Untuk mewujudkan mimpinya itu, dia nggak segan hidup frugal, hanya bertahan dengan biaya hidup minimalis, sampai-sampai diejek teman-temannya lantaran nggak pernah nongkrong sebagaimana kebanyakan anak muda.

"Ah, biasa (diejek)," terangnya. "Sejak kuliah di Solo sudah begitu. Oportunis. Kalau nggak kerja sampingan pasti lagi ikut proyek dosen. Duitnya aku tabung atau investasi; buat beli emas, obligasi."

Keinginan Afrizal untuk mencapai kebebasan finansial memang bisa dibilang luar biasa, bahkan cenderung "gila". Meski nggak begitu paham tentang gerakan Financial Independence, Retire Early (FIRE), dia mengamini semangat dari gerakan yang mendorong orang untuk bebas finansial secepat mungkin itu.&nbsp;

"Mungkin sekarang aku termasuk penganut FIRE. Garis besarnya sama, meski aku nggak terlalu paham. Inti dari gerakan itu kalau nggak salah kan kita hidup dari pasive income; semacam&nbsp;uang yang bekerja untuk kita begitu kan?" akunya.

Untuk yang belum tahu, FIRE adalah gerakan yang bersumber dari buku Your Money or Your Life (1992) yang ditulis Vicki Robin dan Joe Dominguez. Mereka memperkenalkan gagasan bahwa uang harus dilihat sebagai representasi waktu dan energi yang dihabiskan untuk memperolehnya. Seseorang harus mengelola keuangan dengan bijak untuk mencapai kebebasan finansial.

Gerakan ini mendapatkan popularitas lebih luas setelah kemunculan blog Mr Money Mustache bikinan Peter Adeney, seorang ahli perangkat lunak yang pensiun pada usia 30 tahun dengan menerapkan prinsip-prinsip FIRE. Blog ini menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang yang ingin mengikuti jejaknya.

Untuk mencapai kebebasan finansial sedini mungkin agar bisa pensiun lebih awal, para penganut FIRE menekankan pada pengelolaan keuangan yang disiplin, termasuk menabung secara agresif dan investasi yang jeli dan gaya hidup sederhana.

Sekurangnya ada empat prinsip dasar yang biasa digunakan para penganut gerakan FIRE, antara lain:&nbsp;

Para pengikut FIRE biasanya menabung 50-70 persen dari pendapatan mereka dengan tujuan untuk mempercepat pertumbuhan kekayaan.

Gerakan FIRE menekankan hidup sederhana dan hemat untuk menghindari pengeluaran yang nggak perlu.

Dana yang dikumpulkan diinvestasikan dalam aset seperti saham, obligasi, dan properti agar menghasilkan pendapatan pasif.

Prinsip ini sering menggunakan aturan 4 persen, yang menyatakan bahwa seseorang dapat menarik 4 persen dari total portofolio investasinya setiap tahun untuk biaya hidup tanpa khawatir kehabisan dana.

Dari segi konsep, gerakan FIRE begitu relate&nbsp;dengan kehidupan masyarakat milenial dan zilenial saat ini. Di tengah buruknya managemen perusahaan di Indonesia, termasuk beleid dan kebijakan yang terkesan nggak memihak para pekerja, gerakan "pensiun dini" ini tentu begitu berarti.

Dengan bebas secara finansial dalam usia yang masih relatif muda, mereka bisa lebih menikmati hidup atau mengejar passion yang mungkin nggak pernah kesampaian selama berstatus karyawan, buruh, pegawai, atau pekerja.

Namun, tetap saja konsep ini mendapatkan perlawanan. Dalam konteks sosial, nggak sedikit orang yang mengkritik bahwa penganut gerakan FIRE adalah orang-orang yang egois. Karena selalu terlihat fokus pada upaya menumpuk kekayaan, mereka acap dicap mengabaikan kontribusi terhadap masyarakat.

Di Indonesia, salah satu kritik datang dari&nbsp;Presiden Direktur PT Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja. Menurutnya, FIRE adalah sikap yang selfish, padahal orang Indonesia seharusnya bisa hidup saling membantu.

“Kalau mau financial independen, saya dari dulu sudah independen; nikmati saja dari bunga, dari SBN sudah cukup begitu kan?” ujarnya dalam Emiten Talk BCA akhir Februari lalu. "Tapi, saya nggak mau gitu. Saya mencontoh pengusaha-pengusaha besar yang terus berbisnis untuk buka lapangan kerja lebih banyak."

