Perasaan iri dan dengki adalah bagian alami dari emosi manusia. Melihat orang lain lebih maju atau memiliki pencapaian yang lebih besar sering kali memunculkan perasaan kurang nyaman dalam diri kita. Ini adalah respons yang wajar, karena manusia cenderung membandingkan diri dengan orang lain.

Namun, yang membedakan adalah bagaimana kita mengelola perasaan tersebut. Iri yang terkelola dengan baik bisa menjadi motivasi untuk berkembang, sementara iri yang dibiarkan berlarut-larut dapat berubah menjadi dengki, yaitu keinginan agar orang lain kehilangan apa yang mereka miliki.

Bahaya Jika Iri dan Dengki Nggak Dikendalikan

Jika rasa iri dibiarkan tumbuh menjadi kebencian, hal ini bisa membawa dampak negatif, seperti:

- Menurunkan rasa percaya diri– Terlalu fokus pada keberhasilan orang lain membuat kita lupa menghargai pencapaian sendiri.

- Memicu tindakan negatif – Dengki bisa membuat seseorang menyusun rencana buruk, seperti menyebarkan fitnah, merendahkan orang lain, atau bahkan berusaha menjatuhkan mereka.

- Merusak hubungan sosial – Perasaan iri dan dengki yang nggak terkendali bisa merusak hubungan dengan teman, saudara, atau kolega karena munculnya sikap permusuhan.

Agar nggak terjebak dalam siklus iri dan dengki yang merusak, berikut beberapa cara untuk mengelolanya:

1. Sadari Bahwa Setiap Orang Punya Perjalanan Masing-Masing – Kesuksesan seseorang bukan berarti kegagalan bagi kita. Setiap orang memiliki jalannya sendiri dan waktunya masing-masing.

2. Fokus pada Diri Sendiri – Daripada sibuk membandingkan diri dengan orang lain, lebih baik fokus pada peningkatan diri dan pencapaian pribadi.

3. Bersyukur atas Apa yang Dimiliki – Menghargai apa yang telah kita capai dapat membantu mengurangi rasa iri dan membuat kita lebih bahagia.

4. Gunakan sebagai Motivasi – Alih-alih merasa terpuruk, gunakan keberhasilan orang lain sebagai dorongan untuk bekerja lebih keras dan mencapai tujuan sendiri.

5. Jaga Lingkungan Pertemanan yang Positif – Berada di lingkungan yang mendukung dan saling memotivasi dapat membantu kita tetap berpikir positif.

Iri dan dengki saat reuni adalah perasaan yang wajar, tetapi harus dikendalikan agar tidak berubah menjadi kebencian yang merusak. Alih-alih terjebak dalam perasaan negatif, kita bisa menjadikannya sebagai motivasi untuk berkembang dan fokus pada kebahagiaan diri sendiri. 

Lebaran dan reuni seharusnya menjadi momen penuh kebersamaan, bukan ajang untuk menumbuhkan persaingan yang nggak sehat. Hm, semoga acara kumpul-kumpulmu tetap menyenangkan sehingga menjadi acara tahunan yang dirindukan ya, Millens? (Siti Zumrokhatun/E05)

Inibaru.id - Lebaran nggak hanya menjadi momen silaturahmi, tetapi juga ajang reuni, baik di kalangan alumni sekolah maupun keluarga besar. Saat bertemu dengan banyak orang dari berbagai latar belakang, perasaan campur aduk bisa muncul.

Salah satunya adalah iri dan dengki ketika melihat teman atau saudara yang terlihat lebih sukses atau memiliki kehidupan yang lebih baik.

Iri dan dengki adalah perasaan manusiawi, tetapi jika dibiarkan, bisa berubah menjadi kebencian yang merusak. Bagaimana cara mengelolanya agar tetap positif?

Iri dan Dengki, Perasaan Manusiawi yang Harus Dikendalikan

Berdasarkan penelitian yang dipimpin
oleh Profesor Qinghua Guo dari Institute of Remote Sensing and Geographic
Information System dari Peking University ini, Tiongkok mempunyai pohon
sebanyak 142,6 miliar. Artinya, dengan jumlah penduduk mencapai 1 miliar orang, tiap orang di sana punya 100 pohon.

Oya, penelitian ini dilakukan untuk mengecek kondisi ekosistem
hutan di Tiongkok guna memperkirakan jumlah karbon yang nantinya diserap
oleh pohon-pohon tersebut. Perkiraan inilah yang bisa jadi patokan
Tiongkok untuk merespons perubahan iklim serta memulihkan ekosistem berkelanjutan.

“Kami juga diminta untuk membuat
peta yang detail terkait dengan distribusi pohon di Tiongkok. Bisa dikatakan,
ini adalah untuk kali pertama pemetaan kepadatan pohon di Tiongkok dilakukan,”
ujar Guo sebagaimana dinukil dari Live Science.

Lantas, bagaimana cara mereka
menghitung pohon di wilayah sebanyak ini? Selain memakai teknik Lidar360 atau pemetaan berbasis laser yang menggunakan cahaya serta pengukuran jarak, para peneliti juga memakai pesawat nirawak sejak 2015 untuk mengkover wilayah yang luas di Tiongkok.

Dari data itulah, jumlah pohon bisa
diperkirakan, lengkap dengan pemetaan lokasi di mana pohon-pohon tersebut terkumpul. Hasil dari penelitian ini kemudian dipublikasikan pada 6 Februari 2025
lalu di laman jurnal internasional Tiongkok,&nbsp;Science Bulletin.

“Meski sudah memakai Lidar360, kami
masih mengalami masalah dalam akurasi jumlah pohon karena di hutan yang padat
dan rapat, terkadang ada pohon-pohon kecil yang nggak bisa kita lihat karena
tertutup pohon yang lebih tinggi,” terang Guo mengakui kelemahan dari
penelitiannya.

Hasil penelitian ini
diharapkan bakal semakin mendukung program Great Green Wall yang dicanangkan
pemerintah Tiongkok sejak 1978 lalu. Program ini dibuat demi meningkatkan
jumlah pohon di negara tersebut. Targetnya, bakal ada 100 miliar pohon di Great Green Wall tersebut pada 2050.

Kalau di Indonesia, selain merespons perubahan iklim, pemetaan pohon ini mungkin bisa menjadi upaya untuk menyikapi maraknya pembalakan liar dan alih fungsi hutan juga, ya?&nbsp;(Arie
Widodo/E10)

Inibaru.id – Menghitung jumlah pohon di sebuah kawasan sudah sulit, apalagi di sebuah negara? Terlebih, negara itu adalah Tiongkok yang memiliki wilayah terluas ketiga dunia dengan total&nbsp;9.326.410 kilometer persegi.

