Inibaru.id - Secangkir kopi panas tentu akan nikmat kita reguk pada dinginnya udara malam seperti di Ungaran, Kabupaten Semarang. Nah, kalau kamu bingung mencari referensi di mana mencari kopi yang enak, mampir ke Alun-alun Kalirejo atau yang biasa disebut Alun-alun Baru.
Dari deretan penjual jajanan di pujasera tersebut, ada satu lapak yang selalu dipenuhi pembeli hampir setiap harinya. Yap, namanya kedai Kopi Klothok Pak Sadar. Lapak yang buka mulai pukul 18.30 ini berada di ujung deretan lapak. Di sini kamu bisa memesan berbagai macam minuman hangat, mulai dari kopi, teh hijau, hingga cokelat.
Selain hangat dan nikmat, harga minuman di sini pun terjangkau, Millens. Secangkir minuman di kedai kopi ini hanya dibanderol mulai dari Rp 5 ribu hingga Rp 9 ribu. Hm, murah meriah!
Kendati terhitung nggak begitu mahal, bukan berarti kopi yang disajikan di sini alakadarnya loh. Sadar, pemilik kedai ini, menggunakan kopi lokal yang dibeli langsung dari PTPN IX, Banaran, Kabupaten Semarang. Pria paruh baya itu memakai kopi jenis arabika dan robusta.
Namun, ada satu syarat untuk memesan kopi di Kopi Klothok Pak Sadar, yakni bersabar. Yap, selain antrean yang panjang, proses pembuatan secangkir kopi di sini juga memakan waktu yang lumayan lama, lantaran diolah dengan cara yang sangat tradisional.
Satu-satunya "barista" di kedai itu adalah Sadar. Dia juga sengaja memakai tungku arang untuk memasak, sehingga memakan waktu yang lumayan lama. Air, kopi, gula, dan bahan tambahan lain dia rebus secara bersamaan di atas tungku arang tersebut. Proses inilah yang disebut kopi klothok, karena kopi akan nglothok atau mengelupas dari panci saat direbus.
Baca juga:
Kopi Rasa Tembakau dari Temanggung
Mencecap Kopi Excelsa dari Afrika
“Pernah coba ganti pakai gas, tapi orang-orang yang merasakan bilang kalau rasa kopi jadi lain,” kata Sadar saat ditemui di lapaknya, Rabu (28/3/2018).
Tungku Kopi Klothok Pak Sadar. (Inibaru.id/Mayang Istnaini)
Sejak 2006
Membuka kedai kopi di tengah keramaian Piala Dunia 2006, Kopi Klothok Pak Sadar saat ini setidaknya telah satu dekade berdiri. Kala itu, Sadar memang sengaja membuka kedai untuk memanfaatkan momen perhelatan sepak bola internasional yang digelar di Jerman tersebut.
Kali pertama berjualan, Sadar membuka lapak di halaman Masjid Agung Ungaran atau biasa disebut "Alun-alun Kecil". Nah, baru pada 2014 kedai Sadar dipindah ke area pujasera di Alun-alun Kalirejo bersama dengan para pedagang kaki lima lain yang juga dipusatkan di daerah itu.
Berbeda dengan sejumlah coffee shop yang memiliki jam tutup, Kopi Klothok Pak Sadar cenderung lebih leluasa. Jadi, buat kamu yang pengin berlama-lama nongkrong di sini, silakan! Sadar mengatakan, kedai kopinya baru akan tutup ketika sudah nggak ada lagi pembeli di tempatnya. Wah!
Dalam sehari, Sadar bisa menjual hingga ratusan cangkir kopi. Eits, tapi jangan datang pada Kamis ya, Millens, karena kedai kopi ini tutup tiap Kamis.
Sadar, pemilik Kopi Klothok Pak Sadar. (Inibaru.id/Mayang Istnaini)
Nah, saran nih, kalau kamu nggak pengin mengantre begitu panjang, datanglah lebih awal, terlebih pada akhir pekan! Pembeli kopi di kedai ini memang bakal mengular pada akhir pekan. Namun, percayalah, perjuangan panjangmu nggak akan sia-sia. Kamu nggak bakal kecewa! Bahkan, ampas kopinya saja lembut banget loh. Hm, ngiler kan? Ha-ha.
Baca juga:
Kopi yang (Ternyata) Sehat untuk Jantung
Mengenal Kopi Luwak yang Menjadi Kopi Termahal di Dunia
Fianda, seorang pelanggan Kopi Klothok Pak Sadar mengaku telah berkali-kali datang ke kedai kopi tersebut. Pesanan favorit mahasiswi asal Tangerang Selatan ini adalah Kopi Robusta Cokelat.
“Bermula diajak teman, sekarang jadi ketagihan," ungkapnya saat ditemui di Kopi Klothok Pak Sadar, Rabu (28/3), "Kopi di sini nggak pahit dan bisa dinikmati sampai ke ampasnya.”
Nah Millens, kapan kamu mau coba ngopi di Kopi Klothok Pak Sadar? Ajak teman-teman tentu bakal lebih nikmat! (MAY/GIL)