“Modus mereka adalah membeli produk makanan dan minuman
kemasan yang sebagian besar sudah kedaluwarsa. Lalu, tulisan kedaluwarsa ini
dihapus atau diubah sehingga produk yang mereka jual kembali seolah-olah masih
belum kedaluwarsa,” terang Kapolres Batang AKBP Saufi Salamun sebagaimana
dikutip dari Detik, Rabu (13/9/2023).

Sayangnya, produk-produk makanan dan minuman kemasan yang
sudah nggak layak dikonsumsi ini sudah terlanjur dijual di berbagai wilayah
dalam dua setengah tahun belakangan. Menurut keterangan para pelaku, mereka
menjualnya ke pedagang-pedagang di Yogyakarta, Malang, Cilacap, Brebes, serta
Bandung.

Lantas, dari mana ya para pelaku mampu mendapatkan makanan
dan minuman kedaluwarsa? Ternyata mereka mendapatkannya dari pabrik yang ada di
Jawa Timur.

“Kami beli di Jawa Timur karena lebih murah. Produknya
sebenarnya kan dari pabrik ke depo, depo yang punya DO. Nah dari DO ini baru
kita beli per kiloan,” terang salah seorang tersangka yang berperan sebagai
pemodal, AS.

Mereka membeli produk makanan dan minuman itu dengan harga
Rp5 ribu-Rp10 ribu per kilogram. Setelah itu, produk-produk tersebut dipilah.
Jika masih terlihat baik dan nggak mencurigakan, akan diganti tanggal expired-nya. Kala sudah terlihat rusak
dan nggak layak dijual, akan dibuang.

Setelah itu, mereka menjual makanan dan minuman tersebut per
piece, bukannya per kilogram lagi. Dari penjualan inilah, mereka mampu mendapatkan
keuntungan besar.

Karena aksinya membahayakan masyarakat, ketiga tersangka terancam hukuman paling banyak 5 tahun penjara serta
denda sebesar Rp2 miliar. 

Mengingat produk makanan dan minuman kedaluwarsa ini sudah
ada di pasaran, kalau kamu menemukan produk yang memiliki aroma, rasa, atau
bentuk mencurigakan, sebaiknya jangan dikonsumsi ya, Millens. Daripada nantinya jatuh sakit. (Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Kamu
yang sering membeli makanan dan minuman kemasan kini harus benar-benar cermat, Millens. Soalnya, di pasaran ada
orang-orang yang memanfaatkan sikap kurang teliti kita ini, lo. Mereka menjual kembali bahan makanan yang sudah nggak layak konsumsi.

Dari tindakan curang tersebut, sebanyak tiga orang ditangkap di Batang, Jawa Tengah. Menurut keterangan polisi, tiga tersangka yaitu AS (39) dan
TS (34) dari Banyumas, Jawa Tengah serta MS (39) dari Sidoarjo, Jawa Timur
ditangkap setelah warga melaporkan aktivitas mencurigakan di rumah yang mereka
kontrak di Desa Kebumen, Kecamatan Tersono, Batang.

Tiga orang di Batang ditangkap karena mengubah tanggal expired produk makanan dan minuman kedaluwarsa untuk dijual kembali. Setiap membeli makanan atau minuman kemasan, cek dulu kondisinya, ya!

Waspada! Makanan dan Minuman Kedaluwarsa Beredar di Pasaran

Ketidakpastian adalah bagian alami dari kehidupan, dan belajar untuk menerima kenyataan ini adalah langkah penting menuju kesejahteraan mental dan emosional yang lebih besar.

Alam semesta ini sangat rumit, dan banyak faktor yang berperan dalam setiap kejadian atau situasi. Seringkali, kita hanya memiliki kendali atas sebagian kecil dari faktor-faktor ini. 

Usaha terbaik kita untuk merencanakan dan mengendalikan sesuatu nghak selalu dapat memprediksi hasil yang akhirnya akan terjadi.

Salah satu hal yang dapat kamu kendalikan adalah reaksimu terhadap ketidakpastian. Kamu memiliki kemampuan untuk mengendalikan pikiran dan perasaan kamu terhadap situasi yang nggak dapat kamu kendalikan. 

Dengan melatih keterampilan ini, kamu dapat mengurangi stres dan kecemasan yang mungkin timbul ketika menghadapi ketidakpastian.

Meskipun ngga semua hal dapat dikendalikan, bukan berarti kamu harus menjadi pasif dalam hidupmu. Kamu masih memiliki kemampuan untuk membuat keputusan, merencanakan, dan bertindak. 

Keseimbangan antara menerima ketidakpastian dan berusaha untuk mencapai tujuan adalah kunci. Cobalah untuk merencanakan dengan bijak, tetapi juga siap untuk beradaptasi ketika hal-hal nggak berjalan sesuai rencana.

Ketidakpastian seringkali menjadi guru terbaik. Saat kamu menghadapi situasi yang nggak dapat kamu kendalikan, cobalah untuk melihatnya sebagai peluang untuk belajar dan tumbuh. Apa yang dapat kamu pelajari dari pengalaman ini? Bagaimana kamu dapat menjadi lebih kuat atau lebih bijaksana sebagai hasilnya?

Ketidakpastian juga dapat menciptakan ruang untuk kreativitas dan inovasi. Saat kamu menghadapi tantangan yang nggak terduga, kamu mungkin menemukan solusi yang belum pernah terpikirkan sebelumnya. 

Oleh karena itu, jangan takut untuk menjelajahi ketidakpastian dengan pikiran yang terbuka.

6. Menemukan Ketenangan dalam Ketidakpastian

Akhirnya, belajar menerima ketidakpastian juga berarti menemukan ketenangan dalam dirimu sendiri. Ini melibatkan praktik mindfulness, meditasi, atau cara lain untuk menciptakan ruang bagi ketenangan dalam pikiranmu. Dengan demikian, kamu dapat menjalani hidup dengan lebih damai, meskipun nggak semua hal bisa kamu kendalikan.

