.co.id)</code>
Melihat penampilannya, bubur ini sepintas tampak seperti biji salak karena bentuknya yang bulat dengan warna kecokelatan. Sama seperti bubur merah putih dan bubur sumsum, bubur candil menggunakan santan dalam proses pembuatannya.
Agar variatif, ada pula yang menyajikannya dengan menambahkan bubur mutiara. Soal rasa, jangan diragukan enaknya. Selain legit, teksturnya yang kenyal mungkin akan mengingatkanmu pada klepon. (IB15/E03)

Bosan dengan bubur ayam sebagai menu sarapanmu? Beberapa bubur ini bisa kamu jadikan alternatif. Apa saja ya?

Maknyus-nya Tiga Bubur Ini Bisa Jadi Pilihan Sarapanmu

Inibaru.id &ndash;&nbsp;Mobilitas masyarakat, terutama anak muda, yang nggak lagi terpaku pada tempat kerja untuk bekerja membuat banyak pengusaha kuliner&nbsp;memantaskan&nbsp;kafenya&nbsp;agar bisa menjadi wadah bagi mereka. Suasana elegan, nyaman, tenang, dengan sajian yang nggak mengecewakan&nbsp;menjadi andalannya. Salah satu kafe menarik itu adalah&nbsp;My Kopi-O!.
Berlokasi di Jalan Sisingamangaraja No 75, Semarang, Jawa Tengah, tempat ini memang begitu nyaman&nbsp;buat kamu yang pengin sekadar&nbsp;brainstorming bersama rekan kerja, meeting, atau semacamnya. Bangunan yang luas dengan suasana yang relatif tenang menjadi nilai plus kafe elegan ini.
<img src="/nuploads/45/6.jpg" alt="" width="900" height="600" />
Salah satu sudut di kafe My Kopi-O! (Inibaru.id/Verawati Meidiana)
Bangunan My Kopi-O! dibagi dalam tiga ruangan. Ruangan pertama adalah teras kafe, lalu ada ruang utama, dan ruang ketiga merupakan backyard&nbsp;atau taman.
Para perokok biasanya memilih tempat ini lantaran konsepnya outdoor. Nah, kamu dipersilakan merokok di situ. Namun, kalau kamu&nbsp;pengin suasana yang lebih&nbsp;nyaman dengan jumlah peserta meeting yang banyak, kamu bisa memilih ruangan inti yang ber-AC. Eits, tapi kamu nggak boleh merokok ya! Bisa kena semprit! Ha-ha.
Baca juga: <a href="/kulinary/gurihnya-camilan-lanting-aneka-rasa-khas-cilacap" target="_blank">Kriuk Lanting Cilacap untuk Camilan Santai</a> <a href="/kulinary/cenil-jajanan-pasar-yang-kenyal-imut-nan-manis" target="_blank">Si Imut Cenil untuk "Senam Mulut"</a>
Nah, kalau kamu pengin suasana yang lebih segar dan natural, pilihlah ruangan ketiga yang berada di belakang kafe My Kopi O! Dibanding dua ruangan sebelumnya, ruangan ini biasanya paling banyak menyita perhatian karena ada semacam taman di tengah-tengahnya.
Nggak sedikit pasangan calon pengantin yang melakukan sesi foto&nbsp;prewedding&nbsp;di tempat ini,&nbsp;lo, Millens. Um, tapi kalau untuk bikin foto konsep, kamu bakal dikenai charge sih, sekitar Rp 800 ribu untuk durasi tiga jam.
<img src="/nuploads/45/8.jpg" alt="" width="900" height="600" />
