Menurut Ketua Pengurus Makam Keramat Punden Masin yang ada
di desa tersebut, Sumartono, Sewu Sempol digelar dua kali dalam setahun.
Yang pertama diadakan pada Kamis terakhir bulan Ruwah dalam Kalender Jawa, yang berarti seminggu sebelum Ramadan.

“Yang berikutnya digelar pada 14 bulan Besar (bulan terakhir dalam kalender Jawa sebelum Sura), bertepatan dengan haul Mbah Masin,”
ucap Sumartono sebagaimana dilansir dari Radar kudus, Jumat (21/2).

Sejak Kamis (20/2) siang, tepatnya selepas Zuhur, warga telah berduyun-duyun ke area makam keramat, yang menjadi tempat Raden Mas Rinangku serta Raden Ayu Dewi
Nawangsih disemayamkan. Mereka membawa berkat berupa aneka makanan, termasuk
di antaranya adalah ingkung ayam.

Dari ingkung ayam itu, warga kemudian memotong pahanya saja
untuk diberikan ke panitia. Karena warga yang membawa berkat begitu banyak, jumlah sempol yang diterima pun jadi menggunung. Nah, dari situlah ihwal mula penamaan tradisi ini.

Kumpulan sempol yang ditumpuk dalam nampan besar
ini kemudian ditempatkan pada sebelah wadah berisi kembang mboreh. Keduanya kemudian
disajikan sebagai pertanda bahwa warga melakukan ziarah di makam leluhur desa.

“Acara ini sebenarnya adalah selamatan atau ziarah kubur
warga Dukuh Masin dan sekitarnya untuk mengingat leluhur yang ada di kompleks
makam ini,” lanjut Sumartono.

Lebih dari sekadar ziarah dan mengingat leluhur, bagi warga
setempat, tradisi ini juga dianggap sebagai cara untuk mendapatkan ketenangan
saat menjalankan ibadah selama Ramadan nanti. Maka, jangan heran kalau
antusiasme warga untuk meramaikan tradisi ini cukup tinggi.

Muhammad Sofyan, salah seorang warga yang mengikuti acara ini mengatakan, perasaan tenang ini memang benar-benar ada. Dia mengaku merasakan ketenangan batin saat ikut tradisi ini dan merasa
lebih siap untuk menjalankan ibadah puasa Ramadan nanti.

"Semoga saja, semua doa
yang kami panjatkan dalam tradisi ini juga dikabulkan oleh Allah SWT,” ungkapnya seusai mengikuti ritus tersebut.

Nggak usah khawatir karena nggak melihat langsung Tradisi Sewu Sempol yang diadakan sebelum bulan Ramadan lalu. Masih ada tradisi Sewu
Sempol lainya yang hadir setelah Iduladha nanti. Jangan sampai melewatkan kesempatan berikutnya ya, Millens! (Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Dari sekian banyak bagian dari daging
ayam yang bisa kita coba, paha menjadi favorit banyak orang. Bahkan, di
Kudus, paha ayam yang sudah dimasak matang jadi bagian nggak terpisahkan dari
tradisi Sewu Sempol yang diadakan di Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe, Kabupaten
Kudus, lo!

Dalam bahasa Jawa, "sewu sempol"&nbsp;bermakna
seribu paha ayam. Artinya, dalam tradisi yang kali terakhir digelar di desa
tersebut pada Kamis (20/2/2025) lalu itu, ada ribuan paha ayam yang dilibatkan
dalam ritus tersebut.

Ada ribuan paha ayam yang dikumpulkan dari warga dalam tradisi Sewu Sempol, Kudus. Dijadikan apa ya nantinya paha-paha ayam ini?

Ketika Ribuan Paha Ayam Tersaji dalam Tradisi Sewu Sempol Kudus

Kabar dugaan pengoplosan Pertalite yang dijual dengan harga Pertamax dalam korupsi tata kelola minyak mentah itu pun sontak membuatnya sedih. Dia pun bimbang, apakah harus tetap memakai Pertamax atau kembali beralih ke Pertalite.

"Saya nggak masalah keluar uang lebih banyak asalkan dapat produk yang lebih baik. Tapi, kalau jatuhnya dapat oplosan kayak begini, gimana dong?" keluhnya pada Rabu (26/2), lalu tersenyum kecut.

Kekecewaan serupa sebenarnya juga dirasakan Hendro Wibowo. Namun, dia nggak terlalu gusar karena beberapa tahun belakangan sudah mulai meninggalkan produk Pertamina dan beralih ke Shell, perusahaan BBM asal Inggris.

"Pakai Pertamax kadang-kadang saja, karena Shell cuma ada di tengah kota," tutur lelaki yang kini bermukim di Surabaya tersebut, Rabu (26/2). "Kalau Pertalite sudah nggak pakai sejak lama, karena nggak punya barcode dan antrean (pembelian Pertalite) panjang parah."

Untuk yang tinggal di area perkotaan seperti Jakarta atau Surabaya, mengganti produk Pertamina yang saat ini dinilai "bermasalah" dengan jenama lain memang bukan perkara sulit. Selain Shell, BBM juga bisa didapatkan di SPBU Vivo, BP, Exxon Mobil, atau Petronas.

