Dulu, legomoro bukan makanan yang bisa dibeli sembarangan. Ia hadir di momen-momen penting, salah satunya saat prosesi lamaran. Menurut Sarjimah, seorang pembuat legomoro asal Purbayan yang sudah meracik jajanan ini sejak 1970-an, legomoro adalah hantaran wajib yang dibawa keluarga laki-laki saat meminang sang pujaan hati.

"Jajanan ini bermakna ikhlas atau lapang dalam meminang," ujarnya sebagaimana dinukil dari GNFI, (11/10/2023).

Yang unik, keluarga perempuan biasanya akan membalas hantaran legomoro itu yang bermakna mereka menerima lamaran. Tapi kalau nggak dibalas? Itu tandanya keluarga masih mikir-mikir. Jadi, jangan buru-buru sedih kalau belum dapat balasan legomoro, ya! Bisa jadi karena belum yakin saja.

Selain lamaran, legomoro juga sering disajikan saat Idulfitri. Kalau untuk momen ini, filosofinya lebih menyentuh. Makanan ini jadi simbol saling memaafkan, melepas beban, dan memulai kembali dengan hati yang lega.

Sekilas, legomoro mirip dengan lemper—sama-sama dari ketan dan diisi suwiran ayam atau daging sapi. Tapi proses pembuatannya jauh lebih rumit dan makan waktu lebih lama. Bahkan, dari satu adonan legomoro bisa jadi dua hingga tiga lemper.

Bedanya lagi ada di cara membungkus. Kalau lemper cuma pakai daun dan disemat lidi, legomoro dibungkus dua lapis daun lalu diikat dengan tali bambu yang disebut tutus. Filosofi tutus ini juga nggak main-main: sebagai simbol kuatnya ikatan antara dua insan dan dua keluarga.

Karena ketelitiannya, nggak heran kalau legomoro saat ini sulit ditemui. Tapi tenang, kamu masih bisa mencicipinya di Pasar Legi Kotagede dengan harga sekitar Rp5 ribuan per buah.

Bukan cuma punya cerita menarik dan rasa yang lezat, legomoro juga sudah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) sejak Mei 2023, bersama kuliner khas lain seperti jadah manten.

Lebih dari sekadar camilan, legomoro adalah pengingat tentang bagaimana makanan bisa menjadi jembatan rasa, simbol niat baik, dan bukti bahwa di balik kudapan sederhana, tersimpan kisah cinta dan budaya yang nggak lekang oleh waktu. Keren banget ya filosofinya, Millens? (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id - Kalau kamu sedang jalan-jalan ke Kotagede, Yogyakarta, jangan cuma sibuk foto-foto di lorong-lorong bersejarahnya. Ada satu kuliner khas yang sayang banget kalau dilewatkan. Namanya legomoro, jajanan tradisional yang bukan cuma mengenyangkan, tapi juga menyimpan makna mendalam.

Dari namanya saja, legomoro sudah bikin penasaran. Dalam bahasa Jawa, ‘lego’ berarti lega, dan ‘moro’ berarti datang. Kalau digabung, legomoro bisa dimaknai sebagai “kedatangan yang membawa kelegaan hati.

Dulu, legomoro dihadirkan sebagai penganan saat prosesi lamaran sebagai tanda bahwa keluarga laki-laki datang dengan kelegaan hati untuk meminang pujaan hati.

Legomoro, Kudapan Khas Kotagede yang Jadi Simbol Cinta

Gunakan Akun Google lewat Fitur “Find My Device”

Kalau kamu pengguna HP android, fitur Find My Device dari Google wajib banget kamu manfaatkan. Caranya mudah banget, lo. Simak baik-baik langkahnya berikut ini.

Fitur ini sangat membantu, apalagi kalau HP-nya masih dalam posisi menyala dan terhubung internet.

Masih pakai akun Google, kamu juga bisa melacak HP lewat Gmail, lo. Begini langkahnya:

Cara ini cukup ampuh buat dapetin gambaran kasar di mana sebenarnya posisi HP kamu. Jadi, andai ketinggalan di rumah teman atau keluarga lain, misalnya, bisa kamu temukan deh.

Gunakan Google Maps dan Fitur “Linimasa”

Alternatif lain yang bisa kamu coba adalah memakai Google Maps. Caranya begini, Millens:

Ini berguna banget kalau kamu lupa HP ketinggalan di mana dan pengen lihat jejak terakhirnya.

