"AC-nya dimatiin dulu, lalu tunggu sampai suara dengungan mesin AC berhenti, baru matikan mesin mobilnya. Pasti bikin awet kok," saran Heru kala itu.

Sebagai orang yang awam dengan mesin kendaraan, tentu saja saya berpikir jika saran dari teman saya ini aneh. Soalnya, saya mengira mesin AC dan mesin mobil nggak terkait sama sekali. Namun, setelah mengeceknya langsung di bengkel AC tempat saya menyervis AC mobil, apa yang diungkap Heru ada benarnya.

Jadi begini, kalau sampai kita mematikan mesin mobil saat AC-nya masih menyala, tatkala kita menyalakan mesin mobil di lain waktu dan AC sudah dalam posisi menyala, maka sistemnya bakal langsung mendapatkan tekanan berlebihan. Dampaknya, kompresor AC bisa lebih cepat menurun kinerjanya.

Lebih dari itu, AC mobil juga bakal dipaksa bekerja dengan lebih keras karena harus mengaktifkan motor blower AC mobil saat suplai listrik yang seharusnya didapatkan dari alternator belum tersedia. Dampaknya jika sering melakukan hal ini, aki pun jadi cepat tekor, deh.

Untuk mobil-mobil modern yang memakai sistem karburator dan injeksi terkini, dampaknya bahkan bisa lebih buruk. Pasalnya, jika AC sudah dalam kondisi menyala saat mesin bahkan belum dinyalakan, maka kinerja mesin bakal jauh lebih berat untuk menyuplai energi ke kompresor AC-nya. Dampaknya tentu buruk buat mesin.

Yap, dari penjelasan ini, sudah jelas ya kalau memang sebaiknya AC mobil dimatikan dulu sebelum mematikan mesin mobil. Begitu pula, saat menyalakan mesin, pastikan AC-nya belum dinyalakan dulu. Biar awet, Millens? (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id - Ketika saya mengeluhkan AC mobil mulai terasa nggak dingin dan perlu diservis, teman kuliah saya, Heru tiba-tiba memberikan saran yang menurut saya agak 'nggak nyambung'. Dia bilang, sebelum mematikan mesin mobil, ada baiknya saya matikan AC mobilnya dulu.

 Kalau menurut Heru, hal ini perlu dilakukan biar mesin maupun bisa jadi lebih awet. Memangnya, trik ini memang bisa memberikan manfaat tersebut?

Konon, kalau kita nggak mematikan AC mobil sebelum mematikan mesin mobilnya, bisa bikin mesin mobil jadi nggak awet. Beneran, nggak, ya?

Perlu Nggak sih Matikan AC Sebelum Matikan Mesin Mobil?

Ani, demikian Vebriani biasa disapa, telah lebih dari 10 tahun menjadikan logam mulia seperti emas batangan sebagai produk investasi karena nilainya stabil. Meski pertumbuhannya nggak setinggi produk lain, menurutnya berinvestasi di emas membuatnya nggak waswas.

"Saya pernah investasi saham, tapi pas pandemi (Covid-19) sudah dijual semua; sebagian buat biaya hidup setelah kena lay-off, sisanya beli emas," tutur perempuan 40 tahun tersebut, Senin (14/4/2025).

Setali tiga uang, membeli emas juga rutin dilakukan Nia Karunia. Dia enggan menyebutnya sebagai investasi, karena selain nggak memahami konsep tersebut, membeli emas merupakan kebiasaan yang dilakukan orang tuanya sejak duu.

"Ibu dulu suka jual perhiasan sebelum Ramadan, duitnya buat jualan takjil. Nanti keuntungannya buat beli emas lagi," kenang Nia, Senin (14/4). "Saya ikuti cara itu. Namun, karena perhiasan mengalami reduksi, sekarang saya beli emas batangan."

Banyaknya orang yang belakangan berbondong-bondong membeli emas untuk investasi nggak dianggapnya sebagai bentuk fomo (fear of missing out). Seperti dirinya yang melihat gimana orang tuanya membeli emas, menurutnya orang-orang itu juga sedang belajar sembari menjalaninya.

"Kebetulan momennya sekarang, pas situasi ekonomi global sedang karut-marut. Mereka dapat banyak informasi, mempelajari situasi, lalu memutuskan untuk membeli atau mengalihkan investasi ke emas. Kebetulan saja momen itu terjadi terhadap banyak orang secara bersamaan.

Pembelian emas secara masif karena situasi ekonomi global sedang karut-marut sebagaimana dikatakan Nia juga sempat disinggung perencana keuangan Andy Nugroho, Dikutip dari Kompas, Minggu (13/4), gejolak perdagangan membuat nilai Rupiah anjlok, sedangkan harga emas naik.

"Kalau dibilang fomo, mungkin benar; tapi fomo yang positif," ucapnya. "Nilai Rupiah rendah, harga emas tinggi. IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) juga terus terus April ini, membuat logam jadi instrumen investasi yang lebih menjanjikan. Ini adalah respons masyarakat."

Sementara itu, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara mengungkapkan, pembelian emas yang brutal seperti sekarang ini berpotensi membuat permintaan naik dan harga melonjak kian tinggi.

"Tren ini bisa membuat harga logam emas mencatatkan rekor baru pada akhir 2025. Perkiraan,&nbsp;harga emas batangan Antam bisa tembus Rp2,3-2,5 juta per gram (saat ini Rp1,9 juta)," terangnya Minggu (13/4). "Kalau ada resesi global, harganya bakal semakin tinggi dan sulit turun lagi."