Apa yang dikatakan Jahja memang nggak salah. Lelaki yang memiliki puluhan juta saham di BCA, yang jika diuangkan bernilai ratusan miliar Rupiah itu menilai,&nbsp;saat ini Indonesia sangat membutuhkan lapangan kerja&nbsp; untuk meningkatkan daya beli. Pendapatan kotor (PDB) per kapita masyarakat Indonesia juga rendah.

“Kalau sudah merasa independen (secara finansial), Anda bukannya retire, tapi berusaha terus, coba hire orang, kasih makan orang,” tegasnya. "Saat itulah Anda disebut nasionalis."

Menanggapi kritik yang acap dilontarkan kepada para penganut FIRE, Firman Ardiansyah yang sudah setahun terakhir menerapkan prinsip tersebut hanya tertawa. Menurutnya, pensiun dini bukan berarti dirinya berhenti bekerja, tapi memensiunkan tuntutan pekerjaan itu.

"Tanpa tekanan finansial, saya akan bebas memilih apa yang ingin saya kerjakan. Bekerja juga bukan demi uang, tapi memang mau melakukannya. Entah bikin usaha sendiri, menjadi sukarelawan, atau menekuni kesenian yang saya idam-idamkan sejak dulu," terang pialang saham asal Semarang tersebut, Jumat (21/3).&nbsp;&nbsp;

Jadi, apakah penganut prinsip FIRE bisa&nbsp;dianggap egois? Entahlah. Semuanya kembali pada sudut pandang dan bagaimana kita menjalankannya, bukan? Boleh bebas, yang penting bertanggung jawab. Sepakat? (Siti Khatijah/E07)

Inibaru.id - Afrizal sebetulnya sudah jengah dengan rutinitas hariannya sebagai kepala site di sebuah perusahaan batu bara swasta di Kalimantan. Berkali-kali pengin resign,&nbsp;tapi selalu diurungkannya lantaran dia merasa neraca keuangannya belum aman.

"Sekarang aku sedang fokus nabung dan investasi biar bisa pensiun dini," terang lelaki 39 tahun yang mengaku tengah berinvestasi cukup besar untuk mendirikan sebuah minimarket di kampung halamannya tersebut, Jumat (14/3/2025).

Nggak sedikit anak muda yang kini menerapkan konsep 'utopis' FIRE dengan bekerja gila-gilaan, berinvestasi besar-besaran, dan hidup super-frugal untuk mencapai kebebasan finansial, lalu pensiun dini. Ada yang bilang, konsep ini egois. Benarkah?

Pensiun Dini, Konsep Utopis yang Dianggap Egois; Benarkah?

Alasannya, karena kebanyakan warga di jalan tersebut sehari-hari merantau di Jakarta dan hanya mudik saat lebaran tiba. Nah, momen sepulang salat ini pun dimanfaatkan para perantau ini untuk menyapa teman, saudara, atau tetangga sekaligus saling bersalaman untuk bermaaf-maafan. 

Setelah salat, alih-alih langsung pulang, mereka akan membuat barisan memanjang di gang sembari menunggu yang lain menyusul. Setelah berkumpul seluruhnya,
Ketua RT akan memberi aba-aba bahwa acara saling bersalaman bisa dimulai.

“Tradisi salam-salaman di jalan ini sudah eksis sejak saya
masih kecil sampai sekarang saya jadi perantau di Jakarta. Setiap kali pulang,
ini adalah salah satu tradisi yang saya tunggu-tunggu karena bisa bertemu dan
bersalaman dengan orang-orang yang sekarang jarang saya temui,” ungkap Retno, salah seorang warga pada April 2024 lalu.

Karena jumlah warga yang mengikuti tradisi ini cukup banyak,
wajar jika prosesi salam-salaman berlangsung cukup lama, yaitu sekitar 1
jam. Ada beberapa anak kecil yang terlihat capai berdiri, tapi semuanya tetap bertahan hingga orang terakhir dapat kesempatan.

Dalam ajang tersebut, anak-anak menjadi yang paling antusias karena biasanya mereka bakal dapat "uang saku" dari warga yang sukses di tanah rantau. Para perantau ini biasanya memang sengaja menyisihkan harta mereka untuk bisa memberikan kebahagiaan bagi anak-anak tersebut.

“Hitung-hitung sekalian mengajari mereka mempertahankan tradisi turun-temurun ini,” lanjut Retno.