Ruangan belakangan kafe My Kopi-O! (Inibaru.id/Verawati Meidiana)
Supervisor My Kopi-O!&nbsp;Haningtyo Putro Pratomo mengatakan, selain biasa digunakan sebagai latar foto&nbsp;prewedding,&nbsp;ruangan yang didominasi furnitur berbahan kayu ini, juga menjadi tempat digelarnya&nbsp;pertunjukan musik langsung yang diselenggarakan tiap malam Minggu. Wah, pasti menyenangkan ya makan ditemani alunan live music.
Nggak Hanya Kopi
Kendati mengambil konsep kopitiam atau kedai kopi melayu peranakan,&nbsp;My Kopi-O! nggak hanya menjadikan kopi sebagai sajian utamanya. Ada berbagai macam makanan yang bisa kamu pesan. Sekadar saran, cobalah menu-menu khusus mereka yang khas melayu, seperti masakan Indonesia, Malaysia, atau Singapura. Enak dan pas banget rasanya!
Namun, kalau kamu kurang suka atau pengin masakan yang kebarat-baratan,&nbsp;makanan western mereka juga nggak kalah enak kok. Tyo, sapaan akrab Haningtyo, mengatakan, nggak ada yang favorit banget di tempatnya, karena&nbsp;hampir semua makanan di sini&nbsp;menjadi menu favorit.
"Seperti motto kami, everything is favorite!&rdquo; seru Tyo, berpromosi, "Favorit karena kami selalu menjaga kualitas makanan yang kami jual."
Baca juga: <a href="/kulinary/manis-dan-gurih-klepon-dari-jawa-tengah" target="_blank">Sensasi Kenyal-Manis Klepon di Lidah Kamu</a> <a href="/kulinary/lima-jajanan-pasar-khas-jawa-tengah-dari-beras-ketan" target="_blank">Dari Ketan, Jajanan-Jajanan Ini Bikin Lidahmu Kenyal-kenyil</a>
Kalau kamu pencinta kopi, tempat ini mungkin bakal menjadi tempat favoritmu juga, Millens. Ada banyak variasi penyajian dan jenis kopi yang disediakan di sini. Nah, kalau kamu bingung memesan minuman apa,&nbsp;Nanyang Kopi-O dan Nanyang Kopi Kosong mungkin bisa menjadi pilihan tepat.
Kedua kopi itu terbuat&nbsp;dari biji kopi Flores Robusta. Yang membedakan keduanya hanyalah memakai gula atau tidak. Nanyang Kopi-O memakai gula, sedangkan Nanyang Kopi Kosong nggak memakai gula sama sekali.
<img src="/nuploads/45/9.jpg" alt="" width="900" height="600" />
Salah satu kopi di My Kopi-O! (Inibaru.id/Verawati Meidiana)
FYI, menu makanan dan minuman di kafe yang berdiri pada 2013 ini dibagi menjadi dua waktu, yakni menu sarapan dan reguler. Menu sarapan bisa dipesan mulai pukul 07.00-11.00 WIB, sementara menu reguler baru bisa dipesan setelah pukul 11.00 hingga kafe tutup sekitar pukul 23.00 WIB. &nbsp;&nbsp;
Harganya? Nggak mahal kok. Yeah, relatiflah! Ha-ha. Makanan di My Kopi-O! dibanderol seharga Rp 20 ribu hingga 70 ribu, sedangkan untuk minuman dipatok dari Rp 10 ribu hingga 60 ribu.
Gimana,&nbsp;meeting di sini sepertinya menarik, ya? Sekalian makan siang boleh juga! (Verawati Meidiana/E03)