Nomor IMEI (International Mobile Equipment Identity) juga bisa digunakan untuk melacak HP, meski nggak semudah metode lain. Kamu bisa cek IMEI dengan mengetik *#06# di layar panggilan.

Kalau HP kamu benar-benar dicuri, kamu bisa melaporkan kehilangan ke polisi dan menyerahkan nomor IMEI sebagai alat bantu pelacakan. Tapi ingat, dengan memakai metode ini, berarti kamu butuh bantuan pihak berwenang.

Kalau yang Hilang adalah iPhone, Lakukan Cara Ini

Buat pengguna iPhone, Apple juga punya fitur keren bernama Find My iPhone. Begini caranya:

Pengguna Samsung? Pakai “Find My Mobile”

Samsung punya layanan sendiri bernama Find My Mobile. Cukup buka findmymobile.samsung.com, lalu login dengan akun Samsung kamu. Intinya, sih setelah kamu login, bisa melakukan hal-hal berikut ini.

Intinya, jangan langsung panik kalau HP kamu hilang. Selama akun dan fitur-fitur keamanan aktif, kemungkinan besar kamu masih bisa menemukannya. Jadi, pastikan dari sekarang kamu aktifkan fitur-fitur tersebut, ya! (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Pernah panik karena nggak tahu di mana HP kamu berada? Bisa jadi hal ini karena kamu lupa naruh, atau yang lebih parah, dicuri orang. Tenang, di zaman secanggih sekarang, menemukan kembali HP yang hilang bukan hal mustahil, kok.

Asalkan kamu tahu caranya, posisi smartphone bisa dengan cepat dilacak, baik lewat akun email, fitur bawaan perangkat, hingga kode IMEI. Yuk, cari tahu langkah-langkah melacak HP yang hilang berikut ini!

HP atau ponselmu hilang atau kamu lupa menaruhnya di mana. Nggak perlu bingung, lakukan cara-cara ini untuk menemukan kembali HP tersebut.

Beragam Cara Melacak HP yang Hilang dengan Mudah

Nama “Banyunibo” berasal dari bahasa Jawa "banyu" berarti air, serta "nibo" berarti menetes. Meski kamu nggak akan menemukan mata air atau tetesannya pada candi tersebut, sensasi yang ditawarkan candi ini seperti air jatuh perlahan yang menenangkan, menyegarkan, dan meresap dalam-dalam ke hati.

Candi ini bukan bangunan besar. Ukurannya hanya sekitar 15 x 14 meter dengan tinggi sekitar 14 meter. Tapi bentuknya yang proporsional, dengan stupa setinggi 3,5 meter di puncak, membuatnya terlihat anggun. Di dalamnya, hanya ada satu ruang kecil yang bisa menampung lima orang dalam waktu singkat. Pengelola membatasi waktu kunjungan di ruang dalam maksimal 15 menit demi menjaga kelestariannya.

Candi Buddha di Tengah Banyaknya Candi Hindu

Yang membuat Banyunibo istimewa adalah identitasnya sebagai candi Buddha, meskipun berada di kawasan Prambanan yang punya banyak candi Hindu. Konon, Banyunibo dibangun pada abad ke-9, alias pada masa Kerajaan Mataram Kuno, dan menjadi bukti nyata toleransi serta harmoni lintas keyakinan yang pernah hidup di Tanah Jawa.

Kalau main ke sana, cobain deh cek relief-reliefnya. Di bagian kaki candi, ada pahatan tumbuhan yang cantik dan tampak hidup. Ada pula enam candi perwara yang mengelilingi sisi selatan dan timur, berbentuk stupa kecil. Sebuah tembok sepanjang 65 meter di sisi utara juga berfungsi sebagai pelindung tak kasat mata dari kebisingan dunia luar.

Yang bikin pengalaman ke Banyunibo makin berkesan adalah suasana sekitarnya. Rumput hijau yang luas, udara segar, dan panorama sawah menjadikan tempat ini seperti ruang terbuka untuk refleksi diri atau sekadar piknik yang menenangkan. Mungkin inilah mengapa banyak yang merasa nyaman berlama-lama duduk di pelataran candi, tanpa perlu banyak bicara.

Satu hal yang perlu diingat, karena lokasinya yang terbuka dan minim pohon rindang, kamu sebaiknya membawa topi atau payung jika datang siang hari. Kalau pengin datang pas kondisinya lebih adem seperti sore hari jelang matahari tenggelam, juga bisa kok.

