Inibaru.id - Salah satu genre film yang punya penggemar bejibun adalah horor. Nggak hanya di Indonesia, produsen film luar negeri juga menjadikan film horor sebagai ladang keuntungan yang menjanjikan. Toh, rasa takut yang ditimbulkan itu malah menjadi semacam candu, kan?
Hal itu ada penjelasan dari segi psikologinya, lo. Seperti yang ditulis dalam Grid.id (31/10/2018), Psychology Today pernah mengulas sejumlah alasannya. Berikut beberapa isi ulasannya.
Orang Pengin Merasa Takut
Pada dasarnya, seseorang pengin merasa tertantang dan takut saat menonton film horor. Begitulah kata seorang profesor psikologi sosial dan organisasi dari Universitas Utrecht. Menurutnya, menonton sampai ketakutan adalah salah satu bentuk hiburan, seperti halnya kita merasa sedih, terharu, dan senang.
Ada Tiga Faktor Pemikat
Dalam makalah yang ditulis Glenn Walters di sebuah jurnal pada 2004 diungkapkan, film horor mempunyai tiga faktor pemikat. Pertama, rasa tegang yang didapat dari misteri, teror, kejutan hingga adanya darah. Kedua, relevansi yang berhubungan dengan pribadi, kebudayaan, dan ketakutan akan kematian. Ketiga, unrealisme yang justru bertentangan dengan faktor nomor dua tadi.
Bisa Mengontrol Diri Karena Fiksi
Menurut hasil penelitian tiga orang ahli pada 1994 yaitu Haidt, McCauley dan Rozin, ketimbang menonton film dokumenter yang isinya adegan mengerikan, seseorang cenderung memilih menonton film horor. Sebab, film horor merupakan cerita fiksi yang dapat memberi kontrol penontonnya. Maksud memberi kontrol adalah saat menonton film horor kamu tahu bahwa hal tersebut adalah fiktif dan hanya menakut-nakuti.
Teori Katarsis
Psikoanalisis Sigmund Freud menerangkan, emosi yang tertahan bisa menyebabkan ledakan yang berlebihan. Karena itu, dibutuhkan sebuah penyaluran atas emosi tersebut. Film horor atau film menyeramkan adalah sarana untuk penyaluran emosi.
Itu dia beragam pendapat ahli tentang alasan kenapa seseorang masih sering menonton film horor meski selalu menutup mata saat hantu muncul. Dari banyak penelitian itu, mana yang menjadi alasanmu terus-terusan menonton film horor, Millens? (IB20/E04)