Ruki, pensiunan pegawai kecamatan yang masuk wilayah
Kabupaten Semarang itu mengaku sudah sering mencicipi brongkos sapi ataupun
brongkos kambing di warung tersebut. Maklum, kantornya dulu memang
persis ada di seberang warungnya. Jadi, saat pengin makan siang, dia
tinggal jalan kaki.

“Dulu sering makan pas makan siang. Kuah rempahnya memang
istimewa, makanya saya suka. Tapi setahu saya dulu jual pas pasaran Kliwon dan Pahing saja. Kalau sekarang kayaknya setiap hari tersedia karena pelanggannya
semakin banyak,” ucap Ruki pada Senin (20/1/2025) sore.

Yap, seiring dengan semakin populernya kawasan wisata yang
lokasinya nggak jauh dari pusat keramaian Sumowono, banyak orang pula yang berwisata
kuliner di wilayah dengan suhu udara sejuk karena berada
di ketinggian 900-1000 meter di atas permukaan air laut (mdpl) tersebut. Nah,
brongkos di Warung Makan Sumowono yang kaya rasa ini pun dianggap pas untuk
dimakan di sana.

“Warung ini sudah eksis sejak 60 tahun silam. Resepnya dari
nenek saya yang asli Wonogiri. Awalnya cuma menyediakan brongkos kambing. Tapi
lama-lama ada yang nyari brongkos sapi dan akhirnya kami buat. Ternyata laris
semua,” ungkap pengelola warung tersebut, Veny.

Selain rasa yang istimewa, ada hal lain yang unik dari
brongkos yang tersedia di warung tersebut, yaitu warna kuahnya yang nggak hitam
sebagaimana brongkos pada umumnya. Di sana, brongkosnya cenderung berwarna
kemerahan.

Selain brongkos, di Warung Makan Sumowono juga ada menu lain
yang nggak kalah menarik seperti rica paru, tengkleng, gulai, olahan belut, dan
lain-lain. Semuanya bisa dibeli dengan harga antara Rp20 ribu sampai Rp50
ribuan, Millens.

Warung Makan Sumowono buka setiap hari dari pukul 08.00 -17.00
WIB. O ya, karena lokasinya persis di jalan utama Sumowono-Temanggung yang
kecil, nggak tersedia parkiran mobil di sana. Kamu bisa mencari lahan parkir
yang lebih luas nggak jauh dari warung tersebut, kok. Selamat wisata kuliner di
sana, Millens! (Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Rekan saya tiba-tiba mengirim sebuah
pesan di DM Instagram yang isinya menunjukkan unggahan dari sebuah akun kuliner
terkemuka dari Kota Semarang. Menariknya, yang dibahas dalam unggahan tersebut adalah Warung Makan Sumowono,
sebuah warung yang sering banget saya lewati, khususnya saat saya pengin
membeli gas elpiji tiga kilogram di toko kelontong persis di sebelahnya.

Nggak sekalipun selama bertahun-tahun hidup di lereng
selatan Gunung Ungaran, saya mampir ke warung tersebut karena tampilan
bangunannya seperti warung biasa. Tapi, sangkaan saya bahwa Warung Makan
Sumowono bukan tempat makan yang istimewa ternyata salah kaprah. Warung ini
bahkan kabarnya punya brongkos yang melegenda sejak 6 dekade silam.

Brongkos kambing dan brongkos sapi di Warung Makan Sumowono jadi menu yang paling dicari pelaku wisata kuliner yang mampir ke sana.

Brongkos di Warung Makan Sumowono, Melegenda Sejak Enam Dekade Silam

"Jadi, kapal kandas diduga akibat terhantam ombak tinggi di sekitar area dam," kata Budiono, Selasa (21/1).

Kemudian, lewat informasi itu Kantor Pencarian dan Pertolongan Semarang&nbsp;segera memberangkatkan satu tim&nbsp;dari awak KN SAR Sadewa 231 untuk melakukan evakuasi.

"Tiba di lokasi, tim rescue Basarnas dengan menggunakan kapal cepat RIB (rigid inflatable boat) segera menuju ke dam ijo yang berjarak 3 km dari pelabuhan tersebut," jelasnya.

Awalnya Tim rescue sempat kesulitan mendekati kapal karena ombak yang masih tinggi dan hujan disertai angin kencang.