Hingga kini, nggak ada yang tahu pasti kapan kali pertama tradisi bermaaf-maafan di jalan saat lebaran ini mulai digelar. Semoga saja terus bertahan hingga tahun-tahun mendatang.&nbsp;(Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Setiap daerah di Indonesia punya tradisi lebaran masing-masing, utamanya berkaitan dengan budaya saling memaafkan dengan bersalaman selepas Salat Idulfitri berjemaah. Kebiasaan itu juga dilakukan di&nbsp;Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Bukan di masjid atau lapangan tempat salat Id digelar, warga yang tinggal di Jalan Ragasemangsang yang berlokasi nggak jauh dari Alun-Alun Purwokerto terbiasa&nbsp;saling bersalaman dengan sanak saudara atau tetangga di tengah jalan sebelum pulang ke kediaman masing-masing.

Sebelum pulang ke rumah masing-masing, setelah salat Id warga Purwokerto berkumpul di jalan untuk saling bersalaman bersama kerabat atau tetangganya.

Saling Bersalaman di Jalan, Cara Warga Purwokerto Rayakan Lebaran

Bagi nenek, makanan adalah bentuk cinta. Memberi makan cucu bukan sekadar memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga mengekspresikan kasih sayang. Dalam budaya banyak masyarakat, memberikan makanan merupakan cara untuk menunjukkan perhatian dan kepedulian.

Banyak nenek tumbuh dalam lingkungan di mana berbagi makanan adalah bagian dari tradisi keluarga. Di zaman mereka, makanan mungkin menjadi simbol kebersamaan dan rezeki yang harus dinikmati bersama. Oleh karena itu, mereka melanjutkan kebiasaan ini kepada cucu-cucunya.

Nenek sering kali merasa bertanggung jawab atas kesehatan anggota keluarganya, termasuk cucu. Mereka ingin memastikan cucu cukup makan agar tumbuh sehat dan kuat. Bahkan, meskipun cucu sudah makan di rumah, nenek tetap khawatir apakah porsinya cukup atau tidak.

Bagi nenek, menyajikan makanan kepada cucu bisa membangkitkan kenangan masa lalu, saat mereka merawat anak-anak mereka sendiri. Dengan memberi makan cucu, mereka seolah mengulang kembali peran sebagai pengasuh dan penjaga keluarga.

5. Kebahagiaan Saat Melihat Cucu Makan dengan Lahap

Ada kepuasan tersendiri bagi seorang nenek saat melihat cucunya makan dengan lahap. Itu membuat mereka merasa berguna dan bahagia, terutama jika mereka sudah tidak banyak terlibat dalam aktivitas lain di rumah.

6. Insting Keibuan yang Nggak Pernah Pudar

Meskipun anak-anak mereka sudah dewasa, naluri keibuan nenek tetap kuat. Mereka tetap ingin memastikan bahwa orang-orang yang mereka cintai mendapatkan makanan yang cukup dan bergizi, termasuk cucu-cucu mereka.

Di balik setiap suapan yang mereka berikan, tersimpan harapan agar cucu selalu sehat, bahagia, dan tetap dekat dengan keluarga. Jadi, lain kali jika nenek menawarkan makanan, meskipun sudah kenyang, mungkin ada baiknya untuk menerima sedikit —setidaknya untuk membuatnya bahagia.

Menggemaskan ya? Walau kadang kita bosan mendengar tawaran makan dari nenek, tapi percaya deh suatu saat itulah yang kita rindukan saat berkunjung. (Siti Zumrokhatun/E05)

Inibaru.id - Bagi banyak orang, pengalaman berkunjung ke rumah nenek selalu identik dengan meja makan yang penuh makanan. Hampir setiap cucu pasti pernah mendengar pertanyaan khas dari nenek, "Sudah makan belum?" atau "Mau tambah lagi?". Bahkan meskipun cucu sudah kenyang, nenek tetap bersikeras menawarkan makanan.

Mengapa fenomena ini begitu umum terjadi? Berikut beberapa alasan di balik kebiasaan nenek yang selalu ingin memberi makan cucunya.

Menawarkan makanan kepada cucu bukan sekadar kebiasaan, tetapi merupakan simbol cinta dan perhatian seorang nenek.&nbsp;

Mengapa Nenek Selalu Menawarkan Makan kepada Cucu?

Nah, pertanyaan ini kemudian dijawab dalam sebuah penelitian
yang dilakukan Profesor Marilyn Cornelis dari Northwestern University Feinberg
School of Medicine yang berlokasi di Chicago, Illinois, Amerika Serikat.

Dalam
penelitian yang kemudian diunggah hasilnya dalam jurnal di&nbsp;Scientific
Reports, disebutkan tentang alasan mengapa orang suka minum kopi, yaitu
karena selera dan juga faktor genetik.

