Nah, karena dikenal sebagai jajanan tradisional yang digemari
warga Pekalongan dan sekitarnya, sejak lebih dari 20 tahun silam, warga
Kelurahan Pekajangan Gang 20, Kecamatan Kedungwungi Kabupaten Pekalongan, menjadikan
gebral sebagai bagian dari tradisi lebaran bernama Gunungan Gebral Syawalan.

Dari namanya saja, kita sudah tahu kalau tradisi ini digelar
saat Syawalan alias H+7 Idulfitri. Tapi, proses persiapan tradisi ini bahkan
sudah dilakukan sejak beberapa hari sebelum lebaran, lo! Ini dilakukan karena nantinya gunungan gebral ini bakal berukuran
raksasa, bisa sampai setinggi 2-3 meter, lo!

Karena jumlah gebral yang dibuat cukup banyak, jangan heran
kalau singkong yang disiapkan bisa sampai lebih dari 100 kilogram, gula jawa
yang dipakai mencapai 5 kilogram, gula pasir mencapai 10 kilogram, hingga lebih
dari 50 butir buah kelapa. Seperti mempersiapkan pesta besar, ya?

Yang pasti, gebral-gebral yang akan dijadikan gunungan ini
nantinya akan diberi pewarna makanan agar lebih menarik. Makanya, di
gunungannya, kamu bisa melihat gebral berwarna cokelat, hijau, merah, biru,
atau kuning.

Setelah gunungan gebral jadi, warga biasanya mulai mengaraknya
sejak pukul 08.00 WIB bersamaan dengan agenda jalan sehat. Setelah itu, pada
pukul 11.00 WIB, proses pemotongan gunungan dilakukan. Gebral pun kemudian
diperebutkan oleh warga. Setelah puas mendapatkan gebral, warga masih bisa
mencicipi sejumlah jajanan yang juga disediakan di Pekajangan.

“Tradisi ini penuh dengan nilai kebaikan dan kebersamaan
bagi warga dalam memperingati Syawalan,” ungkap mantan Bupati Pekalongan Asip
Kholbihi saat ikut serta dalam tradisi ini pada 21 Juni 2018.

Seru banget ya tradisi Gunungan Gebral Syawalan di
Pekalongan ini. Kalau kebetulan ada di sana, coba deh menontonnya langsung Siapa tahu bisa mendapatkan gebral yang lezat juga kan?&nbsp;(Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Warga Pekalongan dan sekitarnya pasti akrab
dengan jajanan tradisional dari singkong bernama gebral. Selain mudah ditemukan
di pasar tradisional atau penjual aneka jajanan, gebral juga hadir dalam bentuk
tradisi lebaran benama Gunungan Gebral Syawalan.

Buat kamu yang belum tahu, gebral terbuat dari singkong yang
diberi tambahan parutan kelapa dan gula merah. Kombinasi ketiga bahan ini
membuat gebral memiliki rasa manis dan gurih yang bikin nagih.

Digelar pada H+7 Lebaran, tradisi gunungan gebral syawalan bikin meriah suasana Lebaran Ketupat di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah,

Gunungan Gebral Syawalan Bikin Meriah Lebaran di Pekalongan

Menurut cerita yang beredar, Batu Bleneng telah ada sejak zaman dahulu dan memiliki peran penting dalam keseimbangan alam. Batu ini diyakini digunakan untuk menutup sebuah mata air raksasa yang terus menyembur tanpa henti, mengancam pemukiman di sekitarnya. 

Kepercayaan lain menyebutkan bahwa batu ini menjadi tempat semedi para leluhur, menambah kesan magis yang menyelimutinya.

Konon, setiap usaha untuk memindahkan batu ini selalu gagal dan berujung pada kejadian aneh atau malapetaka. Selain itu, batu Bleneng dipercaya memiliki energi spiritual yang kuat, sehingga banyak orang menganggapnya sebagai tempat yang sakral.&nbsp;

Beberapa orang menghubungkan keberadaan batu ini dengan tingginya angka kecelakaan di tol tersebut, meskipun faktor keselamatan jalan dan kelalaian pengemudi lebih masuk akal sebagai penyebab utama.

Di lain sisi, mitos dan kepercayaan seputar Batu Bleneng memang menarik untuk dikaji. Namun, dari perspektif ilmiah, nggak ada bukti yang secara langsung mengaitkan keberadaan batu ini dengan kecelakaan yang terjadi. Sepertinya, faktor kelelahan pengemudi, kondisi jalan, serta aspek teknis kendaraan lebih berpengaruh terhadap keselamatan berkendara dibanding unsur mistis.

Meski begitu, kepercayaan terhadap Batu Bleneng tetap menjadi bagian dari kearifan lokal yang diwariskan secara turun-temurun. Bagi sebagian orang, mitos ini bukan sekadar cerita, melainkan bagian dari sejarah dan identitas budaya yang perlu dihormati.

Batu Bleneng di Tol Cipali adalah salah satu fenomena unik yang menggabungkan sejarah, mitos, dan kepercayaan masyarakat. Terlepas dari benar atau tidaknya cerita mistis yang menyelimutinya, keberadaan batu ini tetap menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka yang melintasi jalan tol tersebut. 

Apakah Batu Bleneng memang memiliki kekuatan gaib, atau hanya sekadar batu biasa yang dilingkupi legenda? Jawabannya kembali pada kepercayaan masing-masing individu. Kalau kamu percaya nggak, Millens? (Siti Zumrokhatun/E05)

Inibaru.id - Di tengah hiruk-pikuk Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), terdapat sebuah batu besar yang menyimpan berbagai kisah mistis. Batu Bleneng, demikian masyarakat setempat menyebutnya, diyakini memiliki aura gaib dan nggak dapat dipindahkan. Keberadaannya di Kilometer 182 kerap dikaitkan dengan mitos yang berkembang turun-temurun.

Tol Cipali merupakan bagian dari Tol Trans Jawa yang menghubungkan Cikopo, Purwakarta, hingga Palimanan, Cirebon. Meski baru diresmikan pada 2015, tol ini telah menjadi saksi banyak peristiwa, termasuk kecelakaan yang kerap dikaitkan dengan hal-hal mistis. Salah satu cerita yang paling terkenal adalah tentang Batu Bleneng yang berdiri kokoh di tepi jalan tol.

Konon, semua cara yang digunakan untuk memindahkan batu ini berakhir dengan kegagalan

Kisah Batu Bleneng di Tol Cipali yang Misterius

Lalu, apakah kimchi bisa
memberikan manfaat kesehatan bagi kulit? Jawabannya, benar! Karena kaya probiotik, sudah banyak penelitian yang menyebut
kimchi sebagai salah satu makanan yang paling sehat di dunia.