Meski diyakini bisa menjadi instrumen investasi yang menjanjikan, Bhima menyarankan agar masyarakat nggak ceroboh saat berinvestasi pada logam mulia, apalagi sekadar fomo. Alasannya, karena emas adalah investasi jangka panjang sekitar 10-15 tahun.

Berikut adalah tips berinvestasi dengan logam emas berdasarkan pengalaman orang-orang yang telah lama berkecimpung di dunia tersebut:

Menurut Bhima, sebagai instrumen investasi yang cocok untuk jangka panjang, kamu bisa membeli emas untuk persiapan dana pendidikan atau DP rumah. Artinya, uang yang dipakai sebaiknya bukanlah yang akan dipakai untuk kebutuhan mendesak.

"Jadi, pakai uang lebihan atau sisa uang setelah dikurangi biaya-biaya rutin; bukan ambil dari uang belanja," tegasnya.

Untuk investasi, lebih baik kita membeli emas batangan karena harganya akan tetap menarik dalam jangka waktu panjang. Sementara, perhiasan akan mengalami reduksi dalam jangka waktu tertentu. Ini pulalah yang sempat dipikirkan Nia Karunia.

"Saya nggak punya perhiasan dan nggak pakai, karena semuanya sudah dikonversi ke emas batangan. Waktu nikah juga (mas kawin) pakai emas batangan," kelakarnya.

Berbeda dengan perhiasan yang biasa dipakai, emas batangan hanya akan teronggok di tempat penyimpanan. Maka, pikirkanlah gimana kamu akan menyimpan produk investasimu itu. Menyimpan di rumah sangat berisiko; kalau kecil rentan terselip dan hilang, jika besar bisa dicuri orang.

"Kalau pakai&nbsp;safety deposit box (jasa penyimpanan barang berharga dan surat penting), pikirkan volume pembelian emas karena akan berkaitan dengan biaya jasa sewanya," tutur Bhima.

Terakhir, tips berinvestasi emas dari Vebriani Suryaningrum adalah membeli secara bertahap dalam bentuk pecahan kecil; karena itulah dia lebih suka menyebutnya sebagai "tabungan emas". Dengan gramasi kecil, menurutnya berinvestasi jadi terasa lebih ringan dan lebih mudah untuk dicairkan.

"Saya beli emas sebagai dana darurat. Saya beli secukupnya dari uang lebihan, rutin dalam bentuk pecahan kecil antara 1-5 gram agar bisa&nbsp;jadi simpanan yang menjanjikan dan cukup likuid," tandasnya.&nbsp;

Nah, buat kamu yang sedang fomo ikut war emas, coba review kembali tujuan investasimu ya. Jangan biaya hidup kamu pakai untuk beli emas, ya! (Siti Khatijah/E07)

Inibaru.id - Vebriani Suryaningrum mengaku terkejut mengetahui adanya fenomena "war" emas belakangan ini. Sejak Subuh, antrean sudah mengular di sejumlah gerai pembelian logam mulia seperti Butik Emas Antam. Menurutnya, ini fenomena yang unik.

Sebagai orang yang rajin berinvestasi emas, dia merasakan banyaknya orang yang belakangan membeli emas hingga mengantre panjang adalah fenomena yang anomali. Namun, anomali itu, lanjutnya, bukanlah sesuatu yang buruk, tapi justru positif.

Nilai rupiah dan IHSG yang sulit menguat membuat orang beralih ke logam mulia, memunculkan fenomena 'war' emas yang mengakibatkan antrean panjang. Biar nggak dibilang fomo, simak tips berikut ini ya!&nbsp;

Antrean Panjang Fenomena 'War' Emas; Fomo atau Memang Melek Investasi?

“Pernah melihat nama Ngaliyan di Tegal. Lalu, sepupu
saya di UIN Walisongo Semarang bilang, ada riset di koran kampus yang menyebut nama Ngaliyan terinspirasi dari nama Mbah Alian, seorang pengembara&nbsp;dari masa lampau,” ungkap Mugiyati pada Minggu
(13/4/2025).

Belum ada catatan resmi kapan Mbah Alian hidup, tapi cerita rakyat di Tambakaji yang merupakan lokasi petilasan sosok itu berada menyebutkan bahwa dia masih memiliki&nbsp;hubungan kekerabatan
dengan keluarga Keraton Kesultanan Cirebon.

Alih-alih hidup sebagai bangsawan, Mbah Alian memilih untuk mengembara dari Jawa
Barat ke timur menuju Jawa Tengah hingga Jawa Timur. Selama perjalanan, dia biasa singgah untuk melakukan babat alas dan membuka permukiman baru.

Persinggahan sementara untuk berdakwah ini rupanya menarik perhatian sejumlah warga lokal untuk membangun hunian di wilayah tersebut sehingga menjadi permukiman. Permukiman-permukiman itu kemudian selalu diberi
nama Ngaliyan.

“Nggak ada yang tahu pasti kapan Mbah Alian membabat
alas sini. Tapi warga setempat percaya petilasannya benar yang ada di kompleks Perumahan Wahyu Utomo, Kelurahan Tambakaji sini,”
ucap pengurus petilasan, Suparto, sebagaimana dinukil dari Suara Merdeka&nbsp;(13/12/2019).

Nama Mbah Alian diyakini berasal dari kata "alih-alihan" yang bermakna sering berpindah. Pas banget dengan kisah Mbah Alian yang merupakan pengembara, ya?

Yang pasti, hingga sekarang, sumur yang ada di petilasan tersebut
masih kerap didatangi orang-orang dari luar daerah untuk mandi dan mencari
berkah. Padahal, kalau menurut Suprapto, sumur itu buatan warga setempat yang
kebetulan berada di dekat petilasan saja.