“Nggak semua orang yang sensitif dengan rasa pahit bakal
nggak suka kopi. Realitasnya, kebanyakan peminum kopi seperti belajar menyukai
rasa pahit itu,” ucap Profesor Cornelis.

Alasannya, tentu saja karena adanya manfaat kesehatan yang
diberikan kopi jika kita rutin meminumnya. Keberadaan kafein misalnya, bisa
bikin kita jadi lebih berenergi, lebih waspada, dan lebih mudah berkonsentrasi.
Mood kita juga jadi lebih baik usai mengonsumsinya.

Nah, perasaan lebih baik inilah yang kemudian jadi indikasi
bagi otak kita untuk menganggap kopi sebagai minuman yang baik dan mau belajar
untuk menyukainya meski ada rasa pahit. 

Lebih dari itu, keberadaan kafein di dalam kopi bisa
memberikan efek pelepasan dopamine, hormon yang bikin kita merasa bahagia atau
tenang. Hal ini ternyata bisa bikin sensasi ketagihan, lo.

Pelepasan hormon
inilah yang akhirnya bikin seseorang yang awalnya meminum kopi sebagai bentuk coba-coba belaka, pada akhirnya menjadi penggemar kopi.

Hal lain yang bikin kopi digemari banyak orang meski rasanya
pahit adalah karena minuman ini mudah didapatkan di tempat orang berkumpul dan bercengkerama, entah di rumah, kafe,
restoran, atau warung.

Manusia pun mengasosiasikan minuman ini
sebagai "teman" untuk melalui hal-hal positif saat bersosialisasi dengan orang
lain. Pengalaman ini tentu terbentuk dalam waktu yang lama ya,
nggak hanya terjadi setelah sekali atau dua kali saja minum kopi.

Maka, Yotsuba yang baru kali pertama mencoba tentu nggak akan memahami mengapa orang dewasa suka
minum kopi yang rasanya pahit. Kamu suka kopi juga, Millens? (Arie
Widodo/E10)

Inibaru.id – Saat membaca komik Yotsuba edisi ke-9,
chapter 58 (Yotsuba &amp; Coffee), saya baru menyadari hal yang cukup
menarik tentang kopi. Yotsuba yang merupakan anak kecil berusia 5 tahun
keheranan dengan ayahnya yang gemar banget minum kopi.

Saat dia mencoba, rasa getir kopi sangat nggak cocok dengan seleranya. Saya pun berpikir, jika memang terasa pahit, mengapa banyak orang suka minum kopi, ya? Bahkan, ada yang sampai meminumnya
beberapa cangkir dalam sehari!

Kopi dikenal punya rasa pahit dan nggak disukai anak kecil. Tapi, mengapa orang dewasa suka minum kopi, ya? Ternyata ada alasannya, lo!

Getir di Lidah, Mengapa Orang Dewasa Suka Minum Kopi?

“Kafein pada kadar tertentu malah akan meningkatkan risiko
kejang,” ujarnya mengutip Kompas, Senin (10/3/2025).

Dia kemudian menjelaskan bahwa kopi dapat menstimulasi pada
sistem saraf. Stimulasi itu dapat memicu aktivitas listrik berlebihan di otak
dan meningkatkan kemungkinan terjadinya kejang.

Ada beberapa dampak serius yang terjadi jika bayi diberi
kopi. Melansir Klikdokter (6/4/2022), pada bayi dan anak-anak, bahkan
dosis kafein yang rendah dapat menimbulkan efek negatif, seperti:

Selain itu, memberikan kopi saat bayi mengalami kejang dapat
meningkatkan risiko tersedak atau aspirasi, yang dapat menyebabkan komplikasi
serius. 

Jika bayi mengalami kejang, langkah-langkah berikut
disarankan:

Penting untuk selalu berkonsultasi dengan tenaga medis
profesional dalam menangani kondisi kesehatan bayi, termasuk kejang atau
epilepsi. Sebab, mengandalkan mitos atau informasi yang nggak terbukti kebenarannya justru dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan bayi.

Menjaga bayi tetap sehat pasti menjadi prioritas setiap
orang tua. Maka, memilih treatment yang tepat untuk bayi nggak bisa ditawar.
Betul, Millens? (Siti Zumrokhatun/E10)

Inibaru.id – Mitos bahwa kopi dapat mengatasi atau
mencegah epilepsi pada bayi masih beredar di masyarakat. Namun, sejatinya anggapan ini
nggak memiliki dasar ilmiah dan justru berpotensi membahayakan kesehatan bayi,
lo.