"Kalau tinggal di kota sih gampang. Tapi, kalau seperti saya, mau nggak mau ya terima nasib saja, pakai Pertamax," keluh Sulawan, pengojek online asal Semarang yang kini memutuskan untuk kembali ke Pertalite setelah mendengar kabar tentang kasus "oplosan pertamax" itu.

Kendati Pertamina baru-baru ini telah mengklarifikasi bahwa Pertamax yang beredar di masyarakat bukan BBM oplosan, kasus yang melibatkan para petinggi di dunia perminyakan Tanah Air itu terlanjut membuat orang-orang menyangsikan keaslian produk yang dikeluarkan Pertamina.

"Kalau bisa pakai BBM bukan Pertamina, saya sudah pilih itu, sih. Jujur saya nggak percaya. Bukan cuma Pertamax, bahkan untuk produk lain seperti Pertalite juga saya nggak yakin," tegas Sulawan, Rabu (26/2).

Sedikit informasi, menanggapi keluhan masyarakat terkait "Peramax Oplosan" ini, VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso telah menegaskan bahwa kualitas BBM yang dipasarkan Pertamina saat ini sesuai dengan ketentuan Ditjen Kementerian ESDM, yakni untuk Pertamax adalah RON 92.

"Bisa kami pastikan bahwa produk yang sampai ke masyarakat itu sesuai dengan speknya masing-masing. RON 92 adalah Pertamax, RON 90 adalah Pertalite," kata Fadjar di Jakarta, Selasa (25/2).

Pernyataan Fadjar merupakan tanggapan dari Pertamina berkaitan dengan&nbsp;kegaduhan di medsos yang menyebutkan bahwa Pertamax yang dibeli masyarakat sebenarnya berkualitas RON 90 atau setara Pertalite, alih-alih RON 92.

Kegaduhan mencuat seiring dengan kasus dugaan korupsi&nbsp;tata kelola minyak mentah dan produk kilang yang melibatkan subholding Pertamina dan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) selama kurun 2018-2023. Kasus ini melibatkan tujuh tersangka, termasuk RS (Dirut PT Pertamina Patra Niaga), YF (Dirut PT Pertamina International Shipping), dan SDS (Direktur Optimalisasi dan Produk Pertamina Kilang Internasional Sani Dinar Saifuddin).

Dalam kasus itu,&nbsp;RS diduga seolah-olah mengimpor produk kilang RON 92, tapi malah membeli bahan bakar sejenis Pertalite (RON 90). Lalu, produk kilang itu dicampur sedemikian rupa hingga menjadi Pertamax.&nbsp;Fadjar mengatakan, dalam kasus ini nggak ada praktik pengoplosan BBM untuk dijual ke masyarakat.

"Yang menjadi pokok pemeriksaan dari Kejaksaan Agung adalah praktik impor RON 90 yang seharusnya RON 92. Jadi,&nbsp;bukan pengoplosan sebagaimana narasi yang tersebar," akunya. "Ada misinformasi di situ."

Kesalahan informasi ini memang harus diluruskan agar isu yang berkembang di masyarakat nggak melebar ke mana-mana. Namun, lebih dari itu, sepertinya akan menjadi PR yang cukup berat bagi Pertamina untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap produk-produk mereka. Gimana menurutmu? (Siti Khatijah/E07)&nbsp;&nbsp;

Inibaru.id - Kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang yang melibatkan jajaran petinggi di Pertamina yang dibeberkan Kejaksaan Agung pada Selasa (25/2/2025) sontak membuat Eliyana gusar. Pasalnya, selama ini dia memakai Pertamax (RON 92) sebagai bahan bakar kendaraannya.

Eli, begitu perempuan asal Pekalongan itu biasa disapa, sudah lebih dari lima tahun meninggalkan bensin jenis Pertalite (RON 90), apalagi Premium (RON 89). Alasannya, meski harganya lebih mahal, dia merasa Pertamax lebih "sehat" untuk kendaraannya yang sudah cukup tua.

Meski dipastikan tidak ada 'Pertamax Oplosan', masyarakat mulai meragukan keaslian produk-produk Pertamina.&nbsp;

Menguji Kepercayaan Publik terhadap Produk Pertamina di Tengah Kasus 'Pertamax Oplosan'

"Di Batang dan Boyolali-Gemolong juga ada laporan. Rata-rata jalan lubang sangat menganggu kegiatan warga," jelasnya. "Bahkan, (kerusakan jalan) di Batang sudah ada korban jiwa."&nbsp;

Selain menelan korban jiwa, kerusakan jalan di sejumlah wilayah itu juga telah mengakibatkan kerugian bagi masyarakat, utamanya karena kendaraan bermotor yang melaju di jalan tersebut terperosok ke dalam lubang sehingga mengalami kerusakan.

"Ada sebuah mobil rusak karena saat melewati jalan berlubang di Batang as rodanya patah," ungkapnya.

Farida mengatakan, selain di Batang dan Sragen, ruas jalan dari Kaligawe Semarang menuju Sayung yang merupakan jalur utama arus mudik juga cukup mengkhawatirkan. Karena itu, dia berharap kerusakan ini bisa segera diatasi agar nggak memakan lebih banyak korban.