Selain bikin
pencernaan jadi lebih sehat, kandungan di dalam kimchi yang kaya akan vitamin
serta antioksidan juga bisa bikin sistem kekebalan tubuh lebih baik.
Artinya, makan kimchi memang bisa bikin kita jadi nggak mudah jatuh sakit.

Namun, apakah rutin makan kimchi bisa bikin kulit
glowing dan nggak jerawatan? Kalau ini, belum ada penelitian yang membuktikannya.
Meski begitu, ahli kesehatan membenarkan kemungkinan bahwa rutin makan kimchi bisa membantu kulit lebih sehat.

Fakta bahwa rutin makan kimchi bisa membantu kulit lebih sehat sempat diungkapkan ahli kulit dr Ruri Diah Pamela SpKK. Alasannya, kimchi kaya akan nutrisi sehat seperti probiotik
alias bakteri baik layaknya Lactobacilllus yang punya kemampuan unik berupa
menjaga keseimbangan mikrobioma pada usus.

Selama mikrobioma usus terjaga, peradangan pada tubuh bisa dicegah. Perlu kamu tahu, peradangan-peradangan pada tubuh adalah kondisi yang memicu munculnya jerawat pada wajah.

“Kimchi juga kaya antioksidan dan vitamin C yang baik untuk
kulit dan mampu melawan radikal bebas penyebab penuaan dini atau kulit kusam,”
ungkap dr Ruri sebagaimana dikutip dari Detik, Kamis (13/3/2025).

Meski baik untuk kesehatan kulit, bukan berarti hanya dengan
makan kimchi masalah kulit seperti jerawat bakal otomatis kelar. Mencegah kemunculan jerawat hanya bisa dilakukan dengan menerapkan pola makan dan gaya hidup yang lebih sehat
secara keseluruhan demi mendapatkan manfaat tersebut.

Namun begitu, nggak ada salahnya untuk sering-sering mengonsumsi kimchi. Kamu suka
makan kimchi juga, Millens? (Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Kamu gemar mengonsumsi makanan khas
Korea, Millens? Kalau iya, pasti nggak asing dengan kimchi, bukan?
Sayuran fermentasi dengan rasa asam ini memang hampir selalu hadir di setiap menu kuliner di Negeri Gingseng.

Selain rasanya yang unik, banyak orang suka makan kimchi
karena konon bisa bikin kulit glowing. Bahkan, beberapa saat lalu, di media
sosial X, ada warganet yang mengaku kulitnya jadi nggak jerawatan lagi
setelah rutin makan kimchi selama enam bulan.

Di media sosial X, muncul narasi yang menyebut rutin makan kimchi bisa bikin kulit glowing. Beneran nggak, ya?

Benarkah Rutin Makan Kimchi Bikin Kulit Glowing?

Nah, agar semangat tetap terjaga dan nggak kehilangan spirit Ramadan, sebagai umat muslim, kita sejatinya bisa belajar dari sosok inspiratif dalam sejarah Islam, yaitu Umar bin Khattab.

Umar adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW dan khalifah kedua yang menggantikan Abu Bakar As-Siddiq. Khalifah yang berkuasa pada 634-644 ini dikenal karena ketegasan, kedisiplinan, dan komitmennya dalam menjalankan ajaran Islam.

Khalifah Umar bin Khattab hidup sekitar pertengahan abad ke-6. Sosoknya tinggi dan kuat serta piawai menunggang kuda dan bergulat. Semasa muda, dia memang dikenal sebagai pegulat tangguh yang sangat disegani kaumnya.

Kemampuan orasi Umar juga luar biasa, membuatnya acap diminta mewakili sukunya saat menghadapi konflik dengan suku lain di Arab. Kemampuan itu terus diasahnya setelah masuk Islam dan menjabat sebagai khalifah. Umar sangat disegani negara lain dan kepemimpinannya menjadi salah satu kekuatan besar di Timur Tengah.

Sosok yang semasa hidup dikenal dengan kesederhanaannya ini diberi julukan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai Al-Faruq atau orang yang bisa memisahkan antara kebenaran dan kebatilan.

Kematian sosok yang dijanjikan surga kepadanya ini adalah duka bagi umat Islam di seluruh dunia hingga sekarang.

Tiga Cara Menjaga Spirit Ramadan ala Umar

Menjadikan Umar bin Khattab sebagai anutan bukanlah sebuah kesalahan, karena bisa memotivasi kita untuk menjaga konsistensi dalam beribadah. Berikut adalah tiga cara menjaga spirit Ramadan dengan mengambil inspirasi dari kepemimpinan sang Khalifah kedua tersebut.

1. Menjaga konsistensi ibadah seperti kedisiplinan Umar

Salah satu sifat utama Umar bin Khattab adalah disiplinnya dalam beribadah. Dia selalu menjaga salat tepat waktu dan nggak membiarkan dirinya terlena dalam kenyamanan dunia.

Setelah Ramadan, kita bisa meneladani Umar dengan tetap menjaga konsistensi ibadah yang telah terbiasa selama sebulan penuh, seperti:

Ramadan bukan hanya tentang beribadah selama satu bulan, tetapi latihan untuk menjadi lebih baik sepanjang tahun. Seperti Umar yang tetap teguh dalam keimanannya setelah masuk Islam, kita pun harus tetap teguh dalam ibadah meskipun Ramadan telah berlalu.

2. Mengendalikan diri seperti Umar setelah menjadi pemimpin

Umar bin Khattab dikenal sebagai pemimpin yang tegas, tetapi juga mampu mengendalikan emosinya. Ketika seseorang mengkritiknya, dia nggak marah, justru menjadikannya sebagai pelajaran.

Ramadan mengajarkan kita untuk mengendalikan hawa nafsu dan emosi. Maka, setelah Idulfitri, kita harus tetap menjaga sikap ini, dengan cara:

Sebagaimana Umar yang mengendalikan dirinya dalam menghadapi kritik dan ujian, kita pun bisa menerapkan pengendalian diri yang kita latih selama Ramadan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Memperkuat kepedulian seperti kedekatan Umar dengan rakyat

Sebelum mendirikan Baitul Mal, Umar&nbsp;bin Khattab memilih tinggal di rumah lumpur sederhana di dekat kaum marjinal agar lebih mengenal rakyatnya. Untuk memastikan kesejahteraan rakyatnya, selama menjadi khalifah dia&nbsp;juga sering menyamar pada malam hari untuk menyelinap di antara mereka.

Ramadan seharusnya berhasil membentuk kita menjadi sosok yang seperti Umar yang peduli terhadap sesama, bahkan merelakan sebagian besar hartanya untuk rakyat dan menegakkan agama.

Setelah Idulfitri, kita bisa mempertahankan kebiasaan baik ini dengan:

Sebagaimana Umar yang tidak berhenti membantu rakyatnya, kita pun bisa menjadikan Ramadan sebagai titik awal untuk terus berbagi kebaikan pada hari-hari ke depan.