Dalam dunia yang penuh dengan ketidakpastian, belajar untuk menerima kenyataan bahwa nggak semua hal bisa dikendalikan adalah langkah yang bijak. 

Ini memungkinkan kamu untuk menjalani hidup dengan lebih bijaksana, lebih tenang, dan lebih siap menghadapi apa pun yang datang. (Siti Zumrokhatun/E05)

Inibaru.id - Kamu mungkin kerap dapat pujian sebagai perencana ulung. Nggak pernah meleset ketika menyusun kegiatan atau rencana. Kamu seperti punya kekuatan magis untuk mengendalikan keadaan.

Memang dalam hidup ini, seringkali kita memiliki dorongan untuk mengendalikan segala sesuatu di sekitar kita. 

Namun, sebuah pelajaran penting yang perlu dipahami adalah bahwa nggak semua hal bisa dikendalikan. 

Dalam hidup, kamu perlu&nbsp; memahami bahwa nggak semua hal bisa dikendalikan.

Nggak Semua Hal Bisa Dikendalikan, Mari Belajar Menerima Ketidakpastian

Selain itu, komite yang bertugas menyeleksi film Tanah Air pada ajang Piala Oscar untuk kategori International Feature Film tersebut juga beranggotakan&nbsp;Sha Ine Febriyanti, Ilham Bintang Alim Studio, Cesa David, Nur Hidayat, dan Ratna Riantirno.

Untuk ajang mendatang, komite itu menyeleksi setidaknya 100 film dalam negeri yang
diproduksi selama Desember 2022 hingga Oktober 2023. Hasilnya, Autobiography&nbsp;didaku sebagai
yang terbaik dan paling layak mewakili Indonesia.

Film Autobiography
mendapatkan perhatian para sinefil di negeri ini setelah mendapatkan apresiasi positif kala ditayangkan di Festival
Film Venesia 2022 (Italia) dan diganjar penghargaan FIPRESCI Prize (Orizzonti
and Parallel Section). Selanjutnya, berbagai penghargaan pun menghampiri mereka.

Film yang dibintangi Kevin Ardilova itu memenangi
International Feature Award (Best Feature) pada Festival Film Adelaide
(Australia) 2022, Grand Prize (Best Film) di Tokyo Filmex 2022 (Jepang), Best
Screenplay dalam Asia Pacific Screen Awards 2022 (Australia), dan NETPAC Award (Best
Asian Film) pada Golden Horse Film Festival and Awards 2022 (Taiwan).

Untuk Indonesia, gelaran Jogja-NETPAC Asian Film Festival pada 29 November 2022 menjadi penayangan perdana Autobiography&nbsp;sebelum akhirnya resmi diputar di bioskop Tanah Air pada&nbsp;19 Januari lalu. Sejak saat itulah film yang mengambil lokasi syuting di Bojonegoro, Jawa Timur ini menjadi buah bibir di Indonesia.

Nggak hanya dari segi cerita, film yang juga dibitangi oleh Arswendy Bening Swara, Yusuf Mahardika, dan Lukman Sardi itu juga "menyenangkan" untuk ditonton berkat pengambilan gambar yang ciamik, latar tempat yang dramatis, pendalaman karakter yang kuat, dan banyak lainnya.

Menilik begitu kuatnya&nbsp;Autobiography, banyak orang nggak menyangka film tersebut menjadi debut Makbul Mubarak dalam penyutradaraan film panjang. Namun, hampir seluruh kritikus film sepakat, lelaki 33 tahun itu berhasil mengemas isu yang&nbsp;relate banget sama sejarah bangsa ini menjadi begitu sarat makna.

Film&nbsp;Autobiography&nbsp;menceritakan Rakib (Kevin Ardilova), penjaga rumah seorang pensiunan pejabat militer bernama Purna (Arswendy Bening Swara). Purna yang berniat mencalonkan diri
sebagai bupati di kampung halamannya pun pulang, lalu meminta Rakib menemaninya berkampanye.

Menonton film ini, kamu bakal merasakan ketegangan yang mengingatkan banyak orang pada masa Orde Baru. Itulah yang menarik. Di Rotten Tomatoes, film ini meraih rating 89 persen. Sementara, IMDb mengganjar film ini 7,4/10.

Pans Kotzathanasis dari&nbsp;Asian Movie Pulse&nbsp;bahkan menyebutkan bahwa Autobiography adalah
debut hebat dari Mubarak. Pengambilan gambarnya pun bagus dan kaya. "Salah satu yang terbaik tahun ini!” tulisnya.

Melihat berbagai apresiasi yang diberikan untuk Autobiography, semoga film ini bisa melaju cukup jauh pada ajang perfilman tertinggi dunia yang juga acap disebut sebagai Academy Awards tersebut, ya, Millens? (Arie Widodo/E03)

Inibaru.id – Komite
Seleksi (Komsel) Oscar Indonesia memutuskan untuk menunjuk Autobiography sebagai wakil Indonesia di Oscar 2024. Keputusan tersebut dianggap tepat karena film besutan Makbul Mubarak itu sejauh ini telah menyabet berbagai penghargaan dan kritik positif.

Oya, Komsel Oscar Indonesia dibentuk oleh Persatuan Film Indonesia (PFI).&nbsp;Anggota komisi yang diawasi langsung oleh Academy Awards ini berisikan para legenda di dunia perfilman seperti&nbsp;Slamet Rahardjo, Garin Nugroho, dan Deddy Mizwar.

Setelah menyeleksi sekitar seratus film, Komite Seleksi Oscar Indonesia akhirnya memutuskan bahwa film 'Autobiography' jadi wakil Indonesia di Oscar 2024. Apa yang membuat film besutan Makbul Mubarak ini dipilih?

Film 'Autobiography' Jadi Wakil Indonesia di Oscar 2024

“Dulu, Kampung Polowijan memang jadi tempatnya pada Abdi
Dalem Polowijan yang punya tubuh kerdil, albino, bongkok, pincang, atau
memiliki keistimewaan fisik lainnya,” ungkap Lurah Patehan Gunawan sebagaimana
dikutip dari Detik, Rabu (6/9/2023).