“Itu sumur sebagai sumber air pas musim kemarau. Banyak
orang datang dan diberitahu soal hal ini, tapi tetap saja ada yang datang
karena mengira sumur keramat,” tandas Suparto.

Setidaknya, kini kita jadi tahu kalau ternyata nama Ngaliyan
berasal dari seorang tokoh bernama Mbah Alian. Kalau kamu sendiri, sudah tahu
tentang cerita rakyat ini sebelumnya belum, nih? (Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Lebih dari tiga dekade lahir dan hidup
di wilayah Jrakah, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Mugiyati nggak begitu paham tentang sejarah nama Ngaliyan. Tapi, dia sempat keheranan pas tahu
bahwa nama Ngaliyan ini juga dipakai di daerah-daerah lain seperti di Tegal,
Batang, atau Salatiga.

Lebih dari itu, kalau dicermati, ada daerah lain di luar
Jawa Tengah seperti Ponorogo, Pasuruan, hingga Cirebon yang juga memiliki
wilayah bernama Ngaliyan. Konon, semua wilayah ini bermuara pada satu tokoh yang sama bernama Mbah Alian.

Konon, Mbah Alian yang merupakan kerabat dari Kesultanan Cirebon kerap mengembara untuk berdakwah. Di Kota Semarang, dia membabat alas untuk dijadikan permukiman yang kini berkembang jadi Kecamatan Ngaliyan.

Tentang Mbah Alian, Inspirasi Nama Kecamatan Ngaliyan di Kota Semarang

Namun, kali ini kita nggak akan membahas soal timnas sepak bola yang
ada di ujung timur Semenanjung Arab ini ya. Kita bakal mengulas bab keunikan negara dengan pendapatan per kapita lebih dari 18 ribu dollar ini, yang berarti hampir 4 kali lipat pendapatan kita.

Salah satu keunikan Oman adalah nggak ada gedung pencakar langit di sana. Ini tentu berbeda dengan negara-negara tajir lain seperti Arab Saudi, UEA, Qatar, atau Bahrain, yang dihiasi pelbagai gedung menjulang dengan desain futuristik. Mengapa begitu?

Semua bermula saat Oman berada di bawah pemerintahan Sultan
Qaboos bin Said al-Said, pendahulu Sultan Oman sekarang, Haitham bin Tariq. Saat
memerintah dari 1970 sampai 2020, Sultan Qaboos bertekad untuk memajukan Oman,
menyejahterakan warganya, dan nggak mau merusak alam.

Salah satu cara untuk nggak merusak alam adalah
dengan membuat peraturan melarang pembangunan gedung lebih tinggi dari lima
lantai. Sultan Qaboos percaya. pembangunan gedung pencakar langit hanya
akan merusak lingkungan.

Sultan Qaboos selalu menganggap gedung tinggi hanya akan dinikmati kalangan kelas atas. Maka, keberadaannya&nbsp;justru akan membuat ketimpangan ekonomi dan sosial di antara kalangan kelas atas, menengah, dan
bawah semakin kentara.

"Menurut cerita teman saya yang orang tuanya staf Kedutaan Oman di Doha, Qatar, Sultan Qaboos lebih suka uang negara
dipakai untuk kesejahteraan rakyat seperti infrastruktur, sekolah, perumahan, atau rumah sakit," tutur Arum Setyaningsih yang pernah tiga tahun mengenyam pendidikan di Doha, Sabtu (12/4/2025).

Lebih dari itu, Sultan Qaboos juga lebih suka mengedepankan
bangunan-bangunan khas Arab yang dikenal punya arsitektur lebih sederhana, ramah lingkungan, dan nggak berbentuk menjulang sebagaimana bangunan modern saat ini,

Meski bikin negaranya jadi nggak punya penampilan futuristik
atau superkeren, Sultan Qaboos dicintai warganya karena bikin mereka hidup makmur.
Pendidikan dan layanan kesehatan di sana gratis, sejalan dengan tingkat kemiskinan dan kriminalitas yang juga sangat rendah.

Ternyata begini ya, Millens, jika negara diurus
dengan benar dan mengedepankan kesejahteraan warganya. Nggak harus terlihat megah,
padahal aslinya malah lebih dari berkecukupan. Jadi kepikiran untuk main ke
Oman dan melihat keindahan negara tanpa gedung pencakar langit ini, nggak? (Arie
Widodo/E10)

Inibaru.id – Dari sekian banyak negara maju yang ada
di Timur Tengah, barangkali Oman adalah yang paling nggak populer bagi orang
Indonesia. Alasannya banyak, tapi barangkali salah satunya adalah karena tim
nasional sepak bolanya sudah lama nggak bertanding melawan Timnas Indonesia.

Hal ini tentu berbeda dengan timnas di negara-negara Timur
Tengah lain seperti Irak, Bahrain, Qatar, Arab Saudi, Qatar, Kuwait, Palestina,
Yordania, atau Yaman yang kerap masuk berita olahraga Indonesia dalam beberapa
waktu belakangan. Negara-negara itu tentu lebih akrab di telinga kita.

Alih-alih bikin gedung pencakar angkasa nan megah, pemerintah Kesultanan Oman lebih suka menyejahterakan warganya dan membikin bangunan dengan arsitektur Arab yang lebih berguna.