Candi Banyunibo mungkin kalah megah dibanding Prambanan atau Ratu Boko, tapi justru kesederhanaan dan keheningannya itulah yang memancarkan pesona. Jadi, kapan nih kita bisa main ke sana, Millens? (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id - Kalau kamu sering menyambangi kawasan Prambanan, Sleman, Yogyakarta, mungkin sudah akrab dengan megahnya candi-candi hindu peninggalan masa lalu. Tapi tahukah kamu, hanya sekitar 5 kilometer ke arah selatan dari hiruk-pikuk wisata Candi Prambanan, terselip sebuah permata kecil yang sunyi, tenang, dan menyimpan kedalaman spiritual yang berbeda? Inilah Candi Banyunibo, candi mungil bercorak Buddha yang berdiri sendiri di antara hamparan sawah dan rerumputan hijau.

Candi Banyunibo bukanlah destinasi wisata yang kaya turus layaknya Candi Ratu Boko atau Candi Prambanan yang berada di dekatnya. Tapi justru di situlah letak pesonanya. Dikelilingi hijaunya alam Dusun Cepit, Desa Bokoharjo, Candi Banyunibo menyambut siapa pun yang datang dengan suasana damai yang sulit ditemukan di destinasi wisata lain.

Nggak cuma menawarkan kemegahan bangunan candi, kompleks Candi Banyunibo juga menawarkan hijaunya padang rumput yang cocok untuk dijadikan tempat piknik.

Candi Banyunibo, Candi Buddha yang Menawarkan Ketenangan bagi Siapa Saja yang Bertandang

"Sejak masuk SD sampai kuliah, periksa kesehatan di puskesmas, atau sekadar bikin SKCK, semua petugasnya pasti mengajukan pertanyaan yang sama kayak yang mas ajukan tadi. Aku sendiri cuma tahu bapak dulu pemain sepak bola dan pernah dipanggil Timnas Indonesia, tapi masih nggak menyangka bapak seterkenal itu," ucapnya yang nggak mau disebut namanya kala itu.

Saya pun sampai bertanya apakah dia tahu kalau ada patung ayahnya di Pertigaan Karangrejo, Jatingaleh, dia mengiyakan dengan sedikit tertawa.

"Nggak semua anak bisa melihat ayahnya sampai dibikinin patung oleh negara, bukan?," katanya.

Generasi terkini penggemar PSIS Semarang barangkali lebih mengenal nama-nama legenda seperti Tugiyo, Ali Sunan, hingga Emmanuel de Porras. Tapi, nggak ada satu pun dari mereka yang barangkali mendapatkan penghargaan seperti Ribut Waidi yang sampai dibuatkan patung di salah satu jalan paling ramai di Kota Semarang. Tapi, jika kita menilik sepak terjang Ribut Waidi tatkala jadi pemain, hal ini sebenarnya wajar.

Lahir pada 5 Desember 1962, Ribut Waidi menjalani karier junior di PS Sukun Kudus dan PS Kuda Laut Pertamina sebelum hijrah ke PSIS Semarang sejak 1984. Delapan tahun membela Mahesa Jenar, Ribut Waidi membawa tim kebanggaan Kota Semarang jadi juara Liga Perserikatan 1987. Dia bahkan dinobatkan jadi pemain terbaik pada kompetisi musim tersebut.

Di tahun yang sama, namanya dielu-elukan seantero negeri. Gol semata wayangnya ke gawang Malaysia jadi penentu keberhasilan Timnas Indonesia meraih medali emas SEA Games 1987. Status legenda otomatis melekat kepadanya hingga akhir hayat sejak saat itu.

Lima tahun kemudian, Ribut Waidi pensiun dan sempat mengajar sepak bola di SMA N 7 Semarang sebelum bekerja di Depo Pengapon Pertamina. Pada 2012, di usianya yang baru menginjak 50 tahun, Ribut Waidi meninggal dunia. Sementara patung ini dibangun pada 2003. Bisa dibilang, ini adalah simbol cinta dan rasa terima kasih dari masyarakat Kota Semarang akan jasa-jasanya.

"Sayangnya, nggak ada satu pun dari kami, anak-anaknya, yang jadi pemain sepak bola," pungkas anak perempuannya.