Peran utama Abdi Dalem Polowijan adalah untuk selalu hadir
dan mendampingi Sultan saat ada momen-momen istimewa seperti acara penobatan raja
(jumeneng) atau grebeg. Para abdi dalem ini akan berjalan di
belakang putra mahkota saat grebeg. Selain itu, mereka juga punya peran lain
yaitu sebagai penasehat, penghibur, atau pelawak keraton.

Ciri khas dari abdi dalem yang dikenal dengan sebutan lain
Cebolan Abdi Dalem adalah busananya berupa kain merah dengan motif bunga serta
sabuk besar, bertelanjang dada, nggak memakai penutup kepala, dan mengenakan
hiasan rambut yang terbuat dari bunga atau bulu.

Keberadaan mereka seringkali dikaitkan dengan para Punakawan
alias Semar, Petruk, Gareng, dan Bagong yang memang digambarkan punya bentuk
fisik yang nggak biasa. Meski begitu, apa yang dikatakan para Punakawan itu
selalu didengar oleh Sultan dalam mengambil keputusn-keputusan penting.

Meski memiliki peran yang cukup penting dalam tradisi keraton, nyatanya status Abdi
Dalem Polowijan dilebur menjadi Abdi Dalem Punakawan yang berarti para abdi dalem dari
masyarakat umum dan Abdi Dalem Keprajan yang berstatus anggota TNI, Polri, atau
PNS. Perubahan ini terjadi saat Sri Sultan Hamengku Buwono IX memerintah
(1940-1988).

Nggak hanya keberadaan status Abdi Dalem Polowijan yang kini
sudah hilang, Kampung Polowijan yang dulu menjadi bukti bahwa Sultan memberikan
kesempatan bagi para penyandang disabilitas untuk bisa mengabdi kepada kerajaan
juga mengalami perubahan.

Di sana, kamu nggak
akan lagi mudah menemukan penyandang disabilitas. Banyak yang tinggal di sana
kini adalah warga biasa. Bahkan, kini kampung tersebut berubah menjadi pasar
dan dipenuhi tempat makan.

“Polowijan statusnya sudah nggak lagi kampung. Bahkan rumah
milik warga asli Polowijan kini disewakan menjadi kios atau tempat usaha lain ke orang
dari kampung lain,” ungkap Gunawan.

Meski begitu, keberadaan Kampung Polowijan membuktikan bahwa
penyandang disabilitas jika diperhatikan dan diberi kesempatan, juga bisa
berdaya dan memberikan manfaat bagi banyak orang. Setuju, Millens? (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Para
abdi dalem Keraton Yogyakarta biasanya tinggal di kampung-kampung yang nggak jauh dari bangunan keraton. Nah, nama-nama kampung
tersebut biasanya disesuaikan dengan keunikan atau keahlian yang dimiliki para
abdi dalem. Salah satunya adalah Kampung Polowijan, tempat di mana para abdi
dalem penyandang disabilitas tinggal.

Lokasi Kampung Polowijan bisa kamu temui di Kelurahan
Kadipaten, Kecamatan Keraton. Jaraknya hanya sekitar 800 meter di sisi barat
daya dari bangunan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Sebelum berubah jadi kampung biasa yang dipenuhi banyak tempat makan, Kampung Polowijan dulu dikenal sebagai tempat tinggal para abdi dalem penyandang disabilitas. Seperti apa ya kisah dari kampung ini?

Kampung Polowijan, Dulu Jadi Tempat Tinggal Abdi Dalem Penyandang Disabilitas

Untuk menanggulangi pelamar yang curang, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPANRB) bakal menindak tegas Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang tertangkap curang. Terutama, ketika mereka kedapatan curang saat mengikuti tes CASN.

CPNS yang curang ketika tes bakal diblokir. Begitu keterangan dari Asisten Deputi Perancangan Jabatan, Perencanaan dan Pengadaan SDM Aparatur, Aba Subagja.

"Terkait sanksi bagi yang curang saat seleksi akan dikunci Nomor Induk Pegawainya di BKN. Sehingga kapan pun melamar sudah tidak bisa jadi ASN," kata Aba dalam Konferensi Pers Kesiapan Infrastruktur Teknologi Informasi Seleksi CASN di YouTube BKN, Kamis (14/9).

Lebih lanjut, Aba mengingatkan CASN nggak curang, sebab sanksi ini berlaku selamanya alias seumur hidup. 

"Saat itu NIP itu dikunci itu sama sekali tidak bisa melamar lagi," tegas dia.

Yang mengejutkan, sudah ada 370 orang yang sudah di-blacklist sehingga nggak bisa lagi mendaftar CASN selamanya. Mereka ketahuan berbuat curang saat seleksi CPNS.

"Tapi kalau ada permintaan blokir dibuka, BKN akan menunggu keputusan menteri PANRB," beber Deputi Bidang Sistem Informasi Kepegawaian BKN, Suharmen.

Nah lo, jangan sampai menggapai pekerjaan impian dengan cara curang ya!&nbsp;(Siti Zumrokhatun/E10)

Inibaru.id - Menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) barangkali menjadi impian sebagian orang. Gaji besar, fasilitas keren, dan embel-embel sebagai abdi negara adalah beberapa daya tarik menjadi PNS.

Sayangnya untuk lolos menjadi PNS nggak mudah. Kamu harus bisa melewati serangkaian seleksi. Nggak jarang ada oknum yang menghalalkan segala cara demi bisa lolos seleksi.

Jika sudah di-blacklist, kamu nggak bisa mendaftar CPNS selamanya.

Curang saat Tes, CPNS Bisa Kena Blacklist Permanen

Pertandingan berlangsung dengan penuh drama. Selain gol
penyama kedudukan bagi Thailand yang persis terjadi di detik terakhir waktu
normal, kedua kubu sempat terlibat adu pukul. Laga juga dihiasi dengan empat
kartu merah bagi kedua tim.