Sedikit informasi, daratan Tiongkok berukuran empat kali lipat dari luas wilayah Indonesia. Mengukur pepohonan yang tumbuh di atasnya tentu menjadi pekerjaan yang sulit.&nbsp;Namun, hal ini rupanya benar-benar bisa dilakukan oleh
ilmuwan dari negeri yang menjadi tanah kelahiran panda tersebut.

Sudah dilaporkan dalam bentuk jurnal, penelitian yang dilakukan ilmuan Tiongkok dalam upaya merespons perubahan iklim ini fokus menghitung jumlah pohon untuk memetakan serapan karbon di negaranya.

Respons Perubahan Iklim, Ilmuwan Berhasil Hitung Jumlah Pohon di Tiongkok

Iris yang diperankan oleh Sophie Tatcher&nbsp;diciptakan untuk menjadi pendamping bagi orang yang belum memiliki pasangan. Iris dibekali dengan memori yang
membuatnya seakan-akan punya kenangan, misalnya tentang pertemuannya dengan Josh (Jack Quaid) yang dia dampingi.

Iris yang nggak mengetahui jati dirinya sebagai robot kemudian dimodifikasi Josh untuk membunuh Sergei. Sergei adalah teman Josh. Dia dihabisi agar Josh bisa menguasai uang tabungannya sebesar 12
juta dollar. 

Begitu Sergei berhasil dieksekusi, barulah Josh mengatakan bahwa Iris sejatinya bukanlah manusia, melainkan sebuah
robot. Dia adalah&nbsp;robot "companion", yang dibuat sebagai pendamping manusia, dalam hal ini adalah Josh.

Iris yang jatuh cinta pada Josh tentu saja merasa
dikhianati. Terlebih, terkuak fakta bahwa nantinya Iris akan dijadikan sebagai kambing hitam atas kematian Sergei. Josh berencana melaporkan tindakan Iris
sebagai sebuah "kesalahan program" agar kematian itu nggak dicurigai pihak berwajib.

Dengan segala keterbatasan, termasuk kemungkinan
dimatikan tiba-tiba oleh alat pengendali yang dimiliki Josh, Iris berniat kabur agar
nggak dijadikan kambing hitam. Nah, perjuangan Iris melawan kesewenangan Josh
inilah yang jadi inti cerita dari film tersebut.

Lantas, apakah Iris pada akhirnya bisa terbebas dari semua
masalah ini? Kalau soal ini, kamu harus nonton sendiri ya untuk mengetahuinya.
Yang pasti, film berdurasi 97 menit ini nggak akan bikin kamu bosan karena plotnya cukup menarik.

Inilah yang membuat rating Companion di situs Rotten Tomatoes
cukup tinggi, yaitu 94 persen. Bisa dikatakan, film ini memang disukai banyak
orang.

Buat kamu yang butuh hiburan selama libur Lebaran ini, nggak
ada salahnya menonton film Companion. Selamat menikmati!&nbsp;(Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Sudah ada beberapa film yang menunjukkan
tentang konflik antara manusia dan robot. Di Ex Machina (2014), misalnya,
sebuah robot melakukan aksi tipu daya ke manusia agar terbebas dari laboratorium
yang jadi lokasi pembuatannya.

Nah, pada film Companion yang dirilis pada
31 Januari 2025 lalu, situasi yang terjadi justru sebaliknya, yakni tentang sesosok robot yang dikhianati manusia. Saat ini, film besutan Drew
Hancock itu bisa kamu tonton di layanan streaming berbayar Apple TV.

Sebagaimana Ex Machina, robot dalam Companion juga berwujud dan berperilaku laiknya perempuan. Bedanya, Iris yang merupakan nama robot dalam Companion nggak menyadari bahwa dirinya adalah seorang robot.

Film Companion sebenarnya punya plot yang sederhana, yaitu konflik antara manusia dan robot. Tapi, kesederhanaan ini dikemas dengan cerita yang membuatnya seru.

Memahami Perasaan Robot yang Dikhianati Manusia dalam Film 'Companion'

Berdasarkan sejarah, roti jala merupakan adaptasi dari
kuliner India yang dikenal sebagai roti prata, Millens. Menurut Suarausu
(15/7/2022), dulu, para pedagang India yang datang ke wilayah Melayu nggak
hanya membawa barang dagangan, tapi juga budaya dan kuliner mereka.

Budaya dan
makanan inilah yang kemudian diadaptasi oleh masyarakat setempat, termasuk roti jala.
Jika diamati, pengaruh budaya India ini sangat kentara yaitu
penggunaan kari sebagai pendamping roti jala.

Dinamakan "roti jala" karena bentuknya yang
menyerupai jala atau jaring nelayan. Melansir Goodnewsfromindonesia
(10/3/2025), hal ini diilhami dari pekerjaan mayoritas masyarakat Melayu di
daerah pesisir kala itu.

Sementara itu, warna kuning pada roti jala menggambarkan
warna jala yang digunakan oleh nelayan di sungai Johor pada masa lalu, yang terbuat
dari benang berwarna kuning atau jingga. 

Di negeri asalnya, India, roti jala (roti prata) bercita rasa
asin. Namun, kebanyakan yang dijual di Indonesia memiliki rasa manis karena
disuguhkan bersama saus kinca. Itu sebabnya, roti jala sangat pas dijadikan
menu takjil.

Kalau tertarik mencobanya, kamu nggak harus beli kok Kamu
bisa membuatnya sendiri di rumah dengan bahan yang sederhana.

Roti jala terbuat dari campuran tepung terigu, telur,
santan, dan sedikit garam. Adonan ini kemudian dibentuk sehingga menyerupai pola jala atau jaring tipis. Setelah matang, roti jala
biasanya disajikan dengan kuah kari kental yang gurih atau saus kinca yang
manis.

Dengan sejarah yang kaya dan makna budaya yang dalam, roti
jala nggak hanya menjadi hidangan lezat tetapi juga simbol identitas dan
warisan kuliner masyarakat Melayu. Apa kamu juga suka makan roti jala, Millens?
Pilih rasa gurih atau manis nih? (Siti Zumrokhatun/E10)

Inibaru.id – Salah satu makanan yang banyak ditemukan
ketika Ramadan adalah Roti Jala. Roti jala adalah makanan khas masyarakat
Melayu yang populer di wilayah seperti Johor, Semenanjung Malaysia, Sumatra
Utara, dan Kepulauan Riau.