Jadi, andai kamu melewati patung Ribut Waidi di pertigaan Karangrejo, Kota Semarang, kini tahu kan sehebat apa sepak terjangnya dulu saat masih aktif bermain, Millens? (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id - Sekitar beberapa bulan yang lalu, seorang perempuan muda melakukan tes Bahasa Inggris untuk keperluan melanjutkan jenjang pendidikan di luar negeri. Tatkala saya melihat nama di KTP-nya saat melakukan registrasi, terlihat nama yang sangat akrab bagi warga Kota Semarang, yaitu Ribut Waidi.

Tanpa pikir panjang, saya bertanya apakah dia adalah anak Ribut Waidi. Dengan sedikit berbisik, dia mengakuinya, khawatir jika sejumlah teman kuliahnya yang kebanyakan dari luar kota menyadari kalau dia punya orang tua yang sangat terkenal di Kota Atlas.

Delapan tahun membela Mahesa Jenar, Ribut Waidi berhasil membawa tim kebanggaan Kota Semarang jadi juara Liga Perserikatan 1987. Di Pertigaan Karangrejo, Jatingaleh patungnya dibangun sebagai penghormatan.

Di Pertigaan Karangrejo Kota Semarang, Langkah Kaki Ribut Waidi Abadi

FYI, air buangan AC bukan berasal dari pipa ledeng, melainkan dari uap air di udara yang terkondensasi saat AC bekerja. Menurut Josh Mitchell, teknisi HVAC sekaligus pendiri Air Conditioner Lab, air ini bebas dari klorin dan garam, jadi cukup aman untuk digunakan dalam beberapa keperluan rumah tangga.

“Kalau AC-nya nyala terus, air yang dihasilkan bisa sampai beberapa liter per hari, terutama di daerah panas dan lembap,” jelas Josh, dikutip dari Homes and Gardens, Sabtu (28/6/2025). Daripada terbuang sia-sia, yuk manfaatkan air AC ini untuk hal-hal berikut.

Kalau kamu hobi berkebun atau punya tanaman hias di rumah, air buangan AC bisa jadi solusi hemat dan ramah lingkungan. Josh menyarankan untuk menggunakan air ini pada tanaman seperti pakis, anggrek, blueberry, dan azalea.

“Air AC cocok untuk tanaman-tanaman yang sensitif karena nggak mengandung mineral berat yang bisa merusak tanah,” tambahnya. Ia sendiri mengaku sering menyiram bunga-bunga lembut di pekarangan pakai air ini saat musim kering.

Air dari AC juga bisa kamu manfaatkan untuk aktivitas bersih-bersih. Karena nggak mengandung kapur atau mineral lainnya, air ini nggak akan meninggalkan noda atau kerak seperti air keran biasa. Kamu bisa memakainya untuk mengepel lantai, mencuci jendela, atau membersihkan furnitur luar ruangan.

Lane Martin dari Modern PURAIR menyarankan, air ini juga bagus buat bersihin peralatan berkebun. Bahkan, menurut Josh, kamu bisa menggunakannya untuk mencuci pakaian, merendam noda, atau membilas pakaian olahraga. Hemat air bersih, kan?

Punya setrika uap atau steamer? Coba deh isi ulang pakai air AC. Tammy Sons bilang, ini bisa jadi pengganti air suling karena bebas dari mineral yang biasanya bikin setrika cepat rusak atau menyumbat lubang uap.

Tapi, hati-hati juga ya. Lane mengingatkan, pastikan air buangan yang kamu pakai berasal dari sistem AC yang bersih dan rutin dirawat. Kalau filternya jarang dibersihkan, bisa jadi airnya tercemar dan malah karena sering memakainya, bikin peralatan cepat rusak.

Gimana, nggak nyangka kan air buangan AC punya banyak manfaat, Millens? Yuk, mulai sekarang jangan asal buang, ya. Selain lebih hemat, kamu juga ikut berkontribusi menjaga lingkungan! (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Saat cuaca panas menyengat seperti sekarang, air conditioner alias AC menjadi andalan untuk bikin rumah tetap sejuk dan nyaman. Tapi, kamu pernah nggak memperhatikan kalau AC sering mengeluarkan air dari selang pembuangan?

Nah, air yang sering dianggap limbah ini sebenarnya bisa kamu manfaatkan, lo!

Daripada hanya terbuang percuma, coba deh kamu tampung air buangan AC di rumahmu, lalu kamu bisa gunakan untuk berbagai keperluan ini.

Air Buangan AC di Rumah Bisa Kamu Gunakan untuk Keperluan Berikut!