"Pemprov Jateng dan Pemerintah Pusat harus cepat tanggap, mengingat momen arus mudik lebaran sudah tinggal dua bulan; bisa menimbulkan lebih banyak korban jika tidak segera diatasi," tukasnya. "Kata Balai Jalan Provinsi juga efisiensi anggaran tidak jadi masalah."&nbsp;

Di samping perbaikan yang mendesak, Farida juga mengharapkan percepatan penanganan jalan rusak dengan memberikan tanda pada jalan yang berlubang demi keselamatan masyarakat, khususnya pada titik yang sangat membahayakan.

Ombudsman Jateng melaporkan, berdasarkan penuturan warga Semarang, kerusakan jalan cukup parah terjadi di perempatan lampu merah Jalan Brigjen Sudiarto Pedurungan, depan SMA Theresia, jalan penghubung Mijen-Ngaliyan, Jalan Arteri Yos Sudarso, hingga jalan penghubung Ngrembel-Gunungpati.&nbsp;

"Kondisi jalan sangat berbahaya karena lubang cukup dalam. Sebagian (jalan berlubang) sudah diperbaiki warga. Respons mereka cukup cepat!" pungkasnya. (Danny Adriadhi Utama/E10)

Inibaru.id - Sejumlah ruas jalan nasional di wilayah Jawa Tengah saat ini mengalami kerusakan parah. Hal ini sebagaimana hasil dikatakan Kepala Perwakilan Ombudsman Jateng Siti Farida pada Selasa (25/2/2025). Dia pun merekomendasikan agar Pemprov Jateng segera melakukan perbaikan.

Berdasarkan hasil temuan Ombudsman Jateng, Farida menyampaikan, kerusakan jalan nasional salah satunya terjadi di wilayah pantai utara (pantura), khususnya yang berada di wilayah Kabupaten Batang. Selain itu, kerusakan juga terjadi di jalan penghubung Boyolali-Gemolong, tepatnya di Kabupaten Sragen.

Ombudsman Jateng meminta Pemprov Jateng segera melakukan perbaikan jalan agar tidak menimbulkan korban.&nbsp;

Ruas Jalan Rusak, Ombudsman Minta Pemprov Jateng Segera Perbaiki

"Adapun kerugian akibat kecelakaan mencapai Rp734 juta," kata Sonny dalam keterangannya, Selasa (25/2).

Selama periode operasi, jumlah pelanggaran lalu lintas mencapai 59.776. Angka ini menunjukkan penurunan 11 persen dibandingkan Operasi Keselamatan Candi tahun sebelumnya.

"Sebagai upaya tingkatkan kesadaran dan kepatuhan masyarakat untuk&nbsp;tertib dalam berlalu lintas, seluruh kegiatan operasi dilakukan dengan mengedepankan upaya edukatif, preventif, dan persuasif, yang humanis," ujarnya.

Dari total pelanggaran selama Operasi Keselamatan Candi 2025, sebanyak 1.036 pelanggar ditindak dengan tilang ETLE statis, 2.128 dengan tilang ETLE mobile, sedangkan 45.183 lainnya hanya berupa teguran langsung.

"Sebagai langkah terakhir, tindakan hukum dilakukan dengan mekanisme ETLE serta memberikan teguran kepada pelanggar,” ungkapnya.

Pelanggaran terbanyak, Sonny melanjutkan, masih didominasi pengendara sepeda motor, dengan pelanggaran tertinggi berkaitan dengan penggunaan helm bukan SNI sebanyak 8.500 kasus, diikuti pemakaian knalpot tidak standar 5.585 kasus, dan melawan arus 1.264 kasus.&nbsp;

Sementara itu, untuk kendaraan roda empat atau lebih, pelanggaran terbanyak adalah tidak memakai sabuk pengaman sebanyak 997 kasus, melawan arus 209 kasus, serta kendaraan dengan over-dimensi dan over-loading sebanyak 280 kasus.

Meskipun mayoritas pelanggaran hanya mendapat teguran, penindakan melalui tilang ETLE tetap dilakukan untuk pelanggaran tertentu. Sistem ETLE dinilai efektif dan efisien dalam menindak pelanggaran lalu lintas tanpa harus menghentikan kendaraan secara langsung.

"Cara ini sangat membantu mengurangi kemacetan dan mempermudah proses penindakan," tandas Sonny.

Bagi pengendara yang mendapat teguran, mereka diminta untuk melengkapi perlengkapan berkendara dan surat-surat kendaraan sebelum melanjutkan perjalanan. Langkah ini bertujuan untuk memastikan keselamatan dan kepatuhan terhadap peraturan lalu lintas. (Danny Adriadhi Utama/E10)

Inibaru.id - Direktorat Lalu Lintas Polda Jateng mencatat ada 27 orang dilaporkan meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas selama Operasi Keselamatan Candi 2025 di Jawa Tengah yang berlangsung selama 14 hari.

Direktur Lalu Lintas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Sonny Irawan mengungkapkan, korban meninggal merupakan bagian dari 611 kasus kecelakaan yang tercatat selama operasi yang dilakukan pada 10-23 Februari lalu.