Terkait dengan keributan yang terjadi di antara pemain dan offisial
kedua tim, pelatih Timnas Thailand U-22 Issara Sritaro menyebut hal tersebut
terjadi karena emosi dan gengsi pertandingan cukup tinggi. Kedua tim yang
dikenal sebagai rival berat dalam dunia sepak bola Asia Tenggara juga nggak mau
kalah.

“Itu memang akibat emosi kolektif dari sebuah pertandingan.
Seharusnya kami bisa mengontrol diri sendiri. Begitu pun juga mereka (kubu
Indonesia). Setelah pertandingan berakhir, nggak ada masalah lagi,” ucapnya
dalam jumpa pers setelah pertandingan sebagaimana dikutip dari CNNIndonesia, Rabu (17/5).

Meski adu pukul berlangsung sengit, khususnya setelah gol
ketiga dicetak Irfan Jauhari pada menit-menit awal babak tambahan pertama, pada
akhirnya pertandingan bisa kembali dilanjutkan. Tapi, Sritaro menyebut pada
saat itulah, tim yang dia latih mulai hancur.

Masing-masing kubu memang mendapatkan satu kartu merah.
Kiper Thailand Soponwit Rakyart dan bek Indonesia Komang Teguh diusir wasit
karena saling serang. Sayangnya, meski jumlah pemain masih imbang, konsentrasi
dan fisik pemain Thailand sudah terkuras habis.

“Kami mulai jatuh dan kehilangan kendali setelah gol ketiga
(Indonesia). Saat kami berpikir bisa menyamakan kedudukan lagi, kami malah mendapatkan
kartu merah lagi. Saat itu kami sudah habis. Kami harus menerimanya,” lanjutnya.

Saat berusaha mencetak gol balasan, dua pemain Thailand memang mendapatkan kartu merah,
yaitu Jonathan Khemdee dan Teerasak Poeiphimai. Setelah itu, sejumlah pemain dari Tim Gajah
Putih juga terlihat nggak lagi punya tenaga untuk berlari dan mengalami kram
otot. Dampaknya, Indonesia yang masih punya semangat menggebu untuk menjadi
juara kembali menambah dua gol lewat Fajar Fatur Rahman dan Beckham Putra. 

Pada akhirnya, puasa gelar bertahun-tahun yang dialami
Timnas sepak bola Indonesia sudah berakhir. Medali emas dari cabang ini seperti
menjadi penutup manis dari total 87 medali emas yang didapat kontingen Tanah
Air di SEA Games 2023 Kamboja.

Semoga saja, gelar ini juga menjadi pembuka
prestasi-prestasi membanggakan lain bagi Timnas Indonesia di masa depan,
termasuk di level yang lebih tinggi, yaitu Asia. Setuju, Millens? (Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Dahaga
32 tahun berakhir sudah. Setelah berkali-kali masuk final dan dijegal, Tim
Nasional (Timnas) Indonesia akhirnya meraih medali emas sepak bola SEA Games
2023 Kamboja. Di babak final, Timnas mampu mengalahkan raja sepak bola Asia
Tenggara, Thailand.

Dalam pertandingan yang digelar pada Selasa (16/5/2023)
malam di National Olympic Stadium, Phnom Penh, Timnas menang dengan skor 5-2.
Pertandingan dilanjutkan ke babak tambahan setelah kedua tim bermain imbang 2-2
di waktu normal.

Di balik kemenangan Timnas Indonesia atas Thailand di babak final kategori sepak bola SEA Games 2023 Kamboja, terdapat keributan yang terjadi di antara kedua kubu. Pelatih Timnas Thailand pun membeberkan penyebab dari keributan ini.

Pelatih Timnas Thailand Beberkan Penyebab Keributan dan Kekalahan Timnya

Atlet
berusia 30 tahun ini sebelumnya juga meraih emas bersama dengan Khalimatus
Sadiyah di ganda putri kategori SL3-SU5 pada Sabtu (4/9). Bahkan, di hari itu,
dia menjalani empat pertandingan sekaligus, termasuk memenangi pertandingan
final melawan ganda putri Tiongkok, Cheng Hefang/ Ma Hihui.

Pertandingan
final lain yang dijalani Leani memang nggak berujung kemenangan. Di nomor
tunggal putri SL4, pemain kelahiran Siabu, Riau, 6 Mei 1991 ini kalah dari
Cheng He Fang (Tiongkok) dengan tiga gim ketat, 19-21, 21-17, dan 16-21. Dia
pun harus puas dengan medali perak. Padahal, sebagaimana seluruh rakyat
Indonesia, Leani berharap bisa menyabet tiga medali emas sekaligus di
Paralimpiade Tokyo 2020.

Sejumlah
pihak menyebut Leani kelelahan karena tampil berkali-kali di hari sebelumnya. Apalagi,
dia juga harus menjalani tes doping hingga pukul 23.00 waktu setempat. Namun,
kekalahan itu membuatnya nggak larut dalam kesedihan. Dia membuktikan kalau dia
masih memiliki sisa tenaga untuk diperjuangkan hingga memenangi medali emas
keduanya bersama dengan Hary Susanto.

Kariernya
sebagai atlet parabadminton terbaik Indonesia dalam sejarah ternyata dimulai
dari tragedi. Pada 2011 lalu, Leani mengalami kecelakaan sepeda motor yang
membuat kaki kirinya cedera cukup parah. Tangan kirinya saat itu juga patah.
Kini, kaki kirinya lebih pendek dari kaki kanan dan membuat pergerakannya nggak
leluasa.

Saat itu,
usianya masih 20 tahun. Tapi, Leani nggak mau patah arang. Dia tetap tekun
menggeluti bulu tangkis yang memang sudah dia mainkan sejak usianya tujuh
tahun.

“Hal
terbaik menjadi atlet internasional adalah ketika saya menang, dunia bisa
melihat bahwa Indonesia mampu. Saya bisa membuat negara dan keluarga saya
bangga,” ucap Leani.