Spirit Ramadan bisa terus hidup dalam keseharian jika kita mau berpikir bahwa bulan suci itu bukanlah semata momen sesaat, tapi bagian dari perjalanan spiritual yang berkelanjutan. Maka, tujuannya bukanlah menjadi bersih, tapi bertahan dalam kebersihan itu. Sepakat, Millens? (Siti Khatijah/E07)

Inibaru.id - Ramadan disebut sebagai Bulan Suci, salah satunya karena pada bulan tersebut kita seperti yang "kotor" pada bulan-bulan sebelumnya direndam, dikucek, lalu dibilas agar menjadi pribadi yang bersih saat merayakan kemenangan Hari Raya Idulfitri.

Setelah bersih, tentunya kita nggak pengin kotor-kotor lagi dong? Kita berharap menjadi pribadi baru yang lebih baik dengan semangat menggebu dalam beribadah, disiplin waktu, dan kebiasaan baik lainnya. Sayangnya, acap kali semangat itu mengendur setelah kita kembali ke rutinitas lama.

Idulfitri bukanlah momen untuk melupakan Ramadan yang telah berlalu, tapi menjadikannya patokan akan seperti apa kita selanjutnya.

3 Cara Menjaga Spirit Ramadan setelah Idulfitri: Belajar dari Umar bin Khattab

Sindrom metabolik adalah kumpulan kondisi yang mencakup tekanan dan gula darah tinggi, kelebihan lemak tubuh di sekitar pinggang, dan kadar kolesterol atau trigliserida yang nggak normal, yang semuanya meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2.

Selain itu, kebiasaan makan sendirian juga dikaitkan dengan peningkatan risiko depresi. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Age and Ageing meneliti sekitar 35.000 pria dan wanita mengenai kebiasaan makan mereka melansir Kumparan (15/11/2021).

Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang sering makan sendiri, terutama laki-laki, lebih berisiko mengalami depresi. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya interaksi sosial dan perasaan kesepian yang muncul saat makan tanpa ditemani.

Penelitian lain yang dipublikasikan dalam jurnal Menopause&nbsp;mengutip Suara (10/12/2021) menunjukkan bahwa perempuan yang terbiasa makan sendiri memiliki risiko 2,58 kali lebih tinggi mengalami angina, yaitu gejala penyakit arteri koroner yang melibatkan berkurangnya aliran darah ke jantung.

Selain itu, mereka cenderung kurang memperhatikan asupan nutrisi seperti kalori, serat, dan karbohidrat, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan jantung.

Kebiasaan makan sendirian dapat membawa dampak negatif bagi kesehatan fisik dan mental, termasuk peningkatan risiko obesitas, sindrom metabolik, depresi, dan masalah jantung.

Oleh karena itu, disarankan untuk meningkatkan interaksi sosial saat makan, seperti makan bersama keluarga atau teman, untuk mendukung kesehatan secara keseluruhan. Ternyata hal yang kita anggap sepele punya efek kesehatan yang cukup serius ya?

Kalau kamu suka cari teman nggak waktu makan, Millens? (Siti Zumrokhatun/E10)

Inibaru.id -&nbsp;Siapa sangka jika kebiasaan makan sendirian bukan hanya memengaruhi aspek sosial seseorang, tetapi juga berdampak signifikan pada kesehatan fisik dan mental?

Yap, menurut Klikdokter (26/5/2020) berbagai penelitian menunjukkan bahwa sering makan sendiri dapat meningkatkan risiko sejumlah masalah kesehatan

Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Obesity Research and Clinical Practice menemukan bahwa individu yang sering makan sendirian mengalami peningkatan risiko obesitas hingga 45 persen dan sindrom metabolik hingga 64 persen.

Kerap makan sendirian bisa membuatmu terkena gangguan kesehatan.

Sering Makan Sendiri Berpotensi Pengaruhi Kesehatan Fisik dan Mental

Bagaimana Dibandingkan dengan Kue Lebaran Lainnya?

Jika dibandingkan dengan beberapa kue Lebaran lainnya, berikut perkiraan jumlah kalori per buah:

Dari daftar ini, nastar memang termasuk dalam kategori kue dengan kalori cukup tinggi, terutama karena kandungan lemak dari mentega dan gula dari selai nanasnya. Namun, kastengel yang kaya keju juga memiliki kalori tinggi karena mengandung banyak lemak dari keju dan margarin.

Meski memiliki kalori yang cukup besar, bukan berarti nastar harus dihindari sepenuhnya saat Lebaran. Berikut beberapa tips agar tetap bisa menikmatinya dengan bijak:

1. Batasi Porsi – Cukup konsumsi 2-3 buah dalam satu waktu agar asupan kalori nggak berlebihan.

2. Pilih Nastar yang Lebih Sehat – Gunakan pengganti gula alami atau kurangi jumlah mentega dalam adonan.

3. Kombinasikan dengan Makanan Sehat – Seimbangkan dengan mengonsumsi buah segar dan minum banyak air putih.

4. Tetap Aktif – Lakukan aktivitas fisik ringan, seperti berjalan kaki setelah makan, untuk membantu membakar kalori tambahan.

Nastar memang termasuk dalam jajaran kue Lebaran yang tinggi kalori, tetapi bukan satu-satunya yang berkalori besar. Kastengel dan putri salju juga memiliki kandungan lemak dan gula yang cukup tinggi. 

Kuncinya adalah menikmati dengan porsi yang wajar dan menyeimbangkan dengan pola makan sehat. Dengan begitu, Lebaran tetap bisa dinikmati tanpa khawatir berlebihan dalam asupan kalori. Gimana, kamu cukup bisa menahan diri untuk mengurangi nastar, Millens? (Siti Zumrokhatun/E05)

Inibaru.id -&nbsp;Nggak pernah absen di meja saat Lebaran, nastar menjadi salah satu kue favorit banyak orang. Kombinasi adonan lembut dan isian selai nanas yang manis dan asam membuatnya digemari berbagai kalangan. Namun, di balik kelezatannya, banyak yang bertanya-tanya: benarkah nastar merupakan kue Lebaran dengan kalori paling tinggi?

Nastar terbuat dari tepung terigu, mentega, gula, telur, dan isian selai nanas yang mengandung gula tambahan. Komposisi bahan tersebut menjadikan nastar kaya akan lemak dan karbohidrat. Rata-rata, satu buah nastar ukuran kecil (sekitar 10-15 gram) mengandung sekitar 50-80 kalori. Jika mengonsumsi 5-6 buah sekaligus, jumlah kalori yang masuk bisa mencapai 300-400 kalori, setara dengan sepiring nasi dan lauk sederhana.