Kopi nggak seharusnya diberikan kepada bayi sekalipun dalam
jumlah sedikit. Menurut dr Putri Auliya, ahli saraf di RS Islam
Ibnu Sina Pekanbaru, anggapan tersebut nggak benar.

Kopi dapat mencegah kejang pada bayi hanyalah mitos. Sebalinya, kopi mengandung stimulan yang dapat memengaruhi saraf.

Mom and Dad, Kopi Cegah Kejang pada Bayi Hanyalah Mitos!

Tren ini dimulai dan dipopulerkan oleh komedian Brooklyn, Hope Woodard, yang menggunakan istilah "boysober" dalam pertunjukan langsungnya. Konsep ini diartikan sebagai "melepaskan diri dari validasi lelaki" dan memprioritaskan cinta platonis dan hubungan dengan teman-teman, terutama teman-teman perempuan. Ini membantu banyak orang untuk fokus pada diri sendiri dan mengejar hobi serta tujuan pribadi tanpa distraksi dari hubungan romantis.

Gerakan ini juga melihat peningkatan karena banyak individu merasa lelah dengan dinamika hubungan modern, seperti "situationships" dan hubungan "teman dengan manfaat".

Hal ini mengarah pada keinginan untuk mengambil jeda dari hubungan romantis demi kesehatan mental dan kesejahteraan pribadi.

Dengan memilih untuk menjadi "boysober", banyak orang menemukan ruang untuk introspeksi, peningkatan diri, dan lebih menghargai pencapaian serta kebahagiaan mereka sendiri tanpa harus mencari validasi dari hubungan romantis.

Hm, menarik ya? Tapi, kamu juga tertarik nggak menjadi bagian dari boysober, Millens? (Siti Zumrokhatun/E05)

Inibaru.id - "Boysober" adalah tren terbaru yang sedang viral, terutama di kalangan Gen Z. Fenomena ini memperlihatkan individu yang memilih untuk nggak terlibat dalam hubungan romantis atau seksual untuk jangka waktu tertentu.

Tujuan utama dari gerakan ini adalah untuk fokus pada pengembangan diri, kesehatan mental, dan kemandirian, alih-alih menghabiskan energi pada hubungan yang mungkin nggak sehat atau nggak membawa kebahagiaan jangka panjang.

Hidup nggak melulu mengenai urusan percintaan. Ada banyak hal yang bisa digali atau dikembangkan seperti karier atau menambah skill. Begitulah konsep boysober yang tengah tren di kalangan gen Z.&nbsp;

Boysober, Tren Baru di Kalangan Lajang

Walaupun kaum ini cuma bisa nonton ketika orang lain sedang
bermesraan, tapi nggak selamanya jomlo itu menyedihkan. Mereka juga bisa lo
berbahagia. Apalagi mereka bisa menentukan pilihan sendiri dan bebas. 

Nah, buat kamu yang belum juga menemukan pasangan, berikut beberapa tips mengutip Beautynesia (4/2/2023) biar tetap produktif.

Menjadi jomlo artinya kamu punya lebih banyak waktu untuk mengurus
diri sendiri. Kamu bisa lo meluangkan waktu dengan pergi ke salon dan melakukan
perawatan kecantikan. Hobi yang dulu sempat terabaikan juga bisa ditelateni
lagi. 

Pokoknya, selamat menikmati setiap quality time-mu dengan
diri sendiri. Jangan heran jika kamu bakal makin cinta pada diri sendiri.

2. Habiskan Waktu dengan Sahabat atau Keluarga

Menjadi jomlo bukan berarti kamu akan sendirian setiap saat.
Ada sahabat dan keluarga yang selalu hadir untuk kamu. Karena itu, kamu bisa
menghabiskan waktu dengan mereka.

Coba deh ajak sahabat atau keluarga kamu untuk berwisata,
mencoba makanan baru yang sedang viral, atau sekadar bercengkerama bersama.

Sekali-kali cobalah untuk bergabung dengan komunitas atau kegiatan
yang memungkinkan kamu bertemu dengan orang baru. Bukan cuma berdampak positif
padaperkembangan diri, dengan “keluar kandang” kamu bisa memperluas koneksi dan
pertemanan. 

Eh, pernah nggak kamu kepikiran melakukan traveling seorang
diri mumpung jomlo? Sepertinya menyenangkan ya jika bisa pergi berjalan-jalan
ke luar kota atau bahkan luar negeri sendirian.

Tentunya, kegiatan ini akan menjadi pengalaman nggak
terlupakan bagi kamu. Tapi, pastikan destinasi yang kamu tuju aman ya!