Mengenal Oman, Negeri Kaya Tanpa Gedung Pencakar Angkasa

Di balik minimnya prestasi atlet-atlet bulu tangkis
Indonesia belakangan ini, keberadaan Farikha tentu menarik perhatian. Apalagi,
sejumlah akun media sosial yang kerap membahas bulu tangkis seperti wartawan
senior Ainur Rohman dan akun Badminton Talk sampai mengunggah fotonya.
Realitanya, kisah perempuan 28 tahun ini sampai menjadi wasit bulu tangkis
internasional sangatlah menarik.

“Seorang kasir pada sebuah toko bangunan di Kudus, begitu
menyukai bulu tangkis, dan serius belajar regulasi badminton. Dia lantas
memutuskan mengambil jalan sebagai wasit,” terang Ainur Rohman di akun X
miliknya @ainurohman pada Minggu (13/4/2025) malam sembari mengunggah foto
Farikha saat bertugas.

Yap, kamu nggak salah baca. Meski di kolom komentar ada yang
mengaku pernah jadi teman Farikha semasa kuliah di jurusan pendidikan Bahasa
Inggris Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Farikha memang sempat berkarier
sebagai kasir di toko bangunan. Tapi, siapa sangka, perempuan yang saat kuliah
juga ikut unit kegiatan mahasiswa (UKM) bulu tangkis tersebut mampu mewujudkan
hobinya di bidang tepok bulu ini sampai jadi wasit tingkat internasional.

Usut punya usut, semua bermula gara-gara informasi dari ayah
Farikha yang memberikan informasi kepadanya tentang adanya program penataran wasit di tingkat kabupaten pada
2016 lalu.

“Saat itu hanya satu perempuan yang ikut serta, saya,”
ungkap Farikha sebagaimana dinukil dari Jawapos, Sabtu (6/1/2024).

Setelah penataran tersebut, penataran dan ujian menjadi
wasit bulu tangkis di level lain terus dilakukan Farikha. Hingga pada akhirnya,
pada uji kompetensi nasional A 2019, dia meraih peringkat pertama. Mendapatkan lisensi dari ujian tersebut, laga-laga
bulu tangkis tingkat nasional pun dia pimpin dengan baik.

Setelah itu, pada Juli 2023, Farikha lolos ujian wasit
internasional dalam program Badminton Asia Umpire Accreditation Course 2023.
Sejak saat itulah, dia mendapatkan lisensi wasit internasional dan berhak
memimpin pertandingan bulu tangkis di level Super 300 dan Super 500.

Nggak sampai dua tahun, Farikha mampu memimpin pertandingan
final gelaran Badminton Asia Championship 2025 yang masuk level tertinggi,
yaitu Super 1.000. Dari caranya memimpin pertandingan semalam, terlihat jelas
kompetensinya dalam memimpin laga. 

Meski begitu, Farikha ternyata nggak pengin merasakan
kesuksesan ini sendirian. Dia berharap akan ada banyak perwakilan dari
Indonesia lainnya yang mendapatkan lisensi wasit internasional.

“Teman-teman wasit dari Kudus, Jawa Tengah, dan daerah lain
di Indonesia semoga bisa menyusul punya lisensi internasional,” harapnya.

Yap, Farikha Sukrotun sudah membuka jalan. Semoga saja
semakin banyak wasit bulu tangkis Indonesia lainnya yang bisa berprestasi
seperti dirinya. Semoga saja keberadaannya juga bisa bikin atlet bulu tangkis
juga terpacu agar bisa tampil di babak final berbagai kejuaraan bergengsi
seperti dirinya. (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Setelah hanya menyumbang satu perunggu
pada Olimpiade Paris 2024, bulu tangkis Indonesia masih minim gelar bergengsi.
Hal ini dibuktikan dengan nggak adanya satu pun wakil Indonesia di babak final
Badminton Asia Championship 2025 yang digelar pada 8 – 13 April 2025 lalu.
Untungnya, masih ada satu orang yang membawa bendera Indonesia pada babak final
gelaran tersebut. Dia adalah Farikha Sukrotun yang berperan sebagai wasit.

Dengan pakaian serba hitam, termasuk jilbabnya, perempuan
berkacamata itu berperan sebagai umpire alias wasit pada pertandingan
ganda putra antara Aaron Chia/ Soh Wooi Yik (Malaysia) dan Chen Bo Yang/Liu Yi
(Tiongkok). Dalam beberapa momen, terlihat Farikha bersikap tegas tatkala ada
di antara kedua pasangan tersebut berusaha melakukan delay selama jalannya laga.

Di tengah memburuknya prestasi atlet-atlet bulu tangkis Indonesia, ada satu wasit bulu tangkis berlisensi internasional dari Tanah Air yang justru berprestasi. Farikha Sukrotun namanya. Seperti apa ya sepak terjangnya selama ini?

Farikha Sukrotun, Wasit Internasional Bulu Tangkis yang Berawal dari Kasir Toko Bangunan Kudus

Lokasi Warung Pecel Bledek Bu Ana ada di Jalan Brigjen
Sudiarto, Kelurahan Joyosuran, Kecamatan Pasar Kliwon, tepatnya di sebuah gang
kecil yang dikenal dengan Jalan Gading. Sekilas, warungnya terlihat sderhana.
Tapi, begitu buka dari pukul 12.00 WIB, langsung banyak pelanggan yang datang
menyerbu. Hal ini menandakan kalau warung ini memang cukup populer dan
melegenda di Kota Solo.

Yang menarik, meski dikenal luas punya rasa sambal yang
super pedas, bukan berarti kamu yang nggak suka pedas nggak bisa makan di sana.
Pasalnya, di sana penjualnya bisa menyesuaikan selera pembeli. Jadi, kamu bakal
tetap bisa request pecel yang nggak terlalu pedas agar bisa
menikmatinya, Millens.