Selama 14 hari Operasi Keselamatan Candi 2025, ada 27 orang meninggal dalam kecelakaan lalu lintas. Tujuan Operasi Keselamatan untuk tingkatkan kesadaran dan kepatuhan masyarakat untuk tertib dalam berlalu lintas.&nbsp;

Rekap Operasi Keselamatan Candi 2025: Ada 59.776 Pelanggaran

Dia terlihat
sedang duduk di sebuah taman sembari menikmati pemandangan yang cukup
spektakuler bagi saya, warga desa yang terbiasa melihat petani sayur berlalu-lalang ke ladang sembari memakai pakaian bertuliskan jenama pupuk atau herbisida.

“Malam itu, di Jakarta, selepas lembur saya memutuskan
untuk pulang kantor. Teman saya sudah pada menikah. Saya juga tak terlalu punya
teman akrab di kantor… Tidak ada yang menanti saya di rumah. Di kota yang penuh
gegap gempita ini, entah kenapa, saya merasa sepi sekali,” tulis takarir
tersebut.

Mengingat di kolom komentar unggahan tersebut Brian
mengunggah foto bukunya berjudul Sisi Tergelap Surga, besar kemungkinan
dia memberikan sedikit gambaran tentang bukunya melalui cuitan tersebut.

Tapi,
satu hal yang bisa saya tangkap dari cuitan tersebut, Brian punya kemampuan
hebat dalam menggambarkan suasana kesepian yang dialami banyak orang saat menyandang gelar "usia
dewasa".

Kemampuan hebatnya ini pula yang kemudian dia sajikan dalam
buku terbarunya berjudul Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati.

Sampul bukunya menunjukkan semangkuk mi ayam yang tengah dijemba dengan sumpit. Namun, ini bukan tentang makanan, tapi kehidupan seorang lelaki dewasa yang tengah mengakrabi kesepian sembari menjalani hidup yang nggak lepas dari masalah.

Dalam buku terbarunya ini, dia menceritakan tentang Ale, seorang pekerja di
Jakarta yang merasa kesepian setelah lembur hingga larut malam. Seperti dalam cuitan Brian, Ale adalah lelaki 37 tahun yang nggak punya satu orang pun yang menanti
kepulangannya dari tempat kerja.

Ale juga berkali-kali mengalami kemalangan
yang membuatnya nggak lagi bisa menikmati hidup seperti sebelumnya; yang kemudian membawanya pada keputusan untuk mengakhiri hidup.

Tapi, sebelum
melakukannya, dia pengin merasakan 24 jam yang bebas dan membahagiakan. Salah satu upaya untuk mewujdukan satu hari yang sempurna itu adalah dengan menikmati mi
ayam favoritnya sebelum tutup usia.

Nahas, rencana yang sudah dia rancang secara mendetail itu kemudian gagal gara-gara penjual mi ayam langganannya tutup. Apakah ini membuatnya nggak jadi bunuh diri?

Kalau penasaran apakah Ale berakhir dengan mengurungkan niat untuk bunuh diri atau tetap melancarkan keinginannya meski hari terakhirnya gagal menjadi sempurna, berarti sudah waktunya kamu membeli dan membaca sendiri kelanjutan novelnya ya, Millens!

Novelnya nggak tebal, hanya 216 halaman. Meski temanya
terlihat berat dan mengedepankan masalah mental, nyatanya buku ini justru
terasa ringan, dengan banyak paragraf-paragraf yang terkesan relate bagi
kehidupan banyak orang yang berusia dewasa.

Yang pasti, lewat buku ini, kita bisa merasakan pergolakan
pikiran Ale yang terasa nyata, dan ikut belajar tentang bagaimana menemukan
alasan untuk tetap hidup, yang bisa jadi hanya sesederhana menikmati makan
mi ayam kapan saja semaunya. Saran saya, siapkan tisu untuk mengusap air mata yang membekas. Ha-ha.

Yap, intinya, kamu nggak akan rugi jika membeli buku Seporsi
Mie Ayam Sebelum Mati. Nggak ada salahnya juga untuk membacanya sembari
makan mi ayam yang merupakan salah satu harta karun kuliner terbaik dari negeri
yang masih sering bikin susah rakyatnya sendiri ini. (Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Kali pertama saya mengetahui penulis
Brian Khrisna adalah saat yang bersangkutan mengunggah sebuah foto yang
disertai dengan takarir panjang di media sosial X (dulu Twitter) pada 4
November 2023.

Tulisan itu sedikit mengusik pikiran saya, lelaki berkepala tiga yang mulai memandang dunia dengan cara yang jauh berbeda dibanding saat
masih mulai beranjak dari usia belasan menjadi puluhan tahun. Dalam unggahan tersebut, terdapat foto gedung pencakar langit
yang masih bercahaya di tengah gelapnya malam Jakarta.

Dalam buku 'Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati', kamu bisa merasakan kesepian yang dialami karakter utamanya, Ale, dan merasa relate&nbsp;dengan hal tersebut.

'Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati' dan Alasan Sederhana untuk Bertahan Hidup

Misteri lainnya adalah adanya nama Indra Wardhana Wikrama Deva pada prasasti tersebut. Belum bisa dipastikan siapa dia, dari kerajaan apa, dan bagaimana bisa namanya sampai di Purbalingga.

Nama tokoh tersebut ditemukan oleh Arkeolog dari Universitas Gadjah Mada bernama Kusen. Sayangnya, tulisan dalam huruf Pallawa dan Bahasa Sansekerta pada batu tersebut kini sudah hampir nggak bisa dilihat karena proses alamiah.