5. Jalin Komunikasi Kembali dengan Teman Lama

Kapan nih terakhir kali kamu hangout bareng teman lama? Atau
jangan-jangan sudah nggak pernah berkomunikasi? Nah, daripada tenggelam dalam kegalauan,
akan lebih baik jika kamu menjalin lagi pertemanan dengan kawan lama.

Demikian lima tips produktif bagi kamu yang sedang jomlo
agar terhindar dari rasa galau. Tapi perlu diingat ya bahwa status jomlo bukan
hal yang memalukan. Jangan sampai kamu malas bertemu dengan orang lain hanya
karena enggan mendengar pertanyaan, “Pacar kamu mana?”. Semua akan indah pada
waktunya! (Siti Zumrokhatun/E07)

Inibaru.id – Meskipun belum menjadi fakta, namun
kerap kita dengar adanya ungkapan bahwa seorang yang jomlo hidupnya nggak
bahagia.

Mereka ini dianggap kerap galau dan iri terhadap orang yang
punya gandengan. Padahal, mereka yang punya kekasih juga memiliki masalah
sendiri.

Februari ini kamu masih jomlo? Sudah, nggak perlu ditangisi. Ada 5 ide menarik buat kamu biar jadi jomlo bahagia.

Setop Galau! Ini 5 Ide Produktif buat Kaum Jomlo Bahagia

Tren penjualan alat masak satu porsi memang sedang meningkat di Jepang, terutama di masa pandemi seperti sekarang ini. Sayangnya, meski sangat membantu aktivitas sehari-hari, peralatan-peralatan ini dianggap bakal semakin menambah kemuraman dan rasa sepi karena banyak orang yang harus sendirian saat beraktivitas di rumah saja.

Berdasarkan data sensus, hampir 35 persen populasi Jepang tinggal sendirian pada 2015. Angka ini lebih tinggi dari yang ada di Amerika Serikat dan Britania Raya yang ada di angka 28 dan 30 persen pada tahun yang sama.

Pemerintah Jepang bahkan sampai khawatir pandemi yang bikin orang semakin jarang bersosialisasi akan meningkatkan rasa kesepian
dan keinginan bunuh diri pada 44 juta warga yang tinggal sendirian. Apalagi, selama Covid-19, angka bunuh diri meningkat selama
lima bulan berturut-turut.

Balik lagi ke penanak nasi unik, Millens. Bentuk Thanko&nbsp;lebih mirip kotak bekal dua tingkat alih-alih rice cooker yang selama ini kita kenal. Karena ukurannya juga kecil, jumlah nasi yang bisa dimasak juga hanya cukup buat seporsi saja.

Produk yang sudah terjual lebih dari 50 ribu item ini pun dianggap cocok buat dijadikan bekal makan siang. Jadi, kamu nggak akan lagi deh makan bekal dengan nasi dingin.

Selain penanak nasi, produk lain seperti pemanggan daging, cetakan takoyaki, hotplate, hingga kotatsu alias meja rendah yang berlapis selimut kini semakin banyak yang dijual dalam versi single. Para pembelinya? Tentu saja kaum jomlo.

Tren apa-apa serba sendiri bahkan sampai diadopsi restoran-restoran makanan di Jepang. Sebagai contoh, Pizza Hut di sana bahkan mulai menyediakan "My Box" yang isinya adalah menu buat satu orang saja. Menu ini laris-manis, lo.

Kira-kira, kamu tertarik buat membeli penanak nasi yang hanya muat satu porsi nasi ini, nggak, Millens?(Vic/IB28/IB09)

Inibaru.id - Pernahkah kamu membayangkan ada rice cooker yang hanya muat satu porsi nasi saja, Millens? Meski terlihat nggak berguna, penanak nasi ini sedang ngetren di Jepang, lo. Kabarnya, penanak nasi ini cocok bagi mereka yang tinggal sendirian alias jomlo sejati.

Ukuran penanak nasi yang disebut sebagai Thanko ini nggak lebih besar dari kotak tisu. Banyak penggunanya yang merasa cocok dengan produk elektronik ini karena ringkas, mudah, dan nggak rumit dirawat bagi mereka yang tinggal seorang diri.&nbsp;

Rice Cooker biasanya bisa dipakai untuk menanak dan menghangatkan nasi bagi satu keluarga. Nah, belakangan ada rice cooker yang cuma muat untuk satu porsi nasi saja. Buat apa, ya?