Hidangan ini biasanya disajikan bersama kuah kari, seperti
kari ayam atau kambing, dan sering ditemukan saat acara-acara istimewa atau
perayaan tertentu.

Hidangan ini nggak hanya lezat tetapi juga mencerminkan kehidupan masyarakat pesisir yang erat kaitannya dengan laut. Biasanya disajikan dengan kuah kari, roti jala menjadi bagian penting dari tradisi kuliner di Malaysia, Sumatera Utara, dan Kepulauan Riau.

Roti Jala: Warisan Kuliner yang Mencerminkan Kehidupan Nelayan Melayu

“Bahkan jika dibandingkan Kamis biasanya, di luar Ruwah atau
jelang Lebaran, harga mawar bisa lebih dari Rp50 ribu. Ini agak mengherankan
karena pada Kamis (20/3) lalu juga mawar hanya laku Rp10 ribu per keranjang.
Padahal, biasanya permintaan mawar meningkat untuk keperluan nyekar di
Kamis sore,” keluh Umi, salah seorang petani mawar dari Sumowono, Kabupaten
Semarang.

Layaknya kebanyakan petani di daerah tempat tinggalnya, Umi
sudah melakukan pruning dan perawatan lainnya terhadap mawar di ladangnya agar bisa mekar
maksimal sejak seminggu jelang Lebaran. Alasannya, tentu saja karena pada momen
tersebut, harga jual mawar petik bisa meningkat berkali-kali lipat dari
biasanya.

Jelang Lebaran tahun lalu, misalnya, perempuan yang bisa
membawa 7-8 keranjang mawar setiap kali menjualnya di Pasar Bunga Bandungan
bisa mendapatkan harga Rp100 ribu – Rp200 ribu per keranjang. Saking banyaknya
mawar yang mekar di ladangnya, dia bahkan bisa panen 2-3 kali dalam sehari.
Makanya, keuntungan yang dia dapatkan jelang Lebaran 2024 lalu menembus jutaan rupiah.

“Keuntungan menjual mawar ini seperti THR buat kami untuk
keperluan belanja Lebaran. Makanya, kami heran kok pada tahun ini harganya
nggak sebagus tahun lalu,” ungkap adik Umi yang membawa 6 keranjang mawar,
Khoiriyah.

Keduanya kemudian berasumsi kalau pasokan mawar pada tahun
ini jauh lebih melimpah dari sebelumnya. Hukum ekonomi kemudian berlaku, jika
pasokan barang berlebih namun permintaan sama, tentu saja harga barangnya akan
turun.

“Tahun kemarin banyak mawar yang lomot alias gagal
mekar. Mungkin karena hal itu jadi harganya tinggi. Kalau sekarang, hampir
semua orang berhasil menjadikan mawarnya mekar semua,” ungkap keduanya diamini
tetangga lainnya yang hanya mendapatkan uang Rp310 ribu untuk 7 keranjang
mawar, Yani.

Meski begitu, karena mereka juga mampu memanen banyak mawar,
setidaknya mampu mengumpulkan sejumlah uang untuk keperluan belanja Lebaran.
Makanya, meski harganya nggak sebagus tahun lalu, para petani dari Sumowono tersebut
tetap bersyukur.

Apalagi, masih ada 3 hari tersisa jelang Lebaran. Mereka
berharap ada pengepul bunga dari daerah lain yang akan berdatangan ke Pasar
Bunga Bandungan. Semakin banyak pengepul yang berdatangan, harapannya bakal bikin
permintaan meningkat dan berimbas pada harga mawar jauh lebih mahal dari harga sekarang.

Semoga saja harapan tentang harga mawar ini beneran kejadian
ya, Millens. Jadi, para petani ini bisa berlebaran dengan senyum secantik
mawar yang mereka rawat selama ini. (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Harapan warga Bandungan dan Sumowono
mendapatkan harga jual mawar petik yang mahal pada Kamis (27/3/2025) pagi,
pupus. Meski banyak orang sudah berdatangan ke Pasar Bunga Bandungan sejak
pukul 04.30 WIB, harga mawar yang kebanyakan dipanen sejak pukul 02.00 WIB
tersebut nggak pernah menembus Rp50 ribu per keranjang.

Padahal, hari ini sudah H-4 Lebaran. Pada tahun-tahun
sebelumnya, sejak H-5 Lebaran, harga mawar petik sudah berangsur naik dan
biasanya mulai menyentuh angka Rp70 ribuan – Rp100 ribuan per keranjang. Warga
yang mengharapkan keuntungan dari penjualan mawar untuk bisa membeli banyak
keperluan Lebaran pun mulai resah.

Hingga H-4 Lebaran, harga mawar dari tangan petani yang dijual di Pasar Bunga Bandungan hanya laku kurang dari Rp50 ribu per keranjang. Padahal, pada masa yang sama Lebaran 2024, harganya bisa jauh lebih mahal. Apa penyebabnya?

Jelang Lebaran 2025 Harga Mawar Belum Seharum Tahun Lalu, Petani Sumowono: Tetap Alhamdulillah

Promo yang Menggoda, Dompet yang Menipis  

Promo besar memang terlihat menguntungkan, tetapi sering kali justru menjadi jebakan yang membuat kita belanja lebih dari yang direncanakan. Misalnya, kita hanya berencana membeli kebutuhan sehari-hari, tetapi akhirnya tergoda membeli barang yang sebenarnya nggak dibutuhkan karena "diskon besar". Akibatnya, uang yang seharusnya bisa disimpan malah habis untuk hal-hal kurang penting.  

Menurut penelitian, promo memicu efek psikologis yang disebut fear of missing out (FOMO). Kita takut kehilangan kesempatan bagus, sehingga langsung memutuskan membeli tanpa berpikir panjang. Selain itu, promo membuat kita merasa telah menghemat, padahal yang sebenarnya terjadi adalah pengeluaran bertambah.

Bagaimana Menghindari Belanja Impulsif?  

   Selalu buat daftar barang yang benar-benar Anda butuhkan sebelum berbelanja. Dengan begitu, Anda lebih fokus pada kebutuhan, bukan keinginan.  

   Jika tertarik pada barang yang sedang promo, beri waktu beberapa saat untuk berpikir: Apakah barang ini benar-benar dibutuhkan? Jika nggak, abaikan saja.

   Tentukan anggaran belanja sebelum memulai, dan disiplin pada batas tersebut meskipun banyak promo menarik.  

   Jangan mudah percaya pada tulisan besar “Diskon 50%”. Bandingkan harga sebelum dan sesudah promo untuk memastikan apakah benar ada penghematan.  