“Tulisan (di atas batu) itu sudah pudar, tapi saya bisa
tujukkan fotonya, kata peneliti dari UGM bunyinya Indra Wardhana Wikrama Deva,”
jelas Tunggal Pamudji.

Watu Tulis Cipaku mulai diteliti sejak 1983 dan sudah
ditetapkan menjadi Benda Cagar Budaya oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya
(BPCB) Jawa Tengah pada 2018. Prasasti ini memiliki kemiripan dengan Prasasti Ciaruteun yang ada di Kabupaten Bogor. Apalagi, prasasti yang disebut terakhir juga ditulis dengan huruf Paloka dan bentuk Saloka.

Hal ini membuat para arkeolog menduga jika prasasti ini juga berasal dari abad yang sama dari Prasasti Ciaruteun, yaitu abad ke-5-7 Masehi. Mereka pun menduga jika Indra Wardhana Wikrama Deva adalah nama dari seorang bangsawan atau raja dari Kerajaan Tarumanegara.

Sayangnya, penelitian lebih lanjut belum bisa memastikan dugaan ini sebagai kebenaran. Misteri terkait prasasti ini pun belum terkuak sampai sekarang.

Meski penuh dengan misteri, bukan berarti situs ini penuh dengan unsur mistis ya, Millens. Nyatanya, situs yang dilengkapi dengan arca Ganesha dan Krishna ini justru jadi tujuan para wisatawan. Ada juga lo pengunjung yang sengaja bersemedi untuk beberapa hari di lokasi situs tersebut.

Menarik juga ya, kisah tentang Watu Tulis Cipaku ini. Kapan nih kita main dan mengecek prasasti ini secara langsung, Millens?&nbsp;(Fatkha Karinda Putri/E07)

Inibaru.id – Indonesia memiliki banyak sekali
peninggalan sejarah. Peninggalan-peninggalan ini bisa berasal dari puluhan atau ratusan tahun yang lalu. Ada yang asal-usulnya jelas, ada pula yang masih menjadi misteri.

Salah satu peninggalan bersejarah misterius yang cukup menarik bisa kamu temui di Dukuh Pangebon, Desa Cipaku, Kecamatan
Mrebet, Purbalingga. Terdapat batu besar misterius bernama Watu Tulis Cipaku. Mengapa misterius, karena sampai sekarang belum jelas kapan batu ini ditemukan.

“Saya tidak tahu pasti kapan ditemukan, tapi lokasi ini
dibangun sekitar tahun 1991, namun baru ditetapkan sebagai cagar budaya belum
lama ini tahun 2018,” kata juru kunci Watu Tulis Cipaku Tunggal Pamudji sebagaimana dikutip dari Detik
Travel (29/11/2022).

Watu Tulis Cipaku di Purbalingga sudah diteliti sejak dekade 1980-an. Tapi, misteri yang menyelimuti prasasti ini belum benar-benar terungkap sampai sekarang. Seperti apa sih situs ini?

Menguak Misteri Watu Tulis Cipaku di Purbalingga

Inibaru.id &ndash; Purbalingga semula hanya dikenal masyarakat sebagai penghasil alis dan knalpot. Namun, wisata alam di kota yang berbatasan langsung dengan Banyumas itu rupanya juga penuh pesona. Salah satunya di Desa Wisata Panusupan yang saat ini menjadi lanskap Purbalingga.
Berada di Kecamatan Rembang, sekitar 30 kilometer dari pusat kota, desa wisata ini belakangan dikenal masyarakat lantaran keindahan alamnya yang mengagumkan. Keberadaannya nggak lepas dari sejumlah spot wisata yang bisa kamu kunjungi.
Kamu yang tengah kasmaran mungkin bisa mengajak gebetan ke desa ini, lalu membawanya ke Jembatan Cinta Pring Wulung. Jembatan bambu sepanjang 280 meter ini berbentuk hati. Romantis!
Ehm, kurang tertarik? Mungkin kamu bisa bermain di Taman Puncak Simbar Jaya saja. Ini merupakan taman bunga yang berada di ketinggian. Saat bunga-bunga bermekaran, kamu dijamin bakal betah berlama-lama di sini.
Setali tiga uang, kamu juga bisa menyaksikan Purbalingga dari ketinggian di Puncak Sendaren. Kamu bisa naik ke sebuah jembatan yang menyerupai gardu pandang. Pencinta senja atau matahari terbit wajib datang ke mari!
Kalau kurang menantang, kamu menempuh rute sekitar dua jam pendakian menuju Puncak Batur. Atau, kamu juga bisa ke Igir Wringin yang berada di ketinggian 640 mdpl. Seperti Puncak Sendaren, keduanya juga menawarkan keindahan panorama Purbalingga dari ketinggian.
Saat ke Purbalingga, cobalah main ke sini, Millens, lalu penuhi memori ponselmu dengan foto-foto kece di Desa Wisata Panusupan Purbalingga. (IB20/E03)

Dengan keindahannya yang khas, desa wisata selalu berhasil menarik minat wisatawan berkunjung, Nggak terkecuali di Desa Wisata Panusupan.