Perjuangan Leani
Ratri di Paralimpiade Tokyo 2020 sangatlah luar biasa, ya Millens. Patut dijadikan contoh kalau semua orang bisa meraih
apapun dengan usaha keras! (Sua, Pik, Ind,
Spo, Jur/IB09/E05)

Inibaru.id – Dua emas diraih kontingen Indonesia di
Paralimpiade Tokyo 2020. Yang luar biasa, dua-duanya dipersembahkan oleh
perempuan luar biasa bernama Leani Ratri Oktila. Dia memenanginya saat
bertanding di ajang bulu tangkis ganda campuran bersama dengan Hary Susanto dan
sebelumnya di ganda putri bersama Khalimatus Sadiyah.

Di ganda
campuran kategori SL3- SU5, Leani mengaku berjuang mati-matian mengalahkan
pasangan Prancis Faustine Noel/Lucas Mazur dengan skor ketat 23-21 dan 21-17. Dia
ingin rekannya bertanding selama bertahun-tahun, Hary, yang sudah berusia 46
tahun mencicipi manisnya medali emas.

“Kami
sangat bangga, terlebih lagi usia Mas Hary kini sudah tidak muda lagi… Ini
adaah impian terbesar kami. Sangat bersyukur bersama Mas Hary, bisa mewujudkan
impian itu dengan keluar sebagai juara,” terang Ratri usai pertandingan final
pada Minggu (5/9/2021).

Dua emas dan satu perak. Dalam tempo dua hari, Leani Ratri berjibaku dalam tiga final di cabor bulu tangkis Paralimpiade 2020. Seperti apa ya perjuangannya yang luar biasa ini?

Tiga Final, Dua Emas, dan Perjuangan Luar Biasa Leani Ratri

Inibaru.id &ndash; Di hari ketujuh ajang SEA Games 2019, Indonesia duduk di posisi dua klasemen. Sementara ini, Indonesia memenuhi target yang diberikan oleh Presiden Jokowi.
Detik, Jumat (6/12/19) menulis, Indonesia telah mendulang 40 medali emas, 41 perak, dan 47 perunggu. Hasil ini dikarenakan di hari yang sama, Indonesia berhasil panen 12 medali emas. Agus Prayogo dari cabang marathon menjadi pembuka rententan medali emas yang diraih atlet Tanah Air. Setelahnya, Dea Salsabila Putri juga menjadi yang terbaik di nomor women&rsquo;s beach triathle perorangan.
Aldila Sutjiadi meraih emas di tenis tunggal putri. Setelahnya, Agus Domosarjito menyusulnya dari cabor menembak di nomor metallic silhouette air pistol.
Di cabang olahraga kano, Indonesia menambah dua emas dari Maizir Riyondra di nomor tunggal putra 1.000 meter serta Anwar Tarra/Yuda Firmanshah di nomor ganda putra 1.000 meter. Sambo juga menyumbang tiga emas lewat Fajar, Ridha Wahdaniyaty Ridwan, dan Senie Kristian.
Cabang olahraga bela diri judo juga menambah dua medali emas lewat Gede Gading dan I Gede Agastya Wardana. Terakhir, Indonesia meraih medali emas lewat voli pantai nomor beregu putra setelah mengalahkan Thailand dengan skor 2-0.
Nggak hanya emas, Indonesia juga meraih enam medali perak dari cabor menembak, voli pantai, renang, serta kano. Selain itu, delapan medali perunggu juga didapatkan dari cabor pentathlon, tenis, sepeda, judo, kano, serta squash.
Saat ini posisi Indonesia masih rawan digeser oleh peringkat ketiga Vietnam yang meraih 38 emas, 41 perak, dan 52 perunggu. Peluang Indonesia untuk mengejar Filipina juga cukup jauh mengingat raihan medali tuan rumah yang mencapai 71 emas, 55 perak dan 50 perunggu.
Semoga Indonesia terus meraih medali SEA Games 2019 ya, Millens! (IB09/E06)

Indonesia panen 12 medali emas di hari ketujuh ajang SEA Games 2019 Filipina. Perolehan medali di hari ketujuh membuat Indonesia menempati posisi kedua klasemen sementara SEA Games 2019. Cabor apa saja yang menyumbang medali?

Indonesia Bertengger di Posisi Kedua Klasemen Sementara SEA Games 2019

Inibaru.id &ndash; Indonesia memecahkan rekor perolehan medali di Asian Games 2018. Jumlah 31 medali emas, 24 perak, dan 43 perunggu jauh melampaui catatan perolehan medali emas Asian Games Jakarta 1962 yang hanya 11 emas, 12 perak, dan 28 perunggu. Selain rekor baru yang dicetak Indonesia, ada beberapa rekor lain yang tercipta di Asian Games tahun ini.
Kompas.com, Senin (3/9/2018) menulis, Tiongkok menjadi juara umum Asian Games 2018 dengan 132 medali emas. Di posisi kedua adalah Jepang dengan perolehan 75 medali emas, disusul Korea Selatan yang meraih 49 medali emas. Indonesia berada di posisi keempat, jauh lebih tinggi dari target masuk 10 besar yang dicanangkan pemerintah.
Nggak cuma Indonesia, Uzbekistan juga mendapatkan medali emas terbanyak dalam sejarah di Asian Games 2018. Berada di posisi kelima, negara pecahan Uni Soviet ini meraih 21 medali emas, lebih banyak 6 buah dibandingkan saat mereka berpartisipasi di Asian Games 2002.
Negara lain yang juga memecahkan rekor perolehan medali adalah Bahrain, Kirgiztan, dan Kamboja.&nbsp; Bahrain mendapatkan 12 medali emas, 3 medali lebih banyak dari 2014. Sementara itu, Kamboja dan Kirgiztan sama-sama meraih 2 medali emas. Sebelum ini, Kamboja hanya pernah meraih satu medali emas pada Asian Games 2014 sedangkan Kirgiztan meraih satu medali emas saat berpartisipasi pada penyelenggaraan Asian Games 2002 dan 2010.
Salah satu kisah paling luar biasa di Asian Games 2018 adalah partisipasi dari Korea Bersatu. Kendati hanya berlatih bersama sebentar, atlet gabungan dari Korea Utara dan Korea Selatan ini mampu meraih empat medali. Satu di antaranya adalah medali emas dari cabang olahraga perahu naga wanita.
Di sisi lain, delapan negara ini sama sekali nggak mendapatkan medali. Negara-negara tersebut adalah Bangladesh, Bhutan, Brunei Darussalam, Maladewa, Palestina, Sri Lanka, Timor Leste, Oman, dan Yaman.
Yap, prestasi Indonesia di Asian Games 2018 memang sangat membanggakan. Semoga prestasi ini dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan di ajang-ajang olahraga lainnya ya, Millens. (IB09/E04)