Mengonsumsi 5-6 butir nastar setara dengan sepiring nasi dan lauk sederhana.

Nastar, Kue Lebaran dengan Kalori Tertinggi?

Dari namanya, bisa diartikan kalau kaastengels ini adalah batang keju atau stik keju. Hm, sesuai sih
ya dengan bentuknya. Namun, di Belanda sana, kaastengel bukanlah kue kering berukuran kecil, melainkan berupa puff pastry yang diberi taburan keju.
Ukurannya juga cukup besar,&nbsp;karena panjangnya bisa mencapai 30 cm. Selain itu, bukannya dikonsumsi saat
perayaan, kaastengels yang
dipotong-potong ini biasanya dijadikan teman makan sup panas atau salad.

Lantas, kok jadi kecil-kecil dan lebih kering di Indonesia?
Alasannya ternyata gara-gara di masa penjajahan, oven dengan ukuran besar
sebagaimana yang biasa ditemukan di Belanda sulit dicari di sini. Akhirnya
perempuan Belanda ataupun perempuan pribumi mengakali adonan agar jadi lebih
kecil dan akhirnya muat deh di dalam loyang serta oven yang lebih kecil.

“Pada masa itu, terjadi semacam akulturasi budaya dan
kuliner,” ungkap anggota Indonesian Chef Association, Chef Fidin, Mei 2021.

Cerita lain tentang kastengel yang nggak biasa adalah kue
ini pernah jadi pengganti mata uang, lo. Jadi, kamu bisa membayangkan nggak
membeli barang tapi barang itu ditukar dengan kastengel? Yap, hal ini
benar-benar terjadi di masa lalu, tepatnya di Kota Krabbendijke, Belanda.

Kok bisa sih? Jadi ya, pada masa itu, harga keju sangat
mahal. Padahal, keju di kaastengels
cukup banyak. Otomatis, kue ini pun dianggap sebagai barang mahal sehingga
pantas untuk dijadikan pengganti mata uang.

Pada masa penjajahan Belanda, kue ini juga awalnya dianggap
sebagai makanan bergengsi. Maklum, kue ini biasanya hanya disajkan oleh
keluarga pejabat Belanda atau orang-orang Belanda yang menikahi orang lokal.
Orang-orang pribumi biasanya hanya bisa mencicipinya saat ada perayaan tertentu
saja.

Sejak saat itulah, kastengel jadi identik dengan kue
perayaan seperti Idulfitri, deh.

Kalau kamu, apakah juga suka makan kastengel pada saat
perayaan Lebaran, Millens? (Kom, Sam/IB09/E05)

Inibaru.id – Selain
nastar, kastengel dikenal sebagai salah satu dari sejumlah kue kering khas
Lebaran. Nah, di balik rasanya yang lezat, ternyata kastengel punya sejarah
yang cukup menarik, lo. Seperti apa sih?

Dari namanya saja, kamu bisa memastikan ya kalau kastengel
ini bukan asli Indonesia. Realitanya, kue kering ini adalah warisan dari
penjajah Belanda yang diadopsi oleh orang Indonesia. Kalau di negeri asalnya sih, nama aslinya adalah kaastengels yang merupakan perpaduan
dari dua kata kaas yang bisa
diartikan sebagai keju sementara stengels
yang artinya adalah batangan.

Selain nastar, kastengel biasanya jadi salah satu kue khas Lebaran yang disajikan di meja-meja tamu warga. Nah, kamu tahu nggak kalau sejarah kue ini sangatlah unik?

Kastengel, Kue Kering Khas Lebaran yang Sempat Jadi Mata Uang

Hari Raya Idulfitri dan kue lebaran adalah dua hal yang sulit dipisahkan.&nbsp;Di tengah momen menjalin kedekatan antaranggota
keluarga, ada kue manis yang menyertainya. Sebagian orang membeli kue jadi. Namun, jika punya cukup waktu, nggak sedikit yang membuat sendiri.

Ajeng Cahyanti, misalnya. Hampir tiap tahun perempuan asal Bekasi ini membuat kue kering, termasuk tahun ini. Bersama sang ibu, dia bisa berlama-lama di dapur membuat kue biji ketapang dan tape uli.&nbsp;

Dia juga membuat kue semprit&nbsp;chocochips&nbsp;yang disukai si kecil Khailila, anak perempuannya.

"Ya, karena seluruh keluarga suka," terang Ajeng, menjawab alasan kenapa kue-kue tersebut yang dipilih.

Ajeng menuturkan, pandemi corona yang dirasakannya membuat lebaran sedikit berbeda. Namun, dia juga mengamati, WFH dan physical distancing&nbsp;yang diterapkan di Indonesia justru membuat orang-orang lebih produktif, salah satunya bikin kue sendiri.

"Ibu-ibu yang biasanya beli kue jadi di luar, sekarang lebih excited&nbsp;bikin sendiri," kata perempuan ramah&nbsp; tersebut&nbsp;ngadem-ademi&nbsp;diri. Sebelumnya, dia sempat mengaku lebaran tahun ini memang kurang greget.

Ajeng memang merasa betul adanya perbedaan antara lebaran tahun ini dengan tahun sebelumnya. Setali tiga uang, ini juga dirasakan&nbsp;dirasakan Lailis Sa’adah, seorang pengajar yang kini tinggal
di Kulonprogo, DI Yogyakarta.

Lisa, demikian&nbsp;Lailis Sa’adah biasa disapa, sebelumnya terbiasa menjadikan momen Idulfitri sebagai ajang menyugukan kue lebaran. Dia juga sering memberi bingkisan kue untuk oleh-oleh teman atau saudara pada momen tersebut. Namun, nggak demikian dengan tahun ini.

“Selain silaturahim, biasanya kan bagi kue atau parcel, kan?” katanya.

Saat lebaran, Lisa mengaku paling menantikan kastengel, sejenis kue kering yang dibuat dari adonan tepung, margarin,
telur, hingga keju parut. Bentuknya persegi panjang dengan ukuran sekitar 3x1 sentimeter.

Kue yang namanya berasal
dari bahasa Belanda kaas yang bearti
keju dan stengel yang berarti batang itu begitu diminati Lisa lantaran dia memang penggemar keju. Alih-alih menggunakan keju cheddar atau gouda, dia memilih keju
edam jika membuatnya sendiri.

Hm, lebaran tahun ini memang berbeda ya, Millens?&nbsp;Gimana dengan kue lebaranmu? Sudah nggak bersisa atau malah belum tersentuh sama sekali karena nggak ada yang berkunjung?&nbsp;(Isma Swastiningrum/E03)

Inibaru.id – Belum lama ini, seorang koki asal Jerman, Torsten Roth, menciptakan kue berbentuk virus corona bernama Corona Antibody Pralines. Sementara, pemilik toko kue di Palestina, Eyad Abu Rezqa, membuat kue serupa bergambar perempuan mengenakan masker wajah biru.