Belanja saat promo memang bisa menguntungkan, tetapi hanya jika dilakukan dengan bijak. Jangan sampai promo besar hanya menjadi alasan untuk belanja impulsif dan membuat dompet semakin tipis. Ingat, hemat bukan soal seberapa besar diskon yang kita dapatkan, melainkan seberapa cermat kita mengatur pengeluaran.

Gimana, masih mau kalap belanja dengan embel-embel lagi diskon, Millens? (Siti Zumrokhatun/E05)

Inibaru.id - Siapa yang nggak tergoda dengan tulisan besar-besar di etalase toko atau aplikasi belanja online: Diskon Hingga 70%, Beli 1 Gratis 1, atau Flash Sale Terbatas? Promo seperti ini memang dirancang untuk menarik perhatian dan membuat kita merasa rugi jika tidak memanfaatkannya. Namun, apakah belanja saat promo selalu berarti hemat?

Siapa bilang banyak promo bikin belanja makin hemat?

Promo Besar Belum Tentu Hemat, Hati-Hati Belanja Impulsif!

Mengapa self-reward penting? Karena ini merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan motivasi, memperkuat kebiasaan positif, dan merawat kesejahteraan mental kita. 

Namun, penting untuk memahami bahwa hadiah untuk diri sendiri nggak selalu harus berkaitan dengan pengeluaran uang. Berikut adalah beberapa cara sederhana yang dapat dianggap sebagai self-reward tanpa harus berbelanja:

Berikan dirimu waktu untuk bersantai dan melakukan aktivitas yang kamu nikmati. Misalnya, menonton film favorit, membaca buku yang telah lama kamu inginkan, atau hanya berjalan-jalan di alam.

Aktivitas olahraga atau latihan fisik juga bisa menjadi bentuk self-reward yang efektif. Merawat tubuh kita dengan berolahraga dapat memberikan kebahagiaan dan energi yang meningkat.

Menghabiskan waktu di dapur untuk memasak hidangan favorit atau mencoba resep baru dapat menjadi cara yang memuaskan untuk merayakan pencapaian atau memanjakan diri sendiri.

Menciptakan ruang untuk meditasi atau refleksi adalah bentuk self-reward yang kuat. Ini membantu kita untuk merenungkan pencapaian, bersyukur atas hal-hal baik dalam hidup, dan menenangkan pikiran.

Menyalurkan kreativitas dalam bentuk melukis, menulis, atau bermain musik juga dapat menjadi cara yang efektif untuk merayakan diri sendiri dan mengekspresikan diri.

Menjelajahi dunia melalui buku, podcast, atau dokumenter adalah cara lain untuk memberikan penghargaan pada diri sendiri. Belajar hal-hal baru dan memperluas wawasan kita dapat memberikan kepuasan yang mendalam.

Ingatlah bahwa hadiah untuk diri sendiri adalah tentang menghargai dan menghormati diri kita sendiri. Ini tentang mengakui nilai dan keberhasilan kita, sekaligus merawat kebutuhan emosional dan mental kita. 

Dengan mengadopsi pendekatan yang holistik terhadap self-reward, kita dapat menciptakan kehidupan yang lebih seimbang, berarti, dan memuaskan. Jadi, jangan cuma beli-beli terus berkedok self-reward ya, Millens. (Siti Zumrokhatun/E05)

Inibaru.id - Ketika kita berbicara tentang self-reward atau hadiah untuk diri sendiri, gambaran yang muncul seringkali terkait dengan belanja barang-barang yang diinginkan. Namun, sebenarnya self-reward bisa jauh lebih dari sekadar hal-hal materi.

Ini adalah praktik yang memungkinkan kita untuk mengakui pencapaian, perjuangan, dan upaya keras yang telah kita lakukan dalam mencapai tujuan atau mengatasi tantangan.

Nggak jarang jika kita sering membeli barang impian setelah mencapai satu keberhasilan. Tapi, sebenarnya self-reward nggak sekedar belanja, lo.

Makna Self-Reward, Lebih dari Sekadar Belanja

Menurutnya,
hal yang seharusnya lebih diutamakan untuk saat ini adalah makanan, kebersihan
rumah dan kesehatan. Jika ketiga hal tersebut sudah tercukupi, maka barulah kamu bisa memikirkan tentang berbelanja kebutuhan Lebaran 2020.

Lantas
bagaimana dengan para desainer dan pebisnis di bidang mode menghadapi pandemi Covid-19 ini, ya?

Salah
satu desainer terkenal di Indonesia, Ria Miranda yakin jika sebagian masyarakat Indonesia akan tetap mencari baju Lebaran. Hanya, penjualan baju Lebaran tahun ini sepertinya akan berkurang jika dibandingkan dengan penjualan tahun lalu.

Ria
pun memilih untuk tetap merilis koleksi Lebaran di 2020 ini. Dia meluncurkan model baju
Lebaran bertema Nagari dengan sentuhan kampung halamannya, Padang. Dia mengaku pemilihan model ini untuk
mengobati rindunya karena nggak bisa mudik.

Keoptimisan
yang sama juga disampaikan oleh Zyta Delia Rahma dan business development
advisor di ZytaDelia Official, A. Ziki dari brand fashion Zyta Delia. Keduanya dikenal sukses berbisnis di bidang busana muslim online. Zyta mengatakan
bahwa mereka memiliki konsumen setia yang tetap membeli produk mereka
meski ditengah pandemi seperti ini.

Sementara
itu, desainer Ivan Gunawan menerapkan strategi berbeda dalam merilis koleksi busana
untuk Hari Raya. Sejak awal Ramadan tahun ini, Ivan merilis koleksi premium yang menurutnya
setara dengan busana dari brand dunia. Tak hanya bisa dipakai saat Lebaran,
baju premium yang baru saja diluncurkannya itu juga bisa dipakai pada hari
istimewa lainnya.

Hanya, sebaiknya memang kamu tetap mematuhi saran pemerintah untuk nggak keluar rumah jika nggak benar-benar membutuhkannya. Kalau memang ingin beli baju Lebaran, sebaiknya lewat belanja online&nbsp;saja, ya Millens? Hal ini demi memutus rantai penularan virus corona. Toh, ada banyak diskon yang bisa kamu dapatkan kalau belanja online, kok.&nbsp;(Kom/IB24/E07)

Inibaru.id - Masyarakat Indonesia mengenal budaya membeli baju baru untuk merayakan Idulfitri. Hal ini berlangsung di setiap akhir bulan Ramadan, termasuk menjelang Lebaran tahun ini. Hanya, mengingat belakangan ini Indonesia sedang dilanda pandemi Corona yang mematikan, apakah sebaiknya budaya membeli baju Lebaran ini tetap dilakukan?