"Tim harus berhati-hati memposisikan RIB sedekat mungkin dengan tugboat tersebut namun tidak sampai menempel karena dikhawatirkan justru RIB tersebut akan terhempas ombak dan bisa menabrak kapal, lalu ikut kandas," ujarnya.

Akhirnya setelah berkali-kali tim harus menstabilkan posisi RIB agar tidak menjauh dari tugboat, baru pukul 21.30 WIB seluruh awak kapal TB Mitra Bahari berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat ke kapal cepat RIB milik Basarnas.

"Para ABK TB Mitra Bahari tersebut awalnya sudah berada di liferaft yang ditambatkan di kapal mereka. Satu persatu mereka ditarik ke kapal RIB sampai semuanya berhasil dipindahkan ke kapal Basarnas untuk dibawa ke Kantor Syahbadar Pelabuhan Tanjung Emas Semarang," pungkasnya. (Danny Adriadhi Utama/E10)

Inibaru.id - Sebuah kapal tugboat (TB) Mitra Bahari kandas dan tersangkut di perairan dam Ijo (hijau) pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Senin (20/25) pukul 20.20 WIB.&nbsp;

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Semarang Budiono mengatakan, kapal&nbsp;itu membawa 8&nbsp;anak buah kapal (ABK) dan sedang menarik&nbsp;tongkang dan lego jangkar di tengah laut. Namun karena ombak besar dan angin kencang, tongkang yang ditarik tersebut terbawa arus dan menarik tugboat hingga akhirnya menepi dan kandas di dam ijo.&nbsp;

Basarnas Semarang menggunakan kapal SAR Sadewa lakukan evakuasi tugboat bersama 8 Anak Buah Kapal (ABK) yang kandas di perairan Tanjung Emas Semarang.

Upaya Evakuasi Kapal Tugboat yang Kandas di Perairan Tanjung Emas Semarang

Pada saat itu, patung-patung "kosong" sehingga jadi waktu yang tepat untuk dibersihkan dan berharap setelah perayaan Imlek, para dewa pulang dalam keadaan suci.

"Hal ini dilakukan sebagai persiapan menyambut Tahun Baru Imlek. Semuanya harus bersih, meninggalkan masa lalu, termasuk upaya untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Kami menyongsong tahun baru dengan kesucian," terang Herman Tanaka, pengurus sekaligus sesepuh TITD Hwie Ing Kiong atau Klenteng Madiun, dikutip dari Tempo (2/2/2024).

Herman menambahkan, proses pembersihan patung dilakukan dengan hati-hati dan menggunakan alat-alat baru seperti kuas dan lap, serta air hangat dan bunga. Peserta ritual juga diwajibkan membersihkan pikiran negatif, bermaksud untuk menjadi individu yang lebih baik. Sebelum menjalani upacara Kimsin, mereka menjalani mandi, keramas, bahkan beberapa di antaranya menjadi vegetarian dan nggak makan daging.

Selain Kimsin, Imlek juga identik dengan kumpul keluarga. Sebelum Tahun Baru Imlek tiba,&nbsp;seluruh anggota keluarga bekerja sama membersihkan rumah. Proses pembersihan ini melibatkan setiap detail, sebagai simbol pembersihan dari segala nasib buruk tahun sebelumnya.

Oh iya, membersihkan rumah nggak boleh dilakukan pada malam tahun baru karena dipercayai dapat menghapus keberuntungan. Lalu, apa yang dilakukan pada malam tahun baru?

Pada malam tahun baru Imlek, keluarga umumnya berkumpul untuk makan malam bersama. Menu wajibnya adalah ikan bandeng, pangsit, dan berbagai kue khas Imlek seperti kue niangao dan kue keranjang. Konsumsi ikan dipercayai membawa keberuntungan finansial di awal tahun baru.

Saat Imlek tiba, ada tradisi memberikan angpao, yaitu amplop merah berisi uang yang umumnya dilakukan anggota keluarga dewasa ke anak-anak. Di lingkungan perusahaan Tionghoa, atasan juga dapat memberikan angpao kepada karyawan.

Petasan dan kembang api juga mewarnai kemeriahan Imlek yang memiliki makna upaya mengusir roh jahat, sesuai dengan kepercayaan sejarah. Ada juga tarian tradisional dan atraksi barongsai yang menambah keceriaan.

