Inibaru.id – Panggung perfilman dunia terus berkembang. Tak hanya menyajikan cerita yang menarik, penyajian film pun terus dikemas dengan apik, misalnya dengan menciptakan alur alfernatif. Tujuannya, apalagi kalau bukan menarik minat pemirsa sebanyak-banyaknya?
Misteri Dilaila (2019) menjadi angin segar perfilman Malaysia setelah disajikan dalam dua versi ending. Sebelumnya, sejumlah film juga sempat membuat alternative ending, misalnya Orphan (2009), Titanic (1997), dan The Butterfly Effect (2004).
(Baca Juga: Mirip Misteri Dilaila, Film-Film Hollywood Ini Juga Punya Lebih dari Satu Ending)
Akhir 2018 lalu, penyedia layanan media streaming digital Netflix juga berinovasi lewat serial televisi terbarunya, Black Mirror. Bertajuk Black Mirror: Bandersnatch, serial yang dibintangi Fionn Whitehead itu tak hanya membuat alur alternatif, tapi juga alur yang bisa dipilih penonton.
Cuplikan dalam episode Black Mirror: Bandersnatch. (Collider)
Oya, Black Mirror adalah serial televisi di bawah naungan Channel 4 yang muncul kali pertama dalam tiga episode pada 2011, dan dilanjutkan sesi kedua dengan enam episode dua tahun berselang.
Pada September 2015, Netflix "memesan" 12 episode. Ke-12 episode itu dipecah untuk sesi ketiga dan keempat, masing-masing enam episode. Plus satu episode khusus, secara keseluruhan Black Mirror rilis dalam 19 episode pada akhir 2017.
Nah, pada seri terbarunya, "Bandersnatch", serial yang disutradarai David Slade itu menyuguhkan alur cerita yang bisa dipilih penonton. Jadi, kamu bisa sepenuhnya menentukan nasib Stefan (Fionn Whitehead), sang tokoh utama, mulai dari sarapan apa yang akan disantap hingga musik apa yang akan didengarkan.
Tak berhenti di situ, pada akhir cerita juga kamu bakal diberi lima alternative ending untuk dipilih. Setiap opsi yang ditawarkan bisa kamu pilih dalam 10 detik. Lebih dari itu, Netflix akan secara otomatis memilihkan jalannya cerita. Hm, serasa main gim Life is Strange! Ha-ha.
Pilihan dalam Black Mirror: Bandersnatch. (Netflix/Ringer)
Dalam proses penggarapannya, Black Mirror memakan waktu sekitar 18 bulan. Serial ini disutradarai oleh David Slade dan diproduseri oleh Russel McLean. Sementara itu, untuk jalan ceritanya, Netflix mempercayakan serial ini ditulis oleh Charlie Brooker.
Dikutip dari Kompas (31/12/2018), produksi episode interaktif ini memakan waktu 18 bulan. Sementara, ide alur interaktif ini muncul sekitar lima tahun silam kala Carla Engelbrecht masuk Netflix sebagai Product Lead.
Setelah diskusi panjang lebar, David Slade ditunjuk sebagai sutradara, sedangkan Charlie Brooker menjadi penulis naskahnya. Sementara, episode berdurasi 1,5 jam itu diproduseri Russel McLean.
(Baca Juga: Tersaji dalam Dua Versi Ending, Film Malaysia Misteri Dilaila Tayang di Indonesia)
Netflix belakangan memang dianggap menjadi yang terdepan dalam menggarap film dan serial berkelas. Tak kurang dari 13 miliar dolar AS telah dikucurkan tahun lalu untuk memproduksi 550 film. Pencapaian itu berbanding lurus dengan perolehan pelanggan baru yang meningkat hingga 27 juta.
Cuplikan dalam episode Black Mirror: Bandersnatch. (Rollingstone)
Hasil tersebut belum termasuk pelbagai penghargaan yang menghampiri Netflix belakangan ini, mulai 23 konten orisinalnya yang masuk Emmy Award hingga film Roma (2018) yang berjaya di Oscars 2019.
Maka, setelah alternatif ending dan alur, apalagi yang bisa "dijual" industri perfilman untuk menarik minat pemirsanya? Menarik ditunggu! (IB15/E03)