Hal sama juga dilakukan Retno Handayani. Menjelang lebaran, dia sengaja membuat nastar berbentuk mirip virus corona lantaran kesal terus ditanyai tetangganya, kenapa suaminya yang tinggal di Jakarta memilih nggak pulang pada Hari Raya Idulfitri kemarin.

Retno bukan pembuat kue komersil. Nastar tersebut hanya dibikinnya untuk lucu-lucuan, sekaligus memberi tahu kedua anaknya tentang Covid-19, virus yang membuat sang ayah gagal berkumpul dan berlebaran bersama keluarga besarnya di Sleman, DI Yogyakarta.

Mungkin, kue lebaran di ruang tamu yang sedianya kamu suguhkan untuk momen Idulfitri masih banyak tersisa kini. Tenang, kamu nggak sendirian. Pandemi ini dialami semua orang.

Pandemi, Kue Lebaran, dan Momen yang Hilang saat Idulfitri

Karena Lebaran tahun ini (diharapkan) jauh dari selebrasi, penjualan suguhan Lebaran seperti kue juga terdampak. Salah satunya adalah Ndari, pembuat kue lebaran asal Grobogan. Dirinya yang telah berjualan kue setiap menjelang Lebaran selama dua tahun terakhir ini merasakan dampaknya.

Ndari yang biasanya menitipkan kue buatannya ke penjual kue lain mengaku jika pesanan kuenya mengalami penurunan.

"Sepi. Ya ada tapi nggak seramai kemarin," ungkapnya dalam keterangan tertulis (22/5).

Tapi nasib sebaliknya dialami oleh Vania Arviyana Putri, penjual kue kering dengan nama Vania Catery. Vania, panggilan akrabnya, sudah berjualan kue kering dan cake sejak 2018 lalu di Pemalang. Dirinya menjual kue dengan beragam variasi sesuai dengan kondisi ekonomi pelanggannya.

Vania biasanya membuat kue nastar, kastangel, putri salju, dan cornflakes setiap menjelang Lebaran. Dirinya menjelaskan kalau penjualannya nggak sebanyak pedagang kue kering lainnya yang sudah terkenal di kotanya, apalagi ditambah hanya berjualan melalui media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Whatsapp.

Meskipun begitu Vania mengungkapkan kalau penjualannya selalu meningkat sampai 100 persen setiap tahunnya. Tapi nggak disangka-sangka di tengah pandemi ini, penjualan kue Lebarannya justru meningkat tajam.

"Untuk tahun ini di tengah pandemi Covid-19 saya tidak menyangka kalau ternyata pesanan justru meningkat 200% dari tahun lalu," jelasnya via Whatsapp (20/5).

Vania mengungkapkan jika kebanyakan yang memesan kue di Vania Catery untuk dikirim ke keluarganya di rumah. Satu orang biasanya pesan 5-8 toples, untuk Ramadan tahun ini total sekitar 100 toples yang terjual.

"Kebanyakan mereka yang memesan adalah orang rantauan yang tidak bisa mudik sehingga pesan kue untuk keluarganya di Pemalang," tambahnya.

Pesanan kue lebaran yang dikirimkan untuk dikirim ke Pemalang biasanya dia antar sendiri atau menggunakan jasa pengiriman ojek online. Sedangkan pengiriman luar kota menggunakan ekspedisi. Saat ini dirinya melayani pesanan untuk Pulau Jawa.

Ternyata nggak semuanya merana karena pandemi kan? BTW, selamat hari raya Idulfitri ya Millens. (Julia Dewi Krismayani/E05)

Inibaru.id - Kue Lebaran adalah salah satu makanan yang seolah wajib ada di meja tamu saat Hari Raya Idulfitri. Beberapa macam kue yang biasanya dihadirkan saat lebaran seperti nastar, kastangel, dan putri salju.

Perayaan Idulfitri tahun ini akan terasa berbeda karena adanya pandemi Covid-19. Banyak yang terpaksa nggak mudik demi keselamatan bersama khususnya keluarga. Meski begitu saya pikir Lebaran akan tetap istimewa.

Kue lebaran adalah salah satu makanan paling dicari saat Lebaran. Pandemi yang menyebabkan larangan mudik membawa dampak menurunnya pemesanan kue. Tapi, ada juga lo yang justru mengalami kenaikan. Yuk, simak kisah mereka.

Beda Nasib Penjual Kue Lebaran

“Nastar jagung sebenarnya bentuk aja yang dibikin kayak
jagung, isinya tetep selai nanas. Kemarin sempet iseng bikin nastar ulet daun.
Itu karena situasi juga, adonan warna hijau lebih, jadi kepikiran bikin ulet
warna hijau,” kata Ulfa saat dihubungi via Whatsapp, Kamis (21/5).

Kalau saya sendiri paling suka sama kuker masker, Millens. Bentuknya unyu banget dan
kerasa relate sama kondisi Covid-19
seperti sekarang ini. Penampakan kuenya seperti wajah seseorang tengah memakai
masker warna-warni.

Untuk resep menutu Ulfa seperti kue kering pada umumnya,
seperti tepung, margarin, gula, dan susu bubuk. Sedangkan untuk kuker masker diberi
icing sugar untuk toping maskernya.

Eksperimen membuat kue dialami pula oleh perempuan asal
Kediri yang saat ini tinggal di Kuloprogo, Yogyakarta, bernama Lailis Sa’adah.
Bahkan Lisa telah bereksperimen sejak masih kuliah, sebelum bekerja sebagai pengajar
seperti sekarang ini.

Dia iseng-iseng berinovasi membikin masakan dan aneka kue.
Percobaan ini nggak selalu berhasil lo, semisal Lisa pernah berulang kali bikin
bolu dan hasilnya bantet. Hingga suatu jari dia berhasil membuat brownies,
keterampilannya pun terus dia asah dengan membuat kue-ke kering. Seperti nastar,
kastengel, putri salju, thumbprint
cookies, cornflake cookies, dan chocochip
cookies.

Fyi, Lisa dibantu
suaminya membuat brand usaha kue juga
bernama Cica Cake. Produknya bermacam-macam nggak hanya cookies, tapi juga kue basah, cake, pudding, dan lain-lainnya.

“Aku pake bahannya yang menengah ke atas. Jadi kue itu nggak
cuma cantik dilihat aja, tapi juga harus enak buat dimakan. Gitu sih
prinsipku,” ucap Lisa.

Saat ini, Lisa tengah berinovasi dengan membuat dessert box, yaitu makanan yang isinya
memiliki rasa kekinian, tapi bisa dipadukan dengan tradisi lokal. Dari sini
mungkin kamu kepikiran buat bikin cookies
box versi kamu juga nih di lebaran kali ini.