Indonesia sukses besar menempati peringkat keempat perolehan medali hingga akhir Asian Games 2018. Nggak hanya Indonesia, beberapa negara juga mencetak sejarah baru di Asian Games kali ini.

Klasemen Akhir Asian Games 2018, Banyak Rekor Tercipta

Inibaru.id &ndash; Kemenangan medali emas pertama bagi Indonesia di cabang olahraga jetski pada ajang Asian Games 2018 turut mengharumkan nama atlet ini. Yap, dialah Aqsa Sutan Aswar yang belakangan jadi sorotan publik karena telah berprestasi sejak usianya masih belia.
Aqsa Sutan Aswar yang merupakan anak kedua memiliki seorang kakak bernama Aero Sutan Aswar. Dua bersaudara ini sama-sama atlet jetski nasional dan ayah mereka Saiful Sutan Aswar merupakan Ketua Umum Indonesia Jetsport Boating Association (IJBA).
<img src="/nuploads/45/beritasatucom.jpg" alt="" width="910" height="580" />
<code>Kemenangan Aqsa Sutan Aswar di Asian Games 2018. (BeritaSatu.com)</code>
Selain menjabat sebagai ketua umum dari IJBA, Saiful Sutan Aswar juga merupakan pelatih sekaligus manajer dari kedua putranya, Aqsa dan Aero.
Aqsa Sutan Aswar berhasil menyabet dua medali di Asian Games 2018, medali emas di nomor Endurance Runabout Open, dan medali perunggu di nomor Limited Runabout. Sementara sang kakak, Aero Sutan Aswar, berhasil meraih medali perak di nomor yang sama saat Aqsa meraih medali perunggu.
Dikatakan Liputan6.com (28/08/2018), mahasiswa yang kini berkuliah di Amerika Serikat itu merupakan langganan kejuaraan jetski di Negeri Paman Sam bersama sang kakak, Aero Sutan Aswar.
Aqsa Sutan Aswar memulai kariernya sebagai atlet tahun 2011. Saat itu, usia Aqsa masih 14 tahun. Saat memulai kariernya pertama kali, cucu dari Sutan Aswar, salah satu perintis pertama Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) ini langsung meraih posisi pertama di Canadian Watercross Nationals, Kanada.
<img src="/nuploads/45/instagram%20aqsaaswar.jpg" alt="" width="693" height="462" />
<code>Kecintaan bermain jetsk mengantarkan Aqsa pada prestasi. (Instagram/AsqaAswar)</code>
Dia meraih juara pertama di masing-masing kategori Pro Runabout Limited dan Expert Runabout Limited dalam kejuaraan jetski&nbsp;yang diselenggarakan di Belle River, Ontario, Kanada pada tanggal 17 Juli 2011 tersebut.&nbsp;Wah!
Aqsa mengaku sudah mengenal jetski sejak usia empat tahun. Saat itu, dia dan sang kakak mengikuti jejak sang ayah yang memiliki hobi olahraga jetski. "Semua karena papa. Dia sudah memiliki hobi jetski sejak masih kecil, itu yang membuat akhirnya saya juga menyukai jetski," ungkap pemuda berusia 21 tahun itu.
Setelah mencoba untuk ikut balapan jetski, Aqsa ternyata bisa mengikuti dan menikmati permainannya. Akhirnya, dia memutuskan untuk serius untuk menggeluti olahraga mewah tersebut. (IB06/E05)

Siapa sangka, peraih medali emas di cabang olahraga jetski pada ajang Asian Games 2018 ini sudah berprestasi sejak kecil. Yuk, berkenalan dengan Aqsa Sutan Aswar!

Aqsa Sutan Aswar, Sudah Biasa Jadi Juara

Inibaru.id &ndash; Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi bersyukur atas pencapaian kontingen Indonesia di Asian Games 2018. Nggak cuma menjadi tuan rumah yang baik, Indonesia juga mampu melewati target medali emas sebanyak 16 hingga 20 emas. Total medali emas yang diraih di Asian Games kali ini adalah capaian terbanyak yang bisa diamankan kontingen Indonesia sepanjang sejarah.
Medali yang didapatkan Indonesia di Asian Games 2018 melampaui capaian medali saat menjadi tuan rumah pada 1962. Saat itu, Indonesia hanya mampu meraih 11 emas, 12 perak, dan 28 perunggu. Bahkan, Asian Games 1974 yang disebut-sebut sebagai prestasi terbaik Indonesia juga tidak menyumbang medali sebanyak sekarang. Di Asian Games yang diadakan di Teheran, Iran tersebut, Indonesia hanya meraih 15 emas, 14 perak, dan 17 perunggu.
Medcom.id, Senin (27/8/2018) menulis, Indonesia masih kokoh di peringkat keempat klasemen sementara dengan 22 emas, 15 perak, dan 27 perunggu. Raihan ini memang sangat jauh dibandingkan dengan Tiongkok yang sudah mengoleksi 86 emas. Namun, capaian tersebut melebarkan kemungkinan Indonesia masuk ke urutan sepuluh besar klasemen akhir.
&ldquo;Alhamdulilah. Pokoknya kita bersyukur dalam satu hari bisa menambah 10 medali emas. Kita tapi tidak boleh cepat berpuas diri. Masih banyak atlet yang berjuang meraih medali dan banyak sekali cabang olahraga yang dipertandingkan. Mari kita doakan lagi agar atlet bisa menambah perolehan medali,&rdquo; ucap Imam.
Pencak silat menjadi cabang olahraga dengan perolehan medali emas terbanyak, yakni 8 buah. Selain itu, banyak cabang olahraga lain yang juga memberikan kejutan dengan menyumbang medali emas seperti tenis lapangan, balap sepeda, dan karate.
Medali yang didapatkan Indonesia di Asian Games 2018 melampaui capaian medali saat menjadi tuan rumah pada 1962. Saat itu, Indonesia hanya mampu meraih 11 emas, 12 perak, dan 28 perunggu. Bahkan, Asian Games 1974 yang disebut-sebut sebagai prestasi terbaik Indonesia juga tidak menyumbang medali sebanyak sekarang. Di Asian Games yang diadakan di Teheran, Iran tersebut, Indonesia hanya meraih 15 emas, 14 perak, dan 17 perunggu.
Total medali yang didapatkan Indonesia masih mungkin bertambah. Satu emas sudah berhasil diamankan nomor ganda putra bulu tangkis karena mempertemukan dua wakil Indonesia di final. Selain bulu tangkis, cabang lain seperti atletik, volid, dan panahan juga berpotensi meraih emas di beberapa nomor pertandingan.
Yuk, selalu dukung atlet Indonesia agar bisa meraih hasil terbaik di Asian Games kali ini, Millens. (IB09/E04)