Menelisik Lanskap Wisata Purbalingga dari Desa Wisata Panusupan

Inibaru.id - Jalur pendakian Gunung Slamet via Bambangan ditutup per 10 Januari 2019. Kabar ini tentu mengecewakan para pendaki, karena jalur yang ada di Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga itu merupakan yang paling populer dan mudah dilalui.
Namun, tenang, kamu masih bisa kok menikmati wisata alam berupa taman bunga yang belakangan mulai dikenal masyarakat. Yap, Kutabawa Flower Garden namanya.
<img src="https://scontent-frx5-1.cdninstagram.com/vp/22e16dfb597897b4aee9f9db0b15153a/5CA5735C/t51.2885-15/e35/47218086_319273392256357_5846506879910618145_n.jpg?_nc_ht=scontent-frx5-1.cdninstagram.com&amp;se=9&amp;ig_cache_key=MTk0MTExNzU1MjE4OTQ4MjUxMw%3D%3D.2" alt="" />
<code>Kutabawa Flower Garden dilihat dari atas. (Instagram/ @wsndrone)</code>
Kutabawa Flower Garden berlokasi nggak jauh dari Pos Pendakian Bambangan. Berawal dari media sosial, taman bunga yang berjarak 24 kilometer dari pusat kota itu memang mulai dikenal en banyak dikunjungi wisatawan.
Tempatnya yang sejuk khas pegunungan dipenuhi bunga warna-warni memang menjadikan taman bunga ini begitu dinikmati masyarakat. Nggak cuma warga setempat, pengunjungnya juga datang dari berbagai wilayah di Jawa Tengah dan sekitarnya.
Dikutip dari Travelingyuk, nggak kurang dari 18 jenis bunga ditanam di Kutabawa Flower Garden. Bunga-bunga tersebut ditanam dengan penataan yang apik di atas lahan berundak-undak.
<img src="https://i.ytimg.com/vi/LkeR_Go11bk/maxresdefault.jpg" alt="" />
<code>Kutabawa Flower Garden. (Youtube)</code>
Dedy Kurniawan, sang pemilik, mengaku mendatangkan bibit bunga langsung dari Bandung. Dia bahkan mengatakan sempat melakukan studi banding ke Taman Begonia, Bandung.
Upaya studi banding itu membuahkan hasil. Kini, sekurangnya 400 pengunjung bertandang setiap hari. Yap, dengan tarif Rp 5.000 sebagai tiket masuk, siapa yang nggak tertarik untuk datang ke sini?
Banyak Spot Selfie
Keindahan Kutabawa Flower Garden sudah terlihat begitu kamu berjalan memasuki taman ini. Sisi barat taman sengaja dibuat lebih tinggi dari pintu masuk agar keindahan bunga-bunga tersebut bisa langsung terlihat. Maka, bersiap-siaplah dengan kamera atau ponsel pintarmu.
<img src="http://www.datawisata.com/wp-content/uploads/2018/05/Lokasi-Flower-Garden-Kutabawa-1024x576.jpg" alt="" />
<code>Kutabawa Flower Garden. (datawisata)</code>
Berada di sini kamu dijamin bakal nggak sempat meletakkan kamera, karena berbagai spot foto menarik siap menyambutmu. Latar bunga warna-warni tentu bakal memperindah sesi swafotomu. Atau, kalau beruntung kamu juga bisa menikmati keindahan Gunung Slamet dari taman tersebut.
Oya, selain refreshing dan berswafoto, kamu juga bisa belajar berbagai jenis bunga di sini. Kalau pengin kasih oleh-oleh gebetanmu berupa bunga-bunga cantik di atas pot, kamu juga bisa membelinya di tempat itu.
Pengin beli sayur dan buah segar? Tenang, bakal banyak penjual buah dan sayur di sekitar taman. Jadi, tinggal pilih, tapi jangan lupa bayar ya! Ha-ha. (IB20/E05)

Selain bisa menikmati keindahan bunga-bunga sembari memandang Gunung Slamet yang menjulang tinggi, kamu juga bisa membeli bibit bunga yang telah diletakkan di po-pot kecil