Pada hari ketiga Imlek, kaum Khonghucu datang ke vihara untuk menyalakan dupa dan berdoa kepada dewa, memohon berkat dan keberuntungan di tahun yang akan datang. Mereka juga melakukan tradisi penting lainnya, yaitu Cheng Beng. Itu adalah ziarah yang dilakukan masyarakat Tionghoa untuk mengenang leluhur mereka.

Begitulah kira-kira kegiatan para kaum Konghucu saat Imlek tiba. Apa yang jadi harapan baik dari setiap tradisi yang mereka lakukan, menjadi harapan juga bagi kita semua ya, Millens? (Siti Khatijah/E07)

Inibaru.id - Klenteng atau tempat ibadah tri dharma (TITD) adalah salah satu tempat yang ramai menjelang Imlek atau Sincia. Selain untuk menyembah dewa, kaum Khonghucu juga melakukan beberapa tradisi yang pastinya punya filosofi mendalam.

Seminggu sebelum Tahun Baru Tionghoa misalnya, ada tradisi Kimsin. Itu adalah prosesi penyucian patung dewa dan dewi dari debu dan kotoran yang melekat di patung. Ada makna kenapa hal itu dilakukan sepekan sebelum Imlek.&nbsp;Pada waktu tersebut, dipercayai bahwa roh dewa naik ke surga untuk melaporkan perbuatan manusia selama setahun kepada Raja Langit.

Bagi yang merayakan dan menghayati perayaan Tahun Baru Imlek, pasti akan melakukan rangkaian tradisi yang penuh filosofi, mulai dari Kimsin hingga Cheng Beng.

Macam Tradisi Imlek: Dari Kimsin hingga Cheng Beng, Semua Penuh Filosofi

Meski beda jenis kelamin, keduanya dikenal sebagai sahabat
dekat pada masa SMP tersebut. Apalagi, Takagi dikenal sangat jahil dan sering
mengerjai Nishikata. Alasannya, Nishikata sangat lugu dan mudah banget
dikerjai. Reaksi terkejut Nishikata tatkala dijahili yang selalu lucu juga
bikin Takagi nggak bosan untuk terus melakukannya.

Saking seringnya dikerjai, Nishikata sampai-sampai berpikir
jika saat Takagi berkata bahwa setelah SMP dia dan keluarganya pindah ke Paris,
hal itu juga hanya berupa candaan. Sayangnya, Takagi ternyata serius dan mereka
pun harus terpisah selama satu dekade.

Pertemuan kembali keduanya setelah sekian lama kemudian
dilakukan dengan cara Takagi lagi-lagi menjahili Nishikata di sekolah. Setelah
saling bernostalgia, keduanya kemudian berkolaborasi di sekolah saat Takagi
jadi guru magang selama 3 minggu.

Di waktu yang singkat itu, keduanya mampu mengatasi beberapa
permasalahan di antara murid-muridnya, khususnya Ryo Machida, seorang murid
yang sudah berhari-hari enggan datang ke sekolah. Berkat sedikit kejahilan dan
kepedulian Takagi, dia mampu membuat sang murid mau kembali bersekolah, Millens.

O ya, sebenarnya, selain dalam bentuk film, pada awal 2024
lalu juga ada serial Netflix dengan judul yang sama persis. Bedanya
dengan film ini, pada serial tersebut digambarkan kehidupan persahabatan antara
Takagi dan Nishikata pada saat masih SMP. Jadi, setelah menonton film ini dan
kamu penasaran sejahil apa Takagi saat masih kecil, bisa juga kok lanjut menonton
serial tersebut.

Satu hal yang pasti, seperti di serialnya atau di manga-nya,
film ini ringan tanpa adanya konflik yang berat. Jadi, kamu yang pengin hiburan
penghilang stres, bakal cocok banget untuk menontonnya.

Kamu bisa nonton Teasing Master Takagi-san
di kanal streaming legal ya, Millens!&nbsp;Buat keamanan gawaimu
sendiri kok. Setuju? (Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Bagaimana kalau ada seorang guru magang
yang ternyata sejak zaman sekolah dikenal sebagai orang yang jahil dan sering
banget melakukan perbuatan iseng? Seperti inilah kisah yang disajikan dalam
film Jepang keluaran 2024 lalu berjudul Teasing Master Takagi-san.