Inibaru.id &ndash; Setiap kali mendengar kata museum, saya selalu ingat percakapan saya dengan seorang kawan. Saat itu, saya berkesempatan mengunjungi salah satu museum di India yaitu Museum Gandhi di New Delhi 2016 silam. Namanya Lucas Gunteal, mahasiswa asal Brasil. Dia memberi saya perspektif yang bagus soal museum.&nbsp;
Bagi Lucas Gunteal, museum adalah objek yang wajib dikunjungi saat menyambangi negara lain. Bukan tanpa alasan, sebab, bagi dia museum adalah sumber ilmu sekaligus lorong waktu yang nyata untuk dijadikan tempat menelaah sejarah di masa lalu.
"Kalau mau mengenali suatu negara kita harus mengunjungi museumnya," kata Lucas saat mengunjungi Museum Gandhi di New Delhi, India (5/2/2016).
<img src="/uploads/5%20%282%29.jpg" alt="" width="1200" height="800" />
<code>Para siswa sekolah sedang mengamati koleksi-koleksi museum di Ronggowarsito. (Inibaru.id/ Annisa Dewi)</code>
Bagi saya pendapat ini masuk akal. Saya pribadi tertarik mengunjungi museum untuk belajar sekaligus berekreasi.
Menurut Abdu Rouf yang nggak lain adalah Duta Museum Jawa Tengah 2018, &ldquo;museum merupakan tempat yang menyimpan banyak sejarah dan nilai pendidikan yang dibutuhkan oleh generasi masa kini. Jadi, perlu adanya kesadaran dalam diri generasi Milenials agar membiasakan diri untuk belajar langsung di museum karena nasib kemajuan bangsa berada di tangan generasi tersebut.&rdquo;
Saya setuju dengan pendapat Abdu. Belajar langsung di museum memberikan sensasi tersendiri. Apalagi jika mau memahami dengan sungguh-sungguh, makna yang ada di balik diorama dan segala koleksi yang terdapat di dalamnya. Rasanya seperti berjalan menyusuri lorong waktu dengan suasana yang beragam.
<img src="/nuploads/64/27656.jpg" alt="" width="632" height="421" />
<code>Abdu Rouf saat mengisi seminar permuseuman di hadapan kaum Milenial (30/11/2018). (instagram/@abdugp)</code>
Museum didirikan untuk menjadi tempat merefleksikan diri dan menelaah terhadap peradaban yang ada di masa lampau. Bahkan, museum juga bisa menjadi pusat studi khusus bagi kamu yang ingin memperdalam ilmu dan pengetahuan terhadap sesuatu. Baik itu tentang sejarah, budaya, bahkan hingga perjalanan hidup seseorang. Jadi, cukup disayangkan jika kamu justru menganggapnya sebagai tempat yang membosankan.
<img src="/uploads/3%20%282%29.jpg" alt="" width="1200" height="800" />
<code>Di ruangan ini, pengunjung bisa mempelajari berbagai jenis batuan. (Inibaru.id/ Annisa Dewi)</code>
Oya Millens, ngomong-ngomong tentang museum nih, kamu yang tinggal di Jawa Tengah sudah pernah main ke Museum Ronggowarsito Semarang belum? Museum provinsi terbesar kedua di Indonesia ini layak banget menjadi destinasi wisatamu.
Apalagi, rata-rata harga tiket masuk ke museum itu murah banget. Paling berkisar Rp 5 ribu sampai Rp 20 ribu saja, lo! Ada juga yang gratis seperti Museum Jenang di Kudus dan Museum Jamu Jago di Semarang. Di tempat-tempat keren ini kamu bisa meng-update pengetahuan sekaligus kolase foto instagrammu. (Sitha Afril/E05)

Banyak orang beranggapan bahwa berkunjung ke museum adalah hal yang membosankan. Tapi, sadarkah kamu bahwa mengunjungi museum sama saja dengan menelusuri lorong waktu? 