Yuk, siapkan bahan dan ajak keluarga untuk membantu bikin
kue, he-he! (Isma Swastiningrum/E05)

Inibaru.id – Kondisi
Covid-19 dengan program “di rumah saja” membawa berkah tersendiri bagi warga
Cilacap Ulfatul Fikriyah. Menurutnya, Covid-19 membuat dirinya punya banyak
waktu di rumah. Kemudian Ulfa memanfaatkan waktu itu untuk sering bereksperimen
di dapur.

Nggak lama kemudian, kue-kue yang Ulfa hasilkan diunggah di
media sosial menggunakan brand “Dapur Kreasi” dan ternyata lumayan dapat
peminat. Akhirnya dia memasarkan berbagai macam kue kering, seperti kue nastar
dan aneka kreasinya. Bahkan, dia juga membuat inovasi baru yang belum banyak
beredar yaitu nastar jagung, nastar ulat daun, dan kuker masker.

Resep membuat kue Lebaran saat ini sedang berkembang. Terutama pada masa pandemi Covid-19 di mana seseorang punya lebih banyak waktu di rumah dan punya waktu untuk bereksperimen. Salah satu produk inovasi yang lahir seperti kuker masker. 

Inovasi Aneka Kue Lebaran yang Bisa Kamu Coba

Cemilan yang satu ini menjadi pilihan utama banyak orang untuk merayakan Lebaran. Nastar yang dibuat dari campuran adonan
tepung, telur, mentega dan isian nanas ini menjadi favorit banyak orang.

Nama kue ini berasal dari bahasa
Belanda, yaitu annanas dan tart&nbsp;yang digabung menjadi nastar. Awalnya
resep pembuatan kue ini terinspirasi dari kue pie khas Eropa yang berisikan blueberry&nbsp; atau strawberry. Namun, karena di Indonesia lebih mudah menemukan nanas, maka buah ini pun dijadikan isian penggantinya.

Meski namanya sangat Indonesia, Lidah kucing ternyata berasal dari Belanda, lo.&nbsp;Millens. Dulu, nama kue ini adalah&nbsp;‘kattentong’. 'Kat' artinya kucing dan 'tong' artinya lidah. Meski namanya
terlihat menyeramkan, tapi kue lidah kucing nggak dibuat dari lidah sungguhan.

Kue ini berbahan dasar tepung
terigu, gula, dan butter yang dicetak pipih seperti lidah. Kue ini juga menjadi
makanan favorit di saat lebaran.

3.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Putri Salju

Di Australia dan Jerman, putri
salju dikenal dengan nama Vanillekipferl.&nbsp;Bentuknya sama persis dengan kue putri salju Indonesia, yaitu seperti bulan
sabit yang ditaburi dengan gula halus diseluruh permukaan bak diselimuti salju.

4.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Kastengel

Kue kastengel yang berasal dari
Belanda ini mempunyai arti yang pas dengan bentuknya. Kata kastangel adalah
gabungan dari kata 'kaas' yang artinya keju, dan 'stangels' yang artinya
batang. Nama tersebut serasi dengan
bentuknya yang seperti stik dan ditaburi dengan keju yang gurih. Kastengel dahulu
merupakan makanan yang disajikan untuk kalangan istimewa dan terbatas saja.

5.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Kembang Goyang

Kue satu ini ternyata terinspirasi
dari hiasan yang dipasang pada sanggul pengantin Jawa yang bergerak-gerak
(goyang). Kue kembang goyang berasal dari Betawi, berbentuk menyerupai kembang
atau bunga yang dimasak dengan cara digoyang-goyangkan saat mencetaknya. Setelah kue tersebut berbentuk
kembang, lalu digoreng dengan minyak panas hingga matang secara merata. 

6.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Kuping Gajah

Cemilan kuping gajah nggak dibuat
dari telinga gajah sungguhan, kok. Penamaan kuping gajah terinspirasi dari
bentuk kuping gajah yang lebar. Rasanya yang manis pun membuat
kamu nggak bisa berhenti untuk menikmatinya. Saat ini, varian kuping gajah pun
bertambah dengan adanya rasa seperti mokka, cokelat, dan vanilla.

Wah, jadi nggak sabar merayakan Lebaran nih, Millens. Sudah ada kue apa saja yang ada di rumahmu, nih? (Tup/MG31/E07)

Inibaru.id – Hari Raya Idulfitri adalah salah satu perayaan yang paling meriah di Indonesia. Di momen inilah, banyak keluarga yang sebelumnya terpisah kembali berkumpul. Selain itu, di hari raya yang juga dikenal dengan istilah Lebaran ini terdapat makanan-makanan istimewa yang disajikan. Di antaranya adalah berbagai kue kering khas Lebaran yang sangat nikmat.

Kue kering dan hari Lebaran ibarat satu paket yang nggak
bisa dipisahkan, entah dengan membuatnya sendiri atau membelinya, saat Lebaran kita tentu bisa dengan mudah melihat toples-toples cantik yang berisi kue tersebut.

Tapi kamu tahu nggak kalau ternyata nama-nama kue Lebaran yang kita nikmati mempunyai makna unik di baliknya. Yuk simak penjelasannya.

Lebaran nggak lengkap rasanya kalau nggak menikmati kue lebaran. Eits, jangan cuma tahunya makan saja. Nggak ada salahnya kok mengetahui makna unik di balik nama-nama kue lebaran. Yuk simak!

Tahu Nggak? Ada Makna Unik Di Balik Nama-Nama Kue Lebaran&nbsp;