Soal harga, jangan ditanya. Di sini murah meriah. Seporsi
nasi pecel biasa hanya dibanderol Rp10 ribu. Kalau nasi pecel tumpang koyor
yang sangat populer itu, harganya Rp15 ribu per porsi. Khusus untuk menu yang
disebut terakhir, cepat banget habisnya, Millens. Jadi, kamu harus
pandai-pandai memilih waktu untuk datang ke sana agar nggak sampai kehabisan
menu tersebut.

Sayangnya, karena lokasinya yang ada di gang sempit dan
ukuran warungnya yang juga mini, seringkali warungnya dipenuhi banyak orang
yang datang untuk makan di tempat atau sekadar membungkus untuk dibawa pulang.

Kalau kamu bawa kendaraan, baik itu sepeda motor atau mobil,
juga harus parkir di depan Jalan Gading karena nggak mungkin bisa masuk ke
dalam gang. Jadi, setelah memarkirkan kendaraan, harus jalan sedikit deh ke
warungnya.

Kelebihan lain dari nasi pecel di sini adalah gorengannya
juga cukup enak dan bikin rasa pecelnya jadi semakin paripurna. Hm, jadi
semakin penasaran ya dengan sensasi wisata kuliner di sana?

Yap, kalau memang ada kesempatan, jangan ragu deh untuk
mencicipi mantapnya Pecel Bledek Bu Ana di Solo, Millens. (Arie
Widodo/E05)

Inibaru.id – Kamu pecinta kuliner pedas dan sedang
berada di Solo, Jawa Tengah, Millens? Kalau iya, ada satu tempat yang
cocok banget dengan seleramu, yaitu Pecel Bledek Bu Ana. Di sana, kamu bisa
menikmati pecel yang segar dan mantap dengan rasa pedas yang menggetarkan
lidah.

Pecel memang kuliner khas Indonesia yang sangat unik. Dibuat
dari bahan dasar sayuran yang segar, begitu diberi tambahan bumbu pecel, kita
bakal mencicipi sensasi rasa manis, gurih, dan pedas. Nah, khusus untuk pecel
yang tersedia di Pecel Bledek Bu Ana, rasa pedanya yang paling menonjol. Hal inilah
yang jadi alasan mengapa nama warungnya ada embel-embel ‘bledek’ yang bermakna
petir. Yap, pedasnya memang menyengat!

Penggemar kuliner pedas bakal doyan nih mencicipi Pecel Bledek Bu Ana Solo yang dikenal punya rasa pedas yang khas dan mantap.

Pecel Bledek Bu Ana Solo, Surga bagi Pecinta Kuliner Pedas

Inibaru.id &ndash; Pedas dan nagih! Kamu yang suka oseng mercon, mungkin sepakat jika makanan ini nggak sekadar membakar lidah, tapi juga bikin ketagihan.
Nah, kalau di kulkasmu ada daging tetelan, bikin oseng mercon dengan resep berikut ini yuk.
Bahan-bahan:
<ul>
<li>500 gram daging sapi tetelan, cuci bersih, tiriskan</li>
<li>5 gram gula merah</li>
<li>Garam secukupnya</li>
<li>Kecap manis secukupnya</li>
<li>Minyak goreng secukupnya</li>
<li>1 buah lengkuas ukuran 4 sentimeter</li>
<li>4 lembar daun salam</li>
<li>350 mililiter air matang</li>
</ul>
Bumbu halus:
<ul>
<li>60 gram cabai merah keriting</li>
<li>200 gram cabai rawit merah</li>
<li>10 siung bawang merah</li>
<li>5 siung bawang putih</li>
<li>1 buah jahe ukuran 2 sentimeter</li>
</ul>
Cara membuat:
<ol>
<li>Tumis bumbu halus bersama daun salam dan lengkuas dengan api kecil hingga berbau harum.</li>
<li>Masukkan daging sapi ke dalam wajan, dan campur supaya bumbu meresap dengan merata.</li>
<li>Tambahkan air matang ke dalamnya, lalu masak hingga daging empuk. Jika sudah empuk, tambahkan garam, kecap manis, dan gula merah ke dalamnya. Campur supaya merata dan tunggu hingga matang.</li>
<li>Oseng mercon siap disajikan.</li>
</ol>
Gampang kan? Kalau pengin makan oseng ini tanpa jadi &ldquo;mercon&rdquo; di lidah, tinggal kurangi saja jumlah cabai yang kamu gunakan, Millens.
Hm, makan siang jadi tambah nikmat kan? Selain nikmat, oseng mercon ini juga bikin kamu tambah lahap. Yuk, santap bersama keluarga! (IB15/E03)

Sebagian orang menyukai makanan yang pedas seperti oseng mercon. Sayang, untuk mengonsumsinya, terkadang orang harus mengeluarkan biaya yang agak mahal. Ketimbang membelinya, lebih baik kamu bisa mencoba masak sendiri. Dengan resep ini, lidahmu mungkin baka ketagihan oleh rasanya!

Akhir Pekan, Saatnya Bikin Menu yang Menggigit di Lidah: Oseng Mercon!