Perencana
keuangan Finansia Consulting Eko Endarto mengatakan, dalam kondisi yang tak
pasti ini, langkah terbaik adalah bijak dalam mengatur pengeluaran Ramadan, termasuk dalam hal belanja keperluan Lebaran.

“Sederhananya
sih mereka harus mengatur prioritas apa yang harus dikeluarkan dan tujuan
pengeluarannya. Jika untuk Lebaran maka harusnya jangan terlalu boros di bulan
puasa,” kata Eko kepada Jumat (1/5/2020).

Sudah menjadi tradisi membeli baju saat Lebaran tiba. Namun ditengah pandemi corona seperti sekarang ini, pentingkah membeli baju Lebaran? Berikut penjelasannya.

Pentingkah Belanja Baju Lebaran Di Masa Pandemi Corona?

Sarung Tangan Justru Bisa Memicu Penyebaran Virus

Kita diminta untuk sering-sering mencuci tangan dengan sabun agar nggak mudah terinfeksi virus corona. Hanya, bukan berarti dengan memakai sarung tangan kamu sudah aman dari virus.

Kalau kamu menyentuh sebuah benda yang ternyata sudah terkontaminasi dengan sarung tangan dan kemudian menyentuh benda lain, maka sarung tangan yang kamu pakai justru menjadi media penyebaran virus. Waspadalah jika sarung tangan yang dipakai berbahan lateks karena virus corona ternyata lebih mudah untuk menempel pada bahan ini daripada ke kulit manusia.

Alih-alih memakai sarung tangan, kamu lebih disarankan lebih sering mencuci tangan dengan sabun atau memakai hand sanitizer&nbsp;setelah menyentuh barang belanjaan, uang, gagang pintu, atau barang-barang lainnya saat berbelanja.

Rasa Aman Saat Memakai Sarung Tangan Bisa Berbahaya

Rasa aman karena telah memakai sarung tangan saat berbelanja atau melakukan aktivitas di luar rumah lainnya bisa berbahaya. Banyak orang yang kemudian nggak mencuci tangannya. Padahal, saat melepas sarung tangan, jari-jari menyentuh bagian luar sarung tangan yang bisa saja sudah terkontaminasi virus dan kuman.

"Bahkan, 30 persen tenaga kesehatan masih belum tahu cara melepas sarung tangan dengan baik. Padahal, mereka sudah dilatih sebelumnya," ucap Reynolds.

Cara Melepaskan Sarung Tangan Karet dengan Benar

Jepitlah satu sarung tangan di bagian pergelangannya. Setelahnya, tarik ke bagian atas hingga bagian ujung terlepas. Kemudian, jari yang sudah terlepas dipakai untuk menarik sarung tangan yang masih terpakai di bagian pergelangan tangan. Lepas dengan cara yang sama. Setelahnya, buang sarung tangan dan kemudian cuci tangan dengan sabun.

Pembuangan sarung tangan harus dilakukan dengan hati-hati. Jika tidak, bisa jadi ada banyak barang yang terkontaminasi virus dan kuman.

Mengapa Petugas Kesehatan Harus Memakai Sarung Tangan?

Reynolds mengatakan petugas kesehatan harus memakai sarung tangan karena bersinggungan langsung dengan pasien sehingga lebih rentan tertular. Konsekuensinya, mereka juga nggak bisa sembarangan berjalan di dekat orang lain dengan memakai sarung tangan atau peralatan pelindung lainnya.

Aktivitas ini tentu sangat berbeda dengan saat kamu berbelanja. Meski ada potensi penularan virus, nggak sebesar saat di fasilitas kesehatan. Hal ini berarti, kebutuhan penggunaan sarung tangan saat berbelanja nggak benar-benar penting.

Satu hal yang pasti, Millens. Jangan lama-lama berbelanja. Segera ambil barang yang dibutuhkan, bayar, dan pulang. Jangan lupa cuci tangan dan jaga jarak, ya? (Tem/MG29/E07)

Inibaru.id – Semenjak pandemi corona melanda Indonesia, masyarakat pun mengalami perubahan perilaku. Kini memakai masker di luar rumah menjadi hal yang lumrah dilakukan. Hanya, apakah kamu juga perlu memakai sarung tangan saat berbelanja demi mencegah penularan Covid-19?

Banyak orang yang percaya sarung tangan bisa mencegah penularan virus corona. Hanya, ahli mikrobiologi Kelly Reynolds,
Ph.D. dari Universitas Arizona justru berpendapat sebaliknya.

 Menurutnya, penggunaan sarung tangan ketika berbelanja justru bisa memberikan lebih banyak kerugian. Berikut adalah alasannya.

Belanja di supermarket selama pandemi Corona seperti sekarang ini bisa memicu kekhawatiran tersendiri. Hanya, apakah kamu perlu memakai sarung tangan saat melakukannya?

Perlukah Memakai Sarung Tangan saat Belanja di Supermarket?

Meski anjuran di rumah aja terus digaungkan, tetap saja banyak orang datang ke supermarket untuk berbelanja dan memenuhi kebutuhan rumah. Kita pun harus cermat saat berbelanja dengan menjaga jarak dan tidak bergerombol, khususnya saat akan mengambil barang di rak atau mengantre sebelum membayar.

Selain menjaga jarak, sebaiknya kamu juga nggak sembarangan menyentuh orang lain, apalagi bersalaman meski kamu mengenal orang tersebut.

2.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Troli atau Keranjang Belanja

Saat belanja, kamu pasti
membutuhkan keranjang atau troli untuk mengangkut barang belanjaanmu. Sebelum menyentuhnya,
pastikan troli atau keranjang sudah kamu bersihkan dengan cairan disinfektan. Sebab,
troli dan keranjang belanja telah disentuh oleh banyak pengunjung yang lain. 

Kalau kamu nggak belanja banyak, sebaiknya nggak memakai troli atau keranjang dan langsung membawa barang ke kasir saja.

3.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Gagang pintu

Gagang pintu yang banyak
disentuh orang lain bisa menjadi tempat bersarangnya virus. Di supermarket, gagang pintu ini bisa kamu temui di showcase&nbsp;minuman dingin. Sebelum menyentuhnya, sebaiknya bersihkan gagang pintu dengan disinfektan. Jika tidak membawanya, pastikan membersihkan tangan dengan hand sanitizer setelah menyentuhnya.