Kutabawa Flower Garden, Miniatur Dubai Miracle Garden dari Purbalingga

Inibaru.id - Sebentar lagi libur lebaran, nih. Sobat Millens ada yang bingung mau ke mana? Jika kamu berada di Purbalingga, Jawa Tengah, nggak ada salahnya berkunjung ke Goa Lawa. Memiliki arti gua kelelawar, Goa Lawa berada di Desa Siwarak, Kecamatan Karangreja, Purbalingga.&nbsp;Ada apa di sana?
Melansir jumanto.com, Goa Lawa terbentuk dari endapan batu gamping dan aliran lava yang membeku di bawah permukaan tanah. Uniknya, gua ini nggak mengandung kapur, sehingga kamu nggak akan menemukan adanya stalagtit dan stalagmit di dalamnya.
<img src="https://purbalingganews.net/wp-content/uploads/2018/04/pembenahan-goa-lawa9.jpeg" alt="" />
<code>Goa Lawa Purbalingga ditutup sementara. (purbalingganews.net)</code>
Dengan panjang sekitar 1,5 kilometer dan luas sekitar 5 kilometer, ada banyak hal menarik yang bisa kamu lihat dari gua yang memiliki pintu masuk dan pintu keluar yang berbeda itu. Jika beruntung, kamu dapat melihat gerombolan kelelawar yang bergelantungan.
Lalu, ada pula sendang yang terbentuk karen tetesan air dari sela-sela dinding gua. Konon, ada salah satu sendang yang bisa bikin awet muda lo, Millens. Dinding-dinding Goa Lawa juga unik, salah satunya Goa Semar yang memiliki bebatuan mirip Semar.&nbsp;Terus, ada juga Goa Waringin Seto yang memiliki dinding dinding bebatuan berbentuk mirip pohon beringin warna putih.
<img src="https://pbs.twimg.com/media/DRqVL9KVQAA-Trd.jpg" alt="" />
<code>Goa Lawa Purbalingga. (Twitter.com)</code>
Wajah Baru
Belum lama ini, Goa Lawa dikabarkan mulai berbenah. Lokawisata di lereng Gunung Slamet itu dipercantik, lengkap dengan pelbagai fasilitas dan wahana baru yang kian membuat nyaman pengunjung. Dikutip dari Antaranews.com&nbsp;(25/5/2018), pembenahan dilakukan sejak April hingga pertengahan Juni ini, dan rencana akan dibuka pada 14 Juni mendatang.
Bagian dalam gua dibuat makin menarik dengan cahaya warna-warni. Kemudian, pengelola juga berencana membuat kedai kopi dan ruang rapat di dalam gua. Terus, untuk kamu pencinta swafoto, hamparan rumput di sana juga bakal menjadi spot berfoto yang ciamik banget.
Kamu bisa mengunjungi Goa Lawa mulai libur Lebaran 2018. Untuk menuju ke sana, kamu perlu menempuh jarak 25 kilometer ke arah utara pusat kota Purbalingga. Sebagai penanda, di pertigaan Koramil Karangreja ada sebuah tugu pintu masuk menuju Goa Lawa. Dari tugu tersebut kamu tinggal mengikuti jalan sesuai petunjuk arah.
<img src="https://jalanwisata.id/wp-content/uploads/2017/10/goa-lawa.jpg" alt="" />
<code>Goa Lawa yang warna-warni. (jalanwisata.id)</code>
Buka setiap Senin-Minggu mulai pukul 08.00- 17.00 WIB, kamu akan dikenai tarif sebesar&nbsp;Rp 6.000 pada hari biasa dan Rp 7.500 pada hari libur. Namun, pada Natal dan Tahun Baru, kamu harus merogoh kocek sebesar Rp 12.500 per orang.
Oya, jika ingin ke Goa Lawa pastikan kamu dalam kondisi fit ya. Selain gua yang luas dan panjang, medan yang kudu kamu tempuh juga penuh tanjakan dan turunan.
So, selamat berlibur,&nbsp;Millens! (IB05/E03)

Selain wisata pantai dan pegunungan yang indah nan eksotis, ada juga destinasi wisata alam yang nggak kalah menarik untuk kamu kunjungi, salah satunya Goa Lawa di Purbalingga yang baru saja berbenah. Seperti apa?

Berwisata ke Goa Lawa Purbalingga yang (Akan) Kian Cantik

Inibaru.id &ndash; Purbalingga merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang menyuguhkan pesona alam sebagai daya tarik wisatanya. Beberapa tahun ini Purbalingga gencar melakukan promosi desa wisata. Salah satu yang menarik perhatian ialah Desa Wisata Tanalum yang berada di Kecamatan Rembang.
Melansir suaramerdeka.com (26/04/2018), Kabupaten Purbalingga menjadikan Tanalum sebagai desa wisata pilihan untuk dipromosikan pada acara Jawa Tengah Travel Mart (JTTM) 2018 pada 24-26 April 2018.
Tanalum yang sudah terkenal dengan air terjun atau curug yang menawan menyuguhkan aktivitas wisata unggulan berupa river tubing. Para peserta JTTM 2018 diajak menyusuri jeram-jeram sungai yang berhulu di Curug Karang ini menggunakan ban karet.
Setelah letih menyusuri sungai, perut pasti mulai keroncongan, kan? Para peserta JTTM 2018 kemudian dijamu dengan makanan khas desa seperti ubi rebus, jagung manis rebus, pisang goreng, dan air kelapa yang langsung dipetik dari pohonnya.
<img src="/nuploads/61/jalanwisata.id.jpg" alt="" width="480" height="600" />
Pesona Curug Nagasari (jalanwisata.id)
Selain Curug Karang, ada beberapa curug yang nggak kalah memesona, lo. Seperti yang ditulis pada laman limakaki.com, kamu bisa menjelajahi Curug Nagasari, Curug Aul, Curug Panyatan, Curug Telu, dan masih banyak lagi. Curug Nagasari merupakan curug tertinggi di Tanalum dengan ketinggian mencapai 75 meter.
Selain Curug Nagasari yang begitu fantastis, ada Curug Aul yang menjadi tempat favorit untuk melakukan olahraga ekstrem canyoning. Dalam olahraga ini para atlet canyoning akan melakukan rappelling atau menuruni tebing dengan sensasi guyuran air terjun Curug Aul. Wah, seru banget ya.
<img src="/nuploads/61/satelitpost.com.txt" alt="" width="800" height="533" />
Canyoning di Curug Aul (satelitpost.com)
Dengan pesona alam yang nggak ada habisnya, Desa Tanalum meraih Juara Harapan I pada Festival Desa Wisata Jawa Tengah, lo. Festival ini diikuti oleh Kabupaten dan Kota se-Jawa Tengah pada Juli 2017 silam.
Mengutip timesindonesia.co.id (25/07/2017), Tanalum melakukan promosi desa wisata dari berbagai sektor antara lain kesenian, produk lokal, dan paket wisata alam seperti rappelling, canyoning, outbond, trekking, camping ground, dan river tubing.
Wah, banyak banget ya kegiatan alam yang dapat kita lakukan di desa wisata ini. Yuk, langsung aja datang ke Purbalingga untuk menjelajah desa yang satu ini.
Eits, tapi kalau kamu mau melakukan kegiatan di sini jangan lupa izin ke pengelola Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) setempat ya. (IB13/E02)