Menjadikan Museum sebagai Lorong Waktu Antargenerasi

Inibaru.id &ndash; Faktor usia&nbsp;membuat lokomotif-lokomotif uap di Jawa Tengah berguguran sejak 1970. Sebagian kereta kemudian dihancurkan,&nbsp;sebagian dipindahtangankan, dan sisanya&nbsp;dijadikan barang rongsokan.
Sementara, banjir lahar pascaerupsi Gunung Merapi pada 1972&nbsp;menutup akses menuju Magelang, mengakibatkan kereta api Yogyakarta-Magelang-Secang juga ditutup pada 1975, yang juga berdampak terhadap penutupan Stasiun Willem I atau lebih dikenal sebagai Stasiun Ambarawa.
Prihatin dengan keadaan itu, Gubernur Jateng kala itu, Soepardjo Rustam, beserta Kepala PJKA Eksploitasi Tengah, Soeharso, pada 8 April 1976 memutuskan membuka sebuah museum kereta api di Stasiun Ambarawa yang akan mengoleksi barang-barang antik era lokomotif uap.
Pada 21 April 1978, Museum Kereta Api Ambarawa resmi dibuka dan mulai menyelenggarakan angkutan kereta api wisata uap. Museum itu kini bahkan menjadi salah satu lokawisata yang cukup menarik minat wisatawan, khususnya pencinta wisata sejarah dan perkeretaapian.
Hm, bicara tentang Museum&nbsp;Kereta Api, kamu sudah pernah jalan-jalan ke sana belum, Millens? Banyak hal, lo, yang&nbsp;bisa kamu lakukan di sana.&nbsp;Apa saja?
Menengok Halte Kereta Tempo Dulu
<img src="/nuploads/59/1%20%282%29.jpg" alt="" width="711" height="475" />
<code>Beberapa halte kereta api di Museum Kereta Api Ambarawa. (Inibaru.id/ Mayang Istnaini)</code>
Di Museum Kereta Api Ambarawa ada beberapa halte kereta api yang didatangkan dari berbagai wilayah. Usianya sudah puluhan hingga ratusan tahun, lo. Halte-halte itu dipindahkan ke museum agar tetap terjaga kelestariannya.
Menambah Wawasan di Kereta Api Pustaka
<img src="/nuploads/59/5%20%282%29.jpg" alt="" width="750" height="501" />
<code>Kereta Api Pustaka nyaman dan terawat. (Inibaru.id/ Mayang Istnain</code>i)
Nggak pengin jalan-jalan mengitari museum? Baca buku saja di Kereta Api Pustaka. Di sana koleksi bukunya cukup banyak dan terdiri atas beragam genre. Tempatnya juga nyaman dan nggak sumpek. Pas buat kamu si kutu buku!
Menaiki Kereta Uap
<img src="/nuploads/59/img-0511_1508054409.jpg" alt="" width="724" height="456" />
<code>Kereta api uap di Museum Kereta Api Ambarawa. (Beritagar)</code>
Pengin merasakan sensasi naik kereta api uap? Cobalah! Kamu bisa memilih rute Ambarawa-Bedono atau Ambarawa-Tuntang, dengan jadwal keberangkatan yang dibagi menjadi tiga sesi, yakni pukul 10.00, 12.00, dan 14.00 WIB. Cobain deh sensasi naik kereta uap dengan suguhan pemandangan alam yang dijamin bikin kamu lebih segar.
Mengulik Sejarah Perkeretaapian
<img src="/nuploads/59/8%20%282%29.jpg" alt="" width="726" height="485" />
<code>Segala hal tentang perkeretaapian ada di Museum Kereta Api Ambarawa. (Inibaru.id/ Mayang Istnaini)</code>
Sesuai dengan namanya, segala hal tentang kereta api ada di Museum Kereta Api Ambarawa. Mulai dari sejarah kereta api beserta jalurnya di Indonesia, replika bagian kereta api dari berbagai zaman, halte kereta api tempo dulu, hingga turn table atau alat pemutar gerbong kereta, ada! Pencinta kereta api tentu bakal betah berlama-lama di sana.
Berburu Foto Instagenik
<img src="/nuploads/59/2%20%282%29.jpg" alt="" width="741" height="495" />
<code>Salah satu spot foto yang bisa kamu jajal. (Inibaru.id/ Mayang Istnaini)</code>
Hal yang satu ini jelas nggak boleh kamu lewatkan, nih. Tenang saja, di Museum Kereta Api Ambarawa ada banyak banget spot foto bagus, lo. Misal, kamu bisa berfoto di gerbong kereta api, tengah rel kereta api, atau foto berlatar dinding halte. Kamu hanya harus jeli mencari spot-spot itu ya!
Nah, nah, banyak spot foto yang menarik, bukan? Segera atur jadwal, yuk! Mumpung belum akhir pekan, persiapkan dari sekarang, deh! (Mayang Istnaini/E03)

Nggak hanya wisata hiburan, di Museum Kereta Api Ambarawa kamu juga bisa mendapat wisata edukasi seputar perkeretaapian. Apa saja yang menarik di sana? 