4.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Makanan curah

Produk makanan curah menjadi spot
yang sering didatangi pengunjung karena murah. Hanya, di masa pandemi seperti sekarang ini, sebaiknya kita menghindarinya terlebih dahulu. Bisa jadi sendok pengambil makanan curah ini telah dipakai banyak orang dan menjadi sarang virus.

5.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Produk makanan segar

Kebiasaan menyentuh produk makanan segar
seperti sayur dan buah-buahan sudah menjadi hal yang lumrah dilakukan semua orang. Selain itu, bisa jadi ada orang yang batuk atau bersin di depan produk makanan segar tersebut.

Cobalah untuk memilih bahan makanan segar yang telah terbungkus plastik. Selain itu, segera bersihkan tangan dengan hand sanitizer&nbsp;setelah menyentuhnya.

6.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Rak

Para petugas mungkin sering
membersihkan bagian rak demi mencegah berkumpulnya virus. Meski begitu, tetap saja kita sebaiknya nggak sembarangan menyentuhnya.

Hindari menyentuh rak barang bila kamu nggak berniat membelinya. Setelah mengambil barang yang dibutuhkan atau menyentuh rak, segera cuci tangan dengan hand sanitizer.

Berbelanja di masa pandemi memang bisa semenakutkan bertempur di medan perang. Hanya, kamu sebaiknya nggak cemas berlebihan. Terapkan gaya hidup sehat dan jaga jarak agar nggak ikut tertular, ya Millens?&nbsp;(Kum/MG31/E07)

Inibaru.id – Di
tengah masa pandemi corona yang belum juga mereda, belanja di supermarket pun menjadi kegiatan yang menantang sekaligus bikin cemas. Kekhawatiran tertular virus Covid-19 saat belanja terus saja menghantui. Hanya, kita nggak mungkin berdiam saja di rumah jika bahan makanan mulai habis.

Agar nggak mudah tertular virus, pastikan untuk memperhatikan hal-hal berikut ini saat berbelanja di supermarket, ya Millens!

1.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Jaga jarak aman

Meski selama pandemi corona kita diminta untuk di rumah aja. Sesekali kita harus pergi belanja ke supermarket. Berikut adalah benda-benda yang sebaiknya nggak disentuh saat belanja demi mencegah penularan virus.

Jangan Sentuh Ini Kalau Kamu Belanja di Supermarket!

Inibaru.id - Mendekati tanggal gajian seperti sekarang, pasti yang terbayang olehmu adalah belanja. Kegiatan ini terasa semakin menyenangkan ketika menemukan barang yang diincar dibanderol dengan harga miring. Duh, jadi lupa bayar kredit! Ha ha
Belanja memang bikin happy, tapi tentu kamu juga pernah mengalami hal-hal yang menyebalkan. Apa saja ya? Yuk simak!
Label Harga Nggak Ada 
Kamu pasti pernah menemui ketika belanja barang yang pengin kamu beli nggak memiliki label harga. Hal tersebut tentunya akan membuat kamu jadi was-was. Apakah harganya wajar atau jauh di atas harga pasaran.
Sudan Didiskon Masih Tetap Mahal 
Katanya sih sudah didiskon besar-besaran, tapi setelah dihitung-hitung harga masih saja tinggi. Kalau nggak siap dengan bujet, mau nggak mau ya mundur teratur. Sebel banget ya,&nbsp;Millens?
Barang Murah Tapi Hampir Expired
Kamu pernah tertarik dengan produk yang memberi promo beli 1 dapat 1? Karena bisa beli 2 produk sekaligus dengan harga murah, kamu tentu berharap bisa menghemat. Setelah bayar, barulah kamu tahu kalau tanggal kadaluarsanya tinggal sebentar lagi. Pernah kayak gini nggak?
Diikuti Pelayan saat Milih Barang
Diperhatikan atau diikuti pelayan toko saat berbelanja, pasti rasanya nggak nyaman. Apalagi ketika ingin membeli kebutuhan pribadi, seakan privasi terganggu.
Ditatap Sinis Karena Nggak Jadi Beli
Kadang sudah berkeliling di satu toko selama berjam-jam tapi nggak ada barang yang sreg di hatimu. Saat bilang nggak jadi beli, ada hal horor terjadi. Kamu mendapat tatapan sinis dari pramuniaga toko dan terus memelototimu hingga menuju tempat parkir. Hi, serem!
Harga Label Barang dan di Kasir Beda
Ini nih yang paling sering dialami. Lihar harga di etalase sekian tapi saat membayar harga lebih mahal. Nahasnya, kamu baru mengetahui itu setelah dihitung oleh kasir. Mau protes tapi nggak enak dengan pembeli lain yang sudah antre. Jadinya ya, kamu mengalah dan membayarnya.
Salah Beli Barang
Saat kamu terburu-buru saat berbelanja, kamu pasti nggak terlalu memperhatikan barang belanjaan kamu, benar begitu&nbsp;Millens? Nah saat kamu sampai di rumah, ternyata barang yang kamu beli salah. Mau balikin nggak mungkin, mau dipakai juga nggak bisa. Malah bingung sendiri kan?
Itu tadi hal-hal menyebalkan yang sering dialami orang ketika berbelanja. Kalau kamu sering mengalami yang mana, Millens? (IB29/E05)

Nggak melulu menyenangkan, berbelanja juga sering bikin orang sebal. Apa saja sih kejadian yang buat orang kesal saat bembeli barang?