Inibaru.id &ndash; Setiap daerah di Indonesia memiliki masakan-masakan khas untuk menyambut Hari Lebaran. Opor ayam menjadi makanan yang nyaris nggak terlewatkan bagi sebagian besar keluarga di Jawa Tengah pada momen ini.
Nggak hanya opor ayam, beberapa kue kering juga mudah ditemukan di rumah-rumah warga. Kue-kue ini seolah sudah menjadi bagian dari tradisi Lebaran. Pengin tahu? Berikut kue-kue kering yang populer di masyarakat.
Lidah Kucing
<img src="https://selerasa.com/wp-content/uploads/2015/12/images_Kue_Kering_33.jpg" alt="https://selerasa.com/wp-content/uploads/2015/12/images_Kue_Kering_33.jpg" width="739" height="466" />
<code>Lidah kucing biasanya dimodifikasi dengan warna dan topping tertentu. (selerasa)</code>
Sesuai namanya, bentuk kue ini memang menyerupai lidah kucing. Bahan dasar lidah kucing pun sederhana yakni margarin, gula, tepung terigu, vanili, dan telur. Meski rasa kue ini cenderung hambar, banyak orang menyukainya, lo.
Kue Putri Salju
<img src="http://resepcaramemasak.info/wp-content/uploads/2016/06/resep-putri-salju.jpg" alt="http://resepcaramemasak.info/wp-content/uploads/2016/06/resep-putri-salju.jpg" width="723" height="504" />
<code>Kue putri salju. (resepcaramemasak)</code>
Siapa yang nggak doyan kue ini? Biasanya, kue salju berbentuk bulan sabit yang dibungkus gula halus. Gula halus inilah yang bikin lidah rasanya nggak pengin berhenti mengunyahnya. Boleh saja doyan manis, asal jangan lupa sikat gigi setelah memakannya ya! Ha-ha.
Kue Nastar
<img src="https://i2.wp.com/www.romadecade.org/wp-content/uploads/2019/02/Resep-Nastar.jpg?fit=750%2C466&amp;ssl=1" alt="https://i2.wp.com/www.romadecade.org/wp-content/uploads/2019/02/Resep-Nastar.jpg?fit=750%2C466&amp;ssl=1" />
<code>Selai nanas dalam kue ini bikin nagih. (romadecade)</code>
Hayo, ngaku, berapa toples yang sanggup kamu habiskan jika bertemu kue ini? Setiap tahun, kue nastar nyaris nggak absen di meja sebagian rumah. Bentuknya yang imut dengan rasa yang manis dan lumer di lidah bikin siapapun tergoda mencicipinya.
Kue Kastengel
<img src="https://cdn-2.tstatic.net/travel/foto/bank/images/kastengel_20180617_141225.jpg" alt="https://cdn-2.tstatic.net/travel/foto/bank/images/kastengel_20180617_141225.jpg" />
<code>Kastengel disukai lantaran memiliki rasa asin yang gurih. (Tribunnews.com)</code>
Kue dari Belanda ini menjadi salah satu kue terpopuler di Indonesia saat Lebaran. Kue ini juga nggak sulit ditemukan di pusat-pusat perbelanjaan.
Dijual dengan harga sekitar Rp 35.000-Rp 40.000 per toples, kastengel menghadirkan rasa asin yang gurih. Rasa asin dan gurih ini tentu berasal dari keju yang menjadi topping adonan. Bagi penggemar keju, rasanya akan sulit untuk menolak godaan kue ini.
Sudahkah kue-kue itu berada di lemari makanmu? Jika belum, kamu masih punya waktu untuk membelinya kok. Kue-kue tersebut juga termasuk gampang dibikin, jadi nggak ada salahnya kamu meluangkan waktu untuk membuatnya sendiri. Selamat mencoba, Millens. (IB15/E03)

Bisnis kue kering menjadi salah satu bisnis yang menjanjikan saat Lebaran. Dari pelbagai jenis kue yang dijual di pasaran, terdapat kue-kue populer yang nyaris selalu dijumpai setiap tahun. Apa saja kue-kue itu?

Nastar dan Kue-Kue Lebaran yang Selalu Punya Penggemar

Inibaru.id &ndash; Lebaran identik dengan berbagai suguhan makanan, mulai dari kue-kue modern yang dipanggang menggunakan oven hingga kue-kue tradisional mengisi meja di setiap rumah. Sayang, seiring dengan perkembangan zaman, kue-kue tradisional semakin jarang dilirik.
Untuk menikmati kue-kue itu, butuh usaha ekstrakeras mencarinya. Ini lantaran nggak banyak orang yang menjualnya. Berikut daftar kue-kue tradisional yang sulit dicari.
Kembang Goyang
<img src="https://i0.wp.com/resepkoki.id/wp-content/uploads/2018/04/Resep-Kembang-Goyang.jpg?resize=860%2C380&amp;ssl=1" alt="https://i0.wp.com/resepkoki.id/wp-content/uploads/2018/04/Resep-Kembang-Goyang.jpg?resize=860%2C380&amp;ssl=1" />
<code>Kembang goyang sering menjadi suguhan pada acara hajatan. (Resepkoki)</code>
Sesuai dengan namanya, bentuk kue ini menyerupai bunga. Kembang goyang terbuat dari tepung beras dan tepung sagu. Kue ini diolah dengan cara digoreng. Meski renyah, kue ini kurang diminati anak muda.
Grubi
<img src="http://1.bp.blogspot.com/-xznEUTeiVPs/VF4zZhVENgI/AAAAAAAAAAM/eP1HX8GrhgI/s1600/carang%2Bmas.JPG" alt="" />
<code>Rasanya manis, lo. (Ukmluckysari.blogspot)</code>
Sebagian penggemar rasa manis mungkin kurang familiar dengan kue ini. Padahal, bicara soal rasanya, nggak kalah bikin nagih, lo.
Grubi dibuat dari ubi rambat yang diserut halus, kemudian dikombinasikan dengan gula merah. Meski banyak yang menyukainya, kue ini mulai jarang ditemukan.
Sagon
<img src="https://travelingyuk.com/kontributor/upload/201807/anyar_(4).jpg" alt="" />
<code>Tepung sagu jadi bahan utama pembuatan sagon. (Travelingyuk)</code>
Kamu yang berada Wonosobo tentu nggak asing dengan kue ini. Sagon terbuat dari tepung sagu dan gula yang dipadatkan. Rasa kue ini manis. Sayang, kue unik itu lagi-lagi kian sulit dicari.
Unthuk Cacing
<img src="https://img-global.cpcdn.com/003_recipes/1ef281ee4c187019/751x532cq70/unthuk-cacing-aka-rumah-cacing-foto-resep-utama.jpg" alt="https://img-global.cpcdn.com/003_recipes/1ef281ee4c187019/751x532cq70/unthuk-cacing-aka-rumah-cacing-foto-resep-utama.jpg" />
<code>Namanya unik, ya? (Cookpad.com)</code>
Berbentuk melingkar ibarat cacing, begitulah asal nama kue ini. Kue asal Cilacap ini kini menjadi salah satu yang jarang dijumpai saat Lebaran.
Unthuk cacing terbuat dari tepung beras, santan segar, mentega, gula, dan telur. Seperti kembang goyang, rasa kue ini renyah. Duh, sayang ya kalau makanan tradisional semacam ini juga hilang dari peredaran?
Eits, kendati langka, keempat kue itu mungkin masih bisa ditemukan di pasar tradisional. Kalau kamu kangen rasanya dan sulit menemukannya, nggak ada salahnya untuk mencari kue-kue tersebut di toko-toko daring.
Atau, kamu justru punya ide untuk membuatnya sendiri? Nggak ada salahnya, lo, memodifikasi kue-kue itu supaya rasanya lebih "modern". (IB15/E03)

Kuliner senantiasa berkembang mengikuti zaman. Akibat perkembangan ini pula, kue-kue tradisional mulai kehilangan peminat. Padahal, sebagian dari kue-kue itu memiliki rasa enak yang khas, lo. Apa saja kue-kue itu?