5 Hal Ini Bisa Kamu Lakukan di Museum Kereta Api Ambarawa

Inibaru.id &ndash; Untuk kamu yang pengin tahu tentang perkeretaapian di Indonesia, pengujung minggu ini sambangilah Museum Kereta Api Ambarawa. Inilah yang saya lakukan. Selain penuh faedah dan mudah dijangkau dari pusat kota, liburan ke sana juga nggak terlalu banyak menguras isi dompet.
Berada di Jalan Stasiun 1, Panjang, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, kamu hanya perlu berkendara sekitar 45 menit dari Kota Semarang. Melajulah ke selatan hingga tiba di Ambarawa. Dari sana, tinggal tanya warga setempat, sebagian besar dari mereka pasti tahu.&nbsp;
Seperti saya bilang, semua hal tentang perkeretaapian ada di sana. Kamu bakal dimanjakan dengan pelbagai informasi, mulai sejarah jalur kereta api di Indonesia, gerbong-gerbong tua peninggalan masa penjajahan, hingga halte kereta api zaman baheula. Komplet banget untuk menambah wawasan seputar perkeretaapian!
Setelah membeli tiket masuk seharga Rp 10 ribu, saya segera masuk ke dalam museum. Dari pintu masuk, saya asyik mengamati informasi-informasi seputar sejarah perkeretaapian yang tercetak di sepanjang dinding.
<img src="/nuploads/59/3%20%283%29.jpg" alt="" width="721" height="482" />
<code>Beberapa pengunjung terlihat asyik berbincang di Museum Kereta Api Ambarawa. (Inibaru.id/ Mayang Istnaini)</code>
Setelah itu saya menuju ke bangunan-bangunan halte kereta api yang berasal dari beragam wilayah dan zaman. Sebagian besar bangunan halte itu masih asli lo, Millens. Halte-halte itu didatangkan dari berbagai wilayah di Pulau Jawa. Rata-rata sih karena sudah nggak difungsikan lagi.
Misalnya, Halte Kalisamin yang berasal dari Desa Bugel, Kecamatan Polokarto, Sukoharjo. Halte yang dibangun pada masa Hindia Belanda itu ditutup karena sepinya penumpang. Halte Kalisamin akhirnya dipindahkan ke Museum Kereta Api Ambarawa pada 2015.
Dimanjakan Spot Swafoto
Kata warganet, keabsahan kita traveling belum terverifikasi kalau nggak ada foto selfie&nbsp;yang nangkring di Instastory atau feed&nbsp;Instagram! Hm, tenang, kamu nggak bakal kehabisan spot instagenik di Museum Kereta Api Ambarawa. Kamu bakal dimanjakan latar foto yang menarik,&nbsp;klasik, dan pasti bakal bikin&nbsp;pengikutmu nggak segan mencet&nbsp;simbol "cinta"-nya! Ha-ha.
<img src="/nuploads/59/7%20%282%29.jpg" alt="" width="726" height="485" />
<code>Salah satu gerbong kereta yang bisa digunakan untuk spot berfoto. (Inibaru.id/ Mayang Istnaini)</code>
Oya, museum itu sebenarnya menyediakan kesempatan untuk naik kereta uap dengan rute Ambarawa-Bedono atau Ambarawa-Tuntang. Sayang, waktu saya nggak mencukupi untuk merasakan pengalaman itu. Hm, kali lain harus dicoba nih.
Sore menjelang, saya pun (terpaksa) pulang. Bagi saya, nggak sia-sia keluar uang dan menghabiskan akhir pekan di tempat ini. Sampai jumpa akhir pekan! Ha-ha.&nbsp;(Mayang Istnaini/E03)

Liburan nggak melulu tentang mencari keriaan atau hura-hura. Wisata edukasi untuk menambah ilmu pengetahuan boleh dicoba juga lo!