Disutradarai oleh Rikiya Imaizumi, Teasing Master
Takagi-san dibintangi oleh Mei Nagano yang berperan sebagai sang guru
magang bernama Takagi, dan Fumiya Takahashi yang berperan sebagai guru olahraga
tetap di SMP Momomi bernama Nishikata. Kebetulan, pada 10 tahun sebelumnya,
Takagi dan Nishikata juga merupakan murid dari sekolah yang ada di Pulau
Shodoshima yang berjarak sekitar 130 kilometer dari Kota Kobe.

Sebelum dirilis dalam bentuk film, 'Teasing Master Takagi-san' juga dirilis dalam bentuk manga&nbsp;dan serial live action. Semuanya seru, kok, Millens.

'Teasing Master Takagi-San' Mengisahkan Kejahilan Guru yang Lucu dan Hangat

Well, sembari menunggu rilisan resmi dari pihak
Keraton Yogyakarta tentang desas-desus ini, kita bahas dulu yuk tentang
Plengkung Gading atau yang bernama asli Plengkung Nirbaya ini?

Kabarnya, Plengkung Gading dibangun pada saat Sri Sultan Hamengku
Buwono I berkuasa (1755-1792). Fungsi dari bangunan ini adalah sebagai gerbang
dan bagian dari tembok keliling lingkungan Keraton Kesultanan Mataram. Pada
bagian atas Plengkung Gading, juga terdapat lokasi di mana para prajurit
keraton bisa memantau keadaan di luar, Millens.

O ya, meski jadi tempat wisata di mana banyak orang berlalu
lalang di Plengkung Gading, gerbang ini nggak boleh dilewati oleh Sultan
Yogyakarta, lo. Hal ini dibenarkan oleh Penghageng Tepas Dwarapura Keraton
Yogyakarat KRT Jatiningrat. Kalau menurutnya, ada aturan nggak tertulis (Paugeran) yang isinya melarang para sultan Yogyakarta untuk melewatinya selama masih bertahta.

“Iya, larangan melewati Plengkung Nirbaya memang masuk
paugeran bagi sultan,” ucap KRT Jatiningrat sebagaimana dilansir dari Detik,
Jumat (17/6/2022).

Aturan ini setara dengan larangan bagi sultan untuk
berkunjung ke makam atau bahasa resminya adalah pajimatan. Artinya, sejak
bangunan ini jadi, aturan ini masih berlaku hingga sekarang.

Sultan baru bisa ‘melewatinya’ jika sudah tutup usia.
Realitanya, gerbang ini memang diperuntukkan sebagai pintu keluar kereta
jenazah sultan. Detail terkait dengan iring-iringan kereta jenazah sultan
menuju Panjimatan Imogiri juga sudah tertulis di dalam paugeran yang sama, Millens.

Yap, sesuai dengan aturannya, Sri Sultan Hamengku Buwono
nggak bakal melewati Plengkung Gading seumur hidupnya. Sayangnya, kalau
Plengkung Gading ditutup beneran, bisa jadi kita, rakyat biasa, juga bakal mendapatkan
pengalaman yang sama, yaitu nggak bakal bisa melalui gerbang yang ikonik
tersebut layaknya seorang raja. (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Meski belum ada rilisan resmi dari pihak
Keraton Yogyakarta, sejumlah akun media sosial mengungkap kabar bahwa Plengkung
Gading akan ditutup. Padahal, bangunan tersebut dikenal luas jadi salah satu
ikon dari Kota Yogyakarta. Banyak wisatawan dari luar kota yang sengaja pengin melewati
atau foto-foto di gerbang sisi selatan dari kompleks Keraton Yogyakarta
tersebut.

“Plengkung Gading closed,” tulis akun X
@titiknol_jogja pada Senin (20/1/2025).

Kalau menurut Mojok, Selasa (21/1), ada kemungkinan
alasan penutupan Plengkung Gading ini adalah demi memperoleh status Kota
Warisan Budaya UNESCO. Sayangnya, meski tujuannya bagus, banyak pihak yang
menyayangkan kalau sampai salah satu lokasi paling ikonik di Yogyakarta
tersebut pada akhirnya ditutup dan nggak bisa dilewati siapa saja.