Kian Terlupakan, Kue-Kue Tradisional Ini Mulai Hilang dari Daftar Suguhan Lebaran

Inibaru.id &ndash; Berbelanja keperluan Lebaran selalu menjadi momen yang ditunggu banyak orang. Dengan banyaknya kebutuhan menjelang Lebaran, sebagian orang memilih berhemat. Alih-alih membeli semua suguhan untuk para tamu, sebagian orang lebih memilih membuat kue sendiri.
Beberapa kue kering memang mudah dibuat dan nggak membutuhkan bahan-bahan yang mahal. Apa saja kue-kue itu? Cari tahu dulu, yuk!
Simple Butter Cookies
<img class="shrinkToFit" src="https://lilluna.com/wp-content/uploads/2018/04/gooey-butter-cookies-final-resize-3.jpg" alt="https://lilluna.com/wp-content/uploads/2018/04/gooey-butter-cookies-final-resize-3.jpg" width="928" height="664" />
<code>Butter cookies ini gampang, lo, bikinnya. (Lilluna)</code>
Untuk membuat simple butter cookies hanya butuh tiga bahan yakni tepung terigu, butter, dan susu kental manis.
Kue ini memiliki rasa yang manis dan tekstur lembut yang bisa bikin kamu ketagihan. Bikin kue ini dijamin bisa memangkas pengeluaranmu, jadi cobain resepnya di Inibaru ya.
Kue Bangkit Jahe
<img class="shrinkToFit" src="http://4.bp.blogspot.com/_NEvNdOKxsu4/TOeF9fFVc4I/AAAAAAAAAHc/FAFkZ3ix1YE/s1600/bangket+jahe+bunga.jpg" alt="http://4.bp.blogspot.com/_NEvNdOKxsu4/TOeF9fFVc4I/AAAAAAAAAHc/FAFkZ3ix1YE/s1600/bangket+jahe+bunga.jpg" width="790" height="664" />
<code>Kue dengan campuran jahe ini patut kamu coba. (nccbangketweek.blogspot.com)</code>
Jahe berfungsi untuk menghangatkan badan. Aroma dan rasa rempah ini pun bisa bikin nikmat bagi yang mengonsumsinya. Selain kerap menjadi bahan membuat wedang, jahe bisa pula menjadi campuran kue bangkit jahe. Kue ini rasanya manis lantaran dicampur pula dengan gula halus.
Stik Keju
<img src="https://2.bp.blogspot.com/-Oz1GpIRKbFE/WqjQUc2E1SI/AAAAAAAAMOM/oNhsnh0DZagCZtlQjwl_6WRzYDsjJNMUgCLcBGAs/s1600/Cheese%2Bstick.jpg" alt="https://2.bp.blogspot.com/-Oz1GpIRKbFE/WqjQUc2E1SI/AAAAAAAAMOM/oNhsnh0DZagCZtlQjwl_6WRzYDsjJNMUgCLcBGAs/s1600/Cheese%2Bstick.jpg" width="690" height="504" />
<code>Garing dan renyah di mulut. (bacaresep)</code>
Kue kering lainnya yang bisa kamu bikin sendiri adalah stik keju. Rasa asin makanan ini mungkin bisa bikin para tamu ketagihan mencicipinya. Dengan bahan-bahan seperti tepung terigu, tepung tapioka, telur, lada, dan garam, kamu sudah bisa bikin jajanan yang gurih ini.
Kue Garpu
<img src="https://merahputih.com/media/2016/07/01/tND0zZW87x1467333304.jpg" alt="https://merahputih.com/media/2016/07/01/tND0zZW87x1467333304.jpg" width="796" height="556" />
<code>Kue garpu. (merahputih)</code>
Sesuai dengan namanya, adonan kue ini memang dibentuk menggunakan garpu. Kue garpu berbahan dasar tepung terigu yang dibumbui dengan penyedap rasa ayam dan garam. Seperti stik keju, kue ini memiliki tekstur yang renyah dengan rasa yang bikin lidah pengin nambah.
Sudah pernah membuat kue-kue tersebut? Ketimbang bingung, kamu bisa mencari resep-resep kue itu di Inibaru.
Meski hemat dan gampang dibuat, rasa kue-kue itu nggak kalah enak jika kamu bisa mengolahnya dengan tepat. So, are you ready to make them? (IB15/E03)

Sebagian orang merasa malas membuat kue untuk Lebaran. Kepraktisan menjadi salah satu alasan mengapa mereka lebih memilih membeli kue. Padahal, ada beberapa kue yang cara bikinnya gampang banget, lo.

Nggak Harus Beli, Kamu Bisa Bikin Sendiri Suguhan Lebaranmu dengan 4 Kue Ini!

Inibaru.id &ndash; Keju menjadi bahan makanan yang sering digunakan saat membuat kue. Selain menjadi topping atau isian, keju juga kerap menjadi campuran untuk menghasilkan rasa asin yang gurih.
Buat penggemar bahan makanan ini, kamu bisa mengolahnya menjadi salah satu camilan yang gurih, lo, yakni stik keju. Cara bikinnya gampang, kok. Cekidot!
Bahan:
<ul>
<li>200 gram tepung terigu</li>
<li>75 gram tepung tapioka</li>
<li>65 gram keju, parut</li>
<li>30 gram margarin</li>
<li>lada bubuk dan garam secukupnya</li>
<li>kaldu bubuk secukupnya</li>
<li>1 butir telur, kocok lepas</li>
<li>100 mililiter air es (sesuaikan dengan kondisi kelembaban tepung)</li>
</ul>
Cara Membuat:
<ol>
<li>Campur tepung terigu, tepung tapioka, keju, margarin hingga merata, lalu masukkan telur kocok dan aduk kembali.</li>
<li>Beri air es sedikit demi sedikit dan uleni dengan tangan. Pastikan terksturnya nggak kelembekan supaya nggak susah dipotong.</li>
<li>Bersihkan meja yang akan dipakai untuk mencetak adonan, taburi dengan tepung kanji supaya nggak lengket. Ambil sedikit adonan, lalu gilas tipis sampai bentuknya menjadi persegi. Potong tipis-tipis.</li>
<li>Jika adonan sudah habis, goreng potongan-potongan tersebut hingga kering, lalu tiriskan.</li>
</ol>
Gampang, kan? Dengan rasa asin yang renyah, ngemilmu di hari raya jadi makin ramai nih. Kalau sudah matang, simpan dalam toples tertutup rapat supaya nggak melempem ya. (IB15/E03)

Renyah, garing, dan asin, stik keju merupakan salah satu camilan yang bisa kamu sajikan saat Lebaran tiba. Dengan bahan yang sederhana, proses bikinnya pun nggak ribet. Mau coba bikin?