Inibaru.id &ndash; Membayangkan pedasnya tahu gejrot di siang hari bisa bikin air liurmu penuh ya, Millens. Apalagi kalau hawanya panas, pas banget deh buat menambah keringat. Eits, tapi tahu nggak sih kalau jajanan ini punya kembaran?
Yap, jajanan khas Cirebon ini punya kembaran yakni Kaladama. Kedua jajanan itu sama-sama dari Cirebon, lo. Sepintas, Kaladama persis seperti tahu gejrot. Bahan dasarnya sama yakni tahu dan diberi sambal kecap serta cabai yang diulek atau digejrot.
Namun, bila diperhatikan secara seksama, bahan kaladama lebih komplet dari tahu gejrot. Selain tahu, Kaladama diberi tambahan yakni irisan ketupat. Oh iya, tahu yang digunakan membuat kaladama lebih tebal dibanding tahu sumedang yang dipakai pada tahu gejrot. Jadi, lebih kenyang.
<img class="irc_mi" style="margin-top: 0px;" src="https://img.okeinfo.net/content/2019/02/09/298/2015810/serupa-tapi-tak-sama-ini-bedanya-kaladama-dan-tahun-gejrot-jqMMk9ZF6l.JPG" alt="Hasil gambar untuk kaladama" width="585" height="379" data-iml="1550898537937" />
<code>Irisan tahu pada kaladama lebih tebal dibanding tahu gejrot. (Okezone/Fathnur Rohman)</code>
Dikutip dari Okezone.com (9/02/2019), nama Kaladama ini diperoleh dari bahasa Sunda, yakni &ldquo;Ka, lada Mang&rdquo; yang artinya &ldquo;yang pedes, Mang!&rdquo;.&nbsp;Karena pengucapannya cepat, jadi kata itu terdengar Kaladama.
Anyway, kaladama ini sering disajikan dengan piring tanah disertai tusuk atau biting yang digunakan untuk menggantikan fungsi garpu. Cukup sederhana, ya.
Harga kaladama ini cukup terjangkau, kok. Satu porsi Kaladama biasanya cuma dipatok Rp 5 ribu. Dengan harga itu, kamu bakal mendapat porsi yang lumayan gede. Cuss, cobain, deh! (IB23/E04)

Nggak hanya Nasi Jamblang dan Empal Gentong, Cirebon juga punya makanan khas yakni Kaladama. Makanan yang mirip dengan tahu gejrot ini memiliki ciri khas khusus lo! Penasaran?

Mirip Tahu Gejrot, Makanan Khas Cirebon ini Bernama Kaladama

Inibaru.id - Kamu harus merasai&nbsp;makanan-makanan di bawah ini agar gelarmu sah sebagai pencinta pedas! Pasalnya, beberapa jenis makanan ini masuk dalam kategori makanan superpedas di dunia. Penasaran? Yuk, simak baik-baik!
1. Sambel Ulek, Indonesia
<img src="/nuploads/64/Pict_Makanan Pedas/Sambal%20Uleg-Kompas%20Lifestyle.jpg" alt="" width="912" height="456" />
<code>Aneka sambel ulek khas Indonesia. (Kompas Lifestyle)</code>
Siapa sih yang nggak tahu sambel ulek? Olahan cabai rawit dan cabai merah ini emang paling favorit di lidah orang Indonesia. Apalagi, bagi kamu yang emang demen&nbsp;makan sambel. Nah, ternyata nih, sambel ulek masuk dalam kategori masakan terpedas di dunia, lo! Bahkan, dikutip dari idntimens.com, banyak orang di dunia yang mengakui bahwa sambel ulek Indonesia adalah masakan terpedas nomor satu! Wow, menurutmu gimana, Millens?
2. Wot, Ethiopia
<img src="https://i.pinimg.com/originals/d4/5e/cb/d45ecbecb95764e7a31aa72100167062.jpg" alt="Image result for ethiopian doro wot recipe" />
<code>Wot merupakan makanan pedas yang khas dari Ethipia. (Pinterest)</code>
Kalau Indonesia punya sambel ulek, Ethiopia punya Wot. Olahan satu&nbsp;kilogram bawang merah, bawang putih, beberapa ons jahe, dan barbere (cabai kering) ini adalah masakan pedas asli dari negara tersebut. Kalo dilihat dari komposisinya sih udah nggak kebayang lagi pedasnya.&nbsp;
3. Vindaloo, India
<img src="/nuploads/64/Pict_Makanan Pedas/Seitan-Vindaloo.jpg" alt="" width="948" height="474" />
<code>Vindaloo dari India. (blog.reservasi.com)</code>
Ada juga Vindaloo dari negeri bollywood yang luar biasa pedas! Masakan yang kental akan rempah seperti biji mostar, adas, jahe, ketumbar dan cabai kering ini memang cocok jadi salah satu makanan terpedas di dunia. Soalnya, seluruh rempah tadi adalah bahan untuk merendam ayam sebelum dimasak. Jadi, udah pasti pedas lah ya, karena bumbunya merasuk hingga ke sumsum dan tulang ayamnya.
4. Suicide Chicken, Amerika
<img src="/nuploads/64/Pict_Makanan Pedas/cluck-u-corp-history-about-cluck-u-chicken-chicken.JPG" alt="" width="1204" height="800" />
<code>Olahan ayam superpedas dari Amerika yang dikenal dengan nama Suicide Chicken. (egrafis.com)</code>
Baca namanya saja sudah seram, apalagi mencicipinya. Wah, jangan-jangan ini makanan bisa bikin orang bunuh diri karena nggak kuat pedas. Bercanda kok,&nbsp;Millens.&nbsp;Suicide chicken merupakan nama masakan pedas dari Amerika. Makanan ini berupa olahan ayam yang diberi saus berbahan cabai kering, tobasco dan cabai segar yang digoreng hingga kering. Waduh, patut dicoba nih!
5. Jerk Chicken, Karibia
<img src="/nuploads/64/Pict_Makanan Pedas/jerk%20chicken.jpg" alt="" width="1421" height="800" />
<code>Jerk Chicken, masakan ayam berbumbu pedas khas Karibia. (cooking.nytime.com)</code>
Mirip dengan suicide chicken, olahan ayam ini dimasak dengan rempah dan tambahan cabai scotch bonet. FYI, scotch bonet merupakan jenis cabai terpedas di dunia lo, Millens! Jadi, kamu sanggup nggak tuh buat&nbsp;mencoba sensasi pedasnya?
6. Kimchi, Korea
<img id="img" style="width: 771px; height: 512px;" src="http://www.maangchi.com/wp-content/uploads/2014/03/baechukimchi.jpg" alt="" />
<code>Kimchi khas Korea. (Maangchi.com)</code>
Kalau kamu hobi nonton drama Korea, kata kimchi pasti sudah nggak asing lagi. Kimchi adalah fermentasi kubis yang direndam jahe, bawang merah, bawang putih sekaligus cabai. Jadi, lumrahlah kalau pedas!
So, mau&nbsp;icip yang mana dulu nih? (IB23/E05)