Kalau Plengkung Gading jadi ditutup, kita bakal merasakan apa yang Sri Sultan Hamengku Buwono X seumur hidup rasakan, yaitu nggak bakal bisa melaluinya.

Heboh Isu Plengkung Gading Akan Ditutup, Benarkah Sultan Nggak Pernah Melaluinya?

Inibaru.id &ndash; Menikmati akhir pekan bersama keluarga memang menjadi momen bahagia bagi setiap orang. Nah, di Desa Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, ada satu destinasi wisata yang cocok banget buat piknik bareng keluarga. Watu Gunung namanya.
Sesuai dengan namanya, di sana bebatuan memang tersebar di mana-mana. Batu-batu alam itu disusun sedemikian rupa sehingga kesan alami&nbsp;semakin terasa di lokawisata yang berada di lereng Gunung Ungaran tersebut.
<img src="/nuploads/84/3%20%281%29.jpg" alt="Susunan Bebatuan di Jalan Setapak di Watu Gunung Ungaran (Inibaru.id/ Laras Puspita)" width="1199" height="800" />
Susunan Bebatuan di Jalan Setapak di Watu Gunung Ungaran (Inibaru.id/ Laras Puspita)
Kendati sebagian orang datang ke Watu Gunung untuk berenang, kamu bisa, kok, ke sini untuk sekadar duduk-duduk santai bareng keluarga sembari menikmati camilan. Yap, ada banyak&nbsp;gazebo yang bisa kamu manfaatkan di sana, Millens. Ditemani kicauan burung serta gemericik air yang menyegarkan, hm, asyiknya!
<img src="/nuploads/84/2%20%281%29.jpg" alt="Deretan Gazebo di Pinggir Danau di Watu Gunung Ungaran (Inibaru.id/ Laras Puspita)" width="1200" height="800" />
Deretan Gazebo di Pinggir Danau di Watu Gunung Ungaran (Inibaru.id/ Laras Puspita)
Selain untuk refreshing, tempat ini juga bisa dijadikan sebagai sarana edukasi. Yap, ada beberapa bangunan Joglo (bangunan khas Jawa) dengan berbagai gaya di Watu Gunung. Nggak cuma itu, di sana juga banyak kolam ikannya, lo.
Berbagai jenis ikan bisa kamu jumpai di kolam tersebut. Dijamin seru banget deh, kalau kamu ke sini bareng keluarga. Bisa piknik sambil belajar. Asyik, kan?
<img src="/nuploads/84/1%20%281%29.jpg" alt="Salah Satu Bangunan Joglo dengan Taman Serta Kolam Ikan di Watu Gunung Ungaran (Inibaru.id/ Laras Puspita)" width="1199" height="800" />
Salah Satu Bangunan Joglo dengan Taman Serta Kolam Ikan di Watu Gunung Ungaran (Inibaru.id/ Laras Puspita)
Fasilitas di sini juga lengkap, Millens. Dari toilet, musala, gazebo, sampai tempat duduk di pinggir taman juga tersedia. Kalau datang pas&nbsp; Minggu, kamu juga bisa makan di resort Watu Gunung ini.
Arifin, salah seorang petugas di Watu Gunung mengatakan, nggak semua pengunjung datang ke sini untuk berenang. Area yang luas dengan konsep taman yang natural banget memang menarik untuk dijadikan latar foto.
&ldquo;Nggak semua berenang. Banyak juga yang cuma duduk di gazebo sambil foto-foto. Di sini kan luas, banyak spotnya juga, jadi bagus buat foto,&rdquo; ujarnya.
Berdiri sejak sedekade lalu, tempat yang dulunya merupakan kebun ini kemudian disulap menjadi objek wisata yang&nbsp;ramai dikunjungi wisatawan. Ketenaran lokawisata itu kian&nbsp;meningkat setelah pengelola menambah fasilitas kolam renang. Watu Gunung pun hingga kini dikenal sebagai tempat wisata air.
Nah, buat yang pengin piknik, belajar, dan koleksi foto ciamik sekaligus, datanglah ke Watu Gunung! Nggak nyesel!&nbsp;(Laras Puspita/E03)
&nbsp;
Watu Gunung Ungaran
Alamat&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : Desa Lerep, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang
Jam buka&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : 08.00 &ndash; 17.00 WIB
HTM&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : Rp 20.000

Nggak hanya berenang, di pemandian Watu Gunung Ungaran kamu juga bisa menikmati taman plus danau buatan yang menenangkan, membuatnya cocok untuk tujuan wisata bareng keluarga.