Tanalum sebagai salah satu desa wisata di Purbalingga menjadi magnet bagi para pecinta air terjun. Pesona desa ini pernah meraih penghargaan sebagai Juara Harapan I Festival Desa Wisata Jawa Tengah, lo. Yuk lihat cerita lengkapnya!

Tanalum, Desa Wisata Unggulan di Purbalingga

Inibaru.id &ndash; Memiliki aktivitas padat selama seminggu pasti bikin kamu ingin cepat-cepat berlibur. Agar kamu punya panduan memilih tempat wisata, Inibaru.id merekomendasikan lima tempat wisata di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, yang dijamin bisa usir pikiran penatmu.
Curug Tempuran
<img src="/nuploads/45/indolah.jpg" alt="" width="696" height="382" />
Curug tempuran (indolah.com)
Curug Tempuran menjadi salah satu lokawisata favorit di Purbalingga, lo. Itu karena curug ini punya aliran air yang sangat jernih. Cocok sekali bagi kamu yang ingin berenang dan bermain air. Oya, pemandangan alam yang hijau dan asri juga menambah keindahan curug ini.
Curug Tempuran bisa kamu kunjungi di Desa Bumisari, Kecamatan Bojongsari. Oya, nggak ada biaya tiket masuk. Kamu juga perlu menitipkan kendaraanmu ke rumah warga agar aman.
Agrowisata Lembah Asri
<img src="/nuploads/45/tribun.jpg" alt="" width="700" height="393" />
Petik stroberi di Agrowisata Lembah Asri (tribunnews.com)
Agrowisata Lembah Asri berada di Desa Serang, Kecamatan Karangreja. Kamu hanya perlu menempuh perjalanan sekitar 23 kilometer dari pusat Kota Purbalingga. Ada banyak sekali yang bisa kamu lakukan di sana. Mulai dari memetik stroberi dan sayuran, menikmati wahana outbond, atau sekadar berkeliling menikmati udara pegunungan karena lokasinya yang berdekatan dengan Gunung Slamet.
Puncak Igir Wringin
<img src="/nuploads/45/wisatalenkap.jpg" alt="" width="700" height="510" />
Puncak Wringin (wisatalengkap.com)
Kalau kamu suka naik gunung, destinasi satu ini mungkin akan kamu sukai. Yap, puncak Igir Wringin yang berada di Desa Panusupan, Kecamatan Rembang ini menawarkan pemandangan seperti dari atas gunung. Pemandangan Kota Purbalingga terlihat jelas dari sana.
Beberapa spot berfoto juga ada di puncak tersebut. Itu karena wisata yang berada di ketinggian ini sudah dikelola cukup baik oleh warga sekitar.
Pemandian Situ Tirta Mata
<img src="/nuploads/45/visitcentraljavacom.jpg" alt="" width="589" height="401" />
Berswafoto di Situ Tirta Mata (visitcentraljava.com)
Nah, kalau wisata yang satu ini nggak kalah seru dengan wisata Umbul Ponggok Klaten yang terkenal itu, Millens. Pemandian yang berada di Desa Karangcegak, Kecamatan Kutasari ini menawarkan air jernih sehingga cocok untuk berswafoto di dalam air.
Beberapa fasilitas unik penunjang swafoto, seperti sepeda gunung, sepeda motor, bahkan televisi ada di kedalaman pemandian Situ Tirta Mata. Nah, kalau kamu mau berkunjung ke sana, siapkan uang sebsar Rp 5.000 untuk membeli tiket masuknya, ya.
Museum Uang
<img src="/nuploads/45/lihatcoid.jpg" alt="" width="561" height="340" />
Museum Uang Purbalingga (lihat.co.id)
Purbalingga nggak hanya punya wisata alam. Sesekali, kamu juga bisa wisata museum. Datanglah ke Museum Uang Purbalingga yang berada di Kawasan Wisata Reptile &amp; Insect Funpark Purbalingga. Di sana kamu bisa mengetahui sejarah dan perkembangan uang di 183 negara.
Harga tiketnya cukup murah. Kamu hanya perlu membayar Rp 10 ribu pada hari Senin sampai Jumat dan Rp 15 ribu saat akhir pekan atau hari libur. Dengan harga segitu, kamu bisa melihat koleksi uang zadul di Indonesia dan berbagai negara lainnya. (IB06/E02)

Sobat Millens sudah punya rencana untuk berlibur? Lima tempat di Purbalingga, Jawa Tengah, ini bisa jadi pilihan kamu. Apa saja ya?