Raihan emas Indonesia di Asian Games 2018 melampaui capaian emas yang diraih Indonesia pada Asian Games 1962 dan 1974. Hingga Senin (27/8/2018) malam, Indonesia sudah mengumpulkan 22 emas.

Asian Games 2018, Capaian Medali Tertinggi Kontingen Indonesia dalam Sejarah

Inibaru.id - Tiada hari tanpa medali emas untuk Indonesia. Perjuangan atlet Indonesia di Asian Games 2018 memang luar biasa. Kendati dibebani target tinggi yakni 16 hingga 20 medali emas, para atlet mampu tampil dengan maksimal.
Hingga Senin (27/8/2018), sudah ada 15 medali emas yang dikantongi Indonesia. Sumbangan emas terbaru datang dari cabang pencak silat yang menambah tiga medali emas melalui&nbsp;Puspa Arumsari di nomor Seni Women's Singles; pasangan Yola Primadona Jampil/Hendy di nomor Seni Men's Doubles; dan Nunu Nugraha, Asep Yuldan Sani, Anggi Faisal Mubarok di nomor Men's Team. Dengan raihan itu, Indonesia sukses menduduki posisi keempat yang sempat direbut Iran.
Cnnindonesia.com, Kamis (23/8) menulis, sebagian besar cabang olahraga unggulan yang ditargetkan meraih medali memang bisa mendapatkan hasil maksimal. Namun, ada juga beberapa cabang yang memberikan kejutan seperti balap sepeda, karate, dan tenis.
Sebelum ini, pemerintah menyebut ada 11 cabang olahraga yang ditargetkan mampu meraih medali emas di Asian Games 2018. Cabang tersebut adalah pencak silat yang ditargetkan meraih 5 medali, bulutangkis 2 medali, paralayang 2 medali, panjat tebing 2 medali, jetski 2 medali, rowing 1 medali, angkat besi 1 medali, dayung 1 medali, dan taekwondo 1 medali.
Taekwondo menjadi cabang olahraga pertama yang mempersembahkan emas bagi kontingen Indonesia. Defia Rosmaniar memenangi nomor individual poomsae putri. Wushu juga sudah mempersembahkan medali emas melalui Lindswell Kwok. Sementara itu, angkat besi yang diwakili Eko Yuli Irawan juga sudah memenuhi target.
Beberapa cabang yang belum memberikan hasil yang maksimal adalah bridge yang baru mempersembahkan dua medali perunggu dan jetski yang mempersembahkan 1 medali emas.
Namun, nggak perlu khawatir, Millens. Masih banyak peluang untuk menambah medali emas bagi Indonesia, kok.
Di cabang bulu tangkis, Indonesia masih memiliki peluang besar untuk memenangi 2 medali emas di nomor ganda putra dan tunggal putra. Indonesia juga masih berpeluang besar menambah medali di ajang pencak silat karena 14 atlet Indonesia lolos ke babak final yang dipertandingkan pada Senin (27/8). Delapan pesilat lolos ke kategori tarung dan enam sisanya lolos ke nomor seni.
Menanggapi raihan medali atlet Indonesia yang sejauh ini cukup memuaskan, Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) Gatot Dewa Broto mengungkapkan rasa syukurnya.
"Perjalanan masih panjang. Banyak raksasa Asia yang belum keluar. Tapi perolehan medali ini mampu menambah semangat atlet lain untuk meraih hal yang sama. Banyaknya medali yang diraih di fase awal Asian Games 2018 juga berpengaruh positif dan sangat memotivasi atlet dari cabang olahraga lainnya. Hal ini sangat berbeda seperti saat di Asian Games 2014 Incheon. Saat itu, banyak atlet yang sudah pasrah dan baru meraih medali di saat-saat akhir. Kami optimis target 10 besar dan minimal 16 medali emas bisa dicapai," ungkap Gatot.
Yap, Indonesia masih punya kans besar untuk menunjukkan taringnya di Asia. Dus, terus dukung atlet Indonesia ya karena mereka pasti mempersembahkan yang terbaik bagi bangsa. (IB09/E04)

Hingga Senin (27/8/2018) siang, Indonesia sudah meraih 15 emas dari target minimal 16 emas. Kendati begitu, masih ada beberapa cabang yang berpotensi mendulang emas di sisa waktu Asian Games 2018.

Torehan Medali Emas Indonesia Semakin Mendekati Target

Inibaru.id - Atlet lari asal Indonesia Lalu Muhammad Zohri meraih medali emas dalam Kejuaraan Dunia Atletik U-20 IAAF di Finlandia, pada Rabu (11/7/2018). Namun, saat menyelesaikan pertandingan, nggak ada satu pun orang yang memberikan bendera Merah Putih kepadanya. Lalu pun sempat merasa bingung untuk melakukan selebrasi kemenangannya.
Insiden tesebut terjadi ketika Lalu diajak foto bersama kedua lawannya asal Amerika Anthony Schwartz dan Eric Harrison yang berada di posisi kedua dan ketiga seperti ditulis Tirto.id, Kamis (12/7/2018). Kedua lawannya sudah membentangkan bendera negara mereka. Namun, Lalu justru belum memegang bendera Indonesia.
Sesaat setelah itu, Lalu akhirnya mendapat bendera Indonesia meskipun belum jelas dari mana dia mendapatkannya. Menanggapi hal tersebut, pelatih sprint Indonesia Eni Sumartoyo menjelaskan kemenangan itu nggak diprediksi ofisial Indonesia sehingga lupa menyiapkan bendera untuk Lalu.
&ldquo;Itu salah tim kami lantaran tidak memprediksi kemenangan Lalu sebelumnya, sehingga saat pergi ke luar negeri lupa membawa bendera negara," jelas dia.
Mengenai bendera kecil yang dibawa Lalu, Eni menduga bendera tersebut berasal dari panitia.
"Panitia pasti punya bendera kenegaraan," tutur Eni. Di sisi lain, Sekretaris Umum Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) Tigor Tanjung menegaskan masyarakat jangan fokus terhadap insiden bendera.
&ldquo;Tidak ada peraturan membawa bendera saat kemenangan. Biasanya bendera itu digunakan untuk victory lap. Saya pun nggak menyangka Lalu bisa meraih medali emas,&rdquo; jelas Tigor.
Mereka tidak memprediksi kemenangan Lalu lantaran saat pendaftaran, pemua asal Lombok, Nusa Tenggara Barat itu hanya memiliki catatan waktu 10,25 detik. Sementara itu, pelari cepat asal Amerika yang menjadi lawan Lalu di babak final Schwarts memiliki catatan waktu 10,09 detik.
Pada babak pertama, Lalu mencatat waktu 10,30 detik. Di babak semifinal, Lalu selesai dengan waktu 10,24 detik. Tigor bercerita, peningkatan ini menunjukkan bila Lalu seperti atlet profesional karena dia terus mempertajam catatan waktunya.
Terlepas dari itu, masyarakat Indonesia patut berbangga dengan prestasi Lalu. Selamat untuk Lalu. Semoga bisa mempertahankan prestasinya pada ajang-ajang selanjutnya. (IB11/E04)

Lalu Muhammad Zohri baru saja meraih medali emas pada nomor lari 100 meter pada Kejuaraan Dunia Atletik U-20 IAAF di Finlandia, Rabu (11/7). Namun, saat merayakan kemenangan, Lalu sempat kebingungan mencari bendera Indonesia.

Menang Lomba Lari Tingkat Dunia, Lalu Bingung Cari Bendera Indonesia

Inibaru.id - Nama Indonesia kini makin dipertimbangkan dalam olahraga angkat beban.&nbsp;Pada kejuaraan&nbsp;European Open Championships&nbsp;2018 yang digelar di Berck-sur-Mer, Perancis, Indonesia menyumbangkan dua medali emas Mei lalu. Wah, hebat ya!
Siti Mahmudah adalah salah seorang yang turut menyumbangkan medali emas tersebut.Yap, srikandi angkat beban itu telah mengharumkan nama Indonesia. Dalam pertandingan kelas 79 kg&nbsp;yang digelar pada Minggu (27/5/2018).
Idntimes.com (28/5/2018), menulis, Siti berhasil unggul dari empat orang pesaing lainnya dalam ajang tersebut. Dia tergabung dalam Grup A bersama Marion Serrano (Cile), Marcia C. Menezes (Brasil), dan Lyubov Semenyuk (Ukraina) serta Islomova dari Uzbekistan yang tergabung di dalam Grup B.
Siti juga mendominasi kompetisi sejak awal. Performanya di angkatan pertama seberat 115 kg langsung memastikan atlet berusia 28 tahun ini mendapatkan medali emas.
Marion Serrano, pesaing terdekat Siti, hanya mampu mengangkat 105 kg di angkatan terakhir meski angkatan tersebut merupakan rekor dunia junior. Nggak berpuas diri, Siti memperbaiki catatan angkanya dengan mengangkat 120 kg sehingga unggul 15 kg dari angkatan Serrano.
Namun, usaha Siti seberat 125 kg di angkatan terakhir nggak diloloskan oleh para juri. Kendati demikian, berkat kesuksesannya mengangkat beban seberat 120 kg, Siti pun berhasil mendapatkan medali emas di kategori 79 kg.
Angkatan 120 kg ini memiliki makna tersendiri bagi Siti karena memperbaiki rekornya terdahulu yaitu 116 kg di Paralimpiade 2016 dan ASEAN Para Games 2017. Pastinya perbaikan rekor ini menjadi modal berharga untuk menyiapkan diri sebelum bertanding di Asian Para Games 2018 di Jakarta pada Oktober mendatang.
Siti mulai menekuni olahraga angkat beban sejak 2008. Meski menyandang disabilitas, hal itu nggak membuat Siti mudah menyerah. Perempuan asal Grobogan, Jawa Tengah, itu yakin semua usaha kerasnya dapat membuahkan hasil yang manis, Millens.
Selain itu, Siti berharap agar kemenangannya ini dapat memberikan motivasi kepada atlet lain agar memberikan hasil terbaik.
Selamat, Siti Mahmudah! Semoga sukses ya di kejuaran-kejuaraan selanjutnya.&nbsp;(IB12/E05)

Nama Siti Mahmudah menjadi semakin dikenal ketika dia meraih medali perak dalam kejuaraan European Open Championships 2018 di Perancis. Meski memiliki kekurangan, Siti nggak lantas menyerah. Atlet angkat beban itu berusaha keras untuk mengharumkan Indonesia.