Cocok Buat Jomlo, Rice Cooker Kini Ada yang Cuma Muat Satu Porsi Nasi

Atau, kamu mungkin pernah bertanya-tanya, kenapa temanmu yang wajahnya pas-pasan bisa menemukan pacar, sementara kamu yang memiliki wajah cantik justru masih menjomlo atau hubunganmu serasa jalan di tempat, lalu berakhir bubar jalan?

Hm, wajah menarik nggak selalu akan membuatmu mudah mendapatkan pacar. Ada hal lain yang juga menunjangnya, Ladies and Gentlemen! Apa saja?

Kamu belum merdeka secara finansial? Itu masalah! Seganteng apa pun, kalau kamu menganggur, kamu bakal dianggap belum dewasa dan nggak punya tanggung jawab. Ehm, apa iya, mau nonton harus meminta uang orang tua? Apa kata dunia?

Eits, ini bukan berarti lawan jenis mata duitan ya! Pasangan memilih pacar mandiri secara finansial sangatlah wajar. Siapa sih yang mau direpotkan dengan orang yang lagi-lagi minta dibayarin?

Wajah oke tapi suka ngobral cinta, buat apa dipertahankan? Bukannya jadi bahagia, yang ada setiap hari doi bakal marah-marah terus karena kamu mata keranjang! Jadi, sebelum bilang gebetanmu suka jual mahal karena menolakmu, coba deh introspeksi diri dulu.

Jika kamu ketahuan bimbang dan ragu mengambil keputusan soal masalahmu sendiri, bersiaplah dicap nggak cakap. Seseorang yang tahu apa yang harus dilakukannya akan terlihat lebih memesona. Minta saran boleh, tapi kamulah penentu keputusanmu. Oke?

Mau punya pacar tapi masih seenaknya sendiri? Ya nggak bisa dong. Setiap hubungan memiliki konsekuensi. Saat kamu memutuskan bersama seseorang, kamu harus memegang teguh komitmen bersama. Jadi, sudah tahu kan kenapa kamu susah dapat pacar? Hm

5. Kekanak-kanakan dalam Menghadapi Masalah

Masih suka ngilang dan asal bilang putus saat ada masalah? Itu tandanya kamu masih bersikap kekanak-kanakan. Mana ada orang yang mau kalau kamu masih bersikap seperti ini? Pacar idaman pastilah seseorang yang dewasa dalam mengatasi masalahnya.

Kalau kamu berparas ganteng atau cantik tapi nggak bisa mengatur waktu, nggak akan ada orang yang memasukkanmu dalam kriteria pacar dambaan. Orang pasti bakal khawatir saat menjalin hubungan denganmu karena berpikir semua rencana akan kacau. Time management itu penting, lo!

Nggak peduli kamu cewek atau cowok, mematut diri itu perlu. Jangan berharap dapat pasangan sempurna kalau kamu nggak sempurna. Kira-kira, kamu termasuk yang nomor berapa, nih?&nbsp;(IB21/E03)

Inibaru.id - Menyoal sosok singgel berkualitas di Indonesia, mungkin sebagian orang bakal berpikir: Nicholas Saputra! Yap, kendati sudah cukup berumur, aktor film&nbsp;Aruna &amp; Lidahnya (2018) itu tampak betah melajang. Dengan tampang menawan, nggak mungkin kan dia nggak bisa punya gandengan.

Eits, tapi lupakan babang ganteng ini. Mungkin, dia memang lebih suka sendiri, punya ambisi lain, atau kamu saja yang nggak tahu kehidupan pribadi Nicholas. Namun, buat kamu yang merasa seganteng dia, sudah ngebet pengin punya gandengan, tapi tetap berakhir melajang, kira-kira kenapa, ya?&nbsp;

Kamu punya wajah cukup menawan, pengin banget punya gandengan, tapi tetap berakhir melajang?Hm, mungkin hal-hal inilah penyebabnya!

Wajah Menawan tapi Tetap Melajang? Mungkin 6 Hal Ini Penyebabnya!