Ngantor nggak harus di kantor! Yap, buat kamu yang pengin ngantor, janji bertemu klien, atau meeting mingguan dengan suasana yang nggak sekaku kantor, kamu mungkin bisa sambangi kafe ini. Tempatnya nyaman, sajiannya pun nggak mengecewakan.

Butuh Ketemu Klien di Luar Kantor? Ke My Kopi-O! Saja!

Inibaru.id &ndash; "All happiness depends on a leisurely breakfast," kata John Gunther. Jika kamu setuju dengan ungkapan itu, mungkin kamu juga akan setuju dengan menu sarapan di kafe ini.&nbsp;My Kopi-O!, namanya. Kafe ini benar-benar menyajikan menu sarapan yang enak dan tempat yang nyaman. Cocok untuk sarapan santaimu yang berkualitas!
My Kopi-O! adalah kafe berkonsep kopitiam atau kedai kopi melayu peranakan. Namun begitu, nggak hanya kopi yang disediakan di tempat ini. Meski menu andalannya tetaplah kopi, kafe yang berlokasi di bilangan Candisari, tepatnya Jalan Sisingamangaraja No 75 ini juga punya menu masakan enak yang perlu kamu coba, terutama menu sarapannya. Hmm!
Baca juga: <a href="/kulinary/getuk-gaplek-getuk-bulat-nan-unik-dari-kabupaten-batang" target="_blank">Getuk yang Dikudap Hanya saat Pahing dan Wage</a> <a href="/kulinary/rempeyek-yutuk-makanan-unik-dan-bergizi-khas-pantai-selatan" target="_blank">Rempeyek Yutuk, Makanan Unik dan Bergizi Khas Pantai Selatan</a>
Beberapa waktu yang lalu,&nbsp;saya berkesempatan berkunjung ke sana. Ada yang bilang tempat ini enak. Saya sengaja memilih waktu pagi agar bisa mencicipi menu sarapan andalan My Kopi-O!. Oya, kafe ini buka pukul 07.00-23.00 WIB. Jadi, kamu nggak perlu khawatir kalau mau datang pagi-pagi ke kafe tersebut.
<img src="/nuploads/45/3.jpg" alt="" width="899" height="600" />
Suasana di My Kopi-O! (Inibaru.id/Verawati Meidiana)
Sapaan hangat para pramusaji menyapa begitu saya memasuki My Kopi-O!. Hari masih cukup pagi, tapi pengunjung sudah berdatangan Saya pun duduk di salah satu sudut di bangunan berinterior minimalis dan kekinian tersebut. Kursi-meja kayu dan sofa coklat memanjang membuat tempat ini tampak luas, sementara dinding dan lantai yang dominan putih&nbsp;membuat suasana kafe tampak begitu bersih. Kesan pertama saya: nyaman!
Ada banyak pilihan menu sarapan yang ditawarkan di kedai berhalaman parkir luas ini. Kamu bisa menikmati hidangan dan minuman yang terinspirasi dari makanan Indonesia, Malaysia, Singapura, Jepang, Korea, bahkan Eropa.&nbsp;Duh, perut langsung keroncongan!
Pilihan sarapan saya akhirnya jatuh pada dua menu yang paling banyak di pesan pengunjung, yakni American Big Breakfast&nbsp;dan Kopi Tarik. Konon,&nbsp;kopi tarik di sini punya cita rasa yang paling cocok untuk lidah orang Semarang, lo. Kamu harus coba juga, ya!
<img src="/nuploads/45/10.jpg" alt="" width="900" height="600" />
American big breakfast dan kopi tarik di My Kopi-O! (Inibaru.id/Verawati Meidiana)
Nggak lama, sepiring American Big Breakfast dan secangkir kopi tarik lengkap dengan roti keringnya tersaji di meja saya. Penampilan dua menu itu benar-benar menggugah selera makan, Millens!
Sesesap kopi tarik hangat mengawali perjalanan kuliner lidah saya di kafe tersebut. Rasa pahit kopi melebur sempurna bersama manisnya susu dan gula. Barista My Kopi-O! Wandi Oktoriansyah mengatakan,&nbsp;kopi tarik ini menggunakan biji kopi Flores jenis robusta terbaik.
<img src="/nuploads/45/11%20%281%29.jpg" alt="" width="899" height="600" />
Kopi tarik di My Kopi-O! (Inibaru.id/Verawati Meidiana)
Kopi tarik belum juga tandas, saya sudah nggak sabar untuk mencicipi menu sarapan. Sepiring american big breakfast berisikan roti panggang, scrambled egg, sosis panggang, daging sapi asap, olahan kentang dan jamur, serta sayuran tomat yang sudah dipanggang, lengkap dengan salad dan mayones. Komplet banget!
Roti panggang sangat pas dimakan bersama sosis, daging asap, dan salad yang agak asin. Masakan ini berpadu sempurna dengan kentang, sayuran, dan jamur yang manis alami. Makanan ini cocok untuk kamu jadikan sebagai menu sarapan karena cukup ringan tapi bergizi lengkap.
Baca juga: <a href="/kulinary/rekomendasi-5-kuliner-khas-kendal-yang-patut-kamu-coba" target="_blank">Rekomendasi: 5 Kuliner Khas Kendal yang Patut Kamu Coba</a> <a href="/kulinary/olahan-tiram-wisata-kuliner-enak-di-pulau-tiban" target="_blank">Olahan Tiram, Wisata Kuliner Enak di Pulau Tiban</a>
Seporsi american big breakfast dibanderol sebesar&nbsp;Rp 57 ribu, sedangkan kopi tarik dihargai Rp 24 ribu. Harga ini nggak bisa dikatakan murah, tapi cukup sesuai dengan rasa dan kualitasnya.
Supervisor My Kopi-O! Haningtyo Putro Pratomo, menuturkan, kafe ini memang sangat mengutamakan kualitas dalam tiap sajian menunya.
"Kami menjanjikan bahan baku yang fresh&nbsp;tiap hari. Kami juga selalu mengawasi dan mengecek kualitas bahan agar setiap makanan memiliki cita rasa yang baik," tandasnya.
Ah, iya, cita rasa yang benar-benar baik! Perut kenyang, hati senang, pagi saya pun bertambah riang! I am ready to rock the day!&nbsp;Kamu gimana, Millens?&nbsp;(Verawati Meidiana/E03)

Pagi di Semarang dan bingung mencari tempat sarapan yang santai dan nyaman? Silakan mampir ke kafe ini! Lengkap menunya, enak rasanya!