Tak Hanya Berenang, Kamu Juga Bisa Duduk-Duduk Santai Bareng Keluarga di Watu Gunung

Inibaru.id &ndash; Berenang&nbsp;menjadi salah satu olahraga yang&nbsp;bermanfaat, nggak hanya secara fisik, tapi juga pikiran. Tubuh bugar, pikiran pun lebih rileks. Sayang, karena penggunaan bahan kimia yang berlebihan, sejumlah kolam renang umum justru bikin kita nggak nyaman menggunakannya.
Memilih kolam renang pun nggak bisa sembarangan. Kolam yang diisi langsung&nbsp;dari sumber air alami pun kemudian menjadi pilihan, salah satunya di Watu Gunung.&nbsp;Diambil langsung dari&nbsp;mata air di Gunung Ungaran, Kabupaten Semarang, pemandian ini&nbsp;menawarkan kesejukan air maksimal yang dipadu dengan keindahan alam nan menenangkan.
Tanpa aroma kaporit yang berlebihan, air di kolam ini benar-benar terasa menyegarkan. Selain itu, pemandangan hijau dan udara di kaki gunung yang sejuk juga menambah kesegaran saat berenang di sini.
<img src="/nuploads/84/7%20%281%29.jpg" alt="Jernihnya Air di Kolam Renang Watu Gunung Ungaran (Inibaru.id/ Laras Puspita)" width="1199" height="800" />
Jernihnya Air di Kolam Renang Watu Gunung Ungaran (Inibaru.id/ Laras Puspita)
Selain menikmati airnya yang segar, kamu juga bisa mencoba berdiri di bawah grojogan yang ada di kolam renang ini. Air yang mengucur deras itu akan membuatmu serasa sedang dipijat, lo. Seru!
Di sini kamu bakal menjumpai empat petak kolam renang yang masing-masing dipisahkan oleh anak tangga. Kolam renang utama berada pada bagian bawah dengan kedalaman air sekitar 130 sentimeter.&nbsp;Agak naik dari kolam utama, ada tiga anak tangga yang menghubungkan kita dengan dua&nbsp;kolam untuk anak-anak.
<img src="/nuploads/84/6%20%281%29.jpg" alt="Kolam untuk Anak-Anak di Watu Gunung Ungaran (Inibaru.id/ Laras Puspita)" width="1200" height="800" />
Kolam untuk Anak-Anak di Watu Gunung Ungaran (Inibaru.id/ Laras Puspita)
Terakhir, ada satu kolam renang dewasa dengan kedalaman sekitar 130 sentimeter yang berada paling atas. Suasana di sana cukup sepi pengunjung. Ini cocok buatmu yang nggak terlalu suka keramaian. Bahkan, selama weekday, nggak menutup kemungkinan cuma kamu yang ada di sana. Wah, private pool!
&nbsp;
<img src="/nuploads/84/4%20%281%29.jpg" alt="Pagi Hari Suasana Lebih Sepi di Watu Gunung Ungaran (Inibaru.id/ Laras Puspita)" width="1199" height="800" />
Pagi Hari Suasana Lebih Sepi di Watu Gunung Ungaran (Inibaru.id/ Laras Puspita)
Berbagai fasilitas juga tersedia di sini, mulai dari toilet yang bersih, musala, dan gazebo untuk berteduh. Oya, karena restoran hanya buka saban Minggu, ada baiknya kamu membawa bekal sendiri di luar hari itu biar nggak kelaparan selepas berenang.
Gimana, seru kan, Millens? Yuk, datang ke Watu Gunung Ungaran dan cobain segarnya berenang di air gunung! (Laras Puspita/E03)
&nbsp;
Watu Gunung Ungaran
Alamat&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : Desa Lerep, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang
Jam buka&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : 08.00 &ndash; 17.00 WIB
HTM&nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp;: Rp 20.000

Kesegaran berenang bakal terasa di tempat ini. Sejuknya pegunungan berpadu sumber air alami dari Gunung Ungaran menjadi ciri utamanya. Di sini, kamu bakal menikmati pengalaman berenang seolah berada di danau yang berada di tengah pegunungan. Hm!!