Inibaru.id &ndash; Pernah nggak sih kamu merasa lebih nyaman tanpa pasangan? Bagimu pasangan menjenuhkan atau sedang nggak tertarik untuk mencari pasangan. Kalau iya, sepertinya kamu masuk dalam zona nyaman jomlo. Bahagia menjadi jomlo nggak berarti salah kok. Justru beberapa orang bisa sukses menata hidupnya karena nggak ada orang yang mempengaruhi.
Lalu, ciri apa lagi yang menandakan kamu sudah nyaman dengan status jomlo?
<h2>1. Mandiri dalam Banyak Hal</h2>
Kamu mungkin sudah merasa apapun bisa dilakukan sendiri sehingga nggak butuh pasangan. Saat yang lain sibuk mengagendakan holiday dengan kekasih justru kamu nggak tertarik. Karena bagimu hal itu bisa kamu lakukan dan nikmati sendiri, seperti ke bioskop, solo traveling, atau kulineran sendiri.
<h2>2. Merasa Lebih Bebas Melakukan Apa pun Tanpa Kekangan</h2>
Banyak hal yang ingin kamu lakukan menjadi lebih bebas leluasa karena kamu nggak perlu sedikit-sedikit laporan. Nggak perlu ribet cari alasan untuk izin dengan pasangan.
<h2>3. Terlalu Lama Menjomlo Sampai Lupa Rasanya Pacaran</h2>
Kalau sudah lama nggak pacaran nanti kamu bakal lupa rasanya memiliki pacar. Lupa rasanya memberi kabar pacar bahkan kencan bersama orang spesial.
<h2>4. Nggak Baper dengan Pertanyaan Tentang Status</h2>
Kamu bakal lebih santai saat ditanya soal statusmu. Bakal ada rasa sedikit nggak peduli tentang omongan orang yang mengolok-olok soal kejomloanmu. Karena bagimu kejomloan bukan hal yang memalukan.
<h2>5. Kamu Bakal Lebih Bersyukur dengan Status Jomlomu</h2>
Kamu nggak akan merasa sedih dengan kejomloanmu, justru kamu bakal bersyukur dengan status jomlomu. Karena dengan sendiri kamu bisa lebih bahagia dengan bebas tanpa beban.
Jadi jomlo itu nggak salah kok Millens.&nbsp;Yang nggak boleh kamu lakukan adalah menganggap statusmu lebih baik dari mereka yang berpasangan. Semua orang punya standar bahagia ya! (IB30/E05)

Bagi beberapa orang, kesendirian lebih baik dan lebih menenangkan. 

Malas Cari Pasangan? Mungkin Kamu Sudah Masuk Zona Nyaman Jomlo

Inibaru.id - Mungkin kamu sudah pernah mendengar kalau jomlo merupakan kaum yang riskan terkena depresi. Tapi kenapa bisa seperti itu?
Gangguan kejiwaan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, dari pekerjaan, ekonomi, keluraga, pergaulan hingga asrama. Kalau kata Wakil Direktur Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Atma Husada Mahakam Samarinda, dr. Jaya Mualimin SpKJ yang dilansir dari IDN TIMES, jomlo selama bertahun-tahun bisa rentan juga terkena depresi karena nggak ada yang memerhatikan. Hm
Karena nggak ada teman dekat atau seseorang yang bisa dijadikan media untuk mencurahkan hati, semua persoalan hanya dipendam saja rapat-rapat.
"Inilah pentingnya punya rekan, bisa kawan atau pasangan yang bisa diajak berkisah. Layaknya gelas diisi air hingga penuh, pun pikiran manusia. Kalau penuh bisa tumpah dan berbahaya bagi mental manusia," tutur Jaya.
<h2>Cara Mencegah Depresi</h2>
Depresi sendiri untuk saat ini, sebagaimana yang tercatat di Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) pada tahun 2020 nanti akan menempati nomor dua sebagai penyakit yang harus diwaspadai terpaut satu peringkat dengan jantung coroner yang menempati urutan pertama.
Kalau kesedihannya nggak tertahankan, bisa rentan mengidap depresi. Contoh secara konkrit nggak fokus ketika diajak berkomunikasi.
"Ingat setiap orang punya potensi satu persen alami gangguan jiwa. Enam persen jika itu seorang jomblo," ucapnya.
<h2>Gangguan Jiwa Bisa Seumur Hidup</h2>
dr. Jaya juga menambahkan, lebih baik mencegah daripada mengobati saat sudah terlanjur sakit. Pasalnya jika sudah sakit jiwa, nggak akan bisa terbebas sepanjang hidupnya. Meskipun sudah sembuh sewaktu-waktu berpotensi kambuh.
"Iya, bisa karena naik-turun. Itu sebab penderitanya tak bisa lepas dari obat-obatan&nbsp;yang harus terus dikonsumsi," tandasnya.
Cukup berbahaya juga ya, Millens, kalau dianggap sepele. Jadi jangan suka memendam sesuatu ya, terutama kesedihan. Ceritakan ke teman terdekat. (IB28/E05)
&nbsp;

Jomlo dalam bertahun-tahun dinilai bisa menyebabkan depresi. Kira-kira apa ya sebabnya?