7 Kejadian Menyebalkan yang Sering Dialami Ketika Berbelanja

Inibaru.id &ndash; Seringkali seseorang akan tergoda membeli barang saat pergi ke pusat perbelanjaan atau melihat-lihat di marketplace. Terkadang tanpa pikir panjang, seseorang langsung membeli barang itu untuk memuaskan keinginan atau rasa penasaran.
Kondisi inilah yang disebut sebagai impulsive buying (pembelian impulsif). Dikatakan impulsif karena pembelian itu muncuk tanpa terencana dan sebenarnya nggak terlalu kamu butuhkan.
Nah, membeli barang yang nggak benar-benar kamu butuhkan bisa membuatmu merasa menyesal di kemudian hari. Nggak hanya itu, impulsive buying juga bisa menganggu roda keuanganmu. Supaya nggak merasa merugi, coba deh lakukan cara-cara berikut untuk mengatasi impulsive buying.
Menulis Daftar dan Rencana Pembelian
Menurut Developgoodhabits.com, penting banget untuk membuat daftar rencana pembelian kebutuhanmu dalam sebulan. Kalau kamu mau pergi ke pusat perbelanjaan, daftar ini juga penting dibuat. Daftar belanjaan itu sangat membantumu untuk memutuskan mana yang harus lebih dulu dibeli dan mana yang nggak perlu dibeli.
Eits, setelah membuat daftar pembelian, kamu juga perlu berjanji pada dirimu sendiri untuk nggak mengingkari pembelian di luar daftar itu, Millens. Anggap saja barang yang nggak tertulis dalam daftar adalah barang yang nggak akan kamu gunakan sampai kapan pun. Dengan begitu, keuanganmu akan tetap terjaga.
Membuat Daftar Tunggu 30 Hari Barang Incaran
Apa itu daftar tunggu 30 hari? Daftar ini berfungsi untuk menguji apakah barang itu benar-benar kamu butuhkan atau nggak. Ketika kamu mengingkan sesuatu, catat saja nama toko, nama barang, dan harganya. Tunggulah sampai bulan depan. Kalau kamu masih menginginkannya, bisa jadi barang itu memang kamu butuhkan. Namun, sebaliknya, kalau kamu sudah nggak meliriknya sama sekali berarti kamu nggak membutuhkannya. Jika sudah begitu, coret saja barang tersebut dari daftar belanjaanmu.
Lakukan Riset Sebelum Membeli
Ketika hendak membeli suatu barang, ada baiknya kamu benar-benar mengenali produk tersebut. Ini juga berlaku saat kamu akan membeli barang-barang pokok, apalagi barang tersebut mahal dan cukup berisiko seperti laptop, ponsel, sepatu, dan lain-lain. Kamu bisa melakukan riset kecil apakah produknya cacat, lawas, atau palsu. Ini akan membantumu mencegah penyesalan seusai membeli.
Hindari Penggunaan Kartu Kredit
Perlu diingat, membayar segala hal dengan kartu kredit akan memberatkan keuanganmu di masa mendatang. Ada baiknya kamu selalu melakukan pembayaran dengan uang tunai supaya terhindar dari pembengkakan tagihan.
Hindari Mengunjungi Marketplace Bila Nggak Butuh 
Kendati sepele, hal ini benar-benar sangat membantumu menghindari rasa ingin memiliki suatu barang. Taktik pemasaran di marketplace biasanya sangat menarik sehingga kamu bisa mudah tergiur. Terkadang, sebelum membaca deskripsinya kamu sudah tertarik dulu dengan gambarnya. Nah, ini nih yang biasanya membuatmu kecanduan belanja.
Yap, itulah beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk menghindari impulsive buying, Millens.&nbsp;Dari semua hal itu, sebenarnya yang lebih penting adalah pengendalian dirimu. Kalau kamu bisa mengendalikan diri dengan baik, pembelian impulsif ini dapat dicegah, kok. (IB07/E04)

Memanjakan diri dengan membeli barang yang diinginkan boleh-boleh saja, kok. Namun, kalau kamu mendadak beli banyak barang yang akhirnya menumpuk karena nggak digunakan, ya keuanganmu bakal terganggu.

Sering Alami Impulsive Buying ? Begini Cara Mengatasinya

Inibaru.id &ndash; Kamu mungkin saja pernah membeli cukup banyak barang padahal barang-barang itu sebenarnya nggak terlalu kamu butuhkan. Terkadang, beberapa orang juga bisa membeli beberapa barang dengan merek yang berbeda meskipun sebenarnya barang-barang tersebut sama saja.
Dalam dunia psikologi, perilaku demikian disebut sebagai impulse buying. Pijarpsikologi.org (3/6/2017) menulis, banyak orang yang menganggap belanja barang yang nggak sesuai dengan kebutuhan ini sebagai pelampiasan emosi. Namun, menurut pakar kesehatan, hal ini sebenarnya disebabkan tindakan tanpa pertimbangan yang matang dan dilakukan secara tiba-tiba.
Ada sejumlah faktor yang menyebabkan seseorang melakukan impulse buying, Millens. Berikut beberapa di antaranya.
Faktor Lingkungan Belanja
Jika tempatmu berbelanja memiliki penataan ruang yang baik, luas, mampu menyediakan tampilan produk yang baik, hingga menyediakan aroma yang menyenangkan, bisa jadi kamu akan lebih mudah melakukan impulse buying saat berbelanja.
Faktor Kepribadian
Jika kamu memang tergolong dalam pribadi yang mementingkan citra atau penampilan, perilaku impulse buying sangat berpotensi terjadi. Penelitian membuktikan, mereka yang nggak memiliki rasa percaya diri atau suasana hati yang baik cenderung ingin melepaskan emosi dengan melakukan impulse buying.
Faktor Produk, Gender, dan Aspek Budaya
Kemasan produk memang dibuat sedemikian rupa agar kamu tertarik untuk membelinya. Selain itu, untuk faktor gender, pria memang cenderung melakukan impulse buying demi membeli barang yang bisa mendukung aktivitas sehari-hari, sedangkan wanita cenderung melakukan impulse buying untuk mendapatkan barang-barang yang bisa menjadi ajang ekspresi diri.
Khusus untuk aspek budaya, masyarakat Asia yang memiliki budaya kolektif rupanya lebih rentan untuk melakukan impulse buying.
Siapa nih sobat Millens yang sering tiba-tiba membeli banyak barang yang sebenarnya nggak dibutuhkan? Hayo, ngaku deh. (IB09/E04)

Kalau kamu sering belanja berlebihan di luar rencana, bisa saja kamu terkenal impulse buying , Millens . Yuk, kenal lebih dekat perilaku ini.