Ada Wisata Edukasi dan Rekreasi di Museum Kereta Api Ambarawa

Inibaru.id - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (Kemendikbud) ternyata menggratiskan biaya masuk beberapa museum dan cagar budaya yang mereka kelola dalam rangka Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 72.
Muhadjir Effendy selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia menyebutkan bahwa kebijakan menggratiskan biaya masuk museum dan cagar budaya ini memang akan berlaku selama bulan Agustus 2017 dalam rangka membuat generasi muda kembali tertarik mengenal sejarah dan budaya dari tanah air.
Menariknya, tak hanya sehari- dua hari, kita bahkan bisa masuk ke dalam museum dan cagar budaya ini secara gratis satu bulan penuh sejak tanggal 1 hingga 30 Agustus! Dimana sajakah museum dan cagar budaya tersebut? Berikut adalah museum dan cagar budaya tersebut.
Museum Nasional Republik Indonesia
<img src="/uploads/2017/08/21/MSRI.jpg" alt="" width="800" height="532" />
Museum yang juga dikenal sebagai museum gajah ini terletak di Jalan Merdeka Barat No. 12, Jakarta Pusat. Di museum yang terbesar dan yang pertama kali ada di Asia Tenggara ini, kita bisa menemukan berbagai koleksi benda-benda kuno yang berasal dari seluruh Nusantara seperti arca kuno, prasasti, hingga berbagai benda kerajinan. Hanya saja, hanya sepertiga dari seluruh koleksi museum ini yang diperlihatkan bagi pengunjung.
Museum Basoeki Abdullah
<img src="/uploads/MBA.jpg" alt="" width="800" height="600" />
Museum yang didirikan pada tanggal 25 September 2001 ini didirikan sebagai perwujudan wasiat salah satu pelukis paling terkenal di Indonesia. Berbagai koleksi pribadi Basoeki seperti patung, lukisan, topeng, wayang, atau bahkan senjata bisa kita nikmti di museum yang berada di Jalan Keuangan Raya No. 19, Cilandak Barat, Jakarta Selatan.
Baca juga:&nbsp;<a href="/hits/serba-serbi-perayaan-hut-re-72-ri-di-istana-merdeka" target="_blank">Serba-Serbi Perayaan HUT Re-72 RI di Istana Merdeka</a>
Museum Benteng Vredeburg
<img src="/uploads/2017/08/21/MVB.jpg" alt="" width="800" height="600" />
Salah satu museum paling ikonik yang ada di Yogyakarta ini terletak di Jenderal Ahmad Yani no. 6 Yogyakarta, tepatnya di depan Gedung Agung dan sebelah utara Keraton Kesultanan Yogyakarta. SSebelumnya, Benteng Vredeburg difungsikan sebagai pusat pemerintahan sekaligus pertahanan residen Belanda di jaman penjajahan. Di tempat ini, kita bisa menemukan berbagai diorama sejarah tanah air.
Museum Kebangkitan Nasional
<img src="/uploads/2017/08/21/MKN.JPG" alt="" width="800" height="600" />
Museum yang dibangun di tempat kelahiran Boedi Oetomo, pergerakan modern yang menginspirasi kemerdekaan Indonesia, ini berada di Jalan Abdurrahman Saleh No. 26, Jakarta Pusat. Dulunya, tempat ini adalah Sekolah Dokter Bumiputera atau yang kita kenal sebagai STOVIA di dalam buku sejarah.
Museum Sumpah Pemuda
<img src="/uploads/2017/08/21/MSP.jpg" alt="" width="800" height="600" />
Museum yang berada di Jalan Kramat Raya No. 106 Jakarta Pusat ini adalah tempat yang cocok untuk mengenang berbagai sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.
Baca juga:&nbsp;<a href="/kuliner/makanan-khas-indonesia-ini-ternyata-sudah-terkenal-sejak-jaman-penjajahan" target="_blank">Makanan Khas Indonesia Ini Ternyata Sudah Terkenal Sejak Jaman Penjajahan!</a>
Museum Perumusan Naskah Proklamasi
<img src="/uploads/2017/08/21/MPNP.jpg" alt="" width="800" height="600" />
Museum yang didirikan di rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda, salah satu tokoh yang sangat berpengaruh dalam kemerdekaan Indonesia, ini, dikenal sebagai tempat dimana Naskah Proklamasi dirumuskan sebelum Indonesia merdeka. Museum ini berada di Jalan Imam Bonjol No. 1, Jakarta.
Museum Kepresidenan Republik Indonesia
<img src="/uploads/2017/08/21/MKRI.jpg" alt="" width="800" height="533" />
Museum yang dikenal sebagai Balai Kirti ini memiliki tema unik yang menunjukkan sejarah sekaligus keberhasilan kinerja para presiden RI. (AS/IB)

Kemendikbud gratiskan biaya masuk beberapa museum dan cagar budaya yang mereka kelola dalam rangka peringatan HUT RI ke 72. Munmpung masih bulan Agustus nih, ayo belajar sekaligus berwisata.