Jangan pernah mengaku sebagai penakluk pedas, kalau kamu belum mencoba 6 makanan terpedas di dunia ini!

Awas Dower! 6 Makanan Terpedas di Dunia yang Wajib Kamu Coba!

Inibaru.id &ndash; Bila berbicara tentang kuliner khas Semarang, makanan pertama yang disebutkan pasti Lunpia. Padahal, ada banyak makanan khas di Semarang yang nggak kalah lezat dibanding gorengan berisi rebung dan udang itu. Salah satu makanan khas itu adalah babat gongso.
Merahputih.com (15/6/2017) menulis, babat gongso adalah masakan khas Semarang dengan cita rasa yang pedas. Mengingat sebagian besar masyarakat Indonesia hobi makan pedas, makanan ini tentu akan akrab dengan lidah orang Indonesia.
Nggak ribet kok untuk memasak makanan khas Semarang satu ini. Cukup siapkan bahan-bahan berikut.
<ul style="text-align: left;">
<li>500 gram babat.</li>
<li>6 bawang merah yang diiris kasar.</li>
<li>2 lembar daun salam.</li>
<li>Setengah ibu jari lengkuas yang dimemarkan.</li>
<li>2 batang serai yang dimemarkan.</li>
<li>3 sendok makan kecap manis.</li>
<li>Setengah sendok teh garam.</li>
<li>1 sendok teh gula pasir.</li>
<li>Sebungkus bumbu penyedap rasa sapi.</li>
<li>000 ml air.</li>
<li>5 sendok makan minyak goreng.</li>
</ul>
Siapkan pula bumbu seperti sebagai berikut.
<ul style="text-align: left;">
<li>3 cabai merah besar.</li>
<li>10 cabai merah keriting</li>
<li>3 siung bawang putih.</li>
<li>1 cm kunyit.</li>
<li>5 bawang merah.</li>
<li>3 butir kemiri.</li>
</ul>
Untuk memasaknya, kamu hanya perlu menyangrai bumbu-bumbu berupa cabai merah, bawang putih, bawang merah, kunyit, dan kemiri. Setelah itu, rebuslah babat dengan daun salam, lengkuas, jahe, dan air. Setelah matang, potonglah babat sesuai dengan ukuran yang kamu kehendaki.
Selanjutnya, tumis bawang merah, daun salam, lengkuas, serai, dan bumbu halus hingga harum. Berikutnya, tambahkan babat dan aduk hingga merata.
Jangan lupa tambahkan kecap manis, garam, bumbu penyedap, dan gula pasir. Aduk semua bahan hingga merata. Oh iya, tambahkan sedikit air agar bumbu dapat meresap sempurna. Terakhir, diamkan masakan hingga bumbu meresap dan babat gongso siap disajikan.
Babat gongso paling cocok dimakan dengan nasi hangat, Millens. Kelezatan rasa babat gongso yang pedas ditambah nasi hangat bakal menggoyang lidah para pencinta pedas. Mau coba? (IB09/E04).

Selain lunpia, Semarang juga punya kuliner khas yang menarik yakni babak gongso. Makanan ini memiliki cita rasa pedas dan mantap di lidah. Penasaran?