Mengenal Impulse Buying , Perilaku yang Bisa Buat Dompetmu Sekarat

Inibaru.id &ndash; Pasar tradisional di Indonesia memang terus dibenahi. Namun, kesan sumpek, pengap, sesak, dan kadang kotor, nggak bisa dihilangkan begitu saja. Bagi yang malas berdesakan atau nggak punya waktu, ini tentu jadi masalah. Nah, kalau kamu termasuk yang seperti itu,&nbsp;aplikasi ini mungkin bisa jadi solusi. Tumbas.in namanya.
Berbeda dengan kebanyakan aplikasi jual-beli yang mematok harga pasti,&nbsp;Tumbas.in mematok harga berdasarkan harga pasar tradisional. Mereka bahkan menawar harga laiknya kita berbelanja barang di pasar tradisional pada umumnya.
Bayu Mahendra Saubig, salah seorang founder&nbsp;Tumbas.in&nbsp;mengatakan, bisnis kreatif ini sengaja dibangun untuk mengakomodasi pedagang kecil dan toko kelontong. Jadi, layanan tersebut dibuat untuk mempertemukan pembeli dengan "pedagang tradisional".
&ldquo;Pasar modern kan sudah mulai masuk ke kota kecil. Nah, kami pengin membantu pedagang-pedagang kecil dan toko kelontong untuk bersaing,&rdquo; jelas Bayu pada Inibaru.id belum lama ini.
Dengan latar belakang itu, lanjutnya, Tumbas.in nggak hanya membantu para pembeli yang membutuhkan efisiensi waktu. Para pedagang pun bisa memiliki pasar yang lebih luas.
<img src="/nuploads/39/DSC02102.JPG" alt="" width="700" />
<code>Belanja ke pasar tradisional dapat dilakukan via daring. (Inibaru.id/Ayu S Irawati)</code>
Melalui layanan tersebut, kamu bisa berbelanja buah, sayur, lauk-pauk, dan barang-barang lain yang umumnya ditemukan di pasar tradisional hanya dengan ponsel pintarmu. Cara pakainya pun mudah! Kamu hanya perlu memilih barang incaran, mengisi alamat, lalu menunggu pengiriman barang.
Dikirim Pagi
Tumbas.in&nbsp;melakukan pengiriman barang tiap pagi. Semua pesanan pada hari sebelumnya akan dikumpulkan dan dibelanjakan mulai pukul 03.00 pagi. Jadi, kebutuhan pasarmu dijamin segar, nih!
Dengan sistem seperti ini, Tumbas.in bisa melayani para ibu yang memiliki kesibukan kerja. Karena kemudahan itu, layanan yang tersedia di Semarang tersebut&nbsp;juga menjadi andalan sejumlah pengelola tempat makan, lo!
&ldquo;Awalnya memang kami melayani orang-orang di rumah atau di kantor. Tapi, kemudian kami kembangkan lagi ke warung makan yang sama-sama membutuhkan kebutuhan di pasar tradisional,&rdquo; ujar Bayu.
Kalau kamu tertarik menggunakan layanan ini, biaya transportasi yang dikenakan nggak bakal menguras kantong, kok. Jarak pengiriman di bawah 5 kilometer hanya dikenai tarif Rp 5.000. Sementara, untuk lokasi yang lebih jauh lagi, kamu hanya perlu menambah Rp 2.000 per kilometer.
Gimana, tertarik untuk berbelanja ke pasar tradisional melalui daring, Millens? (Ayu S Irawati/E03)

Melalui Tumbas.in, kamu yang malas belanja langsung ke pasar tradisional bisa memesannya via daring. Harga sesuai kondisi pasar tradisional, waktu juga bisa dipakai untuk keperluan lain. Praktis, bukan?

Kemudahan Teknologi, Belanja ke Pasar Tradisional Juga Bisa lewat Daring

Inibaru.id -&nbsp;Millens&nbsp;punya niat membeli barang secara grosir untuk menjalankan usaha? Nah, supaya kamu puas dan nggak dirugikan pihak lain, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan sebelum berbelanja grosiran seperti yang dikutip dari cermati.com. Apa saja itu?
1. Daftar Belanja
Catat barang belanjaan supaya lebih memudahkan untuk menemukan barang belanjaan yang ingin dibeli. Selain menghemat waktu,kamu juga terhindar dari barang belanjaan yang terlupa.
Catat dengan detail tentang barang yang kamu butuhkan. Mulai dari model, jumlah barang hingga perkiraan harga pasaran sebagai patokan. Lakukan survei terlebih dahulu mengenai semuanya lewat internet. Sertakan juga gambar model yang diinginkan.
<img src="/nuploads/72/list.jpg" alt="" width="804" height="512" />
<code>Catat apa yang pengin kamu beli. (d3hhi5knjyj98j.cloudfront.net)</code>
2. Survei
Sebelum memutuskan untuk membeli, lakukan survei ke beberapa toko untuk membandingkan kualitas dan harga barang yang ditawarkan. Tanyakan dan catatlah dengan detail segala hal yang berhubungan dengan barang yang akan dibeli.&nbsp; Mulai dari nama toko, jenis &nbsp;bahan, kualitas dan harga barang hingga peraturan retur jika ada. Hal ini untuk memudahkan saat memutuskan toko mana yang akan jadi tujuan pembelian. Selain itu, jangan sungkan untuk menawar &nbsp;hingga mendapatkan harga yang sesuai.
<img src="/nuploads/72/survey.JPG" alt="" width="654" height="388" />
<code>Melakukan survei. (umcom.org)</code>
3. Pengecekan
Agar terhindar dari kerugian, cek kembali barang belanjaan. Pastikan barang yang diinginkan nggak salah. Jangan sungkan meminta tolong lakukan pengecekan ulang, meski barang sudah dimasukkan ke dalam plastik belanjaan atau karung sekalipun. Mintalah secara sopan agar penjual mau membuka plastik atau karung kembali dan memastikan barangnya sudah sesuai.
<img src="/nuploads/36/checklist%20produk.jpg" alt="" width="633" height="356" />
<code>Mengecek semua belanjaan kudu kamu lakukan. (georgemienie.co.za)</code>
4. Pembayaran
Bawalah uang tunai sesuai kebutuhan atau sesuai perkiraan total jumlah belanjaan. Pasalnya bertransaksi di keramaian cukup berisiko. Jika membawa uang dalam jumlah besar, sebaiknya pisahkan uang menjadi beberapa bagian. Selain itu, simpanlah uang di dalam tas dan letakkan tas di depan badan. Tetaplah waspada dengan lingkungan sekitar.
Namun bila memungkinan, usahakan membayar menggunakan non-tunai, baik debit maupun kredit. Simpan kartu di tempat aman dan saat bertransaksi pastikan hanya kamu yang tahu PIN kartumu.
Eits, tapi perlu diketahui juga, nggak semua penjual grosir menerima pembayaran non-tunai. Jadi, saat survei jangan lupa menanyakan tentang sistem pembayarannya.
<img src="/nuploads/72/bayar.jpg" alt="" width="698" height="465" />
<code>Metode pembayaran bisa dipilih. (vebma.com)</code>
Well, mungkin hal-hal di atas terdengar sepele. Tapi bila dipraktikkan, tentulah sangat menguntungkan buat diri sendiri dan bisnisnya. Sobat Millens punya tips lainnya? (IB05/E05)

Berbelanja grosir bisa memberikan banyak keuntungan, terutama dari segi harga yang miring. Untuk mendapatkan barang incaran sesusai dengan bujet, lakukan dulu tips berikut ini.  