Babat Gongso, Makanan Khas Semarang yang Bikin Ketagihan

Inibaru.id - Bulan Desember ini hujan hampir setiap hari turun. Musim hujan nan dingin ini cocoknya ditemani makanan yang hangat plus pedas. Para pencinta olahan mi wajib tahu makanan khas Aceh yang sudah terkenal sampai ke luar negeri ini.
Mi aceh namanya, tersedia dalam dua jenis olahan, yakni mie aceh goreng dan mie aceh kuah. Biasanya ditaburi bawang goreng dan disajikan bersama emping, potongan bawang merah, mentimun, dan jeruk nipis. Makanan pedas ini pasti cocok untuk mengobati kegalauan kamu. Paduan rasa pedasnya bersama dengan bumbu rempahnya sangat menggugah selera.
Baca juga: <a href="/kuliner/uniknya-makan-soto-gunting" target="_blank">Makan Sotonya, Gunting Sendiri Lauknya</a> <a href="/kulinary/cita-rasa-pedas-gurih-seblak-bandung" target="_blank">Seblak Bandung, Pedasnya Euy...</a>
Dalam satu porsi mi aceh muncul beragam rasa, mulai dari manis, asam, pedas, dan asin. Bumbu-bumbunya yang diracik dengan bahan cabai bermutu tinggi, bawang putih, kemiri, ketumbar, merica, jahe, dan rempah-rempah lainnya kemudian digiling halus sehingga berwarna merah. Nggak kebayang aroma masakan dengan bumbu gini, kan?.
Mi aceh sudah jadi bagian penting dalam perjalanan kuliner di Nusantara, lo. Sobat Millens kalau berkunjung ke tanah Serambi Makkah&nbsp;wajib mencicipi makanan ini. Rasa lezatnya nggak bikin heran sih kalau jadi kondang sampai ke luar negeri.
Nah, mi aceh ini nggak hanya lezat, tetapi juga ada sisi sejarahnya. Makanan ini menunjukkan sejarah budaya masyarakat Aceh, yakni pengaruh bangsa asing yang datang ke wilayah Aceh seperti budaya makan mi yang merupakan pengaruh Tiongkok, kuah sup dengan rasa kari pedas yang dipengaruhi oleh India, dan penggunaan daging kambing atau sapi menunjukkan pengaruh kebiasaan makan orang Arab yang membawa ajaran Islam ke Aceh.
Baca juga: <a href="/kulinary/gurih-dan-manis-si-tahu-petis" target="_blank">Gurih dan Manis Si Tahu Petis</a> <a href="/kulinary/mbok-dele-yang-terus-merawat-kenangan-pelanggannya" target="_blank">Mbok Dele Jual Soto dan Jual Kenangan </a>
Sobat Millens pencinta olahan mi, nggak ada salahnya mencoba membuatnya sendiri di rumah dengan bahan yang cukup mudah dicari dan ditemukan. Mi aceh buatan kamu bisa jadi menu baru favorit keluarga. (LAM/SA)

Kelezatan mi aceh sungguh khas. Namanya mi yang dilengkapi irisan daging sapi, kambing, udang, dan cumi dalam sup sejenis kari yang gurih dan pedas ini kondang hingga ke luar negeri.

Ada Tiongkok, India, dan Arab dalam Semangkuk Mi Aceh

Inibaru.id - Musim hujan seperti saat ini, rasanya paling nikmat jika menyantap yang hangat-hangat. Jenis makanan yang berkuah dan juga pedas bakalan cocok nih buat kuliner saat udara dingin. Salah satunya adalah seblak.
Yup, siapa sih yang nggak kenal dengan kuliner pedas berkuah asal Bandung ini? Tersebar hingga ke berbagai daerah, penyuka seblak pun semakin banyak. Nggak hanya warga Bandung saja, namun juga daerah lain bahkan hingga luar Jawa menyukai kuliner yang berbahan pokok kerupuk ini.
Terdiri atas kerupuk yang direbus dan lalu dimasak dengan bumbu seperti bawang merah, bawang putih, garam, kencur, dan cabe rawit, seblak terkenal karena sensasi pedas gurih dan kehangatanya. Dulu, makanan unik ini hanya dimasak dengan kerupuk kuning yang direbus dan dipadukan dengan bumbu-bumbu tadi. Namun kini sudah banyak variasi seblak Bandung. Ada seblak kering dan ada juga seblak basah.
Baca juga: <a href="/kulinary/gurih-dan-manis-si-tahu-petis" target="_blank">Gurih dan Manis Si Tahu Petis</a> <a href="/kulinary/mbok-dele-yang-terus-merawat-kenangan-pelanggannya" target="_blank">Mbok Dele Jual Soto dan Jual Kenangan</a>
Selain itu varian isi dari seblak Bandung juga beraneka ragam, lo. Nggak hanya berisikan kerupuk, mi, bakso,&nbsp;sosis saja. Kamu juga bisa mencoba yang berisikan ceker, tempura, kwetiauw, jamur, brokoli, wortel, hingga keju.&nbsp;Bahkan untuk kerupuknya juga terdiri atas bermacam-macam kerupuk, seperti kerupuk yang keriting, yang berbentuk seperti bunga hingga seperti macaroni.
Cara pembuatannya sepintas juga mirip dengan membuat mi atau kwetiauw goreng atau rebus. Namun seblak punya cita rasa yang berbeda. Selain lebih kenyal biasanya seblak juga diolah dengan bumbu yang lebih pedas. Nggak mengherankan sejak awal kemunculannya di bumi Parahyangan, kuliner satu ini kerap dijadikan bahan tantangan bagi penyuka pedas. Pas sekali menjadi opsi kuliner saat musim hujan, apalagi jika bisa menikmatinya di kota asalnya.
Baca juga: <a href="/kulinary/liong-bulan-kopi-kesohor-dari-bogor" target="_blank">Liong Bulan, Kopi Tersohor dari Bogor</a> <a href="/kulinary/nasi-lengko-kuliner-khas-cirebon-yang-rasanya-tak-ada-duanya" target="_blank">Nasi Lengko, Kuliner Khas Cirebon yang Rasanya Tak Ada Duanya</a>
Nah, jika sedang berada di Bandung, kamu bisa menemukan cita rasa gurih pedasnya di Seblak Deu Tjenghar di Jalan Purnawarman, Seblak Mg. Ogo di Gading Tutuka, Soreang, Seblak Dago, di Jalan Dago, dan banyak lainnya.
Hmm&hellip;tapi kira-kira harganya mahal nggak, ya? Sobat Millens nggak perlu cemas, harga per porsi seblak nggak bakal bikin kantong jebol kok. Cukup dengan merogoh kocek Rp 8 ribu hingga Rp 15 ribu per porsi, kamu sudah bisa menikmati varian seblak pilihanmu. Murah meriah, bukan? (ALE/SA)

Memiliki beraneka macam varian isi, cita rasa pedas gurihnya bisa menjadi opsi kuliner yang cocok